‘’Ah, hampir saja susu yang kubikin jadi dingin karena melamun. Astaghfirullah!’’ Sejak tadi tanganku mengaduk susu dan melamun panjang, hingga aku tersadar dari lamunan. Bergegas aku melangkah ke ruang bermain anakku.‘’Sayang, ini susunya. Adik minum dulu ya.’’ Kubantu Naisya, karena gelas sebesar itu tentu berat tangan mungilnya memegang.‘’Ma, Adik pengen punya temen,’’ rengeknya yang membuat aku terkesiap. Mulutnya belemotan susu membuat aku gemes sekali melihat anak semata wayangku itu.‘’Kan ada Mama sama Bibi. Adik punya temen ntar kalo udah sekolah aja ya,’’ kataku lembut sambil meletakkan gelas kosong itu di nakas.Ya, memang Naisya tak memiliki teman. Dia sejak dulu bermain hanya sama papanya, bibi Sumi dan aku. Bukan apa-apa, aku hanya tak ingin Naisya terpengaruh dari lingkungan pertemanannya. Seperti yang kulihat dari tetangga sebelah kiri rumah, anak mereka selalu diperbolehkan bermain benda canggih itu bahkan dibelikan jika tak ada. Tentu akan membuat mereka kecanduan
Last Updated : 2024-05-25 Read more