Home / Rumah Tangga / Akad Tanpa Malam Pertama / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Akad Tanpa Malam Pertama : Chapter 51 - Chapter 60

80 Chapters

Tentang Azmina

Bab 51Tentang Azmina[Aisyah, kamu baik-baik saja, kan? Aku menunggu kabarmu beberapa hari ini?] Begitulah pesan yang dikirimkan oleh Yudha pagi ini. Setelah kejadian pertemuan dengan Azmina yang tidak berjalan dengan baik, perasaanku sangat terluka. Aku berdiam diri di rumah selama beberapa hari ini. Yudha yang khawatir selalu mengirimkan pesan, menanyakan keadaanku walau aku tidak pernah membalas pesannya. [Mau pergi jalan-jalan sebentar biar pikiranmu jadi lebih tenang? Kamu tidak apa-apa, kan? Aku khawatir, Aisyah.] Yudha mengirimkan pesan lagi. Namun, aku harus bagaimana? Bermimpi pertemuan kami akan jadi momen yang membahagiakan, ternyata tidak. Entah kenapa Azmina bersikap sangat dingin dan terang-terangan tidak menginginkan pertemuan itu, bahkan menganggapku tidak ada, mengabaikan semua pertanyaan yang diajukan. Salahku apa padanya? Bukankah kami cuma korban yang ingin mengetahui kejelasan dari peristiwa buruk waktu itu.” Aku menatap layar ponsel yang menampilkan pesan
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Curahan Hati Ibu

Bab 52: Curahan hati Ibu “Bu … Ibu bisa lihat foto ini.” Aku menyodorkan ponselku pada Ibu. Surgaku itu menatapnya ragu, bahkan enggan mengulurkan tangannya untuk menerima ponsel yang aku sodorkan. Keningnya mengerut, air matanya Kembali bercucuran. “Aisyah … Ibu tidak—” “Lihat dulu saja, Bu. Aku tahu Ibu pasti berat menerima kenyataan setelah bersusah payah untuk menerima kepergian Azmina yang banyak kejanggalan selama ini, aku juga tahu luka Ibu masih belum sembuh walau sudah bertahun-tahun semenjak kejadian itu ….” Kami saling bertatapan, aku memberikan ponselku kembali agar Ibu bisa melihat jelas bahwa yang kukatakan mengenai Azmina bukanlah sebuah kebohongan “... tapi, ini adalah kebenaran yang harus Ibu terima.” Kali ini dengan tangan gemetar Ibu menerimanya, netranya menatap nanar ke arah layar ponsel, kemudian … tubuhnya lemas, gegas aku merengkuhnya, menangis tersedu seraya pandangannya tak lepas menatap lekat foto dan video Azmina. “Aisyah, foto dan video ini
last updateLast Updated : 2024-07-07
Read more

Rencana Bertemu Azmina

Bab 53Rencana Bertemu Azmina “Aisyah, sebenarnya dari kemarin Ibu penasaran sesuatu …,” ucap Ibu saat kami berdua duduk di teras rumah. Untuk beberapa hari ini, kuputuskan untuk selalu menemani Ibu agar pikirannya tidak terlalu runyam karena masalah di panti asuhan kemarin. Lagipula, kami butuh waktu istirahat sejenak dari semua hal yang membuat kepala sakit, dari semua masalah yang menjerumuskan aku, dan keluargaku ke dalam lubang penyesalan. “Penasaran apa, Bu?” tanyaku balik. Ibu menghela napas berat. Matanya memandang lurus ke depan, sepertinya berat untuk melanjutkan pertanyaannya. “Tidak apa-apa, Bu. Kalau ada yang mau ditanyakan, Ibu tanyakan saja pada Aisyah.” “Begini, Aisyah. Waktu itu, kamu bertemu dengan Azmina bagaimana caranya?” Aku terdiam sejenak, kemudian menjawab dengan nada pasti, “Aku tidak sengaja bertemu dengan Azmina, Bu. Awalnya aku juga sangat kaget, tapi setelah itu, aku yakin bahwa dia memang Azmina setelah melihat wajah dan perawakannya yang sam
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more

Meluluhkan Hati Azmina

Bab 54Meluluhkan Hati Azmina ( PoV Raja ) Aku mendatangi sebuah kawasan perumahan untuk mengetahui bagaimana kabarnya, apakah dia baik-baik saja selama beberapa hari ini kami tidak bertemu? Semua pesan, panggilan telepon, bahkan uang yang aku kirim ditolak olehnya. Tubuhku berdiri tegak di depan rumah itu, memencet bel untuk yang kesekian kali, tetapi dari dalam tidak ada jawaban sama sekali. Lampu rumah menyala, aku tahu dia ada di dalam sana, tidak berniat untuk bertemu denganku. “Sayang, bisa bicara sebentar? Ayolah, Azmina, aku merasa hampa kalau nggak ada kamu. Tolong kasih aku kesempatan.” Masih tidak ada jawaban. Apa kamu sebegitu marahnya padaku, Sayang? “Aku minta maaf untuk kejadian yang kemarin, aku tidak bermaksud untuk membela Aisyah, tidak ada maksud juga untuk membuat kamu terpuruk atau apa karena masalah keluargamu yang rumit.” Aku mengembuskan napas kecewa. Semua kata-kata yang dia lontarkan waktu itu sangat membekas dalam hati dan pikiranku. “Sayang, ak
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Luka Hati Azmina

Bab 55:Luka Hati Azmina Hatiku saat cemas menjelang pertemuan. Aku sangat takut jika semuanya tidak berjalan dengan lancar. Mengenai sikap Azmina, aku juga takut dia akan bersikap sama kepada Ayah dan Ibu saat bertemu nanti. Namun, semua perasaan takut dan cemas itu harus kutepis jauh-jauh! Melihat Ayah dan Ibu sangat antusias sekali … aku tidak boleh mengecewakan mereka! “Ayo kita berangkat sekarang, mobilnya sudah siap. Ayah tidak sabar bertemu Azmina. Dia pasti tumbuh cantik sepertimu putri Ayah yang satu ini,” ucap Ayah seraya mengusap pucuk kepalaku yang tertutup hijab. “Ibu juga tidak sabar bertemu dengan Azmina, Aisyah! Ibu penasaran wajahnya seperti apa. Karena waktu kita berpisah dengannya, kalian berdua masih sangat kecil sekali,” sambung Ibu sama antusiasnya dengan Ayah. “Ya sudah, ayo kita berangkat. Sebentar lagi kita akan menjadi keluarga bahagia seutuhnya. Anak-anak Ayah, alasan Ayah dan Ibu berjuang keras waktu itu, akhirnya bersatu kembali. Ayah sangat bersyuku
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

PoV Rahadi

Bab 56PoV Rahadi “Dia mengaku-ngaku sebagai Azmina?! Dasar perempuan bedebah! Tidak! Tidak mungkin Azmina masih hidup! Dia cuma seseorang yang mirip dengan Aisyah lalu mengaku sebagai Azmina! Wanita keji sialan yang pura-pura menjadi Aisyah!” Aku meremas rambutku dengan kuat, rasanya sangat frustrasi dengan semua kejadian ini. Kepalaku yang berdenyut sakit bertambah sakit mendengar ada banyak sekali suara-suara yang saling berteriak di dalam kepala, saling bertengkar dan menyalahi satu sama lain. “Dia bukan Azmina! Dia bukan anakku! Mana mungkin aku punya anak jahat yang mencelakai anakku yang lain! Dia pasti cuma pura-pura menjadi Azmina untuk mendapatkan uang dariku! Dia pasti akan meminta apa yang dia sebut sebagai haknya nanti!” Aku duduk di dalam kafe yang bersebelahan dengan kafe tempat pertemuan, jaraknya tidak terlalu dekat, cukup sebagai tempat menenangkan diri di samping aku harus menunggu Aisyah dan istriku untuk pulang bersama. “Istriku dan putriku terlalu terpaku
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

Kebenaran

Bab 57: Kebenaran Dua hari kemudian, Yudha mengajak aku bertemu di tempat yang sama dengan pembicaraan kami kemarin. Kafe yang berada tidak jauh dengan tempat pertemuan dengan wanita yang mengaku-ngaku sebagai Azmina. Teringat itu lagi, sungguh menyebalkan. Yudha bilang ada sesuatu yang ingin dia sampaikan padaku. Pasti dia mau membujuk terkait masalah wanita itu. Aku tidak mau pergi karena pekerjaan sedang sangat menumpuk. Melihat ke arah dokumen yang sudah menggunung di atas meja kerja pribadiku, harus segera diselesaikan karena tenggat waktunya sebentar lagi. Ah sial! Seandainya saja saat itu aku tidak usah buang-buang waktu untuk menemui mereka, mungkin semua pekerjaan ini sudah selesai, dan aku bisa menghabiskan waktu bersama putriku satu-satunya! Mengingat perkataannya waktu itu … aku jadi kepikiran. Benar bahwa aku membenci wanita itu karena sudah berpura-pura menjadi Azmina dan membuka luka lama kami, tetapi, sebagai seorang ayah yang juga memiliki putri yang sepertinya
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

Bertemu Adnan (PoV Azmina)

Bab 58:Bertemu Adnan (PoV Azmina) Aku melarikan diri dari sana, dari hadapan semua orang yang menatapku dengan penuh penghakiman, dari orang tua kandungku yang bahkan … tidak sudi menerima bahwa aku masih hidup sampai sekarang. Raja hanya diam dan membiarkanku pergi. Masuk mobil dan segera meninggalkan kawasan kafe untuk mencari tempat yang bisa membuatku merasa lebih tenang. “Jika Tuhan itu ada, lalu kenapa hanya aku yang selalu dibuat menderita? Kesalahan apa yang kubawa sejak lahir? Apakah bagi mereka, caraku untuk bertahan hidup selama ini salah? Lalu, cara apa lagi yang bisa aku lakukan?” Tangisan yang sedari tadi kutahan, akhirnya tumpah ruah juga. Di mana mereka saat aku sulit dan terluka, di mana mereka yang katanya orang tua waktu aku setengah mati mempertahankan kehormatanku dan akhirnya semua terenggut begitu saja, sekarang, bertemu untuk pertama kalinya tiba-tiba menghakimi, mengatakan kalau aku seorang pelacur, memangnya apa hak mereka bilang begitu?! Mungkin b
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more

PoV Adnan

Bab 59: PoV Adnan Aku baru saja selesai konsultasi dengan Dokter Psikolog yang kliniknya berada di dekat rumah sakit jiwa tempat dia praktek. Semuanya aku lakukan atas desakan Ibu yang merasa sangat sedih dengan keadaanku. Padahal, diri ini merasa baik-baik saja,tak kurang suatu apa pun. Hanya saja, belakangan ini lebih suka menyendiri. Kejadian kemarin benar-benar menguras pikiran.Ternyata, selama ini aku mengalami gejala depresi. Sampai tidak sadar karena sering melewati rutinitas sehari-hari yang tak lagi kulakukan seperti mandi, atau bahkan sekedar sarapan. Hanya mengurung diri di kamar. Saat ini aku baru saja selesai berkonsultasi dan berniat pergi ke kafe yang berada di samping rumah sakit jiwa. Di kafe, aku memesan kopi hitam kesukaanku yang menemani setiap kali harus lembur di kantor. Saat keluar dari kafe, lalu tanpa sengaja bertabrakan dengan seorang wanita yang berjalan tergesa. Namun, saat mata kami saling bersirobok, jantung ini seakan mau copot karena wajahnya s
last updateLast Updated : 2024-07-14
Read more

Masih PoV Adnan

Bab 60: “Aisyah! Halah! ternyata selama ini aku sudah tertipu dengan sikapmu yang lembut dan baik, macam perempuan salihah dan itu ternyata hanya pura-pura? Aslinya ....Bener-bener aku sudah tertipu olehmu, Aisyah! Kamu ... kamu bagiku tak lebih dari set*an yang berujud manusia!” Tiba-tiba, dada ini terasa sangat sesak, napas pendek dan kepala sakit luar biasa. Semua kenangan baik tentang Aisyah seketika sirna ketika aku menyadari bahwa Aisyah selama ini cuma pura-pura alim. Dia yang menjaga auratnya, tutur katanya yang tidak pernah kasar, dan caranya menindak lanjuti sesuatu dengan kepala dingin, semua hilang dari kepalaku! Yang tersisa hanyalah kepedihan hati karena kebohongan Aisyah, tipu dayanya yang selama ini aku percaya! Apa perlu sampai segitunya kamu membohongiku demi sebuah pernikahan? Aku menunduk, bersandar pada setir, kemudian tanpa disadari, air mataku jatuh perlahan bersamaan dengan rasa sakit yang membuat hati ini terasa seperti dicabik-cabik. Selama ini kam
last updateLast Updated : 2024-07-15
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status