Home / Fantasi / Reincarnator From The Past / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Reincarnator From The Past: Chapter 51 - Chapter 60

79 Chapters

Chapter 45 - Pertemuan Antar Negara

Di aula besar yang berkilauan, rapat penting sedang berlangsung. Perwakilan dari berbagai negara berkumpul untuk membahas isu-isu krusial, dengan suasana yang tegang menyelimuti ruangan. Di antara hadirin, Haru dan Mutsuki dari Vurfield hadir sebagai delegasi yang diundang oleh Raja Gustav I. Namun, yang menggantikan kehadiran raja adalah Gustav V, salah satu keturunannya.Gustav V membuka rapat dengan suara tegas, "Rapat ini kita adakan untuk membahas posisi Vurfield dalam aliansi kita. Ada isu yang muncul mengenai Demon Lord yang harus kita selesaikan."Seorang utusan dari Legorianith, dengan nada sinis, berkomentar, "Kenapa Vurfield juga diundang?"Gustav V menanggapi dengan tenang, "Brirya memiliki hubungan diplomatik dengan Vurfield, dan penting untuk mendengar pendapat mereka."Perwakilan dari Aschyam segera angkat bicara, "Demon Lord tidak boleh bergabung dengan aliansi manusia kecuali dia menyerahkan diri dan kekuasaannya."Haru, yang merasa tersinggung dengan pern
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

Chapter 46 - Kegelisahan Rei Brirya

Para utusan dari Legorianith dan Aschyam merasa terdesak dan ketakutan. Aura yang menekan dan penuh ancaman mengelilingi mereka, sesuatu yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Ketegangan meningkat saat Asahi melanjutkan, suaranya menggema penuh kekuatan dan determinasi, "Kita bisa hidup berdampingan, atau kita bisa hancur bersama. Pilihan ada di tangan kalian."Seorang utusan Legorianith berbisik dengan ketakutan kepada rekannya, "Apa yang harus kita lakukan? Kita tidak bisa melawan kekuatan seperti itu…"Utusan Aschyam yang sebelumnya agresif kini tampak gelisah dan pucat. "Mungkin kita harus mempertimbangkan ulang posisi kita," katanya dengan suara bergetar, tak mampu menyembunyikan ketakutannya."Sudah kuputuskan…" ucap Asahi dengan suara yang semakin keras dan tegas. Dia berdiri, merentangkan tangannya ke depan seolah ingin mencengkram sesuatu yang tak terlihat. "Keluarlah, Astaroth…" serunya dengan nada yang penuh ancaman. Mendengar nama itu, Rei yan
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

Chapter 47 - Crystal Angel, Sebuah Item yang Berbahaya

Di Kerajaan Vurfield, malam selalu dipenuhi oleh kegelapan yang mencekam, seolah-olah langit sendiri menolak untuk membiarkan cahaya menyentuh tanah yang terkutuk itu. Suara gemuruh petir menggema di kejauhan, memecah keheningan yang menyelimuti kerajaan. Setiap sudut kota dipenuhi dengan bayangan-bayangan yang bergerak, bayangan yang tak berani menunjukkan wujud aslinya di hadapan sang Demon Lord, penguasa yang ditakuti oleh semua makhluk di Vurfield. Sang Demon Lord, dengan langkah berat dan penuh wibawa, melangkah melalui jalan utama yang dipenuhi oleh makhluk-makhluk dari berbagai jenis. Para Iblis yang kejam, Manusia, serta makhluk-makhluk Setengah Manusia, semuanya menundukkan kepala mereka dalam ketakutan yang mencekam. Tidak ada yang berani mengangkat kepala, bahkan untuk sekedar mencuri pandang pada wajah sang penguasa. Aura kegelapan yang terpancar dari tubuhnya seakan mencekik setiap jiwa yang berada di dekatnya, membuat napas mereka terhenti dan dar
last updateLast Updated : 2024-08-10
Read more

Chapter 48 - Kekacauan Ada di Mana-mana

Pagi itu, kabut tipis menyelimuti taman kerajaan Vurfield, menambah kesan magis yang selalu menyertai tempat tersebut. Hembusan angin pagi membawa aroma bunga mawar yang mekar, memberikan nuansa kedamaian yang kontras dengan hiruk-pikuk perang yang telah menggelegar di luar tembok-tembok kerajaan. Asahi, Raja Iblis yang Agung, melangkah pelan di atas jalur batu yang dihiasi dengan rumput hijau dan kelopak-kelopak bunga yang berguguran. Sejak menyerahkan tahta kepada Mileena sementara, yang kini memimpin kerajaan dengan kebijaksanaan dan ketegasan seorang ratu, Asahi merasa dirinya lebih bebas namun tetap dihantui oleh tanggung jawab besar sebagai Raja Iblis. Keputusan untuk mengumumkan perang kepada umat manusia telah membatasi pergerakan mereka, namun tak sedikit dari mereka yang memilih tetap tinggal di Vurfield, merasa lebih aman di bawah kekuasaan iblis daripada di bawah ancaman perang yang tak berkesudahan di luar sana. Langkah Asah
last updateLast Updated : 2024-08-13
Read more

Chapter 49 - Serangan Pertama Dimulai

Setiap hari, Asahi dengan cermat memantau gerak-gerik para bawahannya serta mengawasi pergerakan para manusia yang berniat menyerang. Meskipun begitu, para pengikut Raja Iblis berusaha melawan orang-orang yang membantai manusia yang mereka anggap pemuja sang Raja. Pembantaian di desa itu akhirnya mulai mereda, dan para prajurit Raja Iblis bekerja sama membantu perbaikan serta pemakaman mayat-mayat yang telah dibantai.“Sungguh mengerikan ...” ucap Regulus dengan nada rendah, matanya menyapu pemandangan kehancuran di sekelilingnya.“Kau benar,” jawab Asahi dengan tatapan tajam, “para manusia sudah bertindak terlalu jauh ... apakah kita harus melakukan sesuatu ...?”Regulus memandang ke arah Asahi, matanya penuh kehati-hatian. “Menurut saya, Anda sebaiknya tidak melakukan pergerakan apa pun... ini mungkin jebakan yang akan memicu kericuhan baru nantinya.” Tiba-tiba, suasana menjadi tegang saat seorang wanita muncul, memaksa masuk dan berlutut di depan Asahi. Penj
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more

Chapter 50 - Sudah Hampir Dimulai

Malam itu, langit Brirya tampak lebih gelap dari biasanya, seolah-olah mengisyaratkan datangnya malapetaka. Di dalam istana megah Brirya, Mother of Great Spirit Luna berjalan sendirian di sepanjang koridor yang diterangi oleh cahaya bulan yang redup. Taman-taman yang biasanya dipenuhi dengan suara nyanyian roh hutan kini senyap, seakan-akan mereka merasakan kekhawatiran yang sama dengan Luna. Hutan roh, yang baru saja dipindahkan ke dekat Brirya, terasa sunyi, menyiratkan bahwa sesuatu yang buruk tengah mendekat. Luna, dengan wajah penuh keraguan, menggumam pelan kepada dirinya sendiri, mencoba memahami perubahan drastis yang terjadi pada Asahi, sang Demon Lord. Asahi, yang dulu pernah berdiri di sisi cahaya sebagai pelindung, kini berubah menjadi ancaman yang menakutkan bagi umat manusia. "Mengapa Asahi memilih jalan gelap ini? Apa yang mendorongnya untuk memusuhi manusia yang pernah ia lindungi?" Luna bertanya-tanya, suaranya hampir tidak terdengar di tengah
last updateLast Updated : 2024-08-17
Read more

Chapter 51 - Nyx Noir, Apakah dia Tidak Berlebihan?

Pagi itu, Nyx memimpin pasukan iblis dengan penuh ketegasan, misinya jelas: membasmi orang-orang yang telah ditargetkan oleh Asahi. Di bawah sinar mentari yang baru terbit, mereka bergerak dengan hati-hati, memastikan tidak ada suara yang bisa membangunkan penghuni desa-desa di sekitar Vurfield. Setiap langkah mereka dihitung dengan cermat, menghindari perhatian yang tidak diinginkan. Nyx, dengan tatapan mata yang tajam dan penuh tekad, merasakan beban tanggung jawab yang berat di pundaknya. Ia tahu bahwa misi ini bukan sekadar penyerangan biasa—ini adalah peringatan, pesan yang harus sampai kepada musuh-musuh Asahi. Namun, ada kekhawatiran yang bersemayam di benaknya. Bukan hanya karena risiko tinggi dari operasi ini, tetapi juga karena potensi konflik yang bisa muncul jika mereka gagal menjaga kerahasiaan gerakan mereka. Di tengah keheningan pagi, angin berembus pelan, membawa serta aroma tanah yang lembab dan dedaunan basah. Nyx memberi isyarat k
last updateLast Updated : 2024-08-20
Read more

Chapter 52 - Rencana Mereka Tidak Bisa di Gagalkan

Asahi menatap pemandangan di depannya dengan senyuman tipis setelah seluruh pasukan dibantai habis. Di sisi lain, Asmodeus, Ubert, dan Mileena memandangnya dengan tatapan penuh keheranan dan ketakutan. Mereka merasa bahwa Asahi telah berubah menjadi sosok yang berbeda—seseorang yang jauh lebih gelap dan kejam. Kekhawatiran mereka memuncak ketika menyadari bahwa Asahi kini menjadi pembunuh tanpa belas kasihan.“Tuan Asahi, sepertinya masih ada beberapa dari mereka yang berhasil melarikan diri...” kata Regulus dengan nada ragu. Asahi hanya tersenyum lebih lebar. “Itu bukan masalah besar. Yang penting, Nyx kini sudah berada di ibukota,” jawabnya dengan tenang, seakan-akan pembantaian yang baru saja terjadi hanyalah masalah kecil. Setelah Asahi tersenyum menatap sihir proyeksi medan perang yang penuh dengan mayat, tidak ada satu pun yang menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih besar terjadi di balik layar. Nyx, dalam keganasannya, telah berubah menjadi s
last updateLast Updated : 2024-08-20
Read more

Chapter 53 - Semuanya Terungkap Sudah

Saat Asahi selesai berbicara dan mereka semua mulai beranjak pergi, suasana yang tadinya tegang mendadak menjadi lebih mencekam. Sebuah suara tepuk tangan perlahan terdengar dari belakang mereka, memecah kesunyian yang baru saja tercipta. Semua orang fokus ke arah sumber suara, dan di sana, di bayangan gelap ruangan yang tersembunyi itu, Regulus muncul dengan senyum yang penuh arti di wajahnya. Tepuk tangan itu berhenti, digantikan oleh suara lembut namun sarat dengan ironi. "Selamat datang... sungguh hebat, Tuan Asahi," ucapnya dengan nada yang merayap, seolah-olah dia telah menyaksikan sesuatu yang menarik. Asahi tidak menunjukkan tanda-tanda terkejut. Sebaliknya, dia hanya mengangkat satu alisnya, memandang Regulus dengan tatapan yang sulit ditebak. Regulus melangkah maju, mendekati mereka, dan keheningan yang menyelimuti ruangan seolah menambah ketegangan yang menggantung di udara."Tuan Asahi," lanjut Regulus, masih dengan nada yang sama, "Aku tidak menyang
last updateLast Updated : 2024-08-21
Read more

Chapter 54 - Raja Iblis Tidak ada Kerjaan

Lantai batu dingin terasa menusuk di lututnya, seakan ingin menambah beban yang sudah tak tertanggungkan di hatinya. Ruangan itu sunyi, begitu sunyi hingga suara napasnya yang terengah-engah terdengar memekakkan telinga. Di hadapannya, sang pemimpin berdiri dengan angkuh, tatapannya setajam pisau yang mampu menembus jiwa. "Maafkan aku...," suaranya gemetar, hampir tak terdengar. Tenggorokannya terasa kering, setiap kata yang keluar terasa seperti duri yang merobek-robek dirinya. "Aku tak pantas... tapi aku mohon... ampunilah aku..." Kepala tertunduk, ia tak berani mengangkat wajahnya untuk menatap sang pemimpin. Ia tahu, kesalahannya terlalu besar untuk diampuni dengan mudah. Keringat dingin membasahi punggungnya, detak jantungnya berpacu cepat, seolah berusaha melarikan diri dari nasib yang kini tergantung di ujung keputusan orang di hadapannya. Sang pemimpin tak memberikan jawaban. Hanya keheningan yang menyelimuti ruangan itu, membuat
last updateLast Updated : 2024-08-21
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status