Bab 23"Betah banget rupanya di rumah ibumu, sampai lupa dengan kewajibanmu di rumah ini." Wanita paruh baya itu mendongak, lalu berdiri dan berjalan mendekati Sania."Bukan soal betah atau tidak, Tante. Tapi nyatanya Mama sakit. Memangnya Tante tidak tahu jika Mama masuk rumah sakit. Tapi ah." Sania merentangkan tangan, lalu menghela nafas. "Kalaupun Tante tahu, nggak mungkin juga Tante menengok Mama di rumah sakit.""Ngapain Tante harus menengok ibumu? Dia cuma perempuan tua. Sebentar lagi mungkin akan mati.""Tutup mulutmu, Tante. Jangan sampai aku berlaku kasar kepadamu." Wanita itu mundur selangkah. Sedapat mungkin ia berusaha untuk tidak mengepalkan tangan, sebab Sania tidak mau membuat keributan, apalagi dia melihat ibu mertuanya juga tengah berjalan menghampirinya."Kamu memang perlu diberi pelajaran, Sania. Kamu sudah melalaikan tugasmu. Lihat, bagaimana kondisi rumah ini. Kotor, nggak ada makanan, cucian juga menumpuk. Lima hari di rumah ibumu, kami semua susah...." Ibu mer
Last Updated : 2024-06-02 Read more