Home / Rumah Tangga / Aku Tidak Mandul, Mas! / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Aku Tidak Mandul, Mas!: Chapter 21 - Chapter 30

32 Chapters

Masuk Rumah Sakit

Bab 21Mama!"Tanpa sadar Sania menjatuhkan tasnya ke lantai, lalu menubruk tubuh yang tergeletak tak sadarkan diri itu. Di dekat pembaringan perempuan setengah tua itu ada gelas yang sudah pecah dan pecahan kaca itu nampak bertebaran. Sania memeriksa denyut nadi ibunya. Syukurlah, denyutannya masih terasa. Tanpa pikir panjang, Sania langsung berlari keluar mencari pertolongan. "Bu Fatimah, tolong Mama. Mama jatuh pingsan!" Sania menarik tangan perempuan paruh baya yang merupakan tetangga sebelah rumahnya itu ke rumahnya.Beberapa orang lelaki mengiring mereka yang dengan segera menerobos masuk ke dalam rumah.Perempuan setengah baya itu akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Sungguh remuk rasanya hati Sania melihat ibunya yang terbaring di ranjang pasien.Tangan Sania gemetar membuka tas dan mengeluarkan ponsel. Yang terlintas di otaknya hanya Randy.Sadar tidak mungkin menelpon suaminya, dia hanya mengirimkan sebuah pesan.[Mas, Mama Hilda masuk rumah sakit. Jadi aku tidak bisa pulan
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

Terima Kasih Atas Pelukanmu

Bab 22"Mama nggak usah mikirin apa-apa. Kalau Mas Randy itu nggak sibuk, dia pasti datang kok. Soal biaya pengobatan, Mama enggak usah mikirin. Aku sudah siapkan biayanya. Mas Randy sudah transfer, jadi dia tanggung jawab kok. Mulai sekarang Mama nggak usah mikirin yang macam-macam lagi." Sania kembali berbohong. Tidak mungkin ia mengatakan jika biaya rumah sakit ini, Raka lah yang transfer. Bisa-bisa ibunya semakin marah dan mencurigai hubungannya dengan Raka. Berbohong demi kebaikan, biarlah. Jangan sampai ibunya terus kepikiran soal hubungannya dengan Raka yang rumit. Sania sendiri tidak tahu kenapa ibunya sampai berpikiran seperti itu, tapi jika dipikir-pikir masuk akal juga. Meskipun terkesan bercanda, tetapi hati kecil Sania merasa jika Raka memperlakukannya istimewa. Tidak mungkin, kan, setiap wanita diperlakukan Raka seperti dirinya?Sania kembali membaringkan ibunya, lalu menyelimutinya. Pukul 11.00 siang, dokter visit dan ternyata mereka harus menginap semalam lagi di ruma
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

Bertemu Ibu Laila

Bab 23"Betah banget rupanya di rumah ibumu, sampai lupa dengan kewajibanmu di rumah ini." Wanita paruh baya itu mendongak, lalu berdiri dan berjalan mendekati Sania."Bukan soal betah atau tidak, Tante. Tapi nyatanya Mama sakit. Memangnya Tante tidak tahu jika Mama masuk rumah sakit. Tapi ah." Sania merentangkan tangan, lalu menghela nafas. "Kalaupun Tante tahu, nggak mungkin juga Tante menengok Mama di rumah sakit.""Ngapain Tante harus menengok ibumu? Dia cuma perempuan tua. Sebentar lagi mungkin akan mati.""Tutup mulutmu, Tante. Jangan sampai aku berlaku kasar kepadamu." Wanita itu mundur selangkah. Sedapat mungkin ia berusaha untuk tidak mengepalkan tangan, sebab Sania tidak mau membuat keributan, apalagi dia melihat ibu mertuanya juga tengah berjalan menghampirinya."Kamu memang perlu diberi pelajaran, Sania. Kamu sudah melalaikan tugasmu. Lihat, bagaimana kondisi rumah ini. Kotor, nggak ada makanan, cucian juga menumpuk. Lima hari di rumah ibumu, kami semua susah...." Ibu mer
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

Titik Balik

Bab 24"Ibu Sania...."Dokter Fahmi Ardiansyah, SpOG, pria berusia 32 tahun itu tampak antusias menatap Sania. Sebelumnya Sania memang pernah bolak-balik ke rumah sakit tempatnya bekerja untuk memeriksakan kesuburannya sebagai seorang wanita. Dia pun sudah beberapa kali meminta Sania untuk mengajak sang suami, karena mendapati hasil pemeriksaan yang menyebutkan jika Sania adalah wanita yang subur. Tak ada masalah di dalam rahimnya.Namun suami Sania tidak pernah datang, selalu saja Sania datang sendirian ke rumah sakit itu. Hal ini yang membuatnya sedikit curiga, ada masalah yang mengganjal di dalam rumah tangga pasiennya ini.Atau jangan-jangan suami Sania itu sudah tahu jika dirinya yang mandul, tapi tidak mau ketahuan istrinya?Kemungkinan itu bisa saja terjadi, karena dia sudah seringkali menangani pasien yang hanya salah satu yang datang untuk berobat, tetapi pasangannya tidak pernah mau ikut.Namun sebagai seorang yang profesional di bidangnya, tentunya dokter Fahmi hanya bisa
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

Merintis Usaha Baru

Bab 25Sania menanggapinya dengan sebuah senyuman. Dia sangat bersyukur bisa bertemu dengan perempuan baik yang mau menghargai hasil karyanya. Andai saja ibu mertuanya sebaik ibu Laila, alangkah bahagianya dirinya.Perempuan setengah tua itu mengambil piranti makan, lalu mengeluarkan isi rantang. Ada telur balado, oseng kangkung, dan tempe mendoan. "Wah kebetulan Ibu memang suka tempe mendoan. Terima kasih ya Sania." Bu Laila langsung mencomot sepotong, lalu memasukkan ke mulutnya. Tangannya yang sebelah lagi melambai kepada seorang perempuan seumurannya yang tampak duduk santai di sofa."Sini, Bu Rina. Kita makan dulu. Mampung Sania bawa makanan." ajak bu Laila."Wah kelihatannya enak sekali," komentar bu Rina saat perempuan itu berhasil mendekat dan melihat isi meja makan.Ketiga perempuan itu duduk saling menghadap meja makan. Mereka mulai menikmati hidangan makan siang. Sania menghela nafas, merasa senang lantaran kedua perempuan paruh baya itu makan begitu lahap."Enak banget.
last updateLast Updated : 2024-06-04
Read more

Talak Aku, Mas

Bab 26Semua hidangan sudah tertata meja makan dan orang-orang penghuni rumah ini pun sudah berkumpul. Sania menarik kursi dan duduk menghadap kepada tiga orang itu. Mama Asih, Randy dan Mutia. Nuri berada di rumahnya, sementara Raka sudah beberapa hari tidak muncul di rumah ini. Mungkin dia menginap di apartemen.Mungkin bagi wanita lain akan merasa tidak nyaman jika harus makan bersama dengan suami serta adik madunya, tetapi tidak bagi Sania. Cintanya kepada Randy terkikis. Pengkhianatan Randy sudah membuat cintanya kepada pria itu pelan-pelan mulai terkikis.Sania mengambil nasi dan lauk pauknya. Dia makan dengan begitu tenang tanpa bicara sepatah kata pun. Dia pun bahkan membiarkan Mutia yang lagi-lagi merajuk karena ingin memakan sesuatu yang tidak ada di atas meja makan.Sania sudah memutuskan tidak mau melayani apapun keinginan Mutia. Bukan urusannya. Seharusnya Randy lebih bisa mengendalikan keinginan istri keduanya yang manja itu."Sebaiknya kamu dan Randy bercerai saja, lagi
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

Kamu Menyukai Kakak Iparmu?

Bab 27"Please Mas, jangan mempersulitku seperti ini. Aku tidak mau lagi berurusan dengan Mutia. Kamu sudah tahu resikonya, kan, jika kamu tetap berada di kamar ini?" ucap Sania dengan suaranya yang teramat lirih bernada membujuk.Dia sudah teramat lelah bertengkar dengan Mutia. Setiap kali Randy bermalam di kamarnya, pasti sepupu sekaligus adik madunya itu akan mengomel panjang pendek. Dan yang lebih mengesalkan, ibu mertuanya malah lebih membela Mutia.Sania tak mau rebutan giliran, hal yang akan membuat Randy besar kepala. Dia akan tetap jual mahal sembari menunggu saat itu tiba."Aku tidak peduli. Yang aku mau sekarang adalah kamu." Randy mengeratkan pelukannya, dia bahkan mencium secara brutal. Sania berontak. Dia tidak sudi disentuh oleh pria itu, meski ia sepenuhnya sadar jika Randy itu suaminya.Salah satu pengalaman terburuknya saat disentuh oleh Randy adalah mendapati dirinya dimaki-maki dan ditendang oleh Mutia lantaran dianggap sebagai perebut jadwal gilirannya, padahal Mu
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

Dimana Istri Azka?

Bab 28"Sania," panggil Raka setelah ia kembali menutup pintu kamar dan menguncinya. Raka tidak ingin jika ada orang yang memergoki dirinya ada di kamar ini. Untuk saat ini, terlalu berbahaya jika ada orang di rumah ini yang mengendus kedekatannya dengan Sania. Raka tidak ingin menambah penderitaan wanita itu.Mata yang tengah terpejam itu kembali terbuka. Pria itu tersenyum dan melangkah mendekat, meski dadanya bergetar hebat. Tubuh itu hanya di tutupi oleh selimut yang pasti di dalamnya Sania tidak mengenakan apapun. Raka menarik nafas, menekan keinginannya sebagai lelaki yang ingin menerkam Sania saat itu juga.Dia pria normal. Mendapati pemandangan seperti itu, rasanya akan sulit melewatkan begitu saja."Apakah rasanya sakit?" tanya Raka dengan lembut. Dia menempelkan telapak tangannya di dahi Sania. Dahi itu terasa agak panas. Ditatapnya wajah cantik itu dalam-dalam. Wajah cantik, tapi sedikit pucat."Dia memaksaku, tapi akhirnya aku menikmati juga." Bibirnya bergetar hebat.Nye
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more

Kamu Nggak Sendirian, Sania

Bab 29"Shilla itu bukan anak kandung Azka. Azka belum menikah," beritahu Bu Rina seolah paham kegelisahan Sania."Maksudnya? Saya tidak mengerti." Otaknya langsung mencerna ucapan ibu Rina."Azka menemukan Shilla berada di dalam kardus tepat di depan pintu rumahnya. Kondisinya waktu itu sangat mengenaskan. Dia menangis lantaran kehausan dan kelaparan, dengan tali pusat yang belum terpotong. Azka memutuskan membawa Shilla ke rumah sakit, kemudian memilih mengadopsinya."Mulia sekali," komentar Sania seraya menatap kagum pria yang sejak tadi tetap saja memasang wajah datar.Tapi kenapa orang tua bayi itu malah meletakkan bayinya di depan rumah Azka? Pertanyaan itu hanya bisa Sania simpan dalam hati, karena ia tidak mau mencampuri urusan keluarga bu Rina. Sania membayangkan seperti novel-novel, jika bayi itu sebenarnya adalah anak kandung Azka dari seorang wanita yang tidak sengaja digaulinya. Namun Sania menepis pikiran itu. Dia melihat sosok yang meski selalu memasang wajah dingin d
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more

Bukan Robot

Bab 30Glek.Ucapan Sania langsung menohok. Dia memang tidak perlu berbasa-basi, mengatakan apa adanya. Bukankah seharusnya setiap tetes keringat yang sudah dikeluarkannya harus ada imbalannya? Bukan sekedar materi, tapi setidaknya mereka bisa memperlakukannya lebih manusiawi, bukan dianggap sebagai robot pekerja rumah tangga. Jujur dia sudah muak dengan semua ini. Tapi saat yang ia nantikan itu belum tiba. Dia hanya ingin bermain cantik.Mungkin beberapa bulan lagi dan itu tidak lama. Saatnya akan segera tiba."Sudah berani itung-itungan kamu ya?" Wanita paruh baya itu mendengus kasar."Mama aja itung-itungan denganku. Masa aku nggak boleh itung-itungan dengan Mama?" cetus Sania."Memangnya Mama pernah memberi uang lebih setiap kali menyuruhku ke pasar untuk berbelanja keperluan rumah? Padahal Mama sendiri tahu jika aku hampir nggak pernah dikasih uang jajan sama Mas Randy," sambungnya lagi."Sudah berani protes kamu ya? Sudah nggak betah lagi jadi istri anakku?!" Ancaman itu melunc
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status