All Chapters of Tiada Hidup Tanpa Sistem: Chapter 31 - Chapter 40

49 Chapters

Bab 31

Pisau Naga Kembar adalah senjata pusaka yang dibuat oleh Ki Adi Pangestu sejak sepuluh tahun yang lalu. Dinamakan Pisau Naga Kembar, karena di dalam senjata pusaka tersebut diisi roh naga kembar, yaitu roh Naga Api dan roh Naga Es.Meskipun kelihatannya hanya seperti pisau biasa, tetapi siapa saja yang terkena serangan Pisau Naga Kembar tersebut akan merasakan panas dingin—jika terkena serangan Pisau Naga Api akan merasakan panas seperti terbakar, dan jika terkena Pisau Naga Es akan merasakan dingin yang teramat sangat, seolah-olah seperti membeku di dalam balok es.Namun, jika pengguna pusaka tersebut menggunakan jurus pamungkas, maka serangan dari kedua pusaka Pisau Naga Kembar tersebut tidak hanya bisa dirasakan, namun juga terlihat wujudnya.***Pasukan Iblis Serigala tersebut melolong, menghadap ke arah Jaka dan semua anggota kelompoknya.Awalnya Jaka mengira kalau lolongan Iblis Serigala itu hanyanyah lolongan biasa. Namun setelah merasakan tenaga dalam yang sangat kuat datang d
Read more

Bab 32

Setelah mengetahui bahwa tingkat energi spiritual Selena jauh lebih kuat daripada tenaga dalamnya, Bagas Arya memutuskan untuk memberitahu Layla. Di saat dia ingin bergerak untuk berlari ke arah Layla ....“Sial! Gerhana bulan total malah sudah tiba! Aku terlambat!”Baru sada dia mengatakan itu, tiba-tiba saja matanya terbelalak—Indera Ketujuh-nya itu melihat Layla terbang di atas udara. “Hah? Layla bisa terbang?”Dengan Indera Ketujuh-nya, dia melihat Layla membawa sebuah busur emas yang sangat keren, dan hal tersebut membuat dia terkesima, karena baru kali ini dia melihat busur panah seindah itu.“Itu pasti bukan busur biasa,” gumamnya.Dari sini, dia hanya menyaksikan pertempuran mereka seperti orang yang menonton film—dia melihat Layla melesatkan anak panah berkekuatan petir dari busur emas itu, menyambar dan menghancurkan pelindung gaib Selena. “Menakjubkan!”Kemudian, dia melihat para anggota kelompok Layla meluncurkan bola-bola meteor itu ke arah para pasukan serigala iblis it
Read more

Bab 33

“Akan kubasmi kalian semua!” teriak Ratu Iblis dengan penuh amarah. Bersamaan dengan itu, balok es yang mengekangnya hancur, dia terbebas. Terlihat, dia membentangkan tangannya, mengeluarkan energi spiritual yang sangat dahsyat.“Semuanya, satukan kekuatan!” Jaka berseru dengan lantang, dan semua anggota kelompoknya langsung mengikuti instruksinya, menyatukan kekuatan dan membentuk benteng tenaga dalam untuk menangkis serangan energi spiritual yang dahsyat dari Ratu Iblis itu.Layla pun juga melakukan hal yang sama, dia memerintahkan semua anggota kelompok sihir untuk merapalkan mantra Sihir Defense Support, melapisi benteng tenaga dalam Jaka dan kelompoknya dengan sihir itu, memperkuatnya.Layla kemudian turun ke daratan. Dia menapakkan kakinya di tanah, di sebelah Jaka dan Diva. Dia berkata kepada mereka berdua sembari mengepalkan tangan kanannya. “Semangat, Suamiku! Semangat, Putriku! Kalian pasti bisa!”“Apakah benar kau seorang dewi?” tanya Jaka. Dia ingin memastikan apakah yang
Read more

Bab 34

Di dalam perisai pelindung, Kelvin merasa tegang ketika menyaksikan pertarungan sengit antara Dewi Lily dan Ratu Iblis. Ketika dia melihat datangnya sosok lain yang akan menembakkan laser merah ke arah Dewi Lily, dia membuka mulut ingin berteriak. Namun sebelum melakukan itu, dia melihat Dewi Lily tiba-tiba menghilang di kala laser itu hampir mengenainya.“Di mana Ibu?” Kelvin menoleh sembari memutar bola matanya ke kanan dan ke kiri, mencari ke mana Dewi Lily berpindah. Saat indera penglihatannya itu menemukan keberadaan ibu angkatnya itu, dia mengehembuskan napas lega. “Syukurlah, ternyata ibu di sana.” Dia sudah menduga, kalau Dewi Lily pasti menggunakan kemampuan teleportasinya untuk menghindari serangan dari sosok musuh baru itu. Dari sini, dia mengernyitkan dahi ketika melihat sosok musuh baru itu berjalan menghampiri Ratu Iblis. Dalam hati dia berkata, “Siapa dia?”Tiba-tiba saja Dewi Lily menjawab pertanyaannya melalui pikiran. “Dia adalah Raja Iblis! Lawan kita bertambah, i
Read more

Bab 35

Raja Iblis berkata kepada Ratu Iblis. “Kau urus saja keroco-keroco itu, biar aku sendiri yang menghadapi burung puter ini!” “Baiklah.” Ratu Iblis menyeringai sadis, lalu dia langsung melesat ke arah Jaka dan anggota kelompoknya yang sedang berlari ke arahnya, sembari bersiap mengumpulkan energi spiritual merahnya ke dalam pedangnya untuk menebas mereka. “Rasakan ini!”Sebuah gelombang energi merah berbentuk seperti bulan sabit keluar dari bilah pedangnya, saat Ratu Iblis itu mengayunkan pedangnya secara vertikal ke arah mereka.Melihat itu, Jaka dan anggota kelompoknya langsung menghentikan langkahnya, sementara sorot mata mereka menggambarkan kepanikan. Dalam hati masing-masing mereka beranggapan, bahwa ini mungkin akan menjadi akhir hayat mereka.Namun sebelum tebasan energi merah berbentuk seperti bulan sabit itu mengenai mereka, tiba-tiba saja sebuah api berbentuk seperti naga menabrak serangan Ratu Iblis itu, menimbulkan ledakan yang sangat nyaring di udara.Duar!Ledakan yang d
Read more

Bab 36

“Ultimate Skill: Bloody Aurora!” Tiba-tiba, kedua Naga Kembar dan tujuh belati yang terus mengejar Ratu Iblis membeku di udara, seolah-olah waktu berhenti. Kemudian, cahaya semerah darah menguar dari pedang Ratu Iblis, memancar dengan intensitas yang membakar retina. Dia mengayunkan pedangnya secara vertikal, sorot matanya memancarkan aura tajam yang menyayat. Sebuah gelombang cahaya semerah darah melesat keluar, melenyapkan Naga Kembar dan belati-belati dengan ledakan energi yang menggetarkan udara dan membuatnya berdesir. *** “Ayah, Kakak, dan juga semuanya...!” Diva berteriak, jari telunjuknya menunjuk ke langit. “Lihat itu!” Jaka mengikuti arah yang ditunjuk Diva, melihat ke arah langit. Seketika itu juga, matanya langsung membulat. Sebuah cahaya merah menyala, mirip aurora di langit kutub, menghiasi langit dengan spektakuler. “Apa itu?” gumam Jaka, keningnya berkerut. Kelvin dan Bagas, yang tadinya duduk bersila dengan mata terpejam, langsung membuka mata dengan cepa
Read more

Bab 37

“Jurus Pamungkas: Amukan Roh Raja Kentala!” Jaka langsung mengarahkan Keris Kentala Jaka-nya ke arah Raja Iblis yang terpental ke udara akibat ledakan energi spiritual yang Dewi Lily lakukan. Dilihatnya sorot mata ketakutan terukir jelas di wajah Raja Iblis, tetapi Jaka tetap melanjutkan jurusnya tanpa belas kasihan sedikit pun padanya.“Hyaaaaaak!”Duar!Serangan jurus pamungkas Jaka memang tak kasat mata, akan tetapi serangan itu terasa sangat dahsyat! Raja Iblis merasa tubuhnya seperti dihantam batu raksasa yang sangat kuat dan panas. Saat itu juga matanya melotot dan wajahnya memucat, dia membuka mulutnya hendak berteriak, tetapi sebelum jeritan itu keluar dari mulutnya, nyawanya telah terpisah dari raganya. Tubuh Raja Iblis itu terpental sekitar tiga puluh meter ke belakang, lalu jatuh dan terguling-guling di tanah tanpa kendali—sang penguasa Alam Iblis itu telah mati dengan mata melotot dan mulut terbuka, menyerupai mayat mengerikan yang membeku dalam ekspresi terakhirnya.Jak
Read more

Bab 38

Kelvin mengamati wajah ibunya yang sekarang sedang bermeditasi itu. Seiring berjalannya waktu, dia melihat wajah pucat ibunya itu menjadi semakin cerah. Hal tersebut membuat rasa cemasnya berkurang.“Kenapa kalian masih memasang pelindung gaib?” tanya Carver. Dia dan ratusan burung-burung puter lainnya hinggap di tanah, di dalam pelindung gaib ini bersama mereka. “Apakah masih ada musuh yang belum dikalahkan?”“Ratu Iblis belum kalah,” jawab Jaka, yang kini masih duduk di samping istrinya yang sedang bermeditasi.“Jadi perisai gaib ini untuk jaga-jaga jika nanti dia tiba-tiba datang menyerang lagi.”“Ratu Iblis sudah mati,” kata Carver, membuat semua orang yang mendengar itu bertanya-tanya dalam benak mereka masing-masing. “Kami yang membunuhnya.”Kelvin langsung bertanya mendengar itu. “Bagaimana mungkin seekor burung puter seperti kalian bisa membunuh Ratu Iblis? Senjata pusakaku dan senjata pusaka Bagas saja berhasil dihancurkan olehnya.”“Waktu di perjalanan, tadi kami melihat Ratu
Read more

Bab 39

Kelvin masih memejamkan matanya, tetapi sekarang dia telah merasakan hawa yang berbeda. Dia menebak kalau proses teleportasinya sepertinya telah selesai, tetapi dia berniat untuk tidak membuka mata dulu kalau ibunya belum menyuruhnya membuka mata.“Bukalah matamu!” kata Dewi Lily akhirnya. “Kita sudah sampai!”Kelvin pun langsung membuka matanya, dan benar saja dengan yang dia tebak, kalau proses teleportasinya telah selesai—dia melihat kota, dia sekarang ini sedang berdiri di pinggir jalan raya di Kota Terratory, dan di depannya dia melihat kendaraan-kendaraan seperti mobil dan motor berlalu lalang di jalanan.“Di mana Master Pemilik Sistem Kegelapan?” Itu suara Dewi Lily. Suaranya itu terdengar di sebelah kiri Kelvin.Kelvin langsung menoleh ke arah kiri. “Master Pemilik Sistem Kegelapan itu—”Ucapannya terhenti ketika dia melihat penampilan Dewi Lily yang kini telah berubah, tercengang—ia melihat ibu tirinya itu kini telah berganti pakaian—tadinya Dewi Lily mengenakan pakaian serba
Read more

Bab 40

“Kau ... kau benar Kelvin, kan?” Kelvin menganggukkan kepalanya sembari tersenyum hangat. Melihat air mata gadis itu keluar membasahi pipinya, dia mengangkat kedua tangannya dengan niat untuk memeluknya. Namun sebelum dia melakukan itu, gadis itu dengan cepat langsung maju dan memeluknya lebih dulu. “Xenovia ....” Kelvin bingung harus berkata apa untuk menenangkan gadis ini. Dia membalas pelukankannya, dan membelai rambut kepalanya dengan lembut. Mendengar suara isak tangisannya, Kelvin mencoba menenangkan gadis itu dengan berkata, “Sudahlah, Xenovia. Jangan menangis terus. Aku sudah di sini sekarang.” “Aku ... aku kira kau telah melupakanku. ” Xenovia berkata sembari terisak-isak. Dia masih memeluk Kelvin, seolah seperti tidak ingin melepaskannya. “Saat di sekolah dulu, kau adalah satu-satunya orang yang selalu membelaku di saat semua orang menyalakanku dan membulyku,” kata Kelvin. “Bahkan kau membenci kakakmu sendiri hanya demi menolongku. Mana mungkin aku melupakan orang yang d
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status