Semua Bab Suami Pengangguran Pilihan Bapak: Bab 21 - Bab 30

53 Bab

21. Oleh-oleh Amerika

"Mas!" "Mas Azri!" Ayra memanggil-manggil pria itu sejak tadi tapi tak ada sahutan. Seluruh penjuru rumah sudah ia datangi tapi tak ada pria itu. Satu-satunya tempat cuma kamar sebrang kamar tidur mereka. Ia memberanikan diri membuka pintu itu. Beruntungnya juga tidak di kunci Suasana gelap di dalam sana. Sebuah cahaya berasal dari komputer menarik perhatian Ayra. Apalagi sosoknya yang duduk di hadapan komputer itu. Sudah tentu itu Azri. Ia tertegun melihat Azri yang tampak serius mengerjakan sesuatu. Tampak rumit di mata Ayra. Jemari pria itu berhenti menari di atas keyboardnya kala Ayra berdiri tepat di samping belakang pria itu. Azri menoleh lalu melepas earphonenya turun ke leher. "Ay?" "Maaf aku lancang masuk. Aku cari kamu dari tadi." Azri menarik sebuah kursi di sampingnya mempersilahkan Ayra duduk. "Maaf aku ganggu kamu ya?" "Enggak kok."
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-24
Baca selengkapnya

22. Mantan Azri

Lagi-lagi mimpi itu menghantui. Mengganggu tidur nyenyak. Bak emas sekarung, tidur nyenyak selalu sulit Azri dapatkan. Ia mengusap wajah dengan kedua tangannya. Lalu menoleh pada Ayra yang tampak tidur dengan pulas. Ia tengkurap hampir menyelimuti ayra dengan tubuhnya. Namun menjaga beberapa centi agar tidak menindih Ay9ira. "Jangan tinggalin aku ya, Ay." Azri berbisik dengan jarak wajah mereka yang sangat dekat. Deru nafasnya menyentuh kulit wajah Ayra. Perasaan yang terus mengganggu perasaannya, kini bertambah. Justru ketakutan di tinggal Ayra mendominasi di hatinya. Untunglah Ayra tak banyak bertanya apalagi menuntut ia harus menceritakan detail masalalunya. **** "Biar aku yang jemur." Ayra habis selesai mencuci. Ember yang ia keluarkan dari kamar mandi di ambil alih oleh Azri "Istirahat. Kamu mau kerja sebentar lagikan?" Lelaki itu berjalan ke depan membawa ember berisi cucian. Sem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-25
Baca selengkapnya

23. Yang Pada Akhirnya di Dapatkan

"Kapan sih kalian bakal punya anak? Kamu gak hamil-hamil juga, Jes!" Jesika paling malas jika ditanya begitu. Padahal ia baru menikah tak sampai 2 bulan. Tapi pernyataan kapan punya anaknya udah kayak 5 tahun gak punya anak aja. "Belum, Ma. Do'ain aja biar cepet dikasih momongan." Kalau saja tidak di suruh Ari makan siang di rumah mamanya, Jesika malas sekali. "Kata Ari kamu kerjanya sampai malam terus jadi kalian gak ada waktu. Ngerjain apa sih sampai malam? Kapan dong mama bisa gendong cucu?" Gimana gak kerja sampai malam, orang apa-apa Ari gak pernah bisa kasih. Bayar sewa rumah aja Jesika harus nguras tabungannya. Kerjaan Ari cuma bergajih 3 juta sebagai pegawai perusahaan. Sementara buat sewa rumah aja bisa sampai 1 jutaan lebih. Buat pegangan pria itu saja sampai 1 juta 500. Ia harus menutupi banyak kebutuhan rumah. Balum lagi kebutuhannya. Untuk skincare dan lain-lain. Kayak gak punya suami aja rasanya. Apa-apa beli dengan uang sendiri. "Aku masih harus ngerjain
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-28
Baca selengkapnya

24. Perasaan Jesika

Gimana gak insecure sih bawaannya. Kalau di liat-liat lagi Lisa punya standar kecantikan netizen. Putih, tinggi, langsing, dan mukanya glowing. Fix sih ini Lisa gak tau sebenernya Azri itu punya banyak uang. Kalau dia tau gak mungkin batal nikah sama Azri. Yang menyakitkan untuk Ayra tuh kalau-kalau Azri masih ada rasa sama Lisa. Kemarin aja waktu mereka baru pulang dari Amerika, tatapan Azri pas ketemu mantannya kayak beda gitu. Jangan-jangan waktu itu Azri ngerasa CLBK ke mantannya. Hus! Ah! Emang ya kebiasaan buruk suka curigaan susah di tepis kalau udah mendarah daging. Tapi, kenapa Azri gak jujur juga? Bahkan kesannya tuh kayak gak mau ngobrol kalau arahnya ke si Lisa ini. Padahal cuma sekedar ngomong aja pernah mantanan sama Lisa apa susahnya. Ia cukup dewasa kok untuk menghargai masalalu Azri asal itu murni masalalu dan gak akan kepepet sampai ke masa sekarang. "Belanja, Ayra?" "Eh? Ehe. . Iya nih. Buat makan siang." Ih kok gugup sih. Ayra rasanya pengen j
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-28
Baca selengkapnya

25. Permintaan Tebal Muka Ibunya Ayra

"Satu kampung masa aku gak tau." Jawaban yang normal apalagi di sampaikan dengan nada bicara yang biasa. Meski sempat terasa perubahan ekspresi Azri sebelum pria itu memejamkan matanya kembali. "Iya juga sih." Ayra memijat kepala Azri sebisa mungkin tidak mengeluarkan kata-kata debatan. Meski yang ia ingin tau hanya kejujuran Azri, tapi ia tak mau melibatkan kemarahan hanya demi mendapatkannya. Ia bisa menunggu sampai di mana Azri akan menahan diri menutupi masalalu dengan alasan abu-abu seperti sekarang. "Saya harap Bu Ambar dapat menjaga kandungannya lebih baik. Apalagi sekarang dia sudah berusia hampir 40 tahun. Sangat rentan dengan kesehatannya." Bu Bidan dan Bapak Rahman keluar dari kamar. Azri cepat bangkit dari pangkuan Ayra. Dari ucapan yang keluar dari mulut Bu Bidan, sepertinya perkiraan kalau Ambar hamil itu benar adanya. Ayra tersenyum lebar, sementara ekspresi bapaknya dan Azri tampak bertolak belakang. Sepeninggal bu Bidan, Azri tampak menatap bapak Rah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-29
Baca selengkapnya

26. Keras Kepala Azri

"Ay?" Ayra masuk tanpa mempedulikan panggilan Azri. Wajahnya kesal sejak tadi mengingat tanggapan Azri barusan. "Kamu marah ya?" Ayra mendengus sembari duduk di sofa. Ia meraih remote menyalakan telivisi di depannya. "Akukan cuma mau bikin ibu senang, Ay." Ayra menatap suaminya ini dengan geram. "Mas tuh apa sih? Mas bahkan gak mau tau pendapatku." Jangankan mau tau soal pendapatnya, Azri bahkan langsung mengiyakan begitu saja permintaan ibunya tanpa bicara dulu padanya. Setidaknya minta sedikit waktu untuk berbincang dengannya. Beremuk sebelum bilang iya atau tidak. Setengah miliyar loh! Itu 500 juta! Segampang itu Azri bilang iya dengan permintaan sesuka hati ibunya. "Akukan cuma mau membantu ibu. Aku ada uangnya, ya aku kasih." "Ya tapi itu berlebihan, Mas. Kalau cuma minta tolong 1 atau 2 juta untuk hal-hal penting, gak masalah. Tapi ini minta tolong 500 juta!" Di mana otaknya lelaki ini. Apa dia tidak merasakan sedang di manfaatkan oleh ibu mertuanya? "Ib
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-30
Baca selengkapnya

27. Obat KB

Benar apa yang di bilang kak Ambar. Azri terlalu keras kepala. Ayra barusan kembali dari rumah ibunya. Dan benar saja ibunya bahkan berkata jujur tentang rumah baru yang di maksud Alia. Uang itu di berikan Azri. Lelaki itu tetap memberikan dalam bentuk cek. Bahkan tanpa bilang-bilang dulu padanya. Ia pulang membawa rasa kesal. Ayra mau Azri berkata langsung tentang uang itu. Rasanya jauh lebih kesal dari pada Azri memberikan uang miliknya pada keluarga pria itu. Iya. Ayra paham Azri yang bekerja. Pria itu yang mencari uang yang di gunakannya untuk diberikan pada ibunya. Mertua suaminya itu. Tapi tidak begini caranya. Baru saja ia masuk ke rumah. Ia di kagetkan dengan Azri yang duduk di sofa memandangi dirinya. Lampu remang-remang. Pria itu tak menyalakan semua lampu walau sudah maghrib. Di atas meja, tepat di depan Azri, ada sebuah tabung obat yang familiar untuk Ayra. Kerlip kaget terpancar di matanya melihat benda itu sepertinya di tatapi Azri dengan tatapan kosong. "M
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-31
Baca selengkapnya

28. Menjadi Dingin

Pelukan Azri terasa semakin erat. Ayra yang tadinya ingin memejamkan mata, justru berbalik menghadap lelaki itu.Mereka saling bertatapan dengan jarak yang sangat dekat. Tatapan keduanya sayu setelah melewati badai asmara. Mereka sama-sama kelelahan dan butuh istirahat.Tapi masalah yang mereka miliki tidak bisa di biarkan berlalu begitu saja. Apalagi tampaknya Azri menuntut penyelesaian dalam masalah mereka."Setelah ini kamu akan minum obat itu lagi?" tanya Azri dengan suara seraknya."Iya."Pelukan erat di pinggangnya kembali Ayra rasakan. Tangan kukuh itu semakin membuat bagian tubuh bawah mereka menghimpit."Kenapa?" tanya Azri. Kali ini nada bicaranya serasa ditekan.Pria itu seolah sedang menahan sesuatu dalam dirinya.Jemari Ayra meriah wajah berahang kukuh itu. Ia mengusap pipi Azri dengan kedua tangannya. Berusaha mensejajarkan wajah mereka.Namun Azri justru bangkit. Pria itu duduk bersandar di badan sofa. Ia menarik perlahan Ayra untuk duduk kembali di pangkuannya."Apa ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-04
Baca selengkapnya

29. Perempuan Rendahan

Ayra pulang sehabis Maghrib karena murid yang ia ajari masih sulit menerima beberapa pelajaran. Makanya ia kasih waktu hingga dirinya jadi harus pulang di saat langit sudah gelap.Rupanya bukan hanya langit yang gelap. Rumahnya juga gelap saat Ayra sampai.Ia memarkirkan motor dengan heran. Membuka pintu dan menyalakan lampu. Tampak tak ada Azri di rumah. Bahkan di ruang kerjanya pria itu tidak ada.Tidak biasanya Azri keluar tanpa bilang padanya. Apa mungkin saking kecewanya dengan keinginan dirinya, Azri sampai pergi tanpa bilang-bilang.Ia mencoba menghubungi Azri. Suara nada dering yang familir terdengar di meja komputer Azri.Handphone pria itu tergeletak di sana."Kok Azri gak bawa handphone," gumamnya.Di tengah kebingungannya, Ayra mendengar seseorang memanggilnya."Ayra. Kamu udah pulang?" Suara Ambar terdengar. Ayra cepat menemui ibu tirinya."Kak Ambar?" Ayra menuntun Ambar yang tampak pucat ke sofa."Azri nganter Bu Retno ke rumah sakit. Katanya Bu Retno tiba-tiba jatuh.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-10
Baca selengkapnya

30. Membawa Hati yang Luka ke Luar Kota

Di sinilah Ayra. Di sebuah kota yang jauh dari rumah. Dengan menutup semua komunikasi dari siapapun di kota kelahirannya.Meski sejak pergi hingga sekarang tak ada air mata yang menetes, bukan berarti Ayra tak merasakan sesak di dadanya. Ia memang tidak selebay saat batal lamaran dengan Ari.Setidaknya Ayra masih menjalankan hidupnya dengan baik seperti makan, bergaul dan bekerja. Walau harus menutupi rapat perasaan sakit yang terus menderu hatinya. Membohongi diri dan banyak orang di sekelilingnya dengan tawa yang hanya sebagai selimut duka.Justru skarang dirinya berusaha menyibukan diri agar tidak memikirkan apa yang terjadi beberapa hari lalu. Agar bisa lepas dari kenyataan dirinya yang sedang kecewa.Ayra bahkan mengerjakan hal yang bukan tugasnya. Ia sengaja menutup dunia lain di luar sana. Tak ada yang bisa menghubunginya bahkan Bapaknya sekalipun. Ia tak mau frustasi seperti halnya saat kegagalan hubungannya dengan Ari dulu.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status