Home / Fantasi / Reincarnator From The Past / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Reincarnator From The Past: Chapter 21 - Chapter 30

79 Chapters

Chapter 18 - Puing Puing Desa Yamato

Belum genap sepekan Asahi mengasah tubuhnya, setidaknya menjadi sekuat saat dia menggunakan tubuh Homunculus. Setiap latihan keras yang dia lakukan terus meningkatkan kekuatan nya termasuk aura Asahi itu sendiri.“Woah hebat ... Aura nya berubah begitu pesat ... padahal baru berlatih beberapa hari ...” ucap pria itu.“Kira kira butuh berapa kuat lagi ...?” ucap Asahi.“Sekuat saat kamu menggunakan tubuh Homunculus itu ...” ucap pria itu.“Tuan Asahi, aku juga akan ikut berlatih bersama mu ...” ucap Tomoe. Asahi kemudian mengizinkan Tomoe berlatih bersama, mereka pun latih tanding untuk meningkatkan kemampuan nya. Karena tubuh Asahi menjadi tubuh anak anak lagi, maka Tomoe harus memperhatikan Asahi dengan benar. Karena kelincahan tubuh anak anak memang tidak bisa di hindarkan.Asahi dan Tomoe berdiri berhadap-hadapan di tengah arena latihan yang terbuat dari batu yang melingkar di tengah hutan. Udara di sekitar mereka terasa berat oleh energi magis yang semakin
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

Chapter 19 - Mereka Yang Tersisa

Asahi berlari menuju rumah rapat dengan harapan menemukan Mileena di sana. Namun, ketika ia membuka pintu dan melangkah masuk, pemandangan mengerikan menyambutnya—tubuh Mileena terbaring tak bernyawa di tengah ruangan. Rasa marah dan putus asa meledak dalam dirinya, dan tanpa sadar, Asahi mengeluarkan aura negatif yang begitu kuat, menyelimuti seluruh desa. Para penduduk merasakan tekanan mengerikan itu, merasakan ketakutan yang belum pernah mereka alami sebelumnya, seolah-olah kegelapan telah menyelimuti harapan mereka yang baru saja muncul. “Tu- Tuan Asahi tolong hentikan ...!!” teriak Haru. “Maaf, bisa jelaskan padaku tentang semua ini ...?” ucap Asahi dengan pandangan menunduk. Asahi menarik napas dalam-dalam, berusaha mengendalikan amarahnya yang memuncak. Ia memandang Haru dengan sorot mata yang penuh penyesalan, lalu perlahan mengangguk, memberi isyarat bahwa ia akan mendengarkan. Seorang pimpinan desa bernama Haru maju, suaranya bergetar saat ia mulai bercerita. "Semu
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

Chapter 20 - Dia Telah Bangkit

Suasana di medan perang itu kini sunyi senyap, hanya terdengar suara orang-orang yang tersisa yang terengah-engah dalam putus asa. Mayat-mayat ksatria Weismann tergeletak beku di tanah, darah mereka membeku bersama es yang menghujam tubuh mereka. Teriakan kesakitan telah mereda, digantikan oleh bisikan angin malam yang membawa rasa dingin dan ketakutan. Asahi melayang di atas mereka, matanya menatap dingin pemandangan mengerikan di bawahnya. Hanya ada keheningan yang menyelimuti, sebuah keheningan yang dipenuhi oleh kekosongan dan penyesalan yang dalam.Pasukan raksasa dengan jumlah hampir 50.000 lebih itu hanya tersisa 10.000 an pasukan yang sudah putus asa.“Jadi benar, walaupun aku membunuh mereka ... aku tidak merasakan apapun ... apa hati ku sudah membeku ...?” gumam AsahiAsahi turun ke tanah dengan langkah tenang namun penuh kekuatan, matanya terpaku pada sebuah tenda mewah yang berdiri megah di tengah medan pertempuran. Tenda itu jelas merupa
last updateLast Updated : 2024-06-09
Read more

Chapter 21 - Evolusi Dark Lord

            Beberapa waktu yang lalu, tepatnya sesaat Asahi berlatih dengan tubuh baru nya yang seorang anak anak. Dia memang begitu lincah dalam pergerakan nya, Asahi dapat bergerak dengan kecepatan melebihi kecepatan mata. Namun di tempat lain, di Desa Yamato yang pada saat itu masih tenang tenang saja.            Para penduduk berkumpul di sebuah ruangan, Haru dan Mutsuki serta Mileena dan Kaede kemudian seluruh petinggi desa itu berkumpul untuk membicarakan apa yang harus mereka lakukan saat Asahi kembali ke desa.Haru, yang paling bijak di antara mereka, membuka percakapan dengan suara tenang tapi tegas. "Kita semua tahu bahwa Tuan Asahi bukanlah anak biasa. Kecepatannya, kekuatannya, semua itu berasal dari kekuatan luar biasa yang dimilikinya. Kita harus memutuskan bagaimana kita akan menyikapinya saat dia kembali ke desa."Mutsuki, yang terkenal
last updateLast Updated : 2024-06-10
Read more

Chapter 22 - Peperangan Besar Akan di Mulai

[“Aku Raphael dan ku perintahkan dirimu, Beelzebub... seraplah seluruh energi sihir yang ada di penghalang... jangan biarkan satupun kepingan jiwanya tertinggal...”]Sejurus kemudian, sebuah angin kencang mulai berputar di sekelilingnya, menyedot energi sihir dari penghalang yang ada di depannya. Tekanan udara di sekitar berubah drastis, menciptakan perasaan berat dan mengintimidasi. Asahi merasakan kekuatan Beelzebub yang luar biasa sedang bekerja melalui dirinya, menghisap setiap jejak energi sihir yang tersisa.“Ada ap aini …!!” kejut Haru. Kemudian saat di turunkan semua kepingan jiwa itu, satu per satu mendekati tubuh nya sendiri. Namun ketika ingin di kembalikan beberapa kepingan jiwa itu ada yang hancur dan tubuh aslinya menghilang bagaikan debu.[“Resikonya terlalu besar …”]Kemudian gadis itu mendekat kearah Asahi sambil mengatakan sesuatu, “Master, tidak semua kepingan jiwa bisa Kembali … system dunia ini berbeda dan saling bertolak belakang …”[“Ada benar nya ju
last updateLast Updated : 2024-06-12
Read more

Chapter 23 - Rapat Petinggi Dimulai

Di ruangan besar yang terletak di jantung kota Yamato, para petinggi berkumpul di sekitar meja perundingan yang berbentuk lingkaran. Penerangan di dalam ruangan itu cukup redup, memberikan suasana serius dan tegang pada diskusi yang akan berlangsung. Asahi berdiri di ujung meja, matanya yang tajam memandang ke arah satu per satu petinggi yang hadir."Baiklah," kata Asahi, suaranya tegas namun penuh kegetiran. "Perihal evolusi ku sudah selesai... sekarang kita harus bersiap untuk peperangan besar nantinya."Haru, wakilnya, mengangguk setuju. "Meskipun begitu... para petinggi kita juga sudah banyak yang gugur," ucapnya dengan nada sedih, mengingat teman-teman mereka yang telah tewas di medan perang."Ya, itu benar," jawab Asahi. "Namun, kita harus fokus pada yang masih bisa kita lakukan sekarang. Kita tidak bisa membiarkan pengorbanan mereka sia-sia."Mileena, ketua menteri pertahanan, berdiri dan mulai memaparkan strategi yang telah ia siapkan. "Kami telah mengidentifikasi beberapa kel
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

Chapter 24 - Pertempuran Besar akan diMulai

Kota Yamato kini di selubungi oleh penghalang super kuat yang di aktifkan dengan kekuatan besar. Dan para petinggi yang tersisa sedang membahas tentang persiapan untuk pertempuran besar. Tersisa sekitar 600 an Orge dan beberapa ribu ras lain nya yang tersisa di Kota Yamato. 600 Orge lalu 1603 Elf angka itu termasuk yang berhasil di hidupkan kembali saat itu dan 8 iblis, hanya itu saja penduduk yang tersisa dari sekitar 1000 an Orge dan 2000 lebih Elf.“Enam ratus Orge ... kami siap menumpas mereka ...” ucap Haru.“Ya tunggu ... tidak semudah itu untuk menyerbu ... kita harus meminimalisir korban jiwa ...” balas Asahi.“Benar kata Tuan Asahi, kita harus membangun pemerintahan baru ... kota ini harus di buat ulang juga ...” ucap Mutsuki.“Benar juga ...” ucap Asahi sambil melihat peta di depan nya. Asahi membuat beberapa bidak catur untuk memberikan tanda kepada teman teman nya. Kemudian Asahi meletakkan sebuah bidak kesebuah tanda yang mana itu adalah reruntuhan Akihabara, d
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more

Prologue | Volume 4 - Peperangan dan Evolusi Dunia

Suatu hari di dunia para Dewa, Azure Star Palace. Seorang Dewi sedang berjalan mondar mandir nammpak gelisah. Dia berjalan sambil komat kamit seperti membaca mantra, namun dia ini aslinya merasa bersalah dan merasa takut serta bingung. “Gimana ini ... gimana ini ... aku terlanjur memberikan intiku dan kini dia sudah melampaui batasan manusia ...” gumam wanita itu. “Sepertinya sebentar lagi dia akan menyelesaikan misi ku ... menggabungkan dua dunia itu sepertinya cukup rumit ...” gumam nya lagi.Disaat dia mondar mandir sambil ngomong ngomong gak jelas, seseorang datang dengan senyuman di wajahnya. Dia memiliki keberadaan yang mengerikan dan dia membawa sedikit kekacauan di wilayah itu. “Nampaknya sebentar lagi ya ... aku tidak bisa menahan semesta itu lagi untuk menyatu ...” ucap wanita itu. “Astaroth ... kau benar ... tapi apakah kamu bisa menunggu sebentar lagi ...?” ucapnya perlahan. “Selama tatanan itu masih ada ... aku bisa menahan semesta manapun dengan mudah ... bahkan
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

Chapter 25 - Peperangan yang Panjang

Asahi berdiri di garis depan, memimpin pasukannya dengan penuh kebanggaan. Ia tahu bahwa mereka siap untuk meraih kemenangan. Dengan semangat juang yang tak tergoyahkan dan kekuatan persatuan yang kuat, mereka melangkah maju menuju medan pertempuran, siap untuk menulis sejarah baru dengan keberanian dan kemenangan mereka.“Ayo kita maju …!” ucap Asahi. Para bala tentara nya yang berjumlah 1500 an itu maju ke pertempuran. Tempatnya berada di Brirya dan di sebuah tanah yang sangat lapang. Di depan benteng, Luna sedang menyemangati para prajuritnya dan tersenyum ketika melihat rombongan Asahi maju dari samping benteng.“Wah … syukurlah mereka tidak apa apa …” gumam Luna.“Lu- Luna-sama, siapa mereka ini …?” ucap salah satu prajurit.“Semuanya …!! Mereka merupakan pasukan bala bantuan dari kota Yamato …! Selain itu mereka adalah korban dari tentara Weismann …!!” seru Luna. Haru kemudian memberhentikan para pasukan dan menuju ke tempat Luna untuk memberikan laporan
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more

Chapter 26 - Orb Itu Ternyata yang Palsu

Malam itu menjadi malam yang panjang, Asahi bersama Great Spirit Luna sedang berbincang bincang dan terkadang mereka saling bercanda. Senyum yang terukir di wajah Luna benar benar mewarnai hati Asahi. Dia belum pernah mendapatkan senyuman hangat dari orang lain selain Luna.“Senyuman ini ... akan ku jaga ...” gumam Asahi. Malam telah berganti pagi, gemuruh para pasukan sudah menggema di medan pertempuran. Dua kubu besar itu bertemu dengan kekuatan yang sama-sama menggetarkan: pasukan Grirya dengan 10.000 prajurit pemberani, melawan pasukan Besar Weismann yang kekuatan semangat juangnya luar biasa.Di medan pertempuran yang membentang luas, kedua kelompok saling menembakkan sihir mereka masing-masing. Ledakan sihir bercahaya memenuhi udara, menciptakan pemandangan yang indah namun mematikan. Dari kubu Grirya, penyihir suci melantunkan mantra mereka dengan suara yang menggema di seluruh medan.“Holy Flamma ...!!” teriak seorang penyihir suci dari Grirya. Sebuah b
last updateLast Updated : 2024-06-23
Read more
PREV
1234568
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status