Di lain tempat, beberapa jam sebelumnya.Ryan keluar dari apartemen bersama Ades, ia terpaksa meninggalkan Tania seorang diri, karena tidak mau keduanya bertengkar. “Kau sudah gila, Ades! Kenapa kau datang ke apartemen saya? Hanya membuat masalah saja!”Ades membalikkan badan menghadap Ryan. “Kamu yang keterlaluan! Pergi begitu saja dari rumah saya, tanpa meminta maaf, karena sudah membuat saya menunggu di bandara seorang diri!”Ryan menggertakkan gigi, kedua tangannya mengepal di samping badan. Ia memberikan tatapan tajam mengintimidasi ke arah Ades.“Saya tidak perlu meminta maaf kepadamu! Saya sudah memenuhi permintaan darimu untuk pulang bersama dengan saya dan Tania.” Ryan mencekal lengan Ades dengan kasar.Ades bukanlah wanita lemah, yang akan menyerah kalah, begitu mendapatkan tatapan tajam dan suara bernada tinggi. Ia justru mengangkat tinggi dagunya, seakan menantang Ryan.“Apakah kamu lupa, kalau kamu yang meminta saya untuk turut serta dalam penerbangan yang sama? Itu karen
Read more