Semua Bab Guru dingin itu Ayahku: Bab 91 - Bab 100

125 Bab

Chapter 87

Vyan masuk ke dalam dan bergabung dengan mereka berdua."Papa..aku merencakan hal yang masuk akal kan? tadi sudah aku bicarakan saat kita di parkiran sekolahanku." ucap Vyan dengan raut wajahnya yang bahagia karena dia merasa akan berguna untuk papanya. Sedangkan Axel, dia tentu saja tidak setuju jika harus melibatkan anaknya, dia sama sekali tidak senang dengan hal itu."Vyan...kamu kok tahu rumah paman?" tanya Leon dengan heran."Ah iya..tadi papa keluar jadi aku ikutin papa naik taksi.." jawab Vyan dengan tersenyum malu.Axel hanya diam menatap putranya itu."Bagaimana papa?" tanya Vyan."Pulang ayo! besok kamu harus sekolah." jawab Axel."Papa tunggu...kalau begini terus tidak akan selesai." sahut Vyan dengan kesal."Dia akan semakin mengganggu Vina, dan mama juga. Apa papa baik-baik saja dengan itu?" tanya Vyan dengan kesal."Melibatkan putraku juga bukan rencanaku." jawab Axel dengan nada datarnya."Aku tidak sendiri, ada papa aku yakin aku baik-baik saja." jelas Vyan dengan kes
Baca selengkapnya

Chapter 88

2 Bulan Kemudian!Vyan berbaring di ring setelah ia berlatih bela diri dengan papanya, Vyan sangat kelelahan karena sudah 5 jam dia terus melawan papanya tanpa henti, dan itu memang disengaja oleh Axel. Axel membawakan botol air untuk putranya."Kita pulang, Keara sudah menunggu." ajak Axel sambil memberikan botol air minumnya. Vyan tersenyum, dia menerima botol airnya meminumnya."Bagaimana hari ini aku? apa menurut papa aku sudah meningkat?" tanya Vyan."Jangan puas dulu, kamu harus tetap berlatih!" jawab Axel, lalu dia keluar dari ring dan segera ganti baju.Vyan tersenyum kecil melihat papanya, selama dia berlatih bela diri dengan papanya dia semakin merasa dekat melebihi sebelumnya. Dia semakin kenal dengan papanya itu, kalau papanya itu sangatlah tidak ekspresif, peduli, cuek, dan sedikit tajam kata-katanya."Bagaimana bisa mama jatuh cinta dengan pria seperti papa...apa benar ya pria cuek lebih menarik.." gumam Vyan dengan heran..Di tengah perjalanan, Axel fokus menyetir seda
Baca selengkapnya

Chapter 89

Aku ini dimana...kenapa semuanya gelap...tanganku? kakiku juga? kenapa aku merasa diikat...apa yang terjadi padaku..ada lakban menutupi mulutku?Apa yang terjadi padaku??"Baguslah..akhirnya kita bisa ambil miliknya." ucap seorang pria itu."Vina...namanya bagus begitu juga wajahnya..." lanjut pria itu."Bawa saja dia ke kamar...kunci dia!" ucap pria itu. Dan dia pergi meninggalkan ruangan ini.Suara itu? kenapa tidak asing sekali..dimana aku ini..."Apa????? tidak ada juga???" sontak Vyan dengan terkejut."Emang kemana sih? kok aku ikut panik gini?" tanya Mia dengan heran.Vyan berdecak dengan kesal, "Nanti kalau dia menghubungimu tolong hubungi aku cepat ya. Duluan ya..." pamit Vyan lalu dia bergegas pergi."Ehhhh Vyann..gimana sih main pergi pergi aja." omel Mia dengan kesal."Duh Vina kemana sih?" gumamnya dengan cemas.Keara memberitahu Axel dan Vyan jika Vina belum pulang sejak dari sekolah tadi pagi, dia berkali-kali menelepon Vina tapi hpnya mati. Dan sekarang mereka sedang m
Baca selengkapnya

Chapter 90

"Apa maksudmu itu?" tanya Axel dengan nada kesalnya.Sharena menghela nafas dengan kesal, "Mereka hanya ingin balas dendam denganmu, mereka mengancam ku untuk membantunya, jadi saranku kau putuskan saja hubunganmu dengan keluargamu itu lalu kau datang ke Mark dan meminta maaf padanya.." jawab Sharena dengan kesal."Kau pikir itu akan menyelesaikan semua?" sahut Axel dengan kesal.Sharena hanya diam."Itu urusanku, sekarang jawab! apa yang kau lakukan? kau memengaruhi Keara lagi?" tanya Axel dengan nada datarnya itu.Sharena menatap Axel dengan sedih dan kesal, "Axel...apa hanya wanita itu yang ada di kepalamu? aku jauh lebih dulu mengenalimu kau tidak memikirkan ku sama sekali? aku mau melakukan ini untukmu....apa kau tidak berterimakasih padaku?" sahut Sharena dengan kesal.Sharena meneteskan air matanya saat dia mengungkapkan perasaannya ke Axel selama ini."Axel..." Sharena memegang kedua tangan Axel dengan erat, dan Axel hanya diam saja, dia menunggu apa yang ingin Sharena katakan
Baca selengkapnya

Chapter 91

"Kenapa?" tanya Barack dengan suara letihnya."Hanya memastikan keadaanmu saja." jawab pria itu.Vyan terus memantau mereka berdua, dan dia merekam mereka berdua dengan hpnya."Barack...kau sudah melakukan tugasmu dengan baik...tugasmu selanjutnya adalah putra Axel." ucap pria itu.Vyan tersenyum kecil, dia senang akhirnya bisa menemukan mereka berdua."Vyan? dia bukan orang yang mudah dikelabuhi..beda dengan saudaranya itu." jawab Barack."Kau kalah dengan anak kecil itu? memalukan sekali!" sindir pria itu.Barack menghela nafas, "Baiklah.""Segera tangkap anak itu, kembaran itu harus bersatu kan.." ucap pria itu sambil tersenyum.Barack hanya diam."Kenapa kau terlihat sedih begitu? bukankah ini impianmu?" tanya pria itu dengan heran."Kenapa aku merasa tidak puas setelah melakukan ini?" tanya Barack dengan heran.Pria itu menghela nafas, lalu dia memegang pundak Barack.
Baca selengkapnya

Chapter 92

Keesokan harinya.Leon datang untuk menjenguk Vyan, dan Vyan juga sudah siuman sekarang, tapi tangannya harus diperban dan dia harus menggunakan gendongan tangan untuk lengan kanannya itu. Selagi mereka kumpul disana, Vyan menceritakan semua yang terjadi padanya semalam bahkan Keara juga ikut mendengarkannya."Tapi aku masih penasaran apa hubungan Barack dengan pria itu...kenapa dia terlihat seperti ditekan oleh pria bernama Max itu." ucap Vyan dengan heran."Kenapa kamu ambil tindakan seceroboh itu, itu bisa membahayakan dirimu..harusnya kamu telepon polisi atau tidak telepon papa." omel Keara dengan cemas."Ma.maaf ma..aku tidak bisa berpikir selain lari." jawab Vyan sambil tersenyum.Keara menghela nafas dengan kesal.Axel hanya diam melihat mereka, dia tidak berani ikutan saat Keara mulai memarahi anaknya itu.Leon menoleh ke Axel, dia penasaran dengan apa yang akan dilakukan Axel."Dia akan datang!" ucap Ax
Baca selengkapnya

Chapter 93

Sharena bertemu dengan Max di hotel, Max merubah tempat pertemuan mereka. Dan Axel memantau mereka dari luar, dia tidak ikut masuk karena tujuannya hanya mengikuti Max."Kenapa matamu itu?" tanya Sharena dengan heran, karena mata Max merah semua."Si sialan itu..." geram Max saat mengingat Vyan."Jadi bagaimana?" tanya Max."Aku melihat mereka berantem kemarin, dan Axel keluar dari rumah...aku berhasil mendekati Axel." jawab Sharena sambil tersenyum."Kau pikir tugasmu hanya itu? aku tidak sebaik itu memudahkan hidupmu.." jawab Max sambil tersenyum.Sharena menata Max dengan wajah datarnya itu, "Apa yang harus aku lakukan lagi?" tanya Sharena dengan heran.Max tersenyum kecil sambil menatap Sharena.Beberapa menit kemudian, mobil Max keluar dari hotel dan Axel mengikutinya dari belakang.Mobil mereka berhenti di depan rumah yang Axel pernah kunjungi, yaitu rumah yang Axel pasang alat penyadap itu. Merek
Baca selengkapnya

Chapter 94

Jam 12 malam, Max sudah menemukan keberadaan Vyan dan dia pun juga sudah tahu di ruang berapa Vyan dirawat.Max masuk ke dalam ruangan Vyan, dia tidak melihat siapapun di ruangan itu, Max yang saat itu berpura-pura menjadi dokter dan membawa alat suntik, dia ingin menyuntikan racun di infus Vyan.Max mendekat ke Vyan, dia mau menyuntikan suntikan yang ia bawa itu ke infus Vyan tapi..."Kau datang akhirnya..." ucap Axel.Max menoleh ke ranjang itu, dan dia sontak terkejut melihat Axel yang berbaring disana, Axel duduk dan tersenyum ke Max."Pengecut...langsung saja temui aku kalau ada urusan, tidak perlu membuat petak umpet murahan seperti ini." ucap Axel.Max mengepalkan tangannya dengan kesal, dia mau memukul Axel tapi dengan cepat Axel menghindarinya, dan Axel menendang perut Max dengan keras sampai Max terjatuh di lantai. Axel mengambil suntik Max yang terjatuh itu, dia berjalan mendekati Max."Apa yang kau inginkan d
Baca selengkapnya

Chapter 95

Keesokan harinya!Leon menjemput Keara dan Leon ke rumahnya, karena dia merasa tidak aman jika mereka berdua di rumah sakit apalagi dia tahu jika Axel dibawa oleh Max."Paman apa yang harus kita lakukan?" tanya Vyan dengan cemas."Axel akan baik-baik saja...sekarang kita harus urus akarnya dulu, aku sudah menemukan orang yang bisa membuat Max sampai dititik ini." jawab Leon."Siapa itu?" tanya Keara dengan heran. Keara terlihat gelisah dan dia merasa tidak tenang karena Axel dibawa oleh mereka, apalagi Vina yang masih belum ada kabar apapun.Keara menghela nafas dengan sedih, dia memukuli dadanya yang sesak itu."Mama..mama baik-baik saja?" tanya Vyan dengan cemas."Vyan...paman...tolong..tolong bawa mereka kembali padaku...dadaku rasanya sesak sekarang." pinta Keara sambil meneteskan air matanya."Mama.." lirih Vyan dengan sedih."Keara, tenanglah...kita akan membawa mereka kembali....." ucap Leon untu
Baca selengkapnya

Chapter 96

Duk!Kepala Keara tidak sengaja terantuk atap rak itu sampai mengeluarkan suara, Keara takut jika suara itu kedengaran sampai luar."Suara apa itu?" tanya Max dengan heran.Jantung Keara berdetak kencang mendengar suara Max, dia takut Max tahu dia berada disini.Sedangkan Max, matanya tertuju ke bawah rak dapur itu, dia merasa sumber suara itu berasal dari tempat itu. Max berjalan mendekati rak itu.Jantung Keara pun semakin berdegup kencang, dia takut dan sangat sangat takut.Axell....(Batin Keara).Axel membuka matanya dengan sontak terkejut, seolah-olah dia menerima sinyal dari istrinya itu, tiba-tiba Axel kepikiran dengan Keara."Ada apa?" tanya Sharena.Axel berdecak kesal, dia bingung harus keluar dengan cara apa. Dia tidak menemukan kunci disini."Tidak ada jalan lain selain pintu itu?" tanya Axel.Sharena menggelengkan kepalanya, Axel benar-benar tidak tega melihat keadaan Shar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status