Semua Bab Pesona Istri Dadakan CEO: Bab 121 - Bab 130

133 Bab

Bab 121: Hubungan Baik

“Calantha kamu harus semangat, aku yakin kamu bisa! Kamu ibu yang hebat!” ucap Claira, sembari menggenggam erat tangan adik kembarnya. Beberapa bulan paska kesalahpahaman di masa lalu terurai, sebagai penebus dosa Claira tak pernah absen menghubungi sang adik. Hingga ketika Claira berkunjung ke rumah Alessandro, ia menemukan adiknya mengeluh lemas. Claira sigap membawa Calantha ke rumah sakit. Ternyata istri Alessandro Javier diharuskan melahirkan hari ini juga melalui prosedur operasi. “Tolong hubungi Al. Menurut jadwal dia pulang sore ini,” lirih Calantha. Ia merasa cemas karena melahirkan sebelum waktu yang ditetapkan dokter. Clair mengangguk tegas. Ia juga memaksa mengantarkan Cal sampai ke ruang operasi. Setelah itu Clair menghubungi iparnya. Tiga kali tersambung tetapi Alessandro enggan menerima. Tepat panggilan keempat wajah Claira sumringah, ia berujar lantang, “Al datanglah ke rumah sakit ibu dan anak. Calantha sedang melahirkan.” [Apa?! Tunggu aku!] Setelah it
Baca selengkapnya

Bab 122: Taruhan

Sementara itu Clair ternganga di restoran. Ini di luar dugaan dan sama sekali tidak masuk logika. Sebab, restoran ini tampak sepi. Wanita itu mengerti semua karena ulah sang ayah. Clair memutar badan mengadap Liam dan berujar, “Jadi kamu pria itu. Apa yang kamu tawarkan pada ayahku? Kerja sama apa?”Liam menggeleng ragu-ragu, lalu menggenggam tangan Claira dan berjalan menuju meja yang telah diias. Menurut Clair ini adalah kencan buta terburuk. Ayahnya selalu memiliki kejutan istimewa, tetapi bukan untuk yang satu ini. Clair tidak menyukai pria culun di depannya. Meskipun penampilan Liam telah berubah drastis, tetap saja titel kutu buku kampungan melekat erat.‘Aku hanya mencintai Alessandro,’ batin wanita itu. Ia menatap sinis kepada Liam.Bibir Claira berucap ketus, “Dengar baik-baik ya Liam, aku tidak suka menjalin hubungan apa pun! Aku mau hidup bebas!”Liam manggut-manggut dan wajah tampannya tidak menunjukkan ekspresi keberatan. Pria itu dengan santai membantu Clair duduk.“Ki
Baca selengkapnya

Bab 123: Diajak Kencan

Sorot mata Clair dan Liam tertumbuk. Saat itu juga Liam langsung mengakhiri percakapannya lalu menghampiri calon istri. “Sudah selesai?” tanya Liam dengan raut wajah biasa saja. Sedangkan Calantha dan Al memperhatikan ketidaksukaan Clair terhadap situasi ini. Sebagai saudari kembar Cal sangat tahu apa yang diinginkan kakaknya. “Kamu ‘kan punya mata. Bisa dilihat sendiri,” ketus bibir tipis Clair. “Mari pulang.” Liam tersenyum kepada Calantha dan Al. Bahkan pria itu sempat menolehkan kepala kepada teman wanitanya dan melambaikan tangan. Kemudian Liam meraih tas pakaian dari tangan Clair. Ia mempersilakan Cal dan Al berjalan lebih dulu. Claira hanya membuang muka sembari mendengus kasar. Di dalam mobil keheningan tercipta. Terutama Clair yang duduk di samping Liam. Wanita itu selalu menoleh ke luar jendela. Tiba-tiba Liam berujar, “Dia temanku. Kami pernah memiliki proyek kerja sama.” “Oh.” Clair manggut-manggut tetapi tidak puas mendengar jawaban itu. Setelah sampai di rumah
Baca selengkapnya

Bab 124: Membantu Istri

Di dalam restoran mewah, Clair dan Liam duduk saling berhadapan. Jika pada umumnya seorang konglomerat menyewa satu restoran, berbeda dengan Liam. Pria itu hanya memesan meja yang hias cantik dengan bunga-bunga tanda cinta. Bahkan Liam tahu Clair baru saja pulih dari penyakitnya. Ia tidak membeli anggur melainkan air bening dan jus buah. “Kamu tidak punya uang ya?” celetuk Clair membuat alis Liam mengernyit. Sebelah sudut bibir Clair berkedut. Gadis cantik itu mencibir, “Kamu mencoba romantis tapi gagal. Uangmu saja tidak mampu membeli restoran ini selama satu hari.” Liam tidak tersinggung atau marah. Ia mengulum senyum dan meneguk air bening untuk melembabkan kerongkongan. Keterdiaman Liam ini menajdikan Clair kesal bukan main. Jika sebelumnya ia selalu merajuk kepada Alessandro sehingga keinginannya dipenuhi. “Aku punya uang,” sahut Liam pada akhirnya. “Terus?” “Terus apa Clair?” Claira berdecak sebal lantas menghabiskan setengah gelas jus. Ia juga cemberut karena menilai
Baca selengkapnya

Bab 125: Persaingan 

“Ajari aku caranya.” Clair menunjuk popok dan pakaian bayi. Seketika Calantha dan Lorraine menoleh ke arah wanita itu. Kening kedua ibu muda mengerut karena tidak biasanya seorang gadis belajar merawat bayi.“Kalian tidak perlu menatapku seperti itu. A-aku mau tau bagaimana melakukannya.” Clair menelan ludah karena gugup diperhatikan oleh dua pasang mata.Lorraine mengalihkan pandangan kepada Calantha untuk meminta izin. Istri kesayangan Alessandro Javier itu mengangguk. Jujur, perasaan Cal campur aduk. Ia takut kakaknya ini kelak mencari simpati di depan Al. Sungguh Calantha tidak mau rumah tangganya hancur. Apalagi sekarang keempat anak sangat membutuhkan orang tua utuh.Saat mengganti popok Anaya, wajah Claira berseri-seri. Gadis itu teringat ketika Liam mempertanyakan kesiapannya menjadi seorang ibu. Namun, waktu itu Claira diam saja karena malu. Sekarang hatinya bersorak riang.**Dua hari kemudian, Liam mengantar Clair ke bandar udara. Gadis itu harus pulang ke Zurich karena b
Baca selengkapnya

Bab 126: Masa Lalu Wanitaku

Alessandro mendengus sebal lantaran Liam menguasai keempat anaknya. Sebagai ayah, ia hanya bisa mengawasi dari jarak jauh. Al juga tidak bisa berbuat apa-apa selain mengamati, sebab Calantha telah memberi izin. Liam mengambil banyak swafoto bersama ABCD. Pria itu tersenyum kecil melihat hasil jepretan kamera. Liam mengirim pesan teks dan gambar dirinya bersama Anaya kepada Clair. “Anaya semakin lucu.” Ketika Liam masih tersenyum sendirian, Alessandro berdiri tepat di belakang pria itu. “Ide brilian menggunakan anakku sebagai alibi menggoda wanita.” Alessandro langsung mengambil alih keempat bayinya. Ia tidak suka wajah polos bayinya dimanfaatkan oleh Liam. ** Satu minggu ini Liam rajin mengunjungi kediaman Alessandro. Pria itu membawa beraneka buah tangan untuk Calantha dan empat bayinya, tidak ketinggalan Liam menemani Al bermain catur. Semua dilakukan sebagai permohonan maaf. “Bagaimana perkembangan hubunganmu dengan Claira?” Wajah Alessandro tampak serius memandang papan
Baca selengkapnya

Bab 127: Bukan Claira Tapi Calantha

“Bodoh!” teriak Alessandro di tengah hutan. Pria itu mengepalkan tangan dengan kuat hingga bagian telapak sakit dan urat-urat pada lengan menonjol. Ia memukuli udara yang tidak bersalah. Kemudian Alessandro terjatuh dengan posisi kedua lutut di atas tanah lembab.Alessandro kian tercabik ketika memeriksa ponsel dan mendapati istrinya sedang menelepon. Ia tidak kuasa menerima panggilan suara. Pria itu tenggelam jauh bersama perasaannya saat ini.Beberapa jam kemudian, Alessandro berhasil menguasai rasa sakit dalam dada. Ia bergegas menemui Claira di Mansion Caldwell. Karena hubungan sudah membaik, kedatangan Alessandro disambut oleh para pelayan. “Di mana Nona Muda Clair?”Pelayan menunduk. “Nona di perpustakaan, Tuan.” Alessandro langsung menghampiri iparnya.Claira terkejut karena sebelumnya Al tidak membuat janji. Sekarang pria itu datang dengan ekspresi dingin dan aura mencekam seketika menyelimuti ruangan.“Hi Al. A-ada a-apa?” gugup Claira. Perasaan sebagai wanita sangat peka,
Baca selengkapnya

Bab 128: Kehidupan Baru

Claira melempar kerikil kecil ke sembarang arah. Pikiran gadis itu dilanda gundah gulana. Ia ketakutan Alessandro memberitahu keluarga besarnya tentang sebuah kebenaran. Clair menelan ludah. Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika Calantha mengetahui kenangan bersama Al diambil alih olehnya.Ketika wanita itu melepar kerikil cukup besar, seseorang memekik. “Aw!”“Ya ampun!” Claira sigap menghampiri sumber suara. Ia ternganga mendapati Liam sedang mengelus kening.Sialnya, kening pria tampan itu berubah merah.“Liam, maaf. Aku tidak bermaksud—““Apa yang kamu pikirkan?” Liam meringis karena lemparan Clair sangat bertenaga.“Tidak ada!” tegas Clair. Ia tersenyum kaku.Padahal Liam sengaja meluangkan waktu setelah berminggu-minggu demi Clair. Pria itu tahu calon istrinya sedang gelisah. Hanya saja Liam pandai menutupi rahasia. Ia tidak mau ikut campur, cukup membeberkannya kepada Alessandro.Liam juga tahu Alessandro berniat mengubur masalah ini. Clair menoleh kepada Lia
Baca selengkapnya

Bab 129: Pengganggu Kemesraan

Satu tahun berlalu sangat cepat, kesabaran Liam membuahkan hasil. Pagi ini, Liam dan Claira telah resmi menjadi sepasang suami istri. Keduanya sedang menandatangani akta pernikahan. Calantha bersama keempat anaknya duduk di kursi paling depan. Ia menangis haru karena Clair mendapatkan belahan jiwa. Ia juga tahu Clair belum sepenuhnya melupakan Alessandro. Wanita itu beranjak mendekati kembarannya. “Haruskah aku memanggilmu Nyonya Hofer?” goda Calantha. Liam menyambar, “Tentu saja! Dia istriku, dan kamu harus memanggilku kakak meskipun kita seumuran.” Tawa pria itu. Tiba-tiba Alessandro memukul kepala Liam. Ia berkata dengan tegas, “Tidak boleh memanggil kakak! Panggil nama saja.” Seketika altar pernikahan dihiasi gelak tawa dari semua orang. Mereka melihat kedekatan putri Caldwell dan kekompakan para menantu. “Sudah seharusnya aku patuh kepada yang lebih dewasa.” Liam menyengir, menjadikan mata sipitnya tak terlihat. Alessandro memelotot karena secara tidak langsung Liam menge
Baca selengkapnya

Bab 130: Setelah Tujuh Hari

Malam pertama yang seharusnya berujung menyenangkan dengan suasana romantis, justru sebaliknya. Kini, vila pribadi Keluarga Hofer dikunjungi dokter serta perawat yang mengobati Liam. Pria itu mendadak demam paska berenang.“Bagaimana kondisinya? Perlu dirawat inap?” berondong Clair kepada dokter. Ia memperhatikan wajah pucat sang suami.Sedangkan Liam menahan malu sekaligus gundah. Pria itu merasa bersalah gagal menjadi sosok suami idaman bagi pujaan hati. Dokter berkata dengan cemas, “Demamnya cukup tinggi mencapai empat puluh derajat. Tapi Tuan Liam menolak.”Clair mendengus, lantas berjalan mendekati suaminya yang sedang berbaring tidak berdaya.“Kamu masih mau hidup?” tegas wanita itu membuat mata sipit Liam membelalak.Clair bertolak pinggang dan menatap tajam suaminya. “Kita baru menikah satu hari, kamu mau menjadikan aku janda?” Liam meneguk saliva dan menggeleng pelan. Ia tahu istrinya memang galak, tetapi tidak menyangka mulut Claira sangatlah tajam.“Jangan bilang begitu.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status