Home / Rumah Tangga / Dicerai Di Malam Pertama / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Dicerai Di Malam Pertama: Chapter 171 - Chapter 180

188 Chapters

Bab 171 Meminta Maaf

Flashback"Aku mencintaimu, Se, aku melakukan semua karena aku ingin memilikimu." Air mata Olivia mengalir saat menjelaskan pada Sean.Sean yang sengaja mengajak Olivia untuk bertemu, akhirnya mendapati jawaban Olivia yang sudah dia duga sebelumnya. Dia tahu jika Olivia menyukainya, tetapi tidak menyangka jika akan senekat itu."Itu bukan cinta tetapi obsesi." Dengan Tegas itu yang diucapkan oleh Sean.Olivia menutup rapat mulutnya. Cinta dan obsesi memang berjarak sangat tipis, hingga dia tidak sadar sebenarnya dia mencintai atau sekedar obsesi."Berhentilah mengejarku. Aku mencintai Stela lebih dari apa pun, jadi aku tidak akan berpaling darinya. Carilah lelaki single yang baik untukmu."Sean pergi begitu saja. Dia sadar jika tidak ada yang harus dibicarakan. Ucapannya sudah cukup jelas dan cukup dimengerti.***"Dia mengatakan ingin meminta maaf."Suara Abi yang kembali berbicara membuat Sean tersadar dengan lamunannya yang sedang memikirkan pertemuan terakhirnya dengan Olivia."Me
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Bab 172 Meminta Tolong

Stela tersenyum mendengar suaminya yang tampak protect padanya. Padahal dia hanya pergi ke supermarket. "Iya, aku akan menghubungi kamu nanti."Menyelesaikan sarapan, Sean melanjutkan bersiap untuk ke kantor. Sepanjang bersiap, dengan setia Stela membantunya, dan itu membuat Sean begitu senang."Aku akan jadi manja, jika kamu terus membantuku," ucap Sean. Pandangannya yang sedang menengadah membuatnya kesulitan untuk melihat istrinya."Selama aku bisa, aku akan selalu membantumu." Sebagai seorang pengangguran, dia sangat senang karena mempunyai kegiatan baru.Satu kecupan mendarat di pipi Stela. "Aku akan selalu jadi anak pertama berarti.""Tentu saja."Suasana pagi yang begitu menyenangkan membuat sepasang suami istri itu begitu bahagia. Berpamitan pada istrinya, Sean berangkat bekerja. Memulai hari dengan penuh semangat.***Mata melihat berjajar sayuran yang begitu tampak segar. Memanjakan mata saat warna hijau tampak begitu sangat cantik.Stela terus saja memilih sayuran untuk di
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Bab 173 Buktikan

Olivia tahu jika Finn sedang marah padanya. Apalagi kalau bukan karena masalah Stela kemarin. "Finn, aku ingin meminta maaf," ucap Olivia seraya menarik kursinya dan duduk.Finn menaruh berkasnya di atas meja dan menatap Olivia. Rasanya dia benar-benar kesal dengan Olivia. Wanita yang ada di hadapannya itu memang memuatnya meradang. "Minta maaflah pada mereka yang sudah kamu sakiti!" Dengan tegas Finn mengatakan pada Olivia."Aku sedang berusaha meminta maaf pada mama Sean, jadi aku ingin memintamu untuk membantuku meminta maaf pada mamamu."Finn memutar bola matanya malas. Sebenarnya dia malas menanggapi pembicaraan ini. Dia masih tidak percaya dengan Olivia."Aku tahu kamu kesal, tetapi aku benar-benar minta maaf Finn." Olivia sudah kehilangan cara bagaimana membujuk Finn.Melihat Olivia yang tampak tulus. Namun, dia tidak mau mudah percaya pada Olivia karena takut dengan ide liciknya. "Setelah kamu mendapatkan maaf dari mama Sean, aku akan membantumu."Olivia membuang napas kasar. D
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

Bab 174 Syarat

Tangan Adel yang sedang menggunting tanaman, berhenti. Dia beralih menatap Stela. "Apa dia menemui kamu?" tanyanya."Iya, dan sepertinya dia tulus meminta maaf." Kembali Stela meyakinkan mertuanya."Jangan mudah percaya pada orang." Satu kalimat peringatan dilontarkan oleh Adel.Stela sudah menduga jika dari ucapan mertuanya itu, menjelaskan jika dia tidak mau menerima permintaan maaf dari Olivia."Stela tahu Ma, tetapi bukankah memaafkan itu lebih baik?" tanya Stela lagi.Adel menghembuskan napas kasar. Walaupun Olivia sempat membahayakannya, tetapi jika dia meminta maaf berarti dia beritikad baik."Aku akan memaafkan, tetapi ada syaratnya."Stela mengangguk. Dia yakin Olivia akan memenuhi syarat yang akan diberikan mertuanya.***Suara ketukan pintu terdengar. Stela menduga jika itu adalah Olivia. Setelah mertuanya mengatakan jika mau memaafkan Olivia, dia menghubungi Olivia.Benar saja dugaannya. Asisten rumah tangga mempersilakan Olivia masuk ke dalam rumah."Ayo silakan duduk," uc
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

Bab 175 Rumah Impian

Di restoran, Stela dan Sean menikmati makan siang. Di sela-sela makan, Stela menceritakan bahwa mama mertuanya sudah memaafkan Olivia. Sean yang mendengar cukup senang, karena mamanya mau memaafkan.Stela juga menceritakan juga jika Olivia akan ke luar negeri, dan membuat Sean tersenyum. Sebenarnya dia sudah tahu akan hal itu. Karena papa Olivia yang menceritakan jika akan meminta Olivia mengurus perusahaan di luar negeri."Kita akan ke mana setelah ini?" Stela masih penasaran ke mana suaminya akan membawanya."Habiskan makanmu, dan kita akan ke sana setelah ini." Sean tersenyum pada Stela dan melanjutkan menikmati makan siangnya.Stela terus saja menanyakan ke mana sebenarnya mereka akan pergi. Akan tetapi, Sean seolah tutup mulut. Dia tidak mau memberitahu Stela ke mana dia akan pergi.Mobil terus melaju menuju ke salah satu tempat yang dari tadi dirahasiakan. Memasuki sebuah perumahan elit di ibu kota. Tampak rumah besar yang berjajar rapi. Stela masih berpikir, ke mana sebenarnya m
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

Bab 176 Buat Lagi

Sinar matahari yang masuk ke dalam menembus jendela kamar, membuat Stela dan Sean mengerjap. Semalam mereka merapikan baju hingga larut malam.Stela yang membuka mata lebih dulu mendapati jika waktu sudah menunjukan pukul tujuh. Dia membangunkan Sean, karena dia sudah membuat janji dengan mamanya jam sembilan.Sean justru mengeratkan pelukannya saat istrinya membangunkannya. Dia masih mengantuk dan tidak mau bangun. Stela yang kesal justru langsung mendorong lembut tubuh Sean."Ayo cepat bangun, kita sudah buat janji dengan mama."Mendengar mamanya disebut, mau tidak mau Sean langsung bangun. Dia tidak mau sampai mamanya itu marah-marah jika dia datang terlambat."Baiklah, tapi berikan aku satu kecupan lebih dulu."Untuk membuat suaminya bangun, alhasil Stela mendaratkan kecupan di bibir Sean, tetapi sayangnya Sean tidak melepas begitu saja. Kecupan menjadi lebih dalam, hingga membuat Stela hanya bisa pasrah.Puas mendapatkan kecupan selamat pagi, Sean langsung bersemangat. Dia bangun
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

Bab 177 Satu Garis

Makanan berjajar rapi di atas meja. Para pelayan catering juga masih sibuk membawa beberapa makanan yang masih di dalam mobil.Stela dan Sean saling menatap merasakan kebingungan. Makanan sebanyak itu siapa yang akan diundang mamanya sebenarnya?"Ini sudah hampir sama dengan makanan di pesta pernikahan kita," celetuk Sean mengomentari makanan yang begitu banyak."Jangan seperti itu. Mama sudah banyak berusaha." Stela langsung memperingatkan suaminya untuk tidak menyindir sang mama."Wah … ternyata datang tepat waktu. Berarti Mama yang terlambat datang," ucap Adel yang baru saja datang. Dia sedikit terlambat karena jalanan macet.Adel langsung menghampiri anak dan menantunya dan menautkan pipinya. Dia merasa sangat senang saat bisa melewati moment bersama anak dan menantunya."Papa mana?" Sean yang melihat papanya tidak ada langsung bertanya."Di luar," jawab Adel. Dia menarik tangan Stela dan mengajak menantunya mengecek beberapa makanan.Sean harus pasrah saat istrinya dibawa begitu s
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

Bab 178 Kapan Menikah?

Stela menghampiri Sean dan menyerahkan alat test kehamilan. Sebenarnya tanpa Sean harus melihat, dari wajah Stela yang tampak kecewa sudah memberitahukan apa jawaban atas test kehamilan yang dipakai oleh Sean.Akan tetapi, Sean tetap ingin memastikan semuanya terlebih dahulu, dan benar saja jika hanya ada satu garis warna merah. "Jangan bersedih. Kita bisa coba lagi." Tangan Sean menarik lembut Stela dan membawanya ke dalam pelukannya.Anggukan Stela menjawab ucapan Sean. Dia berusaha untuk kuat karena ternyata Sean jauh lebih kuat."Bagaimana jika besok kamu ikut aku ke puncak untuk mengecek proyek." Sean berusaha untuk membuat istrinya kembali senang."Iya, aku mau." Mungkin dengan pergi akan membuat suasana hatinya jauh lebih baik.***Matahari yang belum sempurna memperlihatkan sinarnya tak mengurungkan niat Sean dan Stela untuk pergi ke puncak. Mereka sengaja memilih untuk pergi lebih awal untuk bisa mencari kuliner pagi di puncak.Menikmati perjalanan, Sean menyalakan radio untuk
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

Bab 179 Menikmati Waktu

Sean yang gemas langsung menarik tubuh Stela hingga jatuh di atas tubuhnya. "Apa kamu akan setega itu denganku?" Dia mendaratkan kecupan bertubi-tubi pada Stela. Dia benar-benar gemas dengan ulah Stela yang meledeknya.Tawa Stela mengisi keheningan kamar hotel yang luas khas president suit. Tempat tidur ukuran king size itu pun seketika berantakan karena Stela yang meronta melepaskan tubuhnya dar kecupan Sean yang tanpa henti.Sampai akhirnya mereka lelah dan berhenti melakukan aksi mereka. Napas yang terengah-engah menandakan seberapa lelah mereka."Kita harus menikmati waktu berdua sebelum baby kita lahir." Sean menoleh pada Stela yang merebahkan tubuhnya di sebelahnya."Apa empat tahun kamu kurang?" Stela tidak habis pikir dengan Sean yang masih terus saja berdua dengannya."Tidak akan pernah cukup." Sean mendekap tubuh Stela. Napasnya yang mulai menggebu, menandakan jika hasratnya mulai bergelora. Stela sudah tahu ke mana arah Sean akan membawanya.Pertemuan dua tubuh berakhir sam
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

Bab 180 Tes

Melihat suaminya yang membuka pintu. Stela merasakan hal aneh. Dia bangun dari tidurnya dan langsung menghampiri Sean. Dia mendekap tubuh Sean dari belakang."Kamu kenapa tiba-tiba di belakang aku?" tanya Sean yang terkejut mendapati dekapan istrinya."Sejak kapan kamu seksi seperti ini," jawab Stela. Bibir Stela menyusuri bahu Sean yang polos. Menyusuri ke leher dan membuat Sean yang tadinya tenang menjadi gelisah."Sayang, aku masih bau keringat." Sean yang merasa tidak enak pada Stela mencoba menghindar."Tapi aku suka." Stela masih terus mendaratkan kecupan di bahu dan punggung Sean dan membuat Sean semakin tidak keruan.Sean yang tidak tahan langsung berbalik. "Jangan menggodaku, karena aku tidak tega melihatmu kelelahan lagi." Mata Sean menatap dalam mata Stela memberikan isyarat tanda bahaya pada istrinya."Kalau aku bilang aku tidak lelah untuk hal yang satu ini bagaimana?" Tangan Stela membelai lembut tubuh Sean, membuat suaminya itu semakin tidak menentu."Kamu yang memulai."
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more
PREV
1
...
141516171819
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status