Home / Romansa / Hot Night with Berondong / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Hot Night with Berondong: Chapter 71 - Chapter 80

97 Chapters

Bab 71 - Terluka, Disiksa

Felicia sulit tidur. Setelah mengantar Tantenya pulang, ia terus terpikirkan tentang pertemuannya dengan Theo di klinik.Sejujurnya, betapa Felicia merindukan Theo. Kehadiran, senyum, dan kehangatan yang selalu lelaki itu berikan.Felicia merasa menyesal telah meminta putus. Ketika Theo mencoba mendekatinya di klinik tadi, ia ingin sekali berlari ke arah Theo, memeluk Theo, dan mengatakan bahwa ia juga tidak ingin berpisah.Namun, lagi-lagi Felicia takut dan khawatir karena ancaman dari Martin, itu yang membuatnya mundur. Ia tak mungkin bisa bersatu dengan Theo ‘kan?Felicia rebahan di kamar sambil memeluk bantal, membayangkan Theo lah yang sedang ia peluk.Hati Felicia terasa hancur, bagaimana mungkin ia bisa move on dari Theo? Ia merasa dirinya begitu egois karena terlalu memikirkan diri sendiri dan tidak memikirkan perasaan Theo.Mungkin, Theo sakit hati padanya. Namun, ia harus apa agar bisa tetap bersama Theo, tapi karirnya aman, dan Martin merestuinya?“Maafkan aku, Theo,” bisik
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Bab 72 - Ciuman, Kembali Bersama

Beberapa saat sebelum kejadian itu.Theo yang baru kembali dari perusahaan menghempaskan tubuhnya yang lelah ke sofa apartemennya. Theo merasakan nyeri di tubuhnya karena lelah. Dituntut untuk sempurna oleh Papanya membuatnya tertekan hingga sekarang.Belum lama Theo merebahkan diri, pintu apartemennya terbuka dengan keras. Hanya ada dua orang yang tahu pin di unit apartemen Theo, yaitu Martin dan Felicia.Itu artinya, yang membuka tanpa permisi adalah salah satu dari mereka berdua. Dan, Felicia tak mungkin membuka pintunya dengan keras.Theo langsung duduk ketika melihat Papanya masuk dengan wajah dengan wajah dingin seperti biasa.Kalau Theo yang dulu sebelum bertemu dengan Felicia dan sebelum bertemu dengan psikiater, ia pasti akan amat ketakutan ketika melihat Martin. Namun, sekarang ia merasa sudah lebih berani.“Ada apa Papa ke sini?” tanya Theo.“Tadi sekretaris Papa bilang, kamu mencari Papa,” ucap Martin. “Dan Papa sekalian ingin memberi tahu kamu untuk menerima perjodohan de
last updateLast Updated : 2024-06-30
Read more

Bab 73 - Tinggal Di Rumahmu?

Felicia masih berada di atas pangkuan Theo, ciuman mereka semakin intens. Tubuh mereka merapat satu sama lain.Ketika bibir Felicia sudah terbuka, benda lunak di dalam mulut Theo menyeruak masuk ke dalam mulut Felicia.Lidah mereka bertemu dan bergulat di dalam mulut, menciptakan sensasi yang memanaskan seluruh tubuh mereka. Theo mulai tidak peduli lagi dengan rasa sakit di bibir dan wajahnya. Ia terus melahap bibir Felicia.Tangan Theo mulai menjelajahi tubuh Felicia. Satu tangannya meremas lembut pinggul Felicia, sedangkan tangan lainnya mengusap punggung sang kekasih.Felicia yang merasakan sentuhan Theo seperti menggodanya, maka sebagai pelampiasan, ia meremas rambut Theo dengan penuh gairah. Ia sisipkan jemarinya di sela-sela rambut tebal Theo.“Engghh … Theo …”Lenguhan kecil keluar dari mulut Felicia saat Theo semakin memperdalam ciuman. Keduanya begitu tenggelam dalam momen itu, hingga akhirnya mereka berhenti dengan napas yang terengah-engah.Lebih tepatnya, Felicia yang ber
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

Bab 74 - Berada di Rumah Felicia

Felicia juga paham maksud dari tatapan William. Memang, adiknya itu mudah sekali curiga, lebih tepatnya cukup protektif padanya, apalagi jika ada pria yang mendekatinya.“Betul kok, ini anak magang di tempatku kerja yang udah dekat sama aku, udah aku anggap seperti adik sendiri,” dusta Felicia, tapi ia tertawa untuk menutupi kebohongannya.Felicia dan Theo saling tatap sesaat. Dan, Theo pun mengangguk sambil tertawa menanggapi perkataan Felicia.Mereka sepakat untuk tak memberi tahu hubungan mereka yang sebenarnya. Entah akan seperti apa respon William kalau tahu kakaknya berpacaran dengan pria yang lebih muda darinya.“Silakan masuk dulu,” kata William. Meskipun ia curiga kepada Theo, tapi tak mungkin ia membiarkan tamu terus berdiri di depan pintu.Mereka duduk bertiga, kemudian William bersiap melakukan kembali interogasinya.“Jadi, kenapa 'anak magang yang udah kamu anggap adik' ini berkunjung ke sini?” tanya William kepada sang kakak.Felicia memasang tampang memelas. “Theo serin
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Bab 75 - Menyentuh Tubuhmu

Theo masih memeluk Felicia, lebih tepatnya ia memeluk Felicia dari belakang. Felicia yang hendak keluar dari kamar ini pun urung.“Feli …” panggil Theo dengan lembut.“Hm?”Felicia melirik ke arah Theo yang sedang menumpukan dagu di atas pundaknya. Theo berlanjut menggerak-gerakkan tubuhnya yang sedang dipeluk, ke kanan dan ke kiri. Tingkahnya seperti bocah.“Gimana kalau malam ini kamu tidur sama aku?” tawar Theo.Felicia langsung melotot. “Gila kamu ya! Nanti kalau ketahaun orang tuaku atau William gimana?!” pekiknya.Theo memajukan bibirnya, mendadak cemberut.“Ayolah …” rengek Theo.Theo tak ingin melepaskan Felicia.Dan, Felicia menghela napas. Tingkah Theo sekarang sungguh seperti bocah manja, tak mau melepaskannya, dan merengek minta tidur bersama. Astaga!“Please …” mohon Theo sambil memasang ekspresi menggemaskan.Duh, gawat! Felicia bisa luluh kalau begini. Ia pun buru-buru menatap ke arah lain, ke manapun asalkan jangan melihat wajah Theo.“Yang benar aja kamu nih! Lepas, T
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Bab 76 - Ups! Ketahuan?

“Oh, begitu … jadi kamu nggak mau?” tanya Theo.Baiklah, akan Theo tanggapi godaan dari Felicia.Merasakan Felicia dengan berani masih mengusap-usap tubuhnya, bahkan tangan Felicia seolah sengaja turun seperti hendak menyentuh burung tempur Theo di balik celana, Theo tentu saja tergoda.Obrolan soal otot masih berlanjut, Felicia pun sepertinya belum berniat untuk berhenti menggoda Theo.“Kalau yang ini, berotot nggak?” tunjuk Felicia ke burung tempur Theo.Theo terbelalak, tak menyangka kalau Felicia akan seberani ini.“Kamu ‘kan pernah lihat, ototnya bisa muncul kalau kamu godain apalagi kalau kamu sentuh. Bisa bangun sampai berotot,” jawab Theo.Felicia malah tertawa.Theo yang gemas pun menunduk, menggigit ringan hidung Felicia.Felicia langsung menabok lengan Theo.“Nggak usah gigit! Nakal!” seru Felicia.“Kamu yang nakal duluan.”Theo menatap Felicia intens, melangkah maju hingga Felicia refleks mundur. Punggung Felicia mencium tembok, ia terjebak!Theo mengulurkan tangannya, men
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Bab 77 – Magang akan Berakhir …

Marcell menatap Theo dengan tatapan penuh pertanyaan, sementara Felicia berusaha menjaga ketenangannya. William dengan senyum memecah keheningan.“Oke, mari kita berangkat kerja!” seru William.William ingin Felicia semakin dekat dengan Marcell, ia tentu saja setuju jika perjodohan benar-benar terlaksana dan mereka berakhir menikah.Theo mencoba untuk tetap tenang, tetapi tatapan Marcell yang tertuju padanya membuatnya gelisah. Felicia pun merasa tegang, berusaha menyembunyikan kegugupannya.“Kamu belum jawab pertanyaan saya. Kok bisa kamu ada di sini, The?” tanya Marcell, matanya masih terpaku pada Theo.Felicia langsung bicara, ia yang menjawab, "Theo sedang ada masalah, Marcell. Dia dihajar oleh seseorang, dan saya membantunya. Theo butuh tempat menginap untuk sementara, jadi dia menginap di rumah saya, lagian ada dua kamar kosong di lantai dua.”Marcell justru penasaran dengan sesuatu. "Dihajar? Siapa yang berani melakukan itu kepada Theo?"Felicia terdiam sejenak, tidak ingin men
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Bab 78 - Telah Berubah

Hari itu, Felicia banyak memandang Theo dengan sorot sedih. Ia ingin merekam setiap momen di mana ada Theo di sini, melalui ingatannya, ia ingin menyimpannya.Entah akan seperti apa suasana tempat kerja Felicia nantinya jika sudah tak ada para anak magang lagi. Terutama Theo, Felicia pasti akan sangat merindukan masa-masa bekerja bersama Theo.Ketika Theo menoleh, Felicia langsung mengganti raut wajahnya dengan cepat. Ia memasang senyum.Theo membuka ponsel lalu menatap Felicia, memberi kode agar Felicia membuka ponsel juga.Mengangguk, Felicia pun membukanya. Ternyata ada chat masuk dari Theo.Theo: Nanti kita pulang bareng ya.Theo: Hari ini jadwalku ke psikiater, kamu mau menemani nggak?Felicia tersenyum melihat chat itu. Ia mendongak, menatap Theo lalu mengangguk sebagai balasan.Satu hal yang Felicia syukuri sekarang, Theo mau rutin mengunjungi psikiater. Lelaki itu benar-benar bertekad untuk sembuh dari traumanya, agar berani menghadapi Martin juga. Memangnya mau sampai kapan T
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more

Bab 79 - Ada Apa?

“Kamu … sejak kapan jadi begini?” tanya Martin setelah menetralkan keterkejutannya.Theo masih menatap Martin dengan berani. “Memangnya kenapa? Apa aku nggak boleh jadi begini?”Martin mendengkus, memasang tampang kesal. “Siapa yang membuatmu begini? Apa kamu disuruh oleh si Felicia itu?”Mendengar nama sang kekasih disebut, Theo merasa tak terima. Ia pun mengepalkan tangan dengan kuat guna menekan emosinya.“Jangan ungkit Felicia lagi dalam pembicaraan kita, Pa. Aku melakukan semua ini atas kehendakku sendiri, Felicia nggak ada hubungannya sama sekali,” ucap Theo. Ia tak ingin Felicia dibawa-bawa, apalagi kalau sampai dipecat.Martin menyeringai. “Apa kamu segitunya ingin melindungi Felicia?”“Udah aku bilang jangan bahas Felicia, dan … awas aja kalau Papa sampai pecat dia!”“Kamu mau apa kalau Papa sampai memecat wanita itu?” tanya Martin dengan tampang menantang.Theo bungkam, tak sanggup berkata-kata. Ia tak bisa melakukan apa pun, di perusahaan ini statusnya juga hanya anak magan
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 80 - Terbongkar!

Felicia pikir, keanehan ini hanya sementara. Tapi, ternyata tidak. Ketika mulai bekerja, rekan-rekan karyawan di divisinya bahkan seperti menghindarinya.Dan, yang membuat Felicia kecewa, Diana juga! Tak hanya karyawan lain yang menatapnya seolah sedang melihat seekor kecoak yang menjijikkan, Diana bahkan juga seperti itu.Felicia bingung, apa yang salah dengannya?“Di,” panggil Felicia, ia mencolek Diana.Tak disangka, Diana yang biasanya langsung merespon kini malah bergerak menjauh darinya, bahkan tak meliriknya sama sekali.Felicia berusaha sabar untuk tidak penasaran, karena sekarang juga masih jam kerja.Dan, ketika memasuki jam istirahat makan siang, Felicia berdiri dari duduk lantas mengikuti Diana serta karyawan lain ke kantin perusahaan.Namun, Felicia merasa mereka seperti menghindarinya. Ketika dia mendekat, mereka langsung bergerak menjauh. Seolah dia virus yang tak boleh didekati.Felicia mulai merasa cemas, ia pun akhirnya memilih mendekat pada Theo.“The,” panggil Feli
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status