All Chapters of Suami Pengangguran Pilihan Bapak: Chapter 31 - Chapter 40

53 Chapters

31. Menjelaskan Masalalu

Azri pulang bersama bapak Rahman saat sudah tengah malam. Mereka barusan dari rumah sakit karena membantu Bu Retno. Karena kasihan tak ada yang bisa mengurus biaya dan hal lainnya, maka Azri dan Bapak Rahman harus mau di repotkan oleh keluarga itu.Sebenarnya kerabat Bu Retno sangat banyak. Tapi karena terkenal dengan kemahiran bu Retno yang suka mengata-ngatai orang, maka banyak dari kerabatnya tidak suka.Malahan berucap syukur melihat perempuan bermulut lancip itu masuk rumah sakit. Jangan tanyakan besti-besti beliau yang biasanya di tukang sayur itu. Tak ada satupun yang datang.Anak-anak Bu Retno juga hanya bisa seperti orang bodoh menontoni ibu mereka yang sudah seperti akan sekarat.Yang lebih lucunya lagi."Semua harta ibu harus jadi milikku. Aku anak laki-laki satu-satunya.""Enak saja. Semua harta warisan ibu harusnya jadi milikku! Banyak diantara harta ibu dihasilkan dari pendapatan Apotik. Jadi
last updateLast Updated : 2024-06-10
Read more

32. Flashback Kisah Azri

Kala itu Azri berhasil mendapatkan beasiswa masuk SMK yang mengajarkan khusus tentang ilmu yang ia sukai dan kuasai.Cita-citanya untuk bekerja di luar negri bisa tercapai dengan beasiswa ini. Harapan membawa kakaknya hidup lebih baik dari sekarang perlahan-lahan akan tercapai.Namun, bertahun-tahun bahkan berbulan-bulan hendak mencapai beasiswa itu, hanya dalam satu hari semuanya redup.Azri pulang dengan rumah tertutup rapat. Bayangan buruk yang hadir dalam pikirannya seketika.Ia langsung masuk mendapati kamar keponakannya yang terbuka. Dari luar saja tampak berantakan seolah habis terjadi sesuatu di sana. Keponakan kecilnya yang baru berusia 5 tahunan meregang nyawa di atas tempat tidur. Azri sempat merengkuhnya berharap apa yang ia lihat tidak benar.Azri sempat panik, namun suara rintihan dan pukulan yang terdengar dekat membuat dirinya langsung ke sana. Kakaknya sudah hampir kehilangan nyawa dilant
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more

33. Act of service (by Azri)

Setelah perjumpaan pertamanya dengan Ayra, Azri mengubah pola hidupnya perlahan-lahan. Menjadi jauh lebih baik meski tak sebaik saat sebelum ia patah hati.Ia bekerja lebih giat dan mendapatkan gaji yang lebih besar berkat banyaknya kerjaan luaran yang Azri ambil.Semata uang-uang itu ia kumpulkan untuk mempersiapkan diri hingga Ayra lulus kuliah. Namun bukan hanya itu yang perlu Azri lakukan. Ia juga harus merebut hati Ayra dari lelaki lain. Karena dirinya tau saat ini Ayra sedang berpacaran dengan lelaki bernama Ari.Dari kamarnya, Azri selalu bisa memantau Ayra dari CCTV yang ia pasang di halaman rumah Bapak Rahman.Tiap kali gadis itu datang, ia akan menjumpainya. Selalu. Tidak pernah absen untuk berjumpa.Seperti sekarang, saat ia melihat motor yang sama yang selalu di bawa gadis itu. Ia segera keluar untuk menyapanya."Hai, Ay.""Hai."Ayra melintas begitu saja kala ia mendekat. Langsung ma
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more

34. Kamu Mau Pisah?

Mana Ayra tau kalau selama ini Azri terus berusaha memikatnya. Apalagi selama itu ia sudah menjalin hubungan dengan Ari. Selama ia kenal Azri, ia sudah menjalin hubungan dengan Ari.Sebagai perempuan anti selingkuh-selingkuh club, ia tak pernah punya pikiran dengan pria lain selain dengan pria yang sedang ia cintai. Apalagi bersikap kecentilan dan caper pada lelaki yang mendekatinya.Walau seperti itu, dirinyalah yang di selingkuhi pada akhirnya.Jadi bagaimana ia bisa memahami bahasa cintanya Azri selama ini. Apalagi ia sama sekali tidak pernah menganggap pria itu lebih dari orang suruhan Bapaknya.Meski nyatanya pria itu sebenarnya orang yang memberi modal besar pada bapaknya."Mampir makan cilok dulu ya, Ay."Tak jauh dari mobil mereka, ada bapak-bapak tua jualan cilok di pinggir jalan."Aku gak laper."Gabut sekali tiba-tiba ngajak makan cilok. Udah malam juga."Cilok gak ngenyangin, Ay. Ya? Kita makan dulu. Aku kepengen banget makan cilok, Ay."Ayra menghela nafas panjang kemudia
last updateLast Updated : 2024-06-14
Read more

35. Penyesalan Kala Buburpun Sudah Basi

"Mobil suaminya bu Ayra bagus banget ya. Beruntung deh, Bu."Tim totor Ayra mulai membahas suaminya karena terpesona dengan 'mobil' yang Azri bawa. Mohon maklumi. Karena bagi mereka, punya mobil berarti punya duit.Ya wajarlah. Pejuang rupiah mereka semua."Biasa aja tuh," balas Ayra acuh."Ih, Bu Ayra merendah.""Ck! Itu mobil keluaran lama kok.""Tapi masih bagus. Emang lebih cocok sama suami ibu itu dari pada Pak Ari. Iya lih kelihatannya kaya orang kantoran. Tapi gajinya berapa sih."Jujur Ayra tidak minat membicarakan ini. Karena kalau sudah memikirkan Azri, semangat kerjanya jadi menguap. Padahal dirinya harus menyiapkan banyak soal latihan untuk anak-anak yang baru masuk bimbel.Apalagi menyusun bahan ajar agar mudah di pahami.Kertas kosong dalam komputernya tak kunjung terisi soal. Pikirannya terlalu terfokus pada Azri. Hatinya tidak enak melihat tangis pria itu. Lagi pula cen
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more

36. Istri Jadi Tulang Punggung

Azri merasa dirinya berada di fase tak tau harus bagaimana agar Ayra mempercayai cintanya. Ia hanya bisa duduk di mobilnya, sembari bekerja, menunggu di depan gedung.Sekalipun melihat Ayra, ia tak akan menemui istrinya itu. Hanya sekedar duduk dan memperhatian apa yang istrinya lakukan sudah cukup mengobati kerinduannya.Walau hatinya ingin lebih. Kalau boleh sebenarnya Azri ingin memeluk gadis itu sekarang.Tapi, melihat senyum lebar dan kegembiraan Ayra rasanya sudah cukup. Ia juga harus memikirkan tentang keinginan Ayra untuk berfikir. Meski Azri akan melakukan apapun asal mereka tidak berpisah.****"Kamu kok pelitin Ari sih, Jes!""Pelit gimana, Ma?""Ari bilang kamu gak kasih uang yang dia minta! Kamu gimana sih jadi istri!"Huh! Ternyata masalah itu. Ternyata suaminya mengadu lagi pada mamanya."Emang apa kewajiban aku kasih uang ke Mas Ari, Ma? Sejak awal aku ini i
last updateLast Updated : 2024-06-17
Read more

37. Di sini Melihatmu

"Liat apa, Ayra?" Hampir saja Ayra meloncat saking kaget ditegur Kepala Bimbelnya. Sebenarnya sapaan beliau tidak dengan intonasi keras. Sewajarnya saja.Cuman dia sedang memikirkan orang di bawah sana."Mobil itu, kayaknya udah dari tadi pagi di sini ya?" Bu Adelia menunjuk pada objek yang ia lihat sejak tadi. Lebih tepatnya mobil itu selalu ada di mana Ayra ada."I-iya, Bu."Ayra melirik kepala bimbelnya sedikit. Ternyata beliau sedang memperhatikan wajahnyaTawa Bu Adelia pecah setelah beberapa saat. Ayra sampai memegangi wajahnya kebingungan apa yang membuat bosnya ini tertawa."Mau sampai kapan kamu merajuk dengan suamimu, Ayra?" ujar beliau di sela tawanya.Bu Adelia bertumpu pada pagar balkon lantai dua rumah yang mereka tempati."Bucin banget suami kamu," gumam beliau.Ayra melirik ke dalam. Keadaan yang sepi membuatnya mendekatkan wajah ke telinga Bu Ad
last updateLast Updated : 2024-06-18
Read more

38. Ciuman Viral

Tiga jomblo yang masih bestian dengan Ayra sama-sama terpaku dari pintu rumah melihat pemandangan yang sebenarnya haram di lihat oleh mereka. Karena masih jomblo, takutnya mau, tapi gak tau nyalurinnya kemana."OMG! OMG! OMG! Adegan live! Foto-foto!" jerit salah satu dari mereka.Satu jepret foto mereka dapatkan. Ketiganya saling merapat dengan perasaan tak karuan serasa sedang nonton drakor. Tapi yang satu ini adegannya lebih dari nyata.Hingga Azri menjauhkan bibirnya. "Sudah bersih," katanya pelan.Sementara Ayra, andai Azri tak menahan bobot tubuhnya, mungkin sudah luruh ke tanah."Lain kali, minta padaku untuk membersihkan dengan cara begini. Jangan minta dengan laki-laki lain," bisiknya tepat di samping telinga Ayra.Ayra masih tak bisa merespon apa-apa dengan ucapan Azri barusan. Namun setelah di rasa kakinya tak lagi selemas tadi, ia meminta Azri melepas pinggangnya dengan menyentuh tangan pria itu.
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

39. Rayuan Murahan

Ayra tak tau apa yang ada di dalam hatinya. Entah masih ada luka, atau mungkin sudah berubah menjadi cinta. Ia benar-benar tidak mengerti. Semenjak kejadian dirinya merasakan sendiri bagaimana sakitnya di khianati, Ayra serasa tak bisa mengontrol perasaannya. Tapi terlepas dari semua itu, ia merasa nyaman saat seperti sekarang. Entah bagaimana sikap Azri tadi siang mengoyak perasaan lain dalam hatinya. Saat melihat begitu marahnya Azri ia hampir di cium lelaki lain.Ia bangkit dari tempat tidur menghampiri lelaki itu yang sedang tidur dengan kacamata yang hampir terlepas dari wajahnya.Laptop di hadapan Azri di singkirkannya. Digantikan dirinya yang tiarap menghadap mata terpejam itu.Ayra menumpu pipinya dengan kedua tangan.Ia menatapi setiap inci wajah lelakinya ini. Debar hangat yang ia rasakan tak dapat Ayra singkirkan."Tampan sekali ya aku?"Mata Azri terbuka."Aku belum tidur
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more

40. Kembali dari pada Buat Masalah

"Jangan senyum-senyum!" ketus Ayra.Sejak tadi ia sudah geram melihat Azri yang tak bisa melepas senyumnya. Tak ada yang harus di senyumi."Azri!" Bukannya berhenti tersenyum, lelaki itu malah tertawa.Apa yang lucu?!"Nyonya Azri sedang cemburu," katanya di sela tawa."Siapa yang di maksud Nyonya Azri?""Entah." Lelaki itu meliriknya. "Lisa mungkin.""Oh, ya udah. Sana cari si Lisa-Lisa itu. Sana pulang. Turunin aku di sini."Sumpah baru pertama kali ini ia banyak merajuk. Sikap plin-plan dan kekanakannya tumbuh karena Azri.Padahal saat bersama Ari, ia adalah orang paling dewasa. Saking dewasanya, Ayra selalu minta maaf meski Ari yang salah sekalipun.Tapi bersama Azri, seolah ia bisa mengeluarkan emosi tanpa harus takut kehilangan.Mobil berhenti hingga membuat Ayra terdiam.Tidak ada lampu merah, bahkan jalanan lengang."Apa l
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status