Pov Adnan “Adnan, bangun Sayang … bangun, Nak ….” Aku membuka mata perlahan, rasanya berat sekali. Saat menoleh ke arah cermin, dapat terlihat dengan jelas mataku yang bengkak dan sembab. Ibu langsung memelukku dengan erat tanpa aba-aba setelah melihat aku membuka mata. Dia menangis tersedu-sedu, sementara aku terlalu sibuk dengan kejadian kemarin. “Astagfirullah, Nak! Kamu bikin Ibu takut sekali! Ibu takut kalau kamu kenapa-napa, Adnan!” Ibu melepas pelukan. Lalu mengobrak abrik isi lemari dan laci yang ada di samping kamar, lalu menemukan sesuatu yang mungkin dicarinya. “Kamu tidak melakukan hal yang bodoh lagi kan, Adnan? Kenapa botolnya kosong?!” Botol kemasan pil tidur itu Ibu sodorkan sambil memberondongku dengan pertanyaan dan wajahnya yang penuh emosi. “Botolnya memang sudah lama kosong, Bu. Aku tidak minum lagi.” “Kamu tidak membohongi Ibu, kan? Lalu, kenapa tadi susah dibangunkan? Ini sudah siang, Adnan, kamu lewatkan Salat Subuh dan Zuhur, makanya Ibu taku
Last Updated : 2024-07-16 Read more