Home / Rumah Tangga / Aku Tidak Mandul, Mas! / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Aku Tidak Mandul, Mas!: Chapter 11 - Chapter 20

32 Chapters

Kena Tumpahan Kopi

Bab 11Tiga hari sudah berlalu. dan selama tiga hari ini Raka bermalam di rumahnya. Dia sengaja tidak pulang ke apartemen, karena setiap malam dia menyelinap ke kamar Sania demi memastikan wanita itu bisa tidur dengan damai. Dan, Raka selalu mengecup kening Sania, kecupan selamat malam, dan selamat tidur.Ulah kakaknya tidak bisa lagi di tolerir. Padahal jika kakaknya memang tidak lagi menginginkan Sania, kenapa tidak dilepaskan saja? Bukankah itu malah lebih baik. Setidaknya Randy tidak menyiksa Sania di dalam rumah tangga yang tidak memiliki kepastian ini.Apalagi Randy terlalu mengutamakan Mutia, padahal seharusnya Randy bisa bersikap adil, mengingat ia memiliki dua istri. Apa Randy tidak takut mendapatkan karma jika sudah berlaku tidak adil pada salah satu dari kedua istrinya?"Heran... tumben betah di rumah?" sindir Asih melihat putranya yang tengah asyik duduk di teras pagi ini sembari memainkan ponselnya."Memangnya aku tidak boleh tinggal di rumah sama Mama? Aku ini masih anak
last updateLast Updated : 2024-05-14
Read more

Digoda Adik Ipar

Bab 12Raka benar-benar gemas. Baginya Sania terlalu polos, sehingga mau saja dimanfaatkan oleh keluarganya sendiri. Akhirnya pria itu mengambil piring dan membawanya ke meja makan. Hanya Raka yang membantu Sania menyiapkan sarapan untuk mereka, itu pun ia lakukan dengan sembunyi-sembunyi.Satu persatu penghuni rumah ini mulai berdatangan ke meja makan. Pagi ini mereka sarapan nasi dengan lauk ayam goreng crispy yang merupakan favorit Mutia. Sania tidak mau memasak ulang, jadi dia menyajikan itu, walaupun Nuri sempat protes karena tidak tersedia sayuran atas meja makan.Masa bodoh! Sania tidak menerima bantahan dari siapapun. Dia sudah cukup lelah dengan drama pagi ini.Sania undur diri saat orang-orang itu mulai sarapan. Dia masuk ke dalam kamarnya dan beristirahat sejenak. Dipeluknya boneka panda dan membenamkan wajahnya di kepala boneka itu."Ara, aku lelah," keluhnya sembari menciumi boneka itu. Sania memang menamai bonekanya dengan nama Ara.Matanya kembali berkaca-kaca."Kayak
last updateLast Updated : 2024-05-15
Read more

Senam Jantung

Bab 13"Jangan takut, aku nggak akan makan kamu kok. Aku juga tahu batasan." Pria itu tersenyum sembari terus melangkah menghampiri Sania.Namun tetap saja Sania mendapati alarm di dalam dirinya terus menyala. Berduaan dengan lelaki di ruangan tertutup seperti ini membuat darahnya terus berdesir. Ini kurang baik bagi kesehatan jantungnya. Apalagi satu-satunya orang yang masih peduli padanya di rumah ini hanyalah Raka.Sania takut ia akan jatuh ke dalam pesona pria itu."Maaf ya, aku udah bikin kamu kaget. Ada barang yang tertinggal, jadi aku balik lagi ke rumah ini." Tangan pria itu terulur, mengacak rambut Sania yang masih lembab.Rambut yang masih lembab dan harum. Bukan cuma itu. Helaian hitam itu juga sangat lembut bersentuhan dengan telapak tangan Raka dan membuat pria itu terbuai untuk sesaat."Kamu membuatku senam jantung," keluh Sania.Pria itu terkekeh. "Iya ya ya, aku minta maaf. Ya udah, sekarang aku balik lagi ke kantor. Kamu baik-baik di rumah ya."Satu kecupan mendarat d
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more

Kamu Cantik Kalau Lagi Masak

Bab 14Ruangan ini cukup luas dan nyaman. Ada satu set meja kursi kerja dan satu set sofa. Dua lemari diletakkan merapat ke dinding. Beberapa pigura juga terpasang di dinding. Foto Raka dan keluarga mereka. Perempuan itu tersenyum, lalu melangkah menuju meja kerja."Terima kasih banyak, Sania. Kebetulan aku sudah sangat lapar." Pria itu bangkit menyambut rantang itu.Sania mengangguk dan memutar tubuhnya, bermaksud akan berbalik."Jangan pulang dulu, Sania....""Iya Raka, ada apa?""Temani aku makan."Sania mengurungkan niatnya dan memilih mengiringi pria itu melangkah menuju sofa. Seorang OB datang dan menyodorkan alat makan.Sania tertegun melihat dua buah piring, dua sendok serta dua gelas yang sudah terisi air putih."Temani aku makan. Jadi kita makan bersama," jelas pria itu mengabaikan tatap protes wanita itu."Kamu belum makan, kan?"Wanita itu mengangguk malu-malu. "Iya, aku memang belum makan. Kamu tahu, kan, biasanya aku makan setelah Mama makan....""Buang kebiasaan itu. K
last updateLast Updated : 2024-05-23
Read more

Cubitan Ibu Mertua

Bab 15Sania memutar tubuhnya tanpa bermaksud mengendurkan pelukan Randy. Senyumnya merekah. Bahkan tangannya terulur memeluk leher pria itu.Sebenarnya ia enggan melakukan ini. Tapi suntikan semangat dan dana dari Raka membuat api di dadanya berkobar. Randy harus bertekuk lutut kepadanya dan setelah itu ia bisa mempermainkan perasaan pria itu. "Masak untuk makan malam kita dong. Mas kan suka dengan masakanku." Sania mengedipkan matanya, kerling menggoda."Tentu saja. Masakan kamu itu paling enak sedunia." Randy melepaskan pelukannya. Dia mengacungkan jempol, sementara sebelah tangannya merengkuh tubuh itu, kembali membawanya ke kursi makan."Ini masih sore. Kamu santai saja. Nggak perlu buru-buru juga kali." Nada bicaranya sangat santai.Ajaib. Baru kali ini ucapan Randy terdengar lembut. Biasanya kalau menginginkan sesuatu, harus segera dilaksanakan. Kalau tidak, dia bisa marah. Perlakuan pria ini pun begitu hangat.Apakah Randy sudah berubah?Wanita itu menggeleng samar. Tidak mun
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

Telepon Dari Ibu

Bab 16"Mama apa-apaan sih? Mutia yang merajuk malah Sania yang disalahkan. Udahlah, Ma. Sebaiknya Mama makan saja. Aku paling benci jika melihat pertengkaran di meja makan." Ucapan pria itu setengah membentak.Randy paling benci jika ada pertengkaran di meja makan, di saat mereka tengah berhadapan dengan hidangan. Selera makannya bisa hilang seketika. Itulah kenapa dia membiarkan Mutia pergi. Sikap wanita itu jelas lebih baik ketimbang dia merajuk di hadapan meja makan. Randy mulai lelah. Menikahi Mutia seperti menikahi anak kecil dan ia harus selalu dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan tingkah laku istrinya yang manja."Bukannya menyalahkan, Mama hanya ingin ngasih tahu sama Sania, agar bersikap baik sama adik madunya. Mutia itu kan lagi hamil anak kalian, jadi jangan membuat dia stress. Kamu juga, Randy. Harusnya lebih perhatian sama Mutia, bukan sama Sania," balas perempuan paruh baya itu."Aku baru ini lho Ma, perhatian sama Sania. Kemarin-kemarin selalu Mutia yang aku utamaka
last updateLast Updated : 2024-05-25
Read more

Tawaran Raka

Bab 17Sania mendesah. Raka memang selalu punya cara untuk membuatnya tertawa. Meski hubungannya dengan Raka seperti abu-abu, namun setidaknya dia menemukan semangat hidupnya kembali.Bersama dengan Raka membuat Sania menemukan kepercayaan dirinya kembali. Dia memang dimadu. Tapi sebagai wanita dan istri, dia berharga. Semangat itu yang kini dipupuknya demi menegakkan muka dihadapan keluarga suami yang selalu merendahkannya, lantaran ia dianggap mandul."Kamu cantik. Kamu juga terlihat berbeda. Baru selesai perawatan ya?" Sebelah tangan pria itu mengusap kepala Sania sebentar, kemudian mencium telapak tangannya sendiri hanya untuk mengendus sisa aroma rambut wanita itu."Kok kamu tahu?""Ya iyalah. Jelas saja aku tahu, soalnya ada notif masuk ke ponselku. Kamu menggunakan kartu itu, kan?"Pipi Sania seketika memerah. Tentu saja dia malu. Baru saja beberapa jam ia memegang kartu debit milik Raka, namun isinya sudah berkurang."Maaf, Raka. Tiba-tiba saja aku berpikir untuk memanjakan di
last updateLast Updated : 2024-05-26
Read more

Setiap Istri Itu Cantik

Bab 18"Tapi apa benar Randy yang menyuruh Raka untuk mengantarmu? Kamu tidak berbohong sama Mama, kan? Kamu tidak sedang punya hubungan spesial dengan Raka, kan?""Sebaiknya Mama istirahat, tidak usah memikirkan yang aneh-aneh. Nanti darah tingginya makin kumat," ujar Sania sembari membenahi selimut ibunya. Dia membantu wanita paruh baya itu untuk duduk. Sania mengambil bungkusan obat dan segelas air mineral."Mama minum obat, lalu istirahat ya," ujarnya lembut sembari menyodorkan sebutir tablet. Itu adalah obat penurun darah yang biasa dikonsumsi ibunya."Dengan kamu tidak menjawab seperti ini, justru Mama yang kepikiran, Nak." Sania menghembuskan nafas. Perdebatan dengan ibu mertua dan suaminya saja sudah membuat lelah, ditambah lagi harus menjawab pertanyaan ibunya yang sangat sulit di jawab.Tahu begini, menyesal ia diantar oleh Raka. Mending naik taksi saja."Aku dan Raka tidak punya hubungan apapun. Raka itu adik iparku, Ma. Sesimpel itu hubungan kami, tidak ada yang aneh-aneh
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more

Perhatian Kecil

Bab 19Pria ini memang luar biasa. Perhatian kecil yang bisa membuat setiap wanita meleleh. Namun pada akhirnya Sania pun menggeleng, lalu mengetik pesan untuk pria itu.[Tidak usah. Biar aku masak sendiri saja. Dekat sini ada warung yang menjual sayur. Aku bisa belanja di sana. Nggak repot kok][Oh... gitu ya? Ya udah. Kalau gitu aku yang akan makan siang ke rumahmu. Gimana? Masak yang banyak ya] Di akhir kalimatnya, Raka menambahkan beberapa emoji love.Mata Sania langsung membulat, lalu refleks menjatuhkan ponsel ke kasur. Sania memegang dadanya. Duh, apalagi yang akan terjadi? Sementara mencegah keinginan Raka adalah hal yang mustahil. Pria itu pemaksa, tidak menerima bantahan, seperti kemarin saat ia diminta oleh Raka mengantarkan makan siang.Setelah berpikir beberapa lama, Sania memungut ponselnya, lalu kembali mengetik pesan.[Jangan kemari. Nanti aku yang akan mengantar makan siang untukmu ke kantor]Tanpa mempedulikan apakah Raka menjawab pesannya atau tidak, Sania langsung
last updateLast Updated : 2024-05-28
Read more

Minta Sedikit Perhatian

Bab 20"Menantu mandul begitu kok dimanja sih Mbak. Apa gunanya coba? Ingat loh, kemarin malam dia pergi tanpa pamit sama Mbak. Jika saya sih, amit-amit punya menantu seperti itu."Suara tante Wina lamat-lamat terdengar, sampai di ruang makan, tempat Sania kini berada.Tangan Sania langsung mengepal. Dia tahu maksud perkataan tante Wina itu apa. Bagaimanapun, tidak ada wanita yang sudi dimadu termasuk Mutia. Sudah pasti Mutia dengan dukungan Tante Wina akan melakukan segala cara untuk menyingkirkannya, lagi pula posisi Mutia saat ini berada di awang-awang. Dia hamil dan itu membuat kasih sayang ibu mertuanya akan tercurah kepadanya, sementara Sania hanya kebagian mengurusi semua keperluan Randy, mencucikan bajunya, menyiapkan makannya, ya begitulah."Kelak semua orang akan tahu, anak yang terlahir dari rahim Mutia itu anak siapa, anak Randy atau bukan?" Senyum wanita itu seketika terbit saat mengingat ucapan Raka. Raka benar, mereka berdua tidak boleh percaya begitu saja jika Mutia it
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status