All Chapters of Suami Pengangguran Pilihan Bapak: Chapter 41 - Chapter 50

53 Chapters

41. Iri membuat hidup tak pernah puas

Jesika dan Ayra sama-sama merasakan broken home. Kedua orang tua bercerai dan menjalani kehidupan dengan pasangan masing-masing.Sebenarnya mereka sudah kenal sejak SMA. Namun kedekatan mereka di mulai saat berada di kost-kostan. Sering berbagi cerita tentang kehidupan mereka, perasaan yang mana selalu merasa ada yang kurang di setiap kebahagiaan karena orang tua yang tak lagi bersama.Bagi Jesika, hidupnya sangat tidak istimewa. Hidup dari kecil bersama nenek yang sekarang sudah tiada. Memang sih kedua orang tuanya mau memberikan pembiayaan untuk kuliah.Tapi dengan jumlah uang yang sangat kecil. 2 juta sebulan untuk hidup bagi Jesika kecil sekali. Saat saudara tirinya justru dapat mobil dan tempat tinggal mewah.Ia menyimpan iri itu sudah sejak kecil. Saat saudara tirinya justru hidup jauh lebih baik darinya."Udahlah, Jes. Syukuri aja apa yang ada. 2 juta cukup kok."Setiap kali keluhan keluar dari mulut Jesika, ma
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more

42. Kedatangan Bu Riri

"Ayra! Tunggu sebentar."Ayra berhenti berjalan saat namanya di panggil. Ia menoleh kemudian hatinya mencelos.Kenapa janda pirang murahan ini pagi-pagi sudah menyapanya."Ada apa ya?" tanya Ayra tak mau repot-repot menyembunyikan ketidak sukaannya.Lagian siapa yang tidak akan marah kalau melihat suaminya di peluk perempuan berstatus janda ini."Aku mau minta maaf soal yang kemarin," katanya dengan tampang tak enak."Terus?"Aku jadi ngerasa gak enak aja sama kamu. Tapi, aku cuma mau kamu tau, Ay. Azri dan aku pernah. . . .""Sempat akan menikah?" Berpikir bisa menghasutnya? Gunakan cara yang lain. Bagi Ayra itu tak mengubah apa-apa."I-iya. Lalu kamu juga harus tau masalalu Azri. Gak akan bisa di terima dengan mudah, Ayra. Dia itu. . . ."Mantan narapidana?" Sudah basi kalau itu. "Kasusnya. . . .""Pembunuhan? Pencabulan? Di kurung 10 tah
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

43. Dendam Seorang Anak

Azri mengamati berkas penjualan rumah yang resmi di miliki seorang rentenir. Ia melihat rentenir itu dan berkas di tangannya bergantian beberapa kali."Pak Tono kapan menjual rumah ini?" tanya Azri.Benar bila rentenir ini telah membeli rumah secara resmi. Tidak sembarang mengklaim."Beberapa hari lalu."Ia melirik Ayra yang duduk bersama ibunya."Sudah berapa lama Pak Tono tidak pulang, Bu?""Hampir dua minggu, Zri."Helaan nafas Azri terasa berat. Tamat sudah kepemilikan rumah ini benar-benar secara sah di miliki rentenir ini. Karena ada bukti pembayaran, juga rumah atas nama Bapak Tono selaku suami. Makanya tak ada cara lain mempertahakannya. Lagi pula ada tanda tangan bapak Tono selaku penjual."Benar kalau bapak Tono yang menjual rumah ini, Bu. Kemungkinan Pak Tono pergi membawa uang penjualan, dan uang 500 juta itu," jelas Azri.Tangis Bu Riri pecah dengan kenyataan suaminya tela
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more

44. Azri

Saat itu usia Azri tak genap 5 tahun. Perceraian kedua orang tuanya membuat Azri harus hidup berpindah-pindah. Di sodorkan ke sana kemari bak barang yang tak ada satupun orang yang mau merawatnya.Berusia 10 tahun kala itu Azri menyadari betapa tidak berharganya hidupnya. Di mata kedua orang tuanya, ia seolah tak pernah hidup.Masih Azri ingat terakhir kali melihat ibunya."Kamu udah punya suami mapan gitu. Bawalah Azri. Kasian dia hidup terlunta-lunta. Kamu tau sendiri aku harus menghidupi banyak anak. Mana ke urus Azri."Masa kecilnya, Azri banyak menghadapi percakapan seperti itu. Saat ibunya memindahkan dirinya ke satu tempat, ke tempat yang lain. Dari kerabat, hingga temannya."Kalau Mbak udah gak mau ngasuh dia, kasih aja ke panti asuhan. Aku gak bisa ngurus dia. Bapaknya aja gak peduli. Lagian suami baruku gak mungkin mau ngurus anak itu."Walau tak begitu dewasa. Azri tau betapa sakitnya mendengar ucapan itu.
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

45. Tingkah Bu Riri

Bahan di dapur habis, opsi termudah untuk membuat makan siang hari ini hanya dengan pergi ketukang sayur yang biasanya di gerumbuni oleh emak-emak yang nyambi beli sayur sambil ngomongin orang.Ia ingat sekali ibu-ibu itu tampaknya golongan yang tidak mengerti teknologi bahkan tidak paham yang namanya kurir."Kemarin saya liat anak Pak Ridwan di kasih cowok barang.""Anak pak Ridwan si bunga itu?""Iya. Katanya itu barang dari jakarta. Sering banget saya liat cowoknya ke rumah nganter-nganterin barang gitu. Mana pake bajunya selalu sama. Merah gitu. Heran sama anak zaman sekarang."Di jelasin juga gak mau tau apa itu kurir dan kerjaannya emang gitu nganter-nganter barang.Ayra sejujurnya malas sekali ke sana. Tapi masa iya dirinya lagi-lagi tidak masak hanya karena tidak mau mendengarkan omongan orang lain.Lagi pula Bu Retno tak akan ada di tukang sayur. Ada bagusnya juga lumpuhnya bu Retno. Ngurang-nguran
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

46. Serba Salah

Ayra masuk ke kamar, dari ambang pintu dirinya menyaksikan sang ibu menangis."Bu. Ibu kenapa?" tanya Ayra.Ia duduk di pinggir ranjang tak jauh dari ibunya yang duduk di lantai sambil menangis."Ibu gak tau kenapa bisa sehancur ini, Ayra!" Di usap Ayra pelan punggung ibunya. "Udahlah, Bu. Gak usah di inget lagi. Ikhlasin aja.""Ibu udah kasih apapun yang ibu punya. Bahkan rasanya gak pernah sedetikpun ibu gak mencintai dia. Tapi dia tetap meninggalkan ibu."Rupanya kesedihan ibunya berupa pada bapak tirinya yang sampai di sini Ayra tau telah pergi dengan perempuan lain."Kenapa ibu bisa menikah dengan dia?" tanya Ayra.Sang ibu tampak menoleh pada Ayra. Untuk beberapa saat terdiam."Ibu memcintainya, Ayra. Ini adalah cinta pertama dan terakhir."Sungguh sulit keluar dari mulut Ayra. Tapi, dirinya hanya ingin apa yang orang-orang katakan padanya selama ini tidak benar.
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

47. Putri Yang Tak Pernah diakui

Mereka pergi ke dapur untuk bicara berdua. Namun baru saja Ayra duduk di kursi meja makan, Azri sudah memotong sebelum bibirnya mengucapkan apapun."Gak bisa Ay. Maaf. Aku gak bisa bagaimanapun bujuk rayumu."Bahkan belum Ayra bicara apa-apa. Azri sudah mengklaim keputusannya.Walau begitu, Ayra menangkap ekspresi tidak enak di wajah Azri."Jadi ibuku harus tetap pergikan?" tanya Ayra.Azri mendekatkan wajahnya, ia menghela nafas pelan."Maaf. Tapi aku gak mau Kak Ambar jadi sakit karena kejadian hari ini. Kau orang berharga dalam hidupku, Ay. Begitupun kak Ambar."Ia tau saat ini Azri sedang merasa sangat serba salah.Ayra mengangguk. "Kalau gitu, tolong siapkan tempat tinggal untuk ibu."Azri tercenung seolah tak menyangka itu yang keluar dari mulut Ayra.Ia pikir akan berdebat panjang karena persoalan ini."Ibu tidak pernah mencintai Bapak. Bahkan sampai saat ini. Ta
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

48. Cari Perhatian Suami

"Kak ambar baik-baik ajakan?"Ayra menghampiri Ambar yang terkulai lemas habis mual-mual."Kakak gak apa-apa, Ay. Cuma reaksi hamil ya gini. Suka muntah-muntah."Rasa cemas Ayra berkali lipat setelah kejadian ibunya. Ia takut Kak Ambar kenapa-napa, dan Azri akan sangat murka nantinya.Apalagi mengingat sudah berkali-kali kak Ambar keguguran."Aku udah gak apa-apa, Ay. Setelah melihat Azri sekarang bahagia, aku sudah berhasil melupakan masalalu yang sangat menyedihkan itu. Terlepas, meski kadang ingat, tapi aku tidak apa-apa. Dia juga sepertinya kuat di dalam sana."Ambar mengusap perutnya yang sudah mulai berbentuk."Syukurlah, Kak. Aku gak kebayang akan sesedih apa Azri dan bapak kalau sampai kakak kenapa-napa.""Gak, Ay. Kakak gak kenapa-napa."Ayra mengangguk, lalu menundukkan wajahnya dengan bibir tertutup. Raut wajahnya menimbulkan penasaran Ambar."Tapi muka kamu kenap
last updateLast Updated : 2024-07-07
Read more

49. Kejadian Gila Tadi Malam

Azri berjalan dengan langkah lemas. Hampir semalaman ia tak tidur mencari Ayra yang pergi setelah kejadian gila tadi malam.Saat maghrib menjelang, Ayra menghubunginya jika akan pulang terlambat karena ada urusan di bimbelnya. Hingga isya, Ayra tak kunjung pulang membuatnya khawatir, tapi Azri mencoba berpikir positif dengan terus menyelesaikan pekerjaannya.Namun gedoran pintu membuat Azri seketika menghentikan pekerjaannya. Ia membuka layar monitor yang menunjukkan CCTV di pintu depan.Dirinya tentu kaget melihat Lisa yang menggedor pintu rumahnya. Dan yang lebih mengagetkan lagi, perempuan itu hanya mengenakan sarung untuk menutupi tubuhnya."Mas! Tolong buka pintunya!" teriakan bercampur tangisan itu membuatnya berjalan ke depan untuk tau apa yang terjadi pada Lisa.Sedetik setelah pintu terbuka, Lisa memeluk Azri erat."Tolong aku, Mas. Aku mau di bunuh." Lisa meraung sambil memeluk Azri erat."Di bunu
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more

50. Akhir Yang di Dapatkan

Ayra tak menyangka Azri bisa menemukan nama teman-teman sekolahnya. Bahkan teman-teman dekat masa kuliahnya. Ibu kostnya dulu, bahkan sampai orang-orang yang pernah berkenalan dengannya sesama penganjar bimbel. Semua ada dalam daftar list tamu undangan. Segelas es susu coklat tersaji di hadapannya. Lalu Azri yang duduk di kursi dengan wajah lelah. "Ada lagi yang mau di masukan dalam list?" tanya Azri lalu menguap. Undangan belum di sebar karena Ayra mau memeriksa list undangannya dulu. "Sudah cukup kok." Azri mengangguk kecil. Ia menghubungi tim WO dengan handphonenya. Detail kecil seperti menyebar undangan pun Azri gunakan tim WO nya. Walau harus bayar lebih, tapi pekerjaan jadi lebih mudah. "Kamu mau tidur aja gak? Kayaknya ngantuk," kata Ayra. "Enggaklah. Aku mau nemenin kamu coba gaunnya." Mereka menunggu di sebuah tempat perancang busana pernikahan. Padahal sepertinya Azri butuh istirahat.
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status