Share

Bab 172 Meminta Tolong

Penulis: Myafa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-09 11:06:12

Stela tersenyum mendengar suaminya yang tampak protect padanya. Padahal dia hanya pergi ke supermarket. "Iya, aku akan menghubungi kamu nanti."

Menyelesaikan sarapan, Sean melanjutkan bersiap untuk ke kantor. Sepanjang bersiap, dengan setia Stela membantunya, dan itu membuat Sean begitu senang.

"Aku akan jadi manja, jika kamu terus membantuku," ucap Sean. Pandangannya yang sedang menengadah membuatnya kesulitan untuk melihat istrinya.

"Selama aku bisa, aku akan selalu membantumu." Sebagai seorang pengangguran, dia sangat senang karena mempunyai kegiatan baru.

Satu kecupan mendarat di pipi Stela. "Aku akan selalu jadi anak pertama berarti."

"Tentu saja."

Suasana pagi yang begitu menyenangkan membuat sepasang suami istri itu begitu bahagia. Berpamitan pada istrinya, Sean berangkat bekerja. Memulai hari dengan penuh semangat.

***

Mata melihat berjajar sayuran yang begitu tampak segar. Memanjakan mata saat warna hijau tampak begitu sangat cantik.

Stela terus saja memilih sayuran untuk di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 173 Buktikan

    Olivia tahu jika Finn sedang marah padanya. Apalagi kalau bukan karena masalah Stela kemarin. "Finn, aku ingin meminta maaf," ucap Olivia seraya menarik kursinya dan duduk.Finn menaruh berkasnya di atas meja dan menatap Olivia. Rasanya dia benar-benar kesal dengan Olivia. Wanita yang ada di hadapannya itu memang memuatnya meradang. "Minta maaflah pada mereka yang sudah kamu sakiti!" Dengan tegas Finn mengatakan pada Olivia."Aku sedang berusaha meminta maaf pada mama Sean, jadi aku ingin memintamu untuk membantuku meminta maaf pada mamamu."Finn memutar bola matanya malas. Sebenarnya dia malas menanggapi pembicaraan ini. Dia masih tidak percaya dengan Olivia."Aku tahu kamu kesal, tetapi aku benar-benar minta maaf Finn." Olivia sudah kehilangan cara bagaimana membujuk Finn.Melihat Olivia yang tampak tulus. Namun, dia tidak mau mudah percaya pada Olivia karena takut dengan ide liciknya. "Setelah kamu mendapatkan maaf dari mama Sean, aku akan membantumu."Olivia membuang napas kasar. D

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 174 Syarat

    Tangan Adel yang sedang menggunting tanaman, berhenti. Dia beralih menatap Stela. "Apa dia menemui kamu?" tanyanya."Iya, dan sepertinya dia tulus meminta maaf." Kembali Stela meyakinkan mertuanya."Jangan mudah percaya pada orang." Satu kalimat peringatan dilontarkan oleh Adel.Stela sudah menduga jika dari ucapan mertuanya itu, menjelaskan jika dia tidak mau menerima permintaan maaf dari Olivia."Stela tahu Ma, tetapi bukankah memaafkan itu lebih baik?" tanya Stela lagi.Adel menghembuskan napas kasar. Walaupun Olivia sempat membahayakannya, tetapi jika dia meminta maaf berarti dia beritikad baik."Aku akan memaafkan, tetapi ada syaratnya."Stela mengangguk. Dia yakin Olivia akan memenuhi syarat yang akan diberikan mertuanya.***Suara ketukan pintu terdengar. Stela menduga jika itu adalah Olivia. Setelah mertuanya mengatakan jika mau memaafkan Olivia, dia menghubungi Olivia.Benar saja dugaannya. Asisten rumah tangga mempersilakan Olivia masuk ke dalam rumah."Ayo silakan duduk," uc

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 175 Rumah Impian

    Di restoran, Stela dan Sean menikmati makan siang. Di sela-sela makan, Stela menceritakan bahwa mama mertuanya sudah memaafkan Olivia. Sean yang mendengar cukup senang, karena mamanya mau memaafkan.Stela juga menceritakan juga jika Olivia akan ke luar negeri, dan membuat Sean tersenyum. Sebenarnya dia sudah tahu akan hal itu. Karena papa Olivia yang menceritakan jika akan meminta Olivia mengurus perusahaan di luar negeri."Kita akan ke mana setelah ini?" Stela masih penasaran ke mana suaminya akan membawanya."Habiskan makanmu, dan kita akan ke sana setelah ini." Sean tersenyum pada Stela dan melanjutkan menikmati makan siangnya.Stela terus saja menanyakan ke mana sebenarnya mereka akan pergi. Akan tetapi, Sean seolah tutup mulut. Dia tidak mau memberitahu Stela ke mana dia akan pergi.Mobil terus melaju menuju ke salah satu tempat yang dari tadi dirahasiakan. Memasuki sebuah perumahan elit di ibu kota. Tampak rumah besar yang berjajar rapi. Stela masih berpikir, ke mana sebenarnya m

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 176 Buat Lagi

    Sinar matahari yang masuk ke dalam menembus jendela kamar, membuat Stela dan Sean mengerjap. Semalam mereka merapikan baju hingga larut malam.Stela yang membuka mata lebih dulu mendapati jika waktu sudah menunjukan pukul tujuh. Dia membangunkan Sean, karena dia sudah membuat janji dengan mamanya jam sembilan.Sean justru mengeratkan pelukannya saat istrinya membangunkannya. Dia masih mengantuk dan tidak mau bangun. Stela yang kesal justru langsung mendorong lembut tubuh Sean."Ayo cepat bangun, kita sudah buat janji dengan mama."Mendengar mamanya disebut, mau tidak mau Sean langsung bangun. Dia tidak mau sampai mamanya itu marah-marah jika dia datang terlambat."Baiklah, tapi berikan aku satu kecupan lebih dulu."Untuk membuat suaminya bangun, alhasil Stela mendaratkan kecupan di bibir Sean, tetapi sayangnya Sean tidak melepas begitu saja. Kecupan menjadi lebih dalam, hingga membuat Stela hanya bisa pasrah.Puas mendapatkan kecupan selamat pagi, Sean langsung bersemangat. Dia bangun

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 177 Satu Garis

    Makanan berjajar rapi di atas meja. Para pelayan catering juga masih sibuk membawa beberapa makanan yang masih di dalam mobil.Stela dan Sean saling menatap merasakan kebingungan. Makanan sebanyak itu siapa yang akan diundang mamanya sebenarnya?"Ini sudah hampir sama dengan makanan di pesta pernikahan kita," celetuk Sean mengomentari makanan yang begitu banyak."Jangan seperti itu. Mama sudah banyak berusaha." Stela langsung memperingatkan suaminya untuk tidak menyindir sang mama."Wah … ternyata datang tepat waktu. Berarti Mama yang terlambat datang," ucap Adel yang baru saja datang. Dia sedikit terlambat karena jalanan macet.Adel langsung menghampiri anak dan menantunya dan menautkan pipinya. Dia merasa sangat senang saat bisa melewati moment bersama anak dan menantunya."Papa mana?" Sean yang melihat papanya tidak ada langsung bertanya."Di luar," jawab Adel. Dia menarik tangan Stela dan mengajak menantunya mengecek beberapa makanan.Sean harus pasrah saat istrinya dibawa begitu s

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 178 Kapan Menikah?

    Stela menghampiri Sean dan menyerahkan alat test kehamilan. Sebenarnya tanpa Sean harus melihat, dari wajah Stela yang tampak kecewa sudah memberitahukan apa jawaban atas test kehamilan yang dipakai oleh Sean.Akan tetapi, Sean tetap ingin memastikan semuanya terlebih dahulu, dan benar saja jika hanya ada satu garis warna merah. "Jangan bersedih. Kita bisa coba lagi." Tangan Sean menarik lembut Stela dan membawanya ke dalam pelukannya.Anggukan Stela menjawab ucapan Sean. Dia berusaha untuk kuat karena ternyata Sean jauh lebih kuat."Bagaimana jika besok kamu ikut aku ke puncak untuk mengecek proyek." Sean berusaha untuk membuat istrinya kembali senang."Iya, aku mau." Mungkin dengan pergi akan membuat suasana hatinya jauh lebih baik.***Matahari yang belum sempurna memperlihatkan sinarnya tak mengurungkan niat Sean dan Stela untuk pergi ke puncak. Mereka sengaja memilih untuk pergi lebih awal untuk bisa mencari kuliner pagi di puncak.Menikmati perjalanan, Sean menyalakan radio untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 179 Menikmati Waktu

    Sean yang gemas langsung menarik tubuh Stela hingga jatuh di atas tubuhnya. "Apa kamu akan setega itu denganku?" Dia mendaratkan kecupan bertubi-tubi pada Stela. Dia benar-benar gemas dengan ulah Stela yang meledeknya.Tawa Stela mengisi keheningan kamar hotel yang luas khas president suit. Tempat tidur ukuran king size itu pun seketika berantakan karena Stela yang meronta melepaskan tubuhnya dar kecupan Sean yang tanpa henti.Sampai akhirnya mereka lelah dan berhenti melakukan aksi mereka. Napas yang terengah-engah menandakan seberapa lelah mereka."Kita harus menikmati waktu berdua sebelum baby kita lahir." Sean menoleh pada Stela yang merebahkan tubuhnya di sebelahnya."Apa empat tahun kamu kurang?" Stela tidak habis pikir dengan Sean yang masih terus saja berdua dengannya."Tidak akan pernah cukup." Sean mendekap tubuh Stela. Napasnya yang mulai menggebu, menandakan jika hasratnya mulai bergelora. Stela sudah tahu ke mana arah Sean akan membawanya.Pertemuan dua tubuh berakhir sam

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 180 Tes

    Melihat suaminya yang membuka pintu. Stela merasakan hal aneh. Dia bangun dari tidurnya dan langsung menghampiri Sean. Dia mendekap tubuh Sean dari belakang."Kamu kenapa tiba-tiba di belakang aku?" tanya Sean yang terkejut mendapati dekapan istrinya."Sejak kapan kamu seksi seperti ini," jawab Stela. Bibir Stela menyusuri bahu Sean yang polos. Menyusuri ke leher dan membuat Sean yang tadinya tenang menjadi gelisah."Sayang, aku masih bau keringat." Sean yang merasa tidak enak pada Stela mencoba menghindar."Tapi aku suka." Stela masih terus mendaratkan kecupan di bahu dan punggung Sean dan membuat Sean semakin tidak keruan.Sean yang tidak tahan langsung berbalik. "Jangan menggodaku, karena aku tidak tega melihatmu kelelahan lagi." Mata Sean menatap dalam mata Stela memberikan isyarat tanda bahaya pada istrinya."Kalau aku bilang aku tidak lelah untuk hal yang satu ini bagaimana?" Tangan Stela membelai lembut tubuh Sean, membuat suaminya itu semakin tidak menentu."Kamu yang memulai."

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11

Bab terbaru

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 188 TAMAT

    "Sabar ya, rasa sakitnya nanti akan hilang jika anak kita sudah lahir." Sean mencoba menenangkan Stela. Namun, rasanya ucapannya tidak berarti apa-apa, karena Stela semakin mencengkeram erat tangannya.Sean hanya bisa pasrah saat kuku-kuku Stela menancap sempurna di tangannya. Dia merelakan itu asal bisa mengurangi rasa sakit yang dirasakan istrinya.Setelah semua peralatan siap. Dokter mulai memberi instruksi pada Stela untuk mengejan. "Kita mulai persalinannya, Bu, tarik napas dan buang seperti yang sudah diajarkan di kelas ibu hamil," ucap Dokter pada Stela.Stela hanya bisa mengangguk. Dia berusaha kuat dan melakukan instruksi yang diberikan oleh Dokter. Dia menarik napas dan membuangnya sambil mengejan.Mungkin ini adalah yang membuat surga di telapak kaki ibu. Sakitnya saat melahirkan benar-benar tak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Tulangnya serasa remuk saat berusaha untuk mengejan. Otot-ototnya tertarik semua saat tubuh berusaha keras untuk mendorong bayi untuk keluar."

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 187 Tanda-Tanda Melahirkan

    "Mungkin aku kekenyangan." Stela tidak ingin membuat panik Sean. "Kita pulang saja," ajak Stela.Usai makan mereka akhirnya memilih pulang. Di mobil Stela merasakan kembali perutnya mulas."Kamu benar tidak apa-apa?" tanya Sean khawatir."Sepertinya aku sudah mulai ada tanda-tanda melahirkan."Mendengar ucapan Stela, Sean panik. Dia bingung harus berbuat apa. Padahal di kelas ibu hamil berkali-kali dijelaskan jika dia tidak boleh panik."Kita ke rumah sakit," ucapnya pada Stela."Tapi, masih berjarak sangat jauh rasa mulasnya, jadi aku rasa kita tunggu saja di rumah."Sebenarnya Sean merasa tidak tenang. Namun, dia menuruti keinginan istrinya, kembali ke rumah sambil menyiapkan semuanya.Di rumah Sean meminta Stela untuk duduk manis. Dia juga sudah memberitahu sang mama jika Stela sudah menunjukan tanda-tanda melahirkan. Adel yang sedang ada pertemuan dengan teman-temannya langsung meninggalkan tempat acara dan menuju ke rumah anaknya.Sean merapikan beberapa barang untuk keperluan a

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 186 Di Rumah Saja

    Di depan cermin Stela menatap dirinya. Jika kemarin acara pesta pernikahannya bertema universal, kini acara tujuh bulanan diadakan dengan adat jawa sesuai dengan permintaan mertuanya.Rambut panjang Stela disanggul seperti tradisi jawa. Stela tersenyum melihat tampilan di pantulan cermin. Terakhir kali dia semacam ini adalah saat SD di hari kartini. Semenjak remaja hingga kuliah, dia lebih memilih memakai kebaya dengan rambut yang digerai.Penata rias, terus memoles wajah Stela dengan make up tipis sesuai permintaan Stela."Apa sudah siap?" tanya Sean seraya menyembulkan kepalanya dari balik pintu."Sudah, Pak," jawab penata rias. Penata rias keluar dan bergantian dengan Sean yang masuk ke dalam kamar. Sean mengambil baju dengan motif yang sama dengan Stela yang di letakan di atas tempat tidur.Sean langsung mengganti bajunya untuk acara yang sebentar lagi akan dimulai. Sepanjang memakai bajunya, Sean menggerutu karena harus memakai jarik dan itu membuat dirinya kesulitan. Namun, dem

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 185 Selalu Hamil

    Tentu saja Stela mau. Dia mengangguk mendapati tawaran dari mama mertuanya. Dia ingin membayangkan kelak akan seperti apa anaknya.Adel langsung mengambil foto yang ditemukannya kemarin. Kemudian dia menunjukan pada Stela. Lembar demi lembar Adel tunjukan pada Stela dan membuat Stela benar-benar senang.Sean kecil begitu mengemaskan. Dengan pipi gembulnya Sean begitu lucu. Stela memerhatikan dengan baik semua foto. "Ini umur berapa, Ma?" Saat melihat-lihat Stela justru menemukan selipan foto Sean yang besar."Itu umur sepuluh tahun."Mendengar jawaban mertuanya, Stela mengingat jika wajah Sean yang dilihatnya pertama kali di kampus tidak berubah. Entah kenapa, Stela merasakan jika Sean masih awet muda saja."Anak kalian nanti pasti anak lebih tampan dan cantik." Adel sudah membayangkan bagaimana cucunya nanti. Perpaduan antara Stela yang cantik dan Sean yang tampan."Yang penting sehat, Ma. Mau dia mirip Stela atau Sean sama saja." Stela tidak berharap banyak. Dia hanya ingin semua s

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 184 Detak Jantung

    Sean meletakan keranjang ke lantai dan menegakkan tubuhnya. Dia memijat pinggangnya yang begitu terasa sakit. "Aku membelinya karena penjualnya adalah seorang nenek tua." Dia menjelaskan pada Sean alasan membeli semua buah manggis.Stela merasa terharu mendengar jawaban Sean. Dia langsung memeluk tubuh Sean karena merasakan senang melihat suaminya membantu nenek-nenek dengan membeli banyak buah. Padahal mungkin yang akan dimakannya tidak akan banyak.Mendapati dekapan Stela, Sean merasa heran. Dia hanya tahu jika istrinya begitu melow, gampang menangis dan gampang terharu. "Ayo makan buahnya, aku tidak mau nanti anak kita mengeluarkan air liur karena tidak buru-buru diberikan."Stela melepas dekapan Sean dan tersenyum. Sean mengambil beberapa buah dan mengajak Stela untuk duduk menikmati buah yang dibuka oleh Sean.Rasa manis dari buah manggis membuat Stela begitu senang. Dia merasa lidahnya dimanjakan dengan rasa yang sudah dia bayangkan sedari tadi.Sean merasa sangat senang karena i

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 183 Manggis

    Stela mencebikkan bibirnya karena tidak menemukan perubahan itu, dan membuat Sean yang gemas mendaratkan kecupan di pipi Stela. "Tunggulah beberapa bulan lagi, pasti kamu akan melihat perut buncitmu, dan tidak hanya itu, kamu akan mendapati pipi kamu yang juga akan gembung." Sean menjelaskan seraya menggembungkan pipinya.Melihat Sean yang menggodanya, Stela terlihat kesal. "Apa jika aku gendut kamu tidak akan suka?" Dia langsung melepas dekapan tangan Sean dan meninggalkan Sean ke tempat tidur. Dia merebahkan tubuhnya di tempat tidur dan menarik selimut.Dahi Sean berkerut diiringi dengan matanya yang membulat. Niatnya tidaklah meledek istrinya. Akan tetapi istrinya itu justru merajuk. 'Tenyata bukan hanya wanita yang datang bulan yang sensitif, tetapi ibu hamil juga sensitif,' batin Sean.Melangkah menuju ke tempat tidur, dia merangkak naik dan kembali mendekap tubuh Stela. "Sayang, bukan maksud aku begitu," bujuknya."Kamu tadi bilang begitu." Stela masih saja dengan pendiriannya. D

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 182 Pelajaran Hidup

    Stela tersenyum tipis. "Mama tetap ingat anaknya, mana mungkin dia tidak menyisihkan makanannya." Stela menambahkan lauk di piring Sean."Iya, tetapi nanti tempat aku akan di isi dengan cucunya, jadi pasti aku akan di tendang." Seraya memasukan makanan ke dalam mulut, dia menggerutu. "Mana ada orang tua akan menendang anaknya," ucap Stela tersenyum.Sean hanya tersenyum saat kalimatnya dicela istrinya sendiri. Kemudian dia melanjutkan makannya.Menyelesaikan makannya, mereka menuju ke kamar. Mengistirahatkan tubuh yang sudah seharian bekerja keras.Di atas tempat tidur, Sean meletakan kepalanya di kaki Stela, membelai perut Stela yang belum tampak besar. "Apa kamu tahu, terkadang aku tidak menyangka kita bisa sampai di sini."Mendengar ucapan Sean, Stela hanya bisa tersenyum. Dia juga memikirkan hal itu."Dulu saat kita berpacaran, semua berjalan datar. Hanya Kebahagiaan yang ada. Hingga mimpi-mimpi indah terangkai. Namun, seketika semua berubah saat kita menikah. Egoku mengalahkan ra

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 181 Hasil

    "Aku juga kurang tahu." Stela menduga jika mungkin dokter ingin melihat jika dirinya hamil atau tidak. Namun, dia tidak mau terlalu berharap, mengingat terakhir kali dia mengecek hasilnya adalah negatif.Menunggu sejenak akhirnya petugas laboratorium memberikan hasil pada Sean dan Stela. Mereka membawa hasil laboratorium pada dokter yang menanganinya.Dokter mengecek hasil laboratorium dan tersenyum. Dia mengulurkan tangan dan mengucapkan selamat pada Sean."Selamat, Pak, istri Bapak sedang hamil."Sean dan Stela saling pandang. Mereka terkejut mendengar ucapan selamat dari dokter. Karena tidak mau dokter menunggu, Sean menerima uluran tangan dokter, walaupun dengan kebingungan."Tapi, waktu itu saya sudah cek hasilnya negatif, Dok." Stela masih belum percaya dengan ucapan dokter."Kalau boleh tahu kapan waktu mengecekknya?""Dua hari setelah terlambat datang bulan, Dok." Dia mengingat jelas bagaimana dulu dia mendapati satu garis."Kandungan HCG bisa saja belum terdeteksi, jadi saat

  • Dicerai Di Malam Pertama   Bab 180 Tes

    Melihat suaminya yang membuka pintu. Stela merasakan hal aneh. Dia bangun dari tidurnya dan langsung menghampiri Sean. Dia mendekap tubuh Sean dari belakang."Kamu kenapa tiba-tiba di belakang aku?" tanya Sean yang terkejut mendapati dekapan istrinya."Sejak kapan kamu seksi seperti ini," jawab Stela. Bibir Stela menyusuri bahu Sean yang polos. Menyusuri ke leher dan membuat Sean yang tadinya tenang menjadi gelisah."Sayang, aku masih bau keringat." Sean yang merasa tidak enak pada Stela mencoba menghindar."Tapi aku suka." Stela masih terus mendaratkan kecupan di bahu dan punggung Sean dan membuat Sean semakin tidak keruan.Sean yang tidak tahan langsung berbalik. "Jangan menggodaku, karena aku tidak tega melihatmu kelelahan lagi." Mata Sean menatap dalam mata Stela memberikan isyarat tanda bahaya pada istrinya."Kalau aku bilang aku tidak lelah untuk hal yang satu ini bagaimana?" Tangan Stela membelai lembut tubuh Sean, membuat suaminya itu semakin tidak menentu."Kamu yang memulai."

DMCA.com Protection Status