Reza Pov "PIP!" Suara dering singkat terdengar jelas di telinga kiriku. Aku sadar jika panggilanku diputus sepihak oleh Naffa. Dengan kening berkerut, aku bertanya dalam pikiran, "Apa dia semarah itu?? Padahal, aku telpon dia buat berbaikan, setidaknya dia mau pulang dan engga harus tinggal berhari-hari di rumah Ibu." Di saat diriku tengah merenung, suara ART yang selalu menggelitik sanubari terdengar bersama dengan kemunculannya di hadapanku. "Permisi, Mas. Ini kopinya," ucap Marni seraya tersenyum manis padaku. Aku yang semula menatap lekat pada layar ponsel mengalihkan perhatian pada sang sempunya suara. Dengan ulasan senyum kecil, aku menatap, dan Marni kembali bersuara, "Gimana, Mas? istrimu masih marah?" "Masih. Ini baru aja telponnya diputus sepihak sama dia." Aku menanggapi dengan nada lesu. Lalu, dengan hati-hati, aku memegang telinga gelas yang berisikan cairan hitam pekat dan meneguknya perlahan. Rasa pahit pun mendominasi bibir ini, seolah memperingatkan jika situ
Terakhir Diperbarui : 2025-01-01 Baca selengkapnya