Kelvin mengamati wajah ibunya yang sekarang sedang bermeditasi itu. Seiring berjalannya waktu, dia melihat wajah pucat ibunya itu menjadi semakin cerah. Hal tersebut membuat rasa cemasnya berkurang.“Kenapa kalian masih memasang pelindung gaib?” tanya Carver. Dia dan ratusan burung-burung puter lainnya hinggap di tanah, di dalam pelindung gaib ini bersama mereka. “Apakah masih ada musuh yang belum dikalahkan?”“Ratu Iblis belum kalah,” jawab Jaka, yang kini masih duduk di samping istrinya yang sedang bermeditasi.“Jadi perisai gaib ini untuk jaga-jaga jika nanti dia tiba-tiba datang menyerang lagi.”“Ratu Iblis sudah mati,” kata Carver, membuat semua orang yang mendengar itu bertanya-tanya dalam benak mereka masing-masing. “Kami yang membunuhnya.”Kelvin langsung bertanya mendengar itu. “Bagaimana mungkin seekor burung puter seperti kalian bisa membunuh Ratu Iblis? Senjata pusakaku dan senjata pusaka Bagas saja berhasil dihancurkan olehnya.”“Waktu di perjalanan, tadi kami melihat Ratu
Kelvin masih memejamkan matanya, tetapi sekarang dia telah merasakan hawa yang berbeda. Dia menebak kalau proses teleportasinya sepertinya telah selesai, tetapi dia berniat untuk tidak membuka mata dulu kalau ibunya belum menyuruhnya membuka mata.“Bukalah matamu!” kata Dewi Lily akhirnya. “Kita sudah sampai!”Kelvin pun langsung membuka matanya, dan benar saja dengan yang dia tebak, kalau proses teleportasinya telah selesai—dia melihat kota, dia sekarang ini sedang berdiri di pinggir jalan raya di Kota Terratory, dan di depannya dia melihat kendaraan-kendaraan seperti mobil dan motor berlalu lalang di jalanan.“Di mana Master Pemilik Sistem Kegelapan?” Itu suara Dewi Lily. Suaranya itu terdengar di sebelah kiri Kelvin.Kelvin langsung menoleh ke arah kiri. “Master Pemilik Sistem Kegelapan itu—”Ucapannya terhenti ketika dia melihat penampilan Dewi Lily yang kini telah berubah, tercengang—ia melihat ibu tirinya itu kini telah berganti pakaian—tadinya Dewi Lily mengenakan pakaian serba
“Kau ... kau benar Kelvin, kan?” Kelvin menganggukkan kepalanya sembari tersenyum hangat. Melihat air mata gadis itu keluar membasahi pipinya, dia mengangkat kedua tangannya dengan niat untuk memeluknya. Namun sebelum dia melakukan itu, gadis itu dengan cepat langsung maju dan memeluknya lebih dulu. “Xenovia ....” Kelvin bingung harus berkata apa untuk menenangkan gadis ini. Dia membalas pelukankannya, dan membelai rambut kepalanya dengan lembut. Mendengar suara isak tangisannya, Kelvin mencoba menenangkan gadis itu dengan berkata, “Sudahlah, Xenovia. Jangan menangis terus. Aku sudah di sini sekarang.” “Aku ... aku kira kau telah melupakanku. ” Xenovia berkata sembari terisak-isak. Dia masih memeluk Kelvin, seolah seperti tidak ingin melepaskannya. “Saat di sekolah dulu, kau adalah satu-satunya orang yang selalu membelaku di saat semua orang menyalakanku dan membulyku,” kata Kelvin. “Bahkan kau membenci kakakmu sendiri hanya demi menolongku. Mana mungkin aku melupakan orang yang d
“Apa yang ingin kau lakukan?” Pria itu menepis tangan Kelvin dengan kasar di saat pemuda itu hendak menyentuh tangan Xenovia. Kelvin terkejut dengan apa yang baru saja pria itu lakukan padanya. Dia menundukkan kepalanya di saat melihat tatapan mata pria itu yang terlihat sangat tidak bersahabat. Kemudian, dia bertanya pada sistem melalui pikiran. “Sistem, apakah pria ini tahu kalau aku ingin menteleport Xenovia?”[Sepertinya Sistem Kegelapan bisa mendeteksi tindakan yang akan Master lakukan.]“Apa yang ayah lakukan?” Xenovia pun dibuat terkejut dengan perlakuan kasar ayahnya pada Kelvin. “Dia ini temanku!”“Iya, Xenovia benar! Kenapa kau bertindak kasar kepada calon menantu kita?” kata ibu Xenovia sembari berjalan dengan cepat menghampiri mereka. “Menantu kita?” Pria itu mendengus. “Aku tidak sudi memiliki menantu sampah seperti dia!”“Sampah?” ulang Kelvin sembari mengepalkan tangannya. “Ya! Kau hanyalah anak sampah!” kata pria itu. “Kau si anak pemulung yang tinggal di kolong jem
Sebuah serangan tenaga dalam yang sangat dahsyat menghantam Master Sistem Kegelapan itu hingga terpental, menabrak pagar tembok yang berada di sebelah pintu keluar itu hingga jebol—pria itu terlempar sekitar ratusan meter dan jatuh terguling-guling di taman.Satpam yang sedang duduk di kursi panjang yang terletak di sebelah gerbang terbelalak melihat itu. Dengan segera, satpam itu berlari menghampiri pria itu seraya berteriak, “Tuan Alex!”***Sementara di dalam rumah, Xenovia berkata pada Kelvin dengan suara bergetar. “Kelvin, tolong jelaskan maksud semua ini! Kenapa ayahku tiba-tiba menjadi jahat setelah melihatmu, dan kenapa kalian memiliki kekuatan mengerikan dan ingin saling membunuh?”“Aku akan menjelaskan semuanya, tetapi tidak di sini.” Kelvin berjalan mendekati Xenovia dan ibunya.“Di mana?” tanya Xenovia penasaran.Tanpa menjawab pertanyaan gadis itu, Kelvin langsung menyentuh tangan Xenovia dan ibunya sembari mengucapkan kata kunci skill.“Skill Evasion: Teleportasi.”***“
Tanpa berpikir panjang, Kelvin pun langsung berlari menghampiri mereka. Meskipun atribut kecepatannya telah mencapai maksimum, tetapi kali ini dia berusaha untuk berlari dengan kecepatan seperti orang biasa pada umumnya.Mendengar suara langkah kaki dari belakang, Jaka menghentikan langkah kakinya, begitu juga dengan Diva, gadis itu juga mendengar suara langkah kaki orang yang sedang berlari di belakangnya. Secara bersamaan, mereka berdua kemudian menoleh ke arah belakang, dan seketika itu juga, mereka melihat seseorang sedang berlari ke arah mereka, dan orang itu sudah tidak asing lagi bagi mereka.“Itu kan ....” “Itu Kak Kelvin!” Diva langsung merespon dengan cepat sebelum Jaka menyelesaikan perkataannya. Gadis itu tersenyum sumringah melihat orang yang sangat dirindukannya.Setelah Kelvin sampai di hadapan mereka, Diva langsung memeluk kakaknya itu sembari berkata, “Kakak, akhirnya kau kembali juga. Diva kira Kakak akan lama tidak kembali lagi. Diva sudah sangat merindukan Kakak,
“Skill Evasion: Teleportasi.”Setelah mengatakan kata kunci skill itu, dalam sekejap mata, Kelvin telah berpindah di Kota Terratory, lebih tepatnya di halaman taman mansion Xenovia yang megah dan indah.Namun, keindahan taman itu cepat sirna saat pandangan matanya menangkap pemandangan yang mengerikan—Master Sistem Kegelapan dengan kejamnya mencengkeram kaki satpamnya sendiri hingga terdengar suara 'crack' dari tempat Kelvin berdiri.“Aaaaaaaaarrgh!” Satpam tersebut berteriak kesakitan.Dari sini Kelvin juga melihat Xena berdiri di sana. Dia melihat wanita itu langsung meraih pistol yang berada di celananya dan mengarahkan pistol tersebut ke arah Master Sistem Kegelapan itu. Namun sebelum wanita itu menarik pelatuknya, pria itu lebih dulu meninjunya dengan kekuatan dahsyat.Duar!Tinju dahsyat dari Master Sistem Kegelapan yang telah mencapai level 100 itu menciptakan suara yang memekakkan telinga, menyebabkan Xena terlempar ke udara. Tubuh wanita itu melayang dan menabrak pohon sakura
Setelah mendengar penjelasan dari sistem, Kelvin Stewart dengan mantap membuat keputusan.“B!” serunya tanpa ragu.Dengan memilih huruf ‘B’, artinya Kelvin memilih Xenovia sebagai Master Pemilik Sistem Cahaya. Dia ingin gadis itu sendiri yang memutuskan nasib ayahnya. Dia ingin agar gadis itu sendiri yang memutuskan untuk membinasakan ayahnya atau tidak. (Sesuai pilihan Anda, saya akan menjadikan Xenovia sebagai Master saya.)Cahaya dan data-data yang berada di depan Kelvin tiba-tiba lenyap. Kelvin tahu Sistem Cahaya pasti telah pergi ke tempat Xenovia yang kini berada di Suku Ndiwek.***Di Suku Ndiwek, lebih tepatnya di dalam rumah Jaka, Xenovia sedang duduk tegak di kursi panjang ruang utama. Diva dan Jaka duduk di sisinya, tetapi sekarang mereka hanya diam saja karena sudah tidak memiliki topik pembicaraan setelah ngobrol berjam-jam dengannya.Dalam keheningan itu, tiba-tiba cahaya yang amat terang muncul di depannya, menghiasi ruangan dengan pesona yang mampu membuat siapa saja