Keesokan hari, Stella terbangun dari tidurnya kala mencium aroma makanan. Pelupuk matanya bergerak, dia mengerjap beberapa kali. Sesaat kening Stella berkerut menatap dua orang pelayan menyajikan makan ke atas meja.“Nyonya, maaf saya membuat anda terbangun,” ucap sang pelayan dengan sopan seraya menundukan kepalanya di hadapan Stella.“Ah, tidak apa-apa. Aku juga bangunnya terlambat,” jawab Stella serak suara khas baru bangun tidur. Didetik selanjutnya Stella menoleh ke samping, namun dia mendapati ranjang Sean sudah kosong. “Apa kau melihat suamiku?” tanyanya pada sang pelayan.“Nyonya, jam segini Tuan Sean sedang berolah raga,” ujar sang pelayan memberitahu.“Berolah raga?” Stella mengalihkan pandangannya pada jam dinding—waktu menunjukan pukul tujuh pagi. Ya, Stella tidak menyangka Sean tidak sedang bekerja saja bangunnya di awal sekali.“Iya, Nyonya. Tuan Sean sedang berolah raga,” jawab sang pelayan lagi.Stella mengembuskan napas pelan. “Baiklah, nanti aku akan menyusulnya. Kau
Terakhir Diperbarui : 2024-06-25 Baca selengkapnya