Home / Rumah Tangga / Akad Tanpa Malam Pertama / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Akad Tanpa Malam Pertama : Chapter 41 - Chapter 50

80 Chapters

Aku Menyerah

Bab 41Aku menyerah! Tujuh tahun lalu, usiaku baru masuk 21 tahun. Kuliah di universitas ternama dan terkenal karena koneksi dari Ayah. Aku adalah Tuan Putri di rumah ini, kehidupanku sempurna. Uang, barang-barang branded, keluarga yang hangat, siapa pun pasti iri, kan? Benar, sampai kasus penipuan yang menimpa Ayah terjadi, kehidupanku sangat sempurna, membuat semua orang iri …. Aku mendengar seseorang masuk rumah saat malam sudah hampir larut, ternyata Ibu kembali setelah dua hari lamanya menghilang tanpa kabar. “Sayang? Azmina? Kamu di mana, Nak? Maafkan Ibu yang pergi begitu saja beberapa hari ini tanpa memberitahukan apa pun padamu, Ibu minta maaf, Sayang.” Ibu berteriak memanggil dan terdengar derap langkahnya mendekati kamarku. Tak ada keinginanku untuk menyahuti panggilannya. Yang kulakukan hanya diam meringkuk di dalam kamar. Pakaianku yang dilucuti Ayah masih ada di ruang depan, sobek di beberapa bagian … bahkan dalamannya masih ada di sana. Tubuh ini, rasanya ak
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

70 Juta Satu Malam

Bab 4270 juta satu malam. Sudah tujuh hari berlalu semenjak kejadian mengerikan itu. Aku yang kini tinggal di sebuah kontrakan yang kecil dan pengap dan hanya memakan makanan seadanya, itu pun pemberian dari Bu Hasnah, pemilik kontrakan yang merupakan satu-satunya orang yang peduli padaku. Entahlah, entah memang peduli atau hanya balas budi karena dulu keluarga kami yang menolongnya saat putra sulungnya terjerat pinjaman online hingga puluhan juta rupiah. Selain Bu Hasnah, tidak ada yang peduli, tidak ada yang menanyakan bagaimana keadaanku, bagaimana kabarku, apakah aku baik-baik saja? Semua orang mendadak asing. Teman-teman, sanak keluarga, semuanya bersikap seolah-olah tidak mengenal aku, seolah-olah kami tidak pernah berhubungan baik, seolah-olah semua kebaikan yang kami berikan pada mereka tidak ada artinya sama sekali. Tubuhku lemas karena makan seadanya. Tidak juga kubasuh badan ini karena menganggap bahwa semuanya percuma. Aku hancur luar dalam, tidak ada satu pun orang
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more

Terjerumus Lembah Hitam

Bab 43Terjerumus lembah hitam “Sayang, jadi, kan?” Pesan itu dikirimkan oleh seorang pria paruh baya bernama Rudi. Kami bertemu di niteclub semalam. Dia menjanjikan akan membiayai uang kuliahku dan memberikan uang jajan jika aku bersedia menjadi gundiknya. Aku mengabaikan sejenak pesan itu. Kubersihkan badanku setelah lelah dari dunia perkuliahan, kemudian beristirahat sejenak sebelum menjalankan kehidupan malamku yang … kotor. “Duh, siapa, sih, yang menelepon sore-sore begini!” Aku kesal. Berlari keluar dari kamar mandi dengan handuk dan mengangkat telepon dari nomor tidak dikenal. “Halo? Siapa ya?” tanyaku. Terdengar suara wanita dari seberang sana. [Ini benar Azmina, kan? Anaknya Bu Maya?] “Iya, ada apa dengan ibu saya?” “Maaf mengganggu waktunya. Saya dari rumah sakit jiwa tempat Bu Maya di rawat. Besok sudah tenggat waktu untuk pembayaran biaya perawatan Bu Maya di rumah sakit.” Aku terdiam. Baru satu minggu aku memberanikan diri untuk bermain di niteclub, memaka
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Dia, penyelamat hidupku?

Bab 44Dia, penyelamat hidupku? “Kita tinggalin ajalah! Ribet banget tiap malam harus bawa dia pulang, sialan, untung duitnya banyak!” ucap seorang pemuda yang menelantarkan tubuh temannya di lantai club. Pemuda yang ditelantarkan itu bangun, dia mabuk parah, terlihat dari gerak-geriknya. “Jangan, bawa … pulang!” ujarnya dengan artikulasi yang tidak jelas. Aku masih fokus melihat mereka karena keributan itu membuatku tertarik, Bondan, seorang bos tambang kaya raya, klien baruku sampai mengomel karena merasa diabaikan. “Seleramu yang masih muda, ya? Palingan mereka itu cuma jual tampang, aslinya kere,” ejek Bondan. Selama setahun bekerja liar, aku menjadi simpanan banyak pria tua kaya raya. Hampir semua club di kota ini sudah kudatangi untuk menemui pria tua yang berminat menjadikan aku sebagai gundik. “Jangan lihat mereka terus, Sayang! Kamu, kan, lagi sama aku!” Dia mendekat padaku, berbisik dengan mulutnya yang mengeluarkan bau alkohol yang sangat pekat, “Atau kamu mau a
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more

Malaikat Urakan

Bab 45Malaikat urakan “Aku mau putus.” “Apa?!” Wajah Bondan melongo hebat, matanya membesar, kurasa dia terkejut dengan pernyataanku. Bondan tertawa sinis. Tatapannya berubah menjadi tatapan penuh hinaan. Dia memandang sekujur tubuhku, dari atas sampai ujung kakiku kemudian menjawab dengan santai dan arogan, “Putus? Cih! Sudah dapat laki-laki baru, ya? Badan tidak seberapa bagus juga banyak gaya lu!” “Aku mau putus karena mau berhenti.” “Berhenti? Kenapa? Sudah dapat laki-laki baik?” Bondan mencondongkan tubuhnya, napasnya terasa berembus di telingaku saat aku memalingkan wajah. “Azmina, memangnya ada yang mau dengan perempuan yang sudah rusak seperti kamu?! Jodoh itu cerminan diri, kalau kamu sudah rusak, pasti bertemu dengan laki-laki yang rusak juga, jangan naif begitu lah. Lagi pula, kalau sudah terjun sekali dalam dunia malam, mana bisa keluar semudah itu.” “Itu tidak ada urusannya denganmu, pokoknya aku mau putus.” “Kurang berapa?” Bondan bertanya sambil tak h
last updateLast Updated : 2024-06-30
Read more

Usaha Azmina

Bab 46Usaha Azmina “Mau ke mana, Sayang?” “Aku ada urusan sebentar,” jawabku singkat. “Urusan ....?”“Ehm, Sayang ... oke, sekarang kita hidup bersama, aku milikmu, sepenuhnya. Tapi, bukan berarti aku tidak berhak mempunyai urusan pribadi, kan?”“Tentu saja, sayangku. Aku bertanya karena aku peduli, dan ... jujur saja aku—“ “Kenapa? Kamu takut aku berhubungan dengan laki-laki lain?” Raja mengangguk. Wajahnya tegang. Aku tertawa, “Sudah tiga bulan loh. Kamu masih belum percaya juga denganku? Aku cuma mau bertemu dengan teman kuliah, kamu tau belakangan ini aku jarang sekali ke kampus, kan?” “Mau kutemani?” tawarnya lembut seraya menghampiri, lalu memeluk pinggangku dari belakang. Embusan napasnya di tengkuk membuatku hampir terbuai. Aku membalikkan badan, posisi kami kini saling berhadapan. Napas kami bertemu. Pria itu memelukku dengan sangat erat, kemudian memberikan kecupan singkat di pipi. Dia berbisik di samping telingaku, “Aku bisa gila kalau kamu mengkhianati aku, Azmina
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

Rencana Azmina

Bab 47Rencana Azmina“ … ya, benar. Perusahaan kami menawarkan produk yang berkualitas tinggi. Apa kita bisa langsung membuat janji temu? Jika Anda mau, saya akan aturkan jadwal pertemuan kita secepatnya ….” Di dalam ruangan kerjanya, aku mendengar Raja sedang berbicara melalui sambungan telepon dengan seseorang. Dia tersenyum dan merentangkan sebelah tangannya ketika melihatku di ambang pintu. Aku pun mendekat dan disambut rangkulan hangat Raja. “Siapa?” tanyaku setelah sambungan telepon terputus. “Calon klien baru. Beliau mau menjalin hubungan kerja dengan perusahaan, Bapak Rahadi Suryadinata. Kudengar selentingan dari beberapa perusahaan yang sudah pernah bekerja sama dengan beliau, orangnya asyik dan sangat profesional. Pandangannya luas dan bijaksana, begitu yang kudengar dari mereka.” Tubuhku tiba-tiba membeku. Pendengaranku tuli untuk beberapa saat, napas terasa sesak, mata membulat sempurna. Siapa? Rahadi Suryadinata? Bukankah nama itu … adalah nama Ayah kandungku?!
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Penyamaran Azmina

Bab 48 Penyamaran Azmina “ … tapi kalau nama perusahaannya—” Aku menunggu dengan harap-harap cemas ucapan Raja selanjutnya. Jika aku berhasil mengetahui nama perusahaan itu, aku bisa mencari tahu dengan mudah, dan mimpiku untuk memiliki keluarga baru yang hangat akan segera tercapai! “PT. Rahadi Sejahtera.” Kuhela napas lega setelah mendengar nama perusahaan itu. “Baiklah, Sayang! Aku akan segera menyelidiki perusahaan itu secepatnya. Siapa tahu benar dia punya potensi yang bagus untuk diajak kerja sama, kan?” jawabku bersemangat. Saat ini isi pikiranku dipenuhi dengan angan-angan kebahagiaan mengenai keluarga baru yang penuh kasih sayang. Nanti, aku tidak perlu lagi bekerja keras dan merasa kesepian, aku juga tidak perlu lagi merasa malu di hadapan teman-temanku karena ibuku yang gila, atau ayahku yang masuk penjara akibat kasus penipuan karena mereka cuma orang tua angkat. Lalu, orang tua Raja pasti akan merestui hubungan kami karena aku berasal dari keluarga baik-baik dan
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Kembali Terpuruk

Bab 49Kembali terpuruk"Saya hanya ingin bertanya. Ehm, di mana ruangan Bapak Rahadi, pemilik perusahaan ini,” ucapku dengan sangat hati-hati. Lelaki itu bergeming, dari sorot matanya aku menangkap suatu kecurigaan.Lelaki itu tetap bungkam, tetapi dia menatapku tajam, ngeri. Tiba-tiba pikiran buruk melintas di kepalaku, bagaimana kalau orang ini jahat dan melakukan hal yang buruk terhadapku? Di sini sepi, sedari tadi hanya dia sendiri yang terlihat, meski penerangan di lantai ini lebih hangat dari dua lantai sebelumnya yang kusinggahi.Dengan cepat aku memutar badan dan memilih berlalu daripada terjadi hal yang tak diinginkan, soal pertanyaanku tadi, biarlah kucari sendiri jawabannya. Namun, baru saja langkah ini masuk hitungan keempat, terdengar lelaki itu mengucapkan sesuatu yang sangat jelas terdengar.“Lantai tiga, koridor dua sebelah kiri.”“Lantai tiga, koridor dua sebelah kiri.” Kuulang kalimatnya, membalikkan badan, mengangguk seraya berucap terima kasih. Dia menatapku, lalu
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more

Misi Balas Dendam

Bab 49Kembali terpuruk"Saya hanya ingin bertanya. Ehm, di mana ruangan Bapak Rahadi, pemilik perusahaan ini,” ucapku dengan sangat hati-hati. Lelaki itu bergeming, dari sorot matanya aku menangkap suatu kecurigaan.Lelaki itu tetap bungkam, tetapi dia menatapku tajam, ngeri. Tiba-tiba pikiran buruk melintas di kepalaku, bagaimana kalau orang ini jahat dan melakukan hal yang buruk terhadapku? Di sini sepi, sedari tadi hanya dia sendiri yang terlihat, meski penerangan di lantai ini lebih hangat dari dua lantai sebelumnya yang kusinggahi.Dengan cepat aku memutar badan dan memilih berlalu daripada terjadi hal yang tak diinginkan, soal pertanyaanku tadi, biarlah kucari sendiri jawabannya. Namun, baru saja langkah ini masuk hitungan keempat, terdengar lelaki itu mengucapkan sesuatu yang sangat jelas terdengar.“Lantai tiga, koridor dua sebelah kiri.”“Lantai tiga, koridor dua sebelah kiri.” Kuulang kalimatnya, membalikkan badan, mengangguk seraya berucap terima kasih. Dia menatapku, lalu
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status