Semua Bab Guru dingin itu Ayahku: Bab 111 - Bab 120

125 Bab

Chapter 107

Kantor Polisi!Axel di bawa ke kantor polisi, dan tentu saja mereka membela Axel selain mereka kenal Axel tapi memang Axel tidak bersalah, mereka melihat dari cctv mobil disana. Mira langsung kabur begitu saja karena memang dia suruhan dari Sharena.Axel keluar dari kantor polisi, dia heran kenapa hidupnya tidak jauh-jauh dari kantor polisi terus."Hai..." sapa Sharena sambil tersenyum.Axel menoleh ke Sharena, "Inikah caramu ingin bertemu denganku? memanfaatkan karyawanku?" tanya Axel.Sharena menganggukkan kepalanya sambil tersenyum."Bagaimana kabarmu? aku kangen banget sama kamu Axel.." ucap Sharena sambil tersenyum manis."Tidak baik karena kau disini!" jawab Axel lalu dia pergi meninggalkan Sharena."Eumm...kenapa dia pemalu sekali." gumamnya dengan heran lalu Sharena mengejar Axel.Axel mau masuk ke dalam mobilnya tapi dengan cepat Sharena menutup kembali pintu mobil Axel dan dia berada di depan pintu itu agar lebih dekat dengan Axel."Bicara denganku sebentar..." pinta Sharena
Baca selengkapnya

Chapter 108

The V Twins Story.4 Tahun Kemudian."Vi.vi..vyan...i.ini untukmu...ak.aku dengar kamu jatuh tadi." ucap seorang gadis berambut panjang berkacamata itu, cewek itu memberikan salep kepada Vyan.Vyan hanya diam menatap cowok itu, "Dia yang lebih parah jatuh tadi." ucap Vyan sambil menunjuk ke Aldo."Eh..i.iya sih." jawab Aldo. Aldo melihat cewek itu terlihat kecewa dan sedih saat Vyan tidak mau menerima salep yang ia beri."Vyan terima saja." bisik Aldo.Vyan lalu menerimanya, "Makasih." ucapnya lalu dia pergi."Makasih ya Hana...bye..sampai jumpa besok." pamit Aldo sambil tersenyum.Hana tersenyum kecil.Vyan dan Aldo berjalan bersama menuju ke luar gedung kampus mereka. Sudah 4 tahun yang lalu sejak kejadian itu, mereka sudah berusia 20 tahun sekarang. Aldo tetap bersama dengan Vyan karena mereka di jurusan yang sama yaitu kedokteran, sedangkan teman-temannya yang dulu sudah pisah-pisah sekarang karena mereka menjalani kehidupan yang berbeda.Vyan berhenti di lobi karena dia melihat V
Baca selengkapnya

Chapter 109

Vyan dan Vina memberikan bunga ke makam orang tua mereka begitu juga Ivan dan Hera pun juga ikut. Hera meneteskan air matanya melihat sahabatnya yang kini sudah tidak bisa lagi ia ajak cerita.Vina hanya diam dengan raut wajahnya yang sedih itu.Ivan menatap makam Axel, dia kesal kenapa Axel secepat itu perginya begitu juga dengan Keara.Dan setelah itu, Hera mengajak Vina makan siang sedangkan Ivan harus pergi dengan Vyan.Vyan dan Ivan menemui rekan kerja atau bisa disebut bawahan Leon, dia bernama Felix, dia pria berusia 35 tahun yang usianya tidak jauh dari Axel dan Ivan itu."Apa kau gila? anak sekecil dirimu mau ikut?" sontak Felix dengan kesal setelah mendengar permintaan Vyan yang ingin ikut bergabung dalam penyidikan kasus kematian orang tuanya itu.Ivan pun tidak menyaka jika ini alasan Vyan ingin bertemu dengan Felix.Felix menatap Ivan dengan kesal karena dia menganggap Vyan telah mengganggu pekerjaannya."Vyan, kamu tahu ini bukan kasus kecil...tidak bisa kamu sembarangan
Baca selengkapnya

Chapter 110

Vyan berada di depan kantor polisi pagi-pagi buta agar dia bisa menemui Felix. Vyan tetap gigih untuk meminta Felix menerima permintaannya."Huaahhhmmmmm..." Felix keluar dari mobilnya setelah menguap lebar, dan dia melihat Vyan yang berdiri didepan kantornya."Anak itu..." gumam Felix dengan heran, lalu dia berjalan mendekat ke Vyan dengan muka bantalnya itu."Tidak kurang pagi kah kesininya?" tanya Felix dengan heran.Vyan menoleh ke Felix dengan rasa lega karena akhirnya yang dia tunggu itu sudah datang."Paman tolong terima aku..." pinta Vyan."Pergilah..kau ini calon dokter jadi jangan buat tubuhmu terluka..karena kau yang akan menyembuhkan orang-orang." jawab Felix."Apa gunanya aku jadi dokter jika aku tidak bisa menyembuhkan keluargaku sendiri...paman aku mohon..ijinkan aku bergabung...bukankah papa dulu jauh lebih muda saat bergabung dengan kalian!" sahut Vyan dengan kesal.Felix menatap Vyan dengan heran dicampur kesal, "Pergilah aku mau lanjut tidur." jawab Felix lalu dia m
Baca selengkapnya

Chapter 111

Vyan syok ketika Sharena menceritakan hal yang ia tahu tentang kasus ini ke dirinya, dia tidak percaya sungguhan dengan cerita Sharena tapi jika dia memikirkan semua yang terjadi, menurut Vyan semua itu masuk akal. Dan sekarang Vyan sedang bimbang dengan apa yang harus ia lakukan setelah ini.Vyan masuk ke dalam rumahnya, dan saat dia masuk dia terkejut melihat Andre dan Vina sedang makan malam bersama."Kenapa telat? ayo makan!" ajak Vina."Vyan..ayo makan, kakek buatkan pasta untuk kalian." ajak Andre sambil tersenyum.Vyan tersenyum kecil lalu dia duduk dan bergabung dengan mereka berdua."Kakek sudah lama disini? kenapa tidak menelepon aku?" tanya Vyan dengan heran."Kakek pikir kamu ada kelas jadi kakek tidak mau mengganggu kamu." jawab Andre."Kakek kesini ingin mengajak kami pindah lagi kan?" tanya Vina sambil mengunyah itu.Andre tersenyum kecil, "Iya..ayo tinggal saja dengan kakek, kenapa kalian mau tin
Baca selengkapnya

Chapter 112

"Kenapa kau tersenyum? kau gila???" omel Vina dengan kesal."Ayo pulang, kita bicarakan di rumah!" ajak Vyan lalu dia berjalan meninggalkan Vina dan Vina menyusulnya.Sampai di rumah Vyan menceritakan rencannya ke Vina, dia meyakinkan Vina jika semua akan baik-baik saja karena dia tidak akan menetap dalam pekerjaan itu sama seperti papanya dulu. Dia melakukan itu hanya untuk kasus papa dan mama meraka bukan untuk seterusnya."Apa saja yang bibi itu katakan padamu?" tanya Vyan dengan heran."Hanya itu." jawab Vina.Vyan mengangguk mengerti meskipun dia tidak yakin dengan jawaban Vina itu. Dan Vina hanya diam mengelamun memikirkan rencana Vyan itu, dia merasa tidak berguna karena tidak bisa membantu apa-apa bahkan yang dia lakukan hanyalah menangis dan menggantungkan semuanya ke Vyan saja."Mau makan mie??? aku laper banget!" tanya Vyan yang beranjak dari tempat duduknya itu dan langsung menyiapkan air panas untuk memasak mie. Dia
Baca selengkapnya

Chapter 115

Keesokan harinya!Vyan dan Felix berada di depan rumah Andre, mereka melihat Andre yang pergi keluar dengan asprinya itu."Aku akan mengambil dokumen warisan itu, paman cukup disini saja. Jika mereka tahu paman ikut nanti mereka akan bilang kakek." ucap Vyan.Felix hanya mengangguk lalu Vyan segera masuk ke dalam rumah kakeknya itu. Vyan pura-pura bertamu dan mencari kakeknya, dia bersikap biasa saja disana agar tidak ada yang mencurigainya.Dan Vyan masuk ke dalam ruangan kakeknya untuk mencari dokumen yang ia incar itu, disaat dia sibuk menggeledah, Vyan menemukan foto Andre dengan seorang remaja, Vyan tidak yakin itu papanya karena wajahnya sangat berbeda, dan dia juga tidak yakin jika ini adalah adik papanya yaitu Dito. Wajah anak yang berfoto itu tidak mirip dengan kakeknya itu."Siapa ini..." gumam Vyan dengan heran. Vyan memfoto foto itu dari hpnya karena dia masih penasaran dengan remaja di samping kakeknya itu, Vyan menaruh foto
Baca selengkapnya

Chapter 113

Vyan sedang berlatih boxing sendirian di rumah, dia merebahkan tubuhnya di lantai karena penat dan lelah."Nih!" ucap Aldo sambil membawakan minuman yang ia buat, Aldo memang sedang main dirumah Vyan."Kau buat makan malam apa?" tanya Vyan, karena Aldo bilang jika dia akan memasak untuk mereka berdua itu, Aldo benar-benar sudah dianggap seperti keluarga sendiri dirumah ini bahkan Vina pun sudah tidak heran lagi jika Aldo melakukan apapun dirumah ini."Vina bilang mau dibuatin sup..aku sudah memasak ayo makan bareng!" ajak Aldo.Vyan tersenyum, "Dia tidak pernah request padaku...bisa-bisanya dia request denganmu." ucap Vyan dengan heran."Karena masakanmu tidak enak." canda Aldo lalu dia beranjak dari tempat duduknya dan segera memanggil Vina untuk makan malam bersama.Vyan tersenyum kecil.Setelah Vyan mandi dia segera bergabung dengan mereka berdua di meja makan. Vyan melihat Vina yang makan dengan lahab, dia senang mel
Baca selengkapnya

Chapter 114

Keesokan harinya!Ivan datang ke rumah mereka untuk membawakan sarapan yang ia beli, bahkan mereka berdua belum ada yang bangun. Ivan bisa bebas keluar masuk karena dia punya kunci cadangan rumah mereka ini. Ivan masuk ke kamar Vina dan dia masih tertidur lelap, Ivan mendekat ke gadis itu dan memperhatikannya dengan penuh rasa iba. Dia tidak menyangka jika kejadian buruk selalu menimpa gadis yang ia anggap sebagai putrinya sendiri itu.Axel...kedua kalinya kau melewatkan masa tumbuh mereka, masa remaja mereka sudah usai dan dipenuhi tangis tentu saja masih terjadi sampai detik ini, dan mereka sudah berumur 20 tahun, mereka bukan anak-anak lagi...harusnya kau yang disini untuk melihat mereka.- batin Ivan.Ivan mengusap air matanya, lalu dia mengusap rambut Vina dengan lembut."Paman?" tanya Vina dengan setengah sadar."Ah maaf..tapi memang paman sengaja mau membangunkanmu..ayo bangun sudah pagi.." ucap Ivan sambil tersenyum."Itu
Baca selengkapnya

Chapter 116

Felix berjalan menyusul Vyan dengan raut wajah tenangnya itu."Ini..ini apa maksudnya..." lirih Vyan dengan terkejut, di ruangan itu ada banyak sekali tumpukan uang, dan di rak itu ada beberapa emas batang."Ini milik siapa?" tanya Vyan dengan heran."Menurutmu...kau tidak bisa memikirkan sampai sini?" tanya Felix dengan kesal.Vyan hanya diam, karena dia benar-benar tidak mengerti kaitannya dengan semua ini."Tenangkan dirimu dan berpikirlah!" ucap Felix.Vyan hanya diam karena dia masih kebingungan dengan semua ini..Sedangkan itu, Sharena keluar dari apartemennya untuk pergi ke suatu tempat. Dia pergi sendirian tanpa mengajak asprinya.Dan ada seseorang yang mengikutinya dari tadi, tapi Sharena tidak tahu itu.Sharena sampai di rumah seseorang, dia masuk ke dalam dan orang yang mengikutinya itu hanya berdiri didepan rumah ini."Kenapa disini." gumamnya dengan heran..
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status