Semua Bab Dicerai Di Malam Pertama: Bab 81 - Bab 90

188 Bab

Bab 81 Yakin Tidak Cemburu?

Suara pria terdengar samping tempat tidur yang terjatuh ke bawah. Ragu-ragu Stela mengintip ke bawah tempat tidur. "Sean." Stela kaget melihat Sean ada di bawah tempat tidur."Kenapa kamu mendorong aku?" keluh Sean."Kenapa kamu di sini?" tanya Stela yang justru balik bertanya pada Sean."Bantu aku dulu, di sini keras." Sean mengulurkan tangannya meminta Stela memberikan bantuan.Dengan malas, Stela membantu Sean untuk naik kembali ke atas tempat tidur. Sean kembali merasakan kasur empuk yang dari semalam dia nikmati."Jelaskan kenapa bisa kamu di sini?" Stela tidak mau berlama-lama untuk tahu kenapa Sean bisa di kamarnya."Semalam au mencari kunci kamarku, tetapi aku tidak menemukannya. Karena itu aku memutuskan untuk ke kamarmu dan tidur di sini." Sean menjelaskan kenapa dirinya bisa berada di kamar Stela.Stela tidak percaya begitu saja apa yang diucapkan Sean. Dia menelisik dalam bola mata Sean, dan mencari kebohongan di dalam matanya. Namun, Stela melihat jika Sean tidak berbohon
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-29
Baca selengkapnya

Bab 82 Tidak Percaya

Stela yang melihat Sean berada di atasnya hanya terdiam. Dia mengatur detak jantungnya yang berdetak dengan kencang karena tubuh Sean yang berada di atasnya."Apa kamu pikir jika Olivia menyukaiku, aku juga akan menyukainya?" Sean meluapkan rasa kesalnya pada Stela. "Apa seperti kamu yang saat Finn menyukaimu, kamu juga menyukainya?"Mata Stela membulat. Dia tidak mengerti kenapa Sean mengatakan akan hal itu. "Aku tidak menyukai Finn," elaknya.Sean menarik senyum di bibirnya. Senyuman tipis dengan penuh cibiran saat mendengar apa yang telah diucapkan oleh Stela. "Kamu mengatakan akan hal itu, tetapi kenyataannya berkata lain, lalu apa aku harus percaya?" Sean sedikit menaikkan nada suaranya. "Dengan pergi berdua dengan Finn, lalu apa aku harus percaya?""Percaya? Kenyataan?" Kata-kata itu lolos dari mulut Stela. "Kamu memang tidak pernah percaya padaku." Stela mendorong tubuh Sean dari atasnya. "Aku benar-benar salah telah memberikanmu kesempatan, padahal aku tahu pasti, jika cintamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-30
Baca selengkapnya

Bab 83 Kebetulan

Finn keluar dari ruangannya menemui Stela. "Auri, apakah kamu bisa mengantarkan berkas ini," ucapnya menyerahkan berkas.Stela melihat ke arah berkas yang diserahkan Finn. Dia tahu, jika berkas itu adalah berkas perusahaan Sean, dan itu artinya Stela harus bertemu dengan Sean.Rasanya Stela ingin menolaknya, tetapi ini adalah bagian dari pekerjaannya, dan mau tidak mau dia harus mengerjakan."Baiklah." Stela berdiri dan menerima berkas yang diberikan oleh Finn.Finn kembali ke ruangannya. Namun, baru saja dia membalikkan tubuhnya, dia teringat sesuatu yang sejak pagi berada di pikirannya. "Auri," panggilnya.Stela yang sedang mematikan laptopnya beralih menatap ke arah Finn saat mendengar namanya dipanggil."Iya.""Apa kamu mengenal tukang ojek yang menjemputmu waktu pulang kerja?" Finn menanyakan apa yang dari tadi membuat pikirannya tidak tenang. Dia merasa benar-benar curiga saat melihat tukang ojek yang membawa Stela.Stela terkesiap mendengar apa yang diucapkan Finn. Dalam hatiny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-30
Baca selengkapnya

Bab 84 Mengganti Baju

Ada gemuruh di dalam hati Stela, tetapi dia berusaha untuk menetralkan perasaannya. Dia meyakini jika dirinya tidak boleh cemburu.Bersamaan dengan kegiatannya yang sedang mengintip, Stela dikejutkan dengan suara pintu terbuka. Dia yang terkejut memegangi dadanya. Dia sudah seperti maling yang baru saja ketahuan mencuri."Maaf, Bu," ucap OB yang melihat Stela terkejut."Iya, tidak apa-apa." Stela duduk di kursi dan menerima teh yang dibawakan untuknya. "Terima kasih," ucapnya.Stela menikmati teh hangat yang diberikan oleh OB padanya. "Harusnya aku tadi pesan es bukan minum hangat. Sepertinya otakku yang panas ini perlu sesuatu yang dingin," gerutunya."Otak siapa yang panas?" Suara Sean terdengar saat Stela sedang menikmati minumannya. Dia yang baru saja masuk saat OB keluar, samar-samar mendengar ucapan Stela.Karena suara Sean yang tiba-tiba, seketika membuat Stela terkejut dan membuat minumannya tumpah di dadanya. "Auch … " pekiknya saat merasakan panas di dadanya."Stel …." Sean
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-30
Baca selengkapnya

Bab 85 Yang Salah Itu Kamu!

Dokter sedikit terkesiap mendengar jika Sean yang menyebut satu wanita di dalam ruangan sebagai istrinya. Sebagai dokter yang bekerja di perusahaan Sean, dia belum mendengar jika Sean sudah menikah. Namun, dia tidak mau larut dalam pikirannya yang menebak-nebak kenyataan atasannya.Dokter pun langsung melangkah menghampiri Stela. "Bisa saya periksa, Bu?"Stela mengangguk dan membiarkan dokter memeriksa. Kini Stela tidak bisa menolak dokter membuka kemejanya, dan memperlihatkan dua gundukan miliknya yang terkena air panas.Sean menyadari jika Stela merasa malu saat dirinya melihat dua gundukan yang begitu indah itu. Akhirnya dia membalikkan tubuhnya agar Stela tidak merasa malu."Saya akan meresepkan obat untuk luka ini, dan nanti Ibu bisa mengoleskan di daerah yang merah." Dokter beralih menuliskan resep setelah memeriksa Stela.Stela pun mengangguk.Dokter beralih pada Sean yang sedang berbalik. Dia merasa heran dengan pemilik perusahaan tempatnya bekerja itu karena saat istrinya dip
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-30
Baca selengkapnya

Bab 86 Lambat Laun

Melangkah berdampingan dengan Sean, Stela masuk ke dalam lift. Sampai di lobi banyak yang karyawan yang sedang akan pergi istirahat. Mereka pun menatap Stela aneh, karena Stela memakai kemeja milik Sean."Mereka menatapku!" ucap Stela berbisik pada Sean.Sean yang mendengar menatap tajam pada karyawannya. "Dia istriku, jadi jangan pandang dia seperti itu!"Stela membulatkan matanya. Dia terkejut Sean mengatakan pada karyawannya. Stela juga melihat karyawan Sean yang langsung tertunduk malu.‘Aku harus bikin perhitungan dengan Sean,’ batin Stela.Saat perjalanan di dalam mobil, akhirnya Stela bertanya pada Sean. "Kenapa kamu mengatakan aku istrimu? Bukankah mereka tidak tahu jika kamu sudah menikah?"Sean yang sedang sibuk menyetir, menoleh pada Stela. Dia tersenyum tipis mendengar pertanyaan Stela."Lambat laun mereka akan tahu.""Iya, tetapi ….""Kenapa kamu harus selalu mempermasalahkan orang yang tahu tentang hubungan kita?" tanya Sean dengan tegas. "Kalaupun karyawan perusahaanku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-31
Baca selengkapnya

Bab 87 Mau Aku Suapi?

Masuk ke dalam kamar kost, Sean meletakkan makanan di atas meja, sedangkan Stela berlalu mengambil baju.Stela sudah tidak sabar untuk berganti baju karena kemeja Sean yang kebesaran, ditambah lagi dia tidak memakai bra. Dia sedikit bersyukur, karena kemeja Sean yang kebesaran membuat dadanya tidak terlihat jelas.Masuk ke dalam kamar mandi, Stela mengganti bajunya karena ada Sean di dalam kamar, sehingga Stela memilih kamar mandi karena tidak ingin Sean melihat tubuhnya.Saat di dalam kamar mandi, Stela melihat dadanya yang merah. Tak menunggu lama, dia mengoleskan obat yang tadi dibeli Sean. Obat itu terasa perih, dan dia harus menahan perih.Selesai mengolesi kulit dadanya, dia beralih pada tangannya yang juga melepuh. Untung saja yang melepuh hanya tangan kanannya, jadi dia masih bisa menggunakan tangan kirinya.Selesai mengolesi lukanya, dia keluar dari kamar mandi. Di luar, tampak Sean yang sedang membuka makanannya."Aku sudah menghubungi Abi dan dia sudah mengambil berkas yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-31
Baca selengkapnya

Bab 88 Menambah Kenikmatan

"Itu bekas aku," ucap Stela melihat ke arah tangan Sean.Mata Sean beralih melihat ke mana tangan Stela menunjuk. "Bekas mulutmu itu akan menambah kenikmatan," jawabnya.Stela hanya memutar bola matanya malas mendengar gombalan receh dari Sean. Namun, dia tertawa dalam hatinya.Menyelesaikan makannya, Sean merapikan sisa makannya, sedangkan Stela berdiam diri dan memperhatikan Sean yang sibuk merapikan sisa makanan."Ini." Sean menyodorkan obat dan air putih pada Stela.Stela meraih gelas yang diberikan oleh Sean dan membuka mulutnya agar Sean bisa memasukan obat ke dalam mulutnya.Sean langsung memasukan obat ke dalam mulut Stela, dan menunggu Stela yang sedang minum obat."Sebaiknya kamu istirahat.""Baiklah." Stela menuju ke tempat tidur dan merebah kan tubuhnya di atas tempat tidur."Aku akan menunggu kamu di sofa, jika butuh bantuan panggil saja." Sean duduk di sofa yang berada di kamar Stela. Sebelum sampai di sofa, tangannya meraih tas yang berisi laptop yang dia bawa tadi ke k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-31
Baca selengkapnya

Bab 89 Kenapa Perasaanku?

"Di luar," jawab Sean.Mata Stela mengerjap saat menyadari jika Sean berada di luar. Dia berbalik dan membuka pintu kamarnya, untuk melihat Sean.Ternyata benar yang dikatakan oleh Sean, jika dia sedang ada di luar. Karena dari kamarnya, Stela melihat mobil Sean yang terparkir di luar.Dengan masih menempelkan ponsel di telinganya, Sean keluar dari mobilnya. Sorot matanya melihat Stela yang terlihat dari luar."Ada apa mencari aku?" tanyanya dingin."Aku hanya ingin tahu di mana kamu tadi." Stela melihat Sean dari kejauhan dan hilang saat dia sudah memasuki tangga kos."Bersembunyi seperti yang kamu harapkan bukan." Sean masih terus berbicara melalui sambungan teleponnya. Padahal dari kejauhan dia sudah melihat Stela.Mulut Stela tertutup rapat. Dia membenarkan jika itulah yang dia harapkan. Namun, saat Sean mengucapkannya, tiba-tiba perasaannya menjadi tidak menentu.Sean terus mengayunkan langkah dengan masih menempelkan ponselnya di telinganya. Sampai akhirnya dia di depan Stela. S
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-31
Baca selengkapnya

Bab 90 Perasaan Lebih Kuat

Stela terkesiap saat mendapati pertanyaan apa masalah utama yang di hadapi dirinya. Dia sendiri merasa aneh dengan perasaannya."Aku hanya merasa bersalah saja.""Merasa bersalah?" tanya Ana, "salah karena Sean pergi saat Finn datang?" Dia mencoba menebak pikiran temannya itu, dan anggukan Stela menjadi jawaban."Aku merasa bersalah, karena Sean sudah seperti menebak jika aku akan mengusirnya saat Finn datang.""Bukannya itu bagus, tanpa kamu usir dia pergi sendiri.""Tetapi …." Stela sendiri bingung dengan ucapan temannya. Mungkin benar kata Ana, harusnya aku senang Sean pergi sebelum aku yang menyuruhnya. Batin Stela terus memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya."Intinya, sebenarnya kamu masih sangat mencintai Sean, hingga akhirnya rasa bersalah itu muncul karena kamu merasa melukai Sean," ucap Ana yang melihat wajah Stela."Aku memang tidak menampik perasaan cinta itu, tetapi—""Tetapi kamu masih terluka karena apa yang dilakukan Sean?" potong Ana bertanya."Iya," jawa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
19
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status