Home / Rumah Tangga / Dicerai Di Malam Pertama / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Dicerai Di Malam Pertama: Chapter 101 - Chapter 110

188 Chapters

Bab 101 Istri Saya

Kalimat Sean benar-benar menampar dalam wajah Stela. Dia menyadari jika ternyata dia sudah sangat keterlaluan. "Maaf," ucapnya lirih.Sean melepas tangan Stela. Dia menghela napasnya. Menyandarkan tubuhnya di kursi kemudi, dia memejamkan matanya. "Aku tidak masalah kamu mau menyembunyikan dari orang, tetapi jika orang yang kamu ingin tidak tahu itu adalah orang yang menyukaimu, aku rasa kamu seperti memberikan peluang untuknya."Mulut Stela tertutup rapat. Dia semakin merasa bersalah. Niatnya untuk tidak memperkeruh hubungan Sean dan Finn justru membuat Sean begitu terluka."Sudahlah, lupakan saja. Kamu punya hak untuk memberitahu siapa orang yang perlu tahu hubungan kita." Sean melepas seatbelt yang melingkar di tubuhnya dan membuka pintu mobil. Keluar dari dalam mobilnya, dia meninggalkan Stela yang masih berdiam diri di dalam mobil."Apa kamu akan berdiam diri di situ?" tanya Sean.Stela terperanjat saat mendengar suara Sean. Dia langsung membuka seatbelt dan keluar dari mobil. Seb
last updateLast Updated : 2024-06-04
Read more

Bab 102 Aku Mencintaimu

"Oh … ternyata batal menikah," cibir wanita paruh baya itu."Ibu sudah selesai bukan, jadi silakan pergi, karena kami ingin melanjutkan makan siang."Wanita paruh baya itu pun pergi meninggalkan Sean dan Stela. Sean melanjutkan makannya, dan menutup rapat mulutnya. Dia teramat terluka saat ini.Stela menyadari apa yang sedang dirasakan oleh Sean. Dia tahu jika Sean sedang kecewa dengannya. Rasanya Stela menyesali masuk dalam drama yang dibuat Mama Finn."Cepatlah makan, setelah itu kita pulang!" Satu kalimat yang keluar dari mulut Sean.Seperti sihir, perintah Sean begitu membuat Stela luluh dah melaksanakannya. Dia pun melanjutkan makannya dan segera menyelesaikannya.Selesai makan siang, Sean dan Stela kembali ke kost mereka. Sepanjang perjalanan sampai ke kost, Sean tidak membuka mulutnya sama sekali, dan itu membuat Stela semakin merasa bersalah."Istirahatlah, aku juga akan istirahat," ucap Sean berlalu menuju ke kamarnya."Se, aku bisa jelaskan." Stela menarik baju Sean. Akhirny
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

Bab 103 Harusnya Berterima Kasih

Suara ketukan pintu, membuat Stela yang sedang santai berdiri dan membuka pintu. Alangkah terkejutnya Stela melihat ada, Finn, Ana dan Nathan.Stela merasa beruntung karena Sean sedang pergi membeli cemilan, karena mereka berencana untuk menonton film bersama."Kalian di sini?" tanya Stela."Mereka mengawal aku tadi," ucap Ana seraya masuk ke dalam kamar Stela. Dia memutar balik tubuhnya. "Sekarang aku sudah sampai dengan selamat, jadi kalian bisa pulang!" ucap Ana."Baiklah, aku pulang dulu," ucap Nathan. Dia mendaratkan satu kecupan di pipi Ana.Finn yang berada di samping Nathan pun hanya diam saja. Stela sendiri bingung kenapa dia begitu."Aku pulang dulu, Auri," ucap Finn."Iya," jawab Stela. Dia sebenarnya merasa aneh kenapa Finn juga ikut mengawal Ana, tetapi dia akan menanyakannya nanti.Setelah Nathan dan Finn pulang, Stela menutup pintu. "Kenapa mereka mengawal kamu?" tanya Ana."Sebenarnya tadi mereka tidak niat mengawal. Tadi Nathan menghubungi aku akan menemani aku dengan
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

Bab 104 Wanita Bersuami

"Siang Pak Finn. Mau masuk?" Sean tampak santai ketika bertanya.Finn mengangguk dan masuk ke dalam lift. Melangkah masuk ke dalam lift, ekor matanya melihat ke arah Stela yang berdiri tepat di samping Sean.Stela menyadari jika Finn sedang memerhatikannya, karena itu dia mengabaikan Finn. Sebenarnya dia masih terkejut dengan kehadiran Sean yang tiba-tiba ke kantor. Seingat Stela tidak ada jadwal pertemuan antara Finn dan Sean."Sepertinya ada masalah penting hingga membuat Pak Sean kemari?" tanya Finn."Iya, ada beberapa hal yang ingin saya bahas tentang pengerjaan proyek."Finn hanya bisa mengangguk saat Sean ingin membicarakan masalah proyek. Walaupun tanpa jadwal dulu, Finn tidak menolak karena memang Sean adalah klien pentingnya.Saat lift terbuka, mereka semua keluar dari dalam lift dan masuk ke dalam ruangan Finn. Sebelum masuk, Finn meminta Stela untuk menyiapkan minum untuk Sean dan Abi."Silakan duduk," ucap Finn sesaat setelah masuk ke dalam ruangannya."Terima kasih." Sean
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

Bab 105 Berangkat Bersama

"Tetapi kamu akan segera bercerai, bukan?" Finn masih tetap menyanggah."Jadi atau tidak aku bercerai. Statusku masih seorang istri, jadi dia masih berhak atas aku." Stela sedikit menaikkan nada suaranya. Dia sudah kehabisan kesabaran pada Finn.Finn menghela napas. Dia merasa mencintai Stela sudah mengubahnya. "Maafkan aku." Finn memilih meredam egonya. Dia memilih menunggu Stela benar-benar bercerai, dari pada harus mengejar Stela dan justru membuat wanita itu menjauh."Lanjutkan pekerjaanmu! Aku akan pulang lebih dulu." Finn berdiri dan meninggalkan Stela yang masih sibuk bekerja.Stela yang melihat Finn pergi, hanya bisa menggeleng melihat sikap Finn. Melanjutkan pekerjaannya, Stela berpikir tidak ingin membuat Sean menunggu.Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Stela merapikan meja kerjanya dan keluar dari kantornya. Berjalan terburu-buru, dia menuju ke halte bus. Dari kejauhan dia sudah melihat mobil Sean yang terparkir di sana.Membuka pintu mobil, Stela masuk ke dalam mobil. "M
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

Bab 106 Kenapa Tidur Di Sini?

Wajah Stela seketika pias. Finn membicarakan istri Sean, dan dirinyalah yang dimaksud. Jadi dia pun bingung menanggapinya. "Auri," panggil Finn."I-ya," jawab Stela."Aku akan mengenalkan istriku nanti," jawab Sean.Akhirnya Sean melanjutkan dengan membahas beberapa hal tentang bisnis dengan Finn. Dia memilih mengalihkan pembicaraan dari pada membahas tentang istri dan suami.Sesampainya di hotel. Finn memarkirkan mobilnya. Turun dari mobil mereka bertiga menuju ke lobby hotel."Apa Abi juga memesankan kamar hotel yang cukup jauh dengan Auri kali ini?" tanya Finn pada Sean."Dia memang seperti itu, aku akan mengeceknya, dan jika Abi memberikan kamar hotel yang jauh, aku akan menggantinya." Sebenarnya dulu dirinyalah yang meminta Abi memberikan kamar hotel yang berbeda. Namun, kali ini Sean tidak bisa melakukannya karena Stela pasti akan marah.Saat Sean datang, petugas hotel langsung menyambutnya. "Selamat siang, Pak Sean.""Siang, apa Abi sudah menyiapkan kamar.""Sudah, Pak, tiga pr
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

Bab 107 Sudah Tahu

"Apa Auri ada?" Finn yang sedang ingin mengetuk pintu menurunkan tangannya. Dia yang berniat meminta berkas dari Stela, terkejut melihat Sean yang keluar dari kamar Stela."Ada," jawab Sean santai. "Sayang, kemarilah," pinta Sean. Dia sengaja memanggil Stela dengan panggilan sayang.Stela merasa heran untuk apa Sean memangilnya. Dia pun bangkit dari tempat tidur dan menuju ke pintu kamar. Seraya berjalan, dia menggerutu mendengar panggilan Sean.Namun, langkahnya terhenti tak jauh dari pintu kamar. Dia benar-benar terkejut saat melihat Finn di sana."Finn.""Aku ingin meminta berkas yang tadi kamu bawa," ucap Finn di depan pintu."Aku akan ambilkan." Stela berbalik untuk mengambil berkas yang diminta oleh Finn.Stela mengambil berkas yang dia letakkan di atas meja, dan langsung kembali untuk memberikan pada Finn. Saat dia di depan pintu, Stela sedikit terhalang oleh Sean yang masih berdiri di depan pintu memegang handle pintu, menjaga agar pintu tetap dalam keadaan terbuka."Se … " p
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

Bab 108 Jangan Mimpi!

Finn masih terdiam sesaat mendapati ajakan Sean. Hingga akhirnya dia pun mengikuti Sean masuk ke dalam lift. Namun, di dalam lift mereka tidak membuka suara sama sekali.Saat lift terbuka, Sean melangkah keluar menuju ke cafe, diikuti oleh Finn di belakangnya.Menarik kursi, Sean duduk dan memanggil pelayan. Finn pun ikut duduk tepat di hadapan Sean. Sesaat kemudian pelayan datang dan menanyakan pesanan Sean."Espresso coffee," ucap Sean pada pelayan. Dia beralih pada Finn. "Mau apa?" tanyanya."Sama saja," jawab Finn."Dua espresso coffee saja," ucap Sean pada pelayan. Pelayan pun mencatat pesanan Sean dan meninggalkan Sean dan Finn."Jauhi Stela!" Suara Sean terdengar, setelah sekian lama dia terdiam.Finn tersenyum. Belum sempat Finn menjawab kopi yang dipesan mereka datang. Mereka menunggu pelayan meletakan dua cangkir kopi di atas meja.Finn menyesap kopi miliknya dan membiarkan Sean menunggu dia menjawab pertanyaannya."Dia bekerja denganku, bagaimana bisa aku menjauhinya?" Satu
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

Bab 109 Jangan Ditutup!

Sean baru tahu alasan Stela berteriak. "Dari sana," ucapnya seraya menunjuk pintu depan.Stela menautkan alisnya dan memicingkan matanya. Dia merutuki kesalahannya yang melupakan jika Sean adalah pemilik hotel yang dia tempati, jadi dia bisa masuk dari mana saja."Apa dengan kamu menutupi pintu samping, aku tidak bisa masuk begitu?" tanya Sean tertawa seraya melihat ke arah pintu samping.Wajah Stela merona malu karena ternyata niatnya ternyata sia-sia saja. Namun, secepatnya dia menormalkan dirinya."Selalu saja masuk tanpa permisi," keluh Stela.Sean yang sedang melihat ke arah pintu beralih melihat Stela. Dia melihat istrinya itu sangat kesal.Akan tetapi fokus Sean bukan itu. Dia melihat Stela yang hanya mengenakan handuk. Bahunya terbuka dan menampilkan kulit mulusnya. Tetesan air yang mengalir di leher jenjangnya hingga ke bahunya membuat istrinya itu semakin sexy.Sean hanya bisa menelan salivanya melihat pemandangan menakjubkan itu. Dia menyadari sebagai pria normal, hasratnya
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

Bab 110 Pulang Denganku

Dia pun menyingkirkan pikirannya dan berlalu untuk mengeringkan rambutnya. Sibuk mengeringkan rambut, pintu penghubung terbuka. Stela sudah tahu jika itu adalah Sean.Sean yang masuk, mendapati Stela sedang mengeringkan rambutnya. Dia melangkah menghampiri Stela dan meraih hair drayer yang dipegang oleh Stela. Tanyanya mengeringkan rambut Stela yang basah."Aku selalu ingat jika aku sering sekali mengeringkan rambutmu."Ingatan Stela kembali pada masa-masa mereka pacaran. Masa itu memanglah masa indah mereka. Setiap hari mereka lalui bersama. Stela juga mengingat jika dirinya lebih banyak menghabiskan waktu di apartemen Sean dari pada di kost."Apa kenangan itu sudah hilang begitu saja, Stel?""Kenangan itu sudah menjadi bagian dalam hidupku, bagaimana bisa hilang?"Sean menghentikan tangannya yang sedang mengeringkan rambut Stela. Dia beralih menghadap Stela. Dia berjongkok di depan Stela. "Apa kamu akan tetap melanjutkan sidang, Stel?""Masih ada dua bulan, apa kamu sudah menyerah?"
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more
PREV
1
...
910111213
...
19
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status