Home / Pernikahan / Roommate with Benefits / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Roommate with Benefits : Chapter 71 - Chapter 80

100 Chapters

71. Pergi Untuk Selama-lamanya

“Gue nggak nyangka kalau Rhea akan menyembunyikan semua ini dari kita.” Ares menghela napas panjang, terlihat gusar saat mendengar ucapan Ikarus.“Dokter bilang gimana, Rus? Nggak bisa diusahakan lagi, ya?” sahut Eve.Ikarus menggeleng. “Dokter bilang sudah nggak ada harapan selain pasrah, Ev. Sel kanker itu sudah menyebar ke seluruh organ tubuhnya. Ditambah dengan Rhea yang tidak melakukan kemoterapi.”“Sekalipun kemoterapi apa dia nggak bisa bertahan?” tembak Ares lagi.“Sel kanker itu sudah menyebar menggerogoti tubuh Rhea, Res. Sekalipun kemoterapi, dia tetap akan bergantung dengan pengobatan itu tapi tidak akan membuat dia sembuh.”Ares menghela napas gusar dengan tatapnya yang kini terpaku pada Eros yang sejak tadi hanya diam. Wajahnya yang terlihat berantakan seakan menunjukkan bahwa pria itu benar-benar hancur sekarang.“Dan kita akan diam saja sementara sahabat kita nggak baik-baik saja?” Suara Eros membuat semua orang menoleh ke arahnya. “DIA SAHABAT KITA, ANJING!”“Ros, ten
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

72. Tenang di Alam Sana, Rhea

Sore itu, Rhea langsung dimakamkan. Tidak banyak orang yang datang saat Rhea mulai dikebumikan. Hanya sahabat-sahabat dekat dan rekan kerjanya. Beruntungnya Ares memiliki banyak orang yang bisa diandalkan untuk mempersiapkan segalanya.Segalanya masih terasa seperti mimpi.Hera dan teman-teman yang lainnya masih sibuk menabur bunga di atas pusara Rhea. Sesekali Hera mendengar isakan tangis Artemis dan Eve di belakangnya. Sementara para pria yang terlihat jauh lebih tegar—kecuali Eros, yang sejak tadi bungkam—memilih untuk memastikan istri-istrinya tidak jatuh pingsan setelah melihat Rhea pergi untuk selama-lamanya.Pun dengan Hera yang sudah pingsan beberapa kali. Diantara teman-teman yang lainnya, Hera dan Eros yang paling dekat dengan Rhea. Ikarus bahkan harus membawa petugas medis untuk ikut serta saat pemakaman, khawatir kalau-kalau ada yang jatuh pingsan lagi.“Sekarang lo nggak akan ngerasain sakit lagi, Rhe. Maaf karena gue terlambat tahu, sampai-sampai lo memilih untuk ninggal
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

73. Masih Berduka

“Kamu yakin nggak apa-apa?”Seminggu telah berlalu semenjak kepergian Rhea. Hari ini Ikarus dan Hera mulai aktif bekerja lagi di Sixty Season Resort.“Kamu bisa ambil unpaid leave, seandainya kamu belum siap untuk balik kerja, Ra,” lanjut Ikarus.Sementara Hera menggeleng pelan. “Justru kalau aku nggak ngapa-ngapain, aku pasti bosan, Rus. Aku butuh kegiatan buat mengalihkan kesedihan ini. Meskipun ya, ruangan itu sudah pasti ngingetin aku sama Rhea.”Ikarus melangkah mendekat lalu ia berjongkok dengan satu lututnya. Tangannya terulur menyentuh kaki istrinya, membantu Hera untuk mengaitkan pengait pada heels-nya. “Kamu mau pindah ke ruanganku untuk sementara waktu?”Hera menggeleng dengan satu tangannya yang terulur ke depan, membenarkan dasi yang dikenakan Ikarus lalu menepuk bahu pria itu dengan lembut.“Semakin aku menghindarinya, semakin lama pula aku bisa melepaskannya. Aku nggak mungkin terus-terusan mengelak satu fakta bahwa Rhea sudah nggak ada, kan? Mau nggak mau aku harus mul
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

74. Permintaan Maaf Hera

“Good morning.”“Good morning. Udah bangun?” tanya Hera yang tengah sibuk di dapur sejak tadi.“Mm.” Ikarus mengerjapkan matanya lalu melangkah mendekati istrinya yang tengah sibuk menyiapkan sarapan. Memeluknya dari belakang sembari menumpukan dagunya di bahu Hera. “Kamu masak apa?”“Aku cuma bikin tuna sandwich. Sengaja bikin banyakan soalnya aku bikin buat Eros sekalian. Udah seminggu lebih dia nggak ada kabar.” Hera menghela napas. “Aku khawatir sama dia. Eh kamu jadi nemenin, kan?”Ikarus hanya bergumam, tidak mengatakan apa-apa lalu mendaratkan kecupan lembut di leher Hera. Membuat perempuan itu terkesiap sembari mendengus pelan. “Rus…” desisnya. “Aku masih masak sekarang.”“Aku cuma pengen nyium kamu aja, Ra.” Ikarus berbisik lirih. “Kamu wangi strawberry.”Ikarus bahkan sudah lupa merasakan intens seperti ini dengan Hera. Hari-hari mereka kemarin dihabiskan dengan berkabung setelah kepergian Rhea. Bukan Ikarus merasa tidak kehilangan, namun pikirannya yang masih waras membuat
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

75. Dehidrasi Akut

“Bagaimana kondisinya, Dok?”Hera sudah lebih dulu bangkit ketika tirai IGD baru saja disibak dari dalam oleh seorang dokter yang mengenakan jas putihnya. Ada perasaan cemas sekaligus kalut yang tak terkendalikan di sana.“Kondisi pasien lemah, Mbak. Dia mengalami dehidrasi akut karena kurangnya cairan yang masuk ke dalam tubuhnya. Beruntungnya lambungnya tidak kena. Jadi untuk sementara waktu pasien harus dirawat di sini. Antisipasi saja kalau pasien belum mengalami perubahan kondisi yang cukup signifikan, kita bisa segera mengambil tindakan.”“Tapi dia nggak apa-apa kan, Dok? Nggak ada masalah serius?”Dokter itu menggeleng dan Hera akhirnya bisa bernapas lega. “Nggak apa-apa. Tidak ada masalah yang serius, hanya saja saya harus meminta pasien bedrest untuk sementara waktu.”“Baik, Dok. Terima kasih.”Dokter itu berlalu begitu saja. Membuat Hera kini bisa bernapas lega sekarang.Eros sudah dipindahkan di ruang rawat pasien baru saja. Hera dan Ikarus melangkah menyusul di belakangnya
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

76. Bentuk Perhatian Hera

“Ra!”Suara panggilan itu membuat langkah Hera seketika terhenti. Perempuan itu menolehkan wajahnya dengan keningnya yang mengernyit.“What?”“Mau ke mana?” tanya Ares saat tak sengaja bertemu Hera di lobi. Pandangannya tertuju pada sebuah paper bag yang ada di tangan perempuan itu.“Gue mau kasih makan bayi. Kenapa, sih?”“Eros?” Ares terkekeh saat Hera menyebut ‘bayi’ itu.Hera mengangguk. “Siapa lagi? Gue masih belum yakin bisa ngelepasin dia gitu aja disaat kondisinya masih begini, Res. Belum lagi Tante Hasna titipin dia ke gue.”“Ikarus nggak ikut?”Hera menggeleng. “Dia bukannya mau lunch meeting bareng investor sama lo, ya?” Ia mendecak sembari memutar matanya.“Ah, bener juga. Ya udah, deh. Take care, Ra.”Hera mengangguk lalu ia melanjutkan langkahnya untuk menuju basement dan segera bergegas meninggalkan hotel detik itu juga.Tepat saat waktu sudah menunjuk angka sebelas siang, mobil yang dikendarai Hera tiba di Perkara Segalanya Coffee. Ia kemudian beranjak turun dan segera
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

77. I Want You (21+)

“Selamat malam. Ikarus speaking, how may I assist you?”“Selamat malam, Pak Ikarus. Maaf mengganggu waktunya sebentar. Ada tamu yang ingin menemui Bapak.”Ikarus mengerutkan keningnya sambil melirik jam yang melingkar di tangannya. “Siapa, Ki?” tanya pria itu. “Saya merasa tidak ada janji dengan siapa-siapa soalnya.”“Ibu Nadine Putri Gunadi, Pak. Beliau sekarang sudah menunggu di lobi.”Ikarus menghela napas panjang sembari mengurut keningnya. “Bu Hera sudah pulang?”“Sudah, Pak. Bu Hera baru saja meninggalkan hotel.”“Oke. Antarkan Bu Nadine ke lounge ya, Ki. Saya akan menemuinya di sana.”“Baik, Pak.”Setelah mengakhiri panggilan itu, Ikarus menyandarkan punggungnya ke belakang. Ia melonggarkan dasi yang sejak pagi tadi mencekik lehernya lalu melepasnya. Mencoba menebak-nebak maksud dari kedatangan Nadine, pria itu kemudian bangkit dari duduknya dan langsung segera melangkah menuju lounge untuk menemui perempuan itu.Begitu tiba di lounge, Ikarus mengedarkan matanya ke sekitar lalu
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

78. I Want You II (21+)

“Coklat kamu sudah habis?” bisik Ikarus tepat sesaat setelah pria itu membawa tangan Hera yang telah diikatnya ke atas kepala.“Ada di sana.” Hera mengedikkan dagu, menunjuk atas nakas tempat di mana ia meletakkan coklat pemberian Ikarus tadi siang.“Kamu nggak berniat untuk membaginya sama aku?” “Ya?” Disaat pikirannya tengah gugup memikirkan apa yang akan dilakukan Ikarus setelah ini, bagaimana bisa pria itu justru membahas coklat pemberiannya?Ikarus tersenyum kecil, ia turun dari ranjang tidurnya. Pria itu melangkah mendekati nakas lalu mengambil kotak coklat yang sempat dibelikannya untuk Hera tadi.“Boleh aku minta, kan?”Sementara Hera masih bergeming. Namun keterdiaman perempuan itu tidak bertahan lama karena jantungnya kembali bertalu-talu saat Ikarus meraih satu buah coklat praline itu, dan menaruhnya di dada Hera.“Rus…”Dinginnya coklat praline yang menyentuh permukaan kulitnya itu membuat sekujur tubuh Hera bergidik. Terlebih saat Ikarus tidak hanya menaruh satu coklat i
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

79. Kegamangan Ikarus

“Aku ada janji mau menemani tamu breakfast di hotel. Aku berangkat duluan nggak apa-apa, kan?” bisik Ikarus tepat di samping telinga Hera.Pria itu sudah terlihat rapi dengan setelan kemejanya warna biru navy, duduk di tepi ranjang dengan senyumnya yang merekah sempurna.Sementara Hera masih bergelung di bawah selimut. Merasakan sekujur tubuhnya terasa remuk redam setelah percintaannya semalam. “Iya. Aku mau lanjut tidur sebentar. Badanku remuk banget rasanya.”“Tapi udah nggak lengket, kan?” Ikarus mengerling jahil. “Perpaduan coklat dan kamu itu bikin ketagihan.”“Bisaan banget, ya?” Hera mengusap rahang tegas Ikarus, merasakan kehangatan mengalir di hatinya. Lalu, “Rus?”“Mm?” “Aku udah mikirin soal psikiater itu. Kayaknya nggak apa-apa misal aku mencobanya, deh?”Tubuh Ikarus seketika menegang. Ingatan pria itu kembali membawanya pada kejadian Nadine yang menemuinya kemarin malam.“Kamu yakin?”Hera mengangguk. “Kan mau dicoba dulu. Aku nggak mau terus-terusan begini. Kamu pernah
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

80. Kejutan Ikarus

“Kita mau ke mana, sih? Nggak usah sok misterius gini, deh?” tanya Hera penasaran. “Kamu bahkan menyiapkan dress spesial gini buat aku? Kita mau ketemu sama orang?”Ikarus yang sejak tadi memilih untuk tidak mengatakan ke mana tujuan mobilnya melaju, hanya tersenyum kecil. “Rahasia dong. Namanya juga kejutan, kalau dibocorkan sekarang bukan kejutan lagi namanya.”Hera mendecak dengan kedua tangannya yang menangkup di dada. Hari ini memang adalah hari Sabtu. Sejak kemarin Ikarus sudah mengatakan kepada Hera bahwa hari ini ia akan mengajak perempuan itu ke suatu tempat.“Ya seenggaknya kamu bilang… kita mau ngapain gitu dong!” Bibir Hera mencebik, antara kesal namun juga penasaran. Akhir-akhir ini Ikarus memang senang memberinya kejutan. Terakhir kalinya Ikarus melakukannya saat ia membelikan coklat dan lingerie untuknya.“Besok hari pertama kamu sesi konseling sama Dokter Dimas. Nggak lupa, kan? Besok aku anterin kamu, ya.”“Kamu bukannya ada acara sama Ares, ya?”“Kemungkinan sih aku
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status