Home / Rumah Tangga / Aku Tidak Mandul, Mas! / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Aku Tidak Mandul, Mas!: Chapter 1 - Chapter 10

32 Chapters

Dia Sudah Dimadu!

Bab 1"Cepat tanda tangan, Sania! Kita sudah tidak punya banyak waktu. Tuh lihat, penghulu sudah datang dan menunggu tanda tangan dari kamu," desak ibu mertuanya. Mata wanita paruh baya itu melotot. Ekspresi wajahnya demikian bengis.Sania menelan ludah menatap nanar lembaran kertas itu. Benda yang seharusnya tidak perlu berada di hadapannya, karena selamanya dia tidak akan menyetujui pernikahan kedua suaminya. Tak ada seorangpun wanita yang mau dimadu, apapun alasannya. Namun kenyataannya ia kalah suara. Sebesar apapun penolakannya, tetap saja pernikahan Randy dan Mutia harus terjadi. Dan kini tanda tangannya sedang dibutuhkan sebagai tanda persetujuannya sebagai istri pertama."Ayo cepat! Akad nikah akan segera dimulai," timpal Nuri. Dia malah mengambil pulpen dan meletakkannya ke telapak tangan Sania. "Kamu harus tanda tangan. Kalau kamu nggak mau tanda tangan, maka Kakak akan minta Randy untuk menceraikanmu sekarang juga!""Iya nih, jadi istri kok nggak berguna banget. Sudah ngg
last updateLast Updated : 2024-05-02
Read more

Aku Tidak Mandul, Mas!

Bab 2"Ya, barang-barangmu! Kamu harus segera mengeluarkan barang-barangmu dari kamar utama, karena Mutia yang akan menempati kamar utama bersama dengan Randy," beritahu wanita paruh baya itu. Pemberitahuan yang bersifat sebuah perintah."Mutia? Bukannya selama ini dia menempati kamar tamu?" Sania mengerutkan kening, karena setahunya kamar tamu itulah yang dihias menjadi kamar pengantin, bukan kamar utama. Rumah ini cukup luas, dengan 5 buah kamar tidur. Satu kamar tidur utama, satu kamar tidur tamu dan dua kamar tidur yang biasa ditempati oleh ibu mertuanya dan Raka, anak paling bungsu di keluarga ini. Satunya lagi adalah kamar pembantu yang ukurannya lebih kecil dan terletak di belakang dekat dapur."Iya, memang. Tapi mulai besok, Mutia yang akan menempati kamar utama," sahut wanita paruh baya itu."Dan aku yang menempati kamar tamu, begitu, Ma? Jadi aku bertukar kamar tidur?" Sepasang mata beningnya menatap sang ibu mertua dengan dadanya yang terus berdebar.Sania berpikir kamar t
last updateLast Updated : 2024-05-04
Read more

Aku Tidak Mandul, Mas! (2)

Bab 3Tak terasa satu jam sudah berlalu dan ruangan ini akhirnya kembali bersih. Sania menyapu dan mengepelnya sekaligus bahkan hingga dua kali. Meski ukuran kamar ini tidak seluas kamar utama ataupun kamar tamu, tetapi setidaknya cukup nyaman untuk ditinggali. Sania sudah menyingkirkan barang-barang yang tidak terpakai. Dia membawanya ke halaman belakang. Beberapa barang memang sudah waktunya untuk dibuang, sementara beberapa barang lain Sania masukkan ke dalam kardus ukuran besar dan ditaruhnya di samping kamar mandi. Area itu memang tidak terpakai dan memang biasanya digunakan oleh bik Nah untuk menyimpan barang-barang yang sudah tidak digunakan lagi.Tidak ada ranjang, hanya kasur berukuran sedang yang Sania gelar untuk alas tidurnya. Sungguh kontras sekali dengan kamar utama yang memiliki ranjang ukuran besar, bahkan hanya ada lemari pakaian berukuran kecil dan dulunya memang digunakan oleh pembantu untuk menaruh barang-barang pribadi."Benar-benar penampakanku seperti pembantu
last updateLast Updated : 2024-05-05
Read more

Ditolong Adik Ipar

Bab 4Bukan hal yang mudah untuk membujuk Mutia, karena gadis yang sekarang tidak lagi menjadi gadis itu memang pilih-pilih makanan. Mutia memang tidak menyukai sayur, apalagi tauge yang dianggapnya memiliki bau yang tidak sedap, padahal Sania sudah merendamnya di air yang mendidih supaya bau yang tidak enak itu hilang.Jadi tauge yang dipakai untuk campuran gado-gado itu dalam kondisi yang masak, bukan mentah. Tapi tetap saja Mutia tidak menyukainya.Sania menghela nafas sembari tangannya terus bergerak untuk mencuci perkakas bekas ia memasak tadi. Malam ini juga semuanya harus beres. Sania paling tidak suka meninggalkan dapur dalam keadaan berantakan.Sekarang atau nanti, toh sama saja. Tetap saja dia yang harus membereskan ruangan ini. Tidak ada ceritanya Asih atau Nuri membantunya mengerjakan pekerjaan rumah.Setelah selesai menyapu lantai dapur, Sania pun duduk di lantai dengan posisi kaki berselonjor. Matanya kosong menatap sekeliling ruangan. Orang-orang masih saja berada di ru
last updateLast Updated : 2024-05-07
Read more

Hanya Sebatas Itu

Bab 5"Maaf Sania, gado-gadonya sudah habis. Capcaynya pun tinggal sedikit, jadi capcaynya aku masak ulang pakai mie instan. Nggak apa-apa ya." Pria itu meringis sembari mengangkat piring berisi campuran mie instan dengan sisa capcay. Dia menyendok makanan itu dan menyuruh Sania untuk membuka mulut.Namun Sania menggeleng, malah berusaha meraih piring yang berada di tangan Raka, tapi seketika Raka menjauhkan piring dari jangkauan tangan Sania."Buka mulutmu ,Sania. Biar aku yang menyuapi kamu. Oke?" Ujung sendok itu masih saja berada tepat di bibir Sania yang membuat wanita itu terpaksa membuka mulut."Pintar." Raka tersenyum puas."Aku bisa makan sendiri, Raka. Kamu nggak perlu nyuapin aku. Aku bukan anak kecil," protes wanita itu. Lagi-lagi ia gagal merebut piring makan dari tangan Raka."Sesekali orang dewasa juga boleh bertingkah seperti anak kecil, lagi pula wajah kamu itu kan imut, kayak anak kecil, tahu...." "Raka...." Lantaran gemas, Sania mencubit lengan itu. Tapi tentu saja
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Bangun Kesiangan

Bab 6"Tahu dari mana kamu jika Mas Randy yang mandul?" selidik Sania. Dia berpikir, mungkin ada rahasia keluarga ini yang belum diketahui olehnya, mengingat Randy selalu menghindar jika ia ajak untuk periksa ke dokter.Raka mendesah. Dia kembali menatap wanita itu. Tangannya terulur mengacak rambut Sania, lalu turun ke pipi. Raka mengusap kedua pipi wanita itu dengan lembut."Aku hanya menduga-duga, Sania. Kalian sudah lima tahun menikah dan aku percaya apa yang kamu bilang. Aku juga menemukan surat pemeriksaan dari dokter yang mengatakan kalau kamu subur. Dan jika kamu yang subur, bukankah berarti itu...." Raka menghentikan ocehannya saat telapak tangan Sania membungkam mulutnya. Dadanya seketika berdesir saat kulit telapak tangan itu bersentuhan dengan bibirnya. Namun dia berusaha menahan diri dan memilih mengabaikan perasaan itu.Antara iba dan cinta batasannya teramat tipis. Dan Raka berkomitmen untuk tetap dalam batasannya. Dia adalah adik ipar Sania dan misinya saat ini hanya u
last updateLast Updated : 2024-05-09
Read more

Dia Suamiku, Bukan Hanya Suamimu!

Bab 7"Raka, please! Kamu nggak usah terlalu perhatian sama aku. Aku tidak ingin membuat masalah pagi ini." Sania merebut piring dari tangan Raka ketika pria itu berjalan menuju meja makan.Sania terpaksa melakukan ini, meskipun sebenarnya di hati merasa senang dengan sikap baik adik iparnya. Akan tetapi jika mengingat ucapan ibu mertuanya tadi malam, membuatnya nyalinya menjadi ciut."Membuat sarapan itu sudah menjadi tugasku. Dan bukankah aku sudah melakukan apa yang kamu minta? Aku sudah sarapan, Raka. Tenagaku sudah kuat. Kamu nggak usah segitunya khawatir. Oke?!" ucap Sania lagi.Pria itu mendengus kasar. Penolakan dan protes Sania sama sekali tidak menyurutkan niatnya untuk membantu Sania menyiapkan sarapan. Dia mengambil gelas dan sendok, lalu membawanya ke meja makan.Tak ada seorangpun di tempat itu, kecuali mereka berdua. Raka merasa itu sudah cukup aman. Dia bisa membantu Sania tanpa sepengetahuan orang-orang yang tinggal di rumah ini.Lagi pula, dia melakukannya tidak set
last updateLast Updated : 2024-05-10
Read more

Menegakkan Harga Diri Sebagai Istri Pertama

Bab 8Ucapan Sania terdengar berapi-api, meski Sania sendiri sedikit heran dengan dirinya, kenapa ia begitu lancar mengucapkan kalimat seperti itu. Tetapi Sania merasa bersyukur karena ia sudah berhasil menguatkan mentalnya untuk melawan ketidakadilan yang sudah didapatkannya di keluarga ini."Silakan saja berpoligami, tetapi bersikaplah adil. Jika istri pertama hanya mendapatkan giliran sekali dalam seminggu, sementara istri kedua mendapatkan jatah enam hari dalam seminggu, apa itu adil namanya?" Lanjut Sania. Kali ini ucapannya tertuju kepada Randy, pria yang kini sudah selesai memakai celananya."Jika yang menjadi alasan adalah supaya cepat mendapatkan keturunan, apakah Mas Randy sudah memeriksakan kondisi rahim Mutia sebelum memutuskan menikahi wanita ini? Padahal apapun bisa terjadi, karena wanita yang terlihat cantik dan menggairahkan belum tentu subur dan bisa memberikan seorang keturunan." Sania lagi-lagi menandaskan. Setidaknya dia sudah bisa menyampaikan unek-uneknya dan mem
last updateLast Updated : 2024-05-11
Read more

Bukan Akting

Bab 9Meski terkejut, tetapi Raka malah mengeratkan genggamannya pada Sania."Christie, kamu sudah balik dari Australia?" Raka berbasa-basi."Iya, baru kemarin." Tawa riang wanita muda itu terdengar seolah tanpa beban. Dia malah menarik kursi dan duduk menghadap Raka dan Sania."Barusan aku ingin mengunjungimu di apartemen, tetapi ternyata malah ketemu kamu di sini, bersama dengan wanita ini pula." Tatapan penuh selidik Christie tertuju pada Sania. "Ini siapa? Apakah dia asisten kamu di apartemen?" tanya Christie. Wanita ini rupanya awas juga dan langsung melihat dua kantong belanjaan berukuran besar yang teronggok di dekat tempat duduk kedua sejoli itu. Raka dan Sania duduk bersisian. Dan kini genggaman Raka terlepas. Tangannya naik ke atas, merangkul bahu Sania."Aku bukan pria manja yang untuk memenuhi kebutuhannya harus bergantung kepada asisten. Aku bisa mengurus apartemenku sendirian. Kamu sudah tahu soal itu, bukan?" Pria itu tersenyum manis. Sebelah tangannya mengusap lembut
last updateLast Updated : 2024-05-12
Read more

Istri Yang Tak Dianggap

Bab 10Sakit, tapi luka ini tak berdarah. Bahkan luka ini kian menganga meski tak terlihat secara kasat mata. Tak tahan melihat ibu mertua dan suaminya memeluk Mutia, Sania langsung undur diri dan berlari ke dalam kamar.Sayup-sayup ia mendengar ucapan selamat dari ibu mertuanya dan kata-kata mesra sang suami, karena akhirnya apa yang diinginkan oleh keluarga ini terkabul. Mutia positif hamil sebulan setelah pernikahan itu."Kenapa semuanya jadi tak adil bagiku? Apa salahku? Kenapa Mutia bisa hamil? Kalau Mutia hamil, berarti Mas Randy tidak mandul, sementara hasil pemeriksaan dari dokter, aku pun juga subur. Lalu salahnya apa? Kenapa selama lima tahun menikah kami nggak diberi keturunan?" ratapnya pilu. Sania masuk ke dalam kamar dan merebahkan dirinya di kasur. Wanita muda itu berguling-guling di kasur sembari memeluk boneka panda miliknya. Boneka yang sengaja ia beli sebagai pengganti kehadiran Randy, karena Randy selalu saja mengutamakan Mutia ketimbang dirinya.Sebulan sudah b
last updateLast Updated : 2024-05-13
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status