All Chapters of Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan: Chapter 51 - Chapter 60

317 Chapters

BAB 51. KECURIGAAN KELUARGA ESCALANTE

Si kembar bermain di teras depan rumah Damien sejak pagi tadi, lebih tepatnya saat mereka sukses membujuk Dalena untuk tidak diajak pulang. Raccel dan Cassel bermain mainan mereka masing-masing tanpa ada keributan. "Emm Raccel, ada yang datang!" seru Cassel menunjuk ke arah mobil merah yang kini memasuki kawasan pekarangan rumah Damien. Bocah perempuan itu mengangkat wajahnya menatap ke depan sana. "Itu Oma dan Tante Sabrina," ujar Raccel. "Emmm, Oma?" cicit Cassel mengerjapkan kedua matanya berdiri memegangi mobil-mobilan yang dia bawa. Anak laki-laki itu bergeming di tempat. 'Mami tidak pernah bilang kalau Cassel punya Oma... Tapi ternyata malah Papi yang punya Oma. Kalau ini Oma-nya Raccel, berarti Oma-nya Cassel juga!' Cassel tak sabar ingin menyapa wanita dengan pakaian formal dan glamor tersebut. Berbeda dengan dua wanita yang kini berjalan menaiki tangga teras. Lora dan Sabrina menatap penuh tanda tanya begitu mereka melihat sosok anak kecil laki-laki berwajah manis, d
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

BAB 52. DENGANMU ADALAH KENYAMANAN

"Aku antarkan kau pulang!" Damien mencekal lengan Delana dari belakang dengan cepat. Seketika Dalena membalikkan badannya, wanita itu melihat keseriusan Damien. Juga Raccel langsung mengulurkan kedua tangannya pada Dalena. "Mau ikut Mommy," rengeknya. Dalena tertunduk melepaskan cekalan tangan Damien di lengannya. "Ada Mama dan calon istri Tuan di dalam, kenapa Tuan malah memilih mengantarkan saya pulang?" Damien kembali menarik lengan Dalena diajaknya mendekati mobilnya. "Karena aku mau. Aku tidak akan mengizinkanmu pulang berdua dengan Cassel naik bus. Jangan membuat putraku dalam bahaya, Dalena!" omel laki-laki itu sampai mereka masuk ke dalam mobil. Bibir Dalena cemberut seketika dengan amukan Damien. Wanita itu duduk di samping Damien, sementara di kembar ingin duduk berdua di belakang. "Sekarang gantian ya, Raccel sama Papi yang main ke rumah Cassel," ujar Cassel dari belakang. "Heem. Nanti lanjut main ya, Cassel..." "Iya. Nanti Raccel ikut Cassel kasih makan kelinci
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

BAB 53. AKU HAMPIR KEHILANGANMU, DALENA

Dua Hari Kemudian."Raccel sama Cassel tunggu di sini dulu ya... Katanya minta sandwich, Mami buatkan sebentar. Jangan bermain di dekat kolam, mengerti Sayang!" Dalena menatap dua buah hatinya yang tengah bermain di teras rumah megah Damien. Dan si kembar pun mengangguk patuh. Mereka kini selalu bersama, baik di sekolah maupun di rumah, hanya saja Cassel selalu pulang setiap sore hari. Hari ini mereka hanya bertiga di rumah, para pelayan sedang mengambil cuti beberapa hari. "Raccel, Tante itu datang lagi," ujar Cassel menunjuk ke arah belakang Raccel. Seketika Raccel menoleh. Di belakang sana nampak Sabrina yang datang, wanita itu berjalan mendekati si kembar. Anak perempuan bertubuh mungil dengan dress pendek merah muda itu langsung berdiri. Kedua alisnya bertaut tajam dan wajahnya berubah garang. "Tante Sabrina mau apa lagi?! Kok ke sini-sini terus sih, Raccel tidak suka, tahu!" pekik Raccel menghadang langkah Sabrina. Wanita cantik berbalut mini dress biru tua itu membungk
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

BAB 54. PERHATIAN YANG BEGITU HANGAT

"Raccel dan Cassel demam, Tuan. Mereka merengek mencari Dalena..." Laporan dari Pelayan Mery membuat Damien kembali menelan rasa kesal dan marahnya, hal seperti ini sampai terjadi pada buah hatinya. Laki-laki itu tengah menjaga Dalena yang masih tertidur, wanita ini juga demam tinggi dan tubuhnya sangat lemas. "Kau sudah menghubungi dokter?" tanya Damien pada Mery. "Sudah Tuan. Dokter akan segera ke sini," jawab Mery mengangguk. "Jaga mereka sampai dokter datang, aku akan segera ke kamar mereka." "Baik Tuan." Wanita dengan pakaian pelayan itu bergegas keluar dari dalam kamar Damien. Di sana Dalena masih terbaring dengan wajah pucat, kondisinya benar-benar menurun, dokter meminta Dalena untuk tetap istirahat hingga demamnya turun. "Dalena," lirih Damien meraih telapak tangan Delana. "Segeralah sembuh, kasihan anak-anak mencarimu." Digenggam erat telapak tangan Dalena oleh Damien. Wanita itu pun merasa terusik, ia membuka kedua matanya berat, dengan kepala yang terasa amat pus
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

BAB 55. PELUKAN TERHANGAT YANG KAU BERIKAN

"Bagaimana kondisi anak-anak, aku ingin melihat mereka." Dalena menatap langit-langit kamar setelah beberapa menit ia terbangun, di subuh hari. Dengan perlahan ia berusaha bangkit dan duduk dengan nyaman. Meskipun tubuhnya masih sangat lemas, tapi itu semua diabaikan begitu saja oleh Dalena.Wanita itu turun dari atas ranjang dan berjalan berpegangan pada dinding menuju pintu sampai akhirnya Dalena berhasil keluar dari dalam kamar. "Mereka tidur di mana?" gumam Dalena membuka pintu kamar Raccel yang kosong. Barulah Dalena membuka pintu kamar Cassel. Di dalam sana Dalena melihat dua buah hatinya yang tertidur pulas di atas ranjang. "Ya Tuhan, anak-anakku..." Dalena berjalan masuk ke dalam kamar, wanita itu segera melangkahkan kakinya menuju ranjang dan duduk di samping mereka. Telapak tangan Dalena menyentuh wajah Raccel dan Cassel. "Mereka masih demam," lirih Dalena. Di sana, Dalena melihat handuk kecil basah di kening Raccel dan Cassel. Tapi di mana mangkuk airnya?Barulah p
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

BAB 56. JANGAN BERMAIN-MAIN DENGAN DAMIEN

"Katakan, apa maksudmu mencelakai anak-anakku, hah?!" Suara teriakan Damien membuat Sabrina tersentak hebat. Wanita itu menundukkan kepalanya dengan ekspresi takut. Damien mendatangi kediaman Sabrina dan marah besar, sampai kapanpun ia tidak akan terima dengan perlakuan Sabrina pada Cassel dan Raccel. "A-aku minta maaf, Damien. Aku tidak sengaja mencelakai Raccel, aku... Aku juga-" "Lalu kenapa kau kabur kalau kau tidak sengaja!Kau tahu... Akibat kebodohanmu, aku hampir kehilangan anakku!" berang Damien menyentak tangan Sabrina yang kini menyentuh lengannya. "Damien, aku tidak sengaja... Kumohon maafkan aku," ucap Sabrina memegang kedua tangan Damien dengan penuh permohonan. "Maaf katamu! Sekarang juga kau ikut denganku ke kantor polisi!" tegas Damien tak main-main. Sedangkan dua orang di belakang Sabrina, kedua orang tua wanita itu nampak bingung dan bertanya-tanya. "Tunggu Damien, sebenarnya ada apa ini? Kenapa kalian ribut seperti ini?" tanya Febia, Mama dari Sabrina. "Ya.
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

BAB 57. AKU AKAN MENDAPATKAN DIRIMU, DALENA

"Cassel, anak Mami yang baik tidak mau pulang ke rumah?" Dalena memangku Cassel di teras samping. Setelah menidurkan Raccel malam ini, Dalena mencari Cassel yang ternyata tengah bermain sendirian. Anak itu cemberut tiap kali Dalena mengajaknya pulang, Cassel selalu cemberut dan menolak ajakan Maminya. "Tidak mau, Cassel mau tinggal di sini saja sama Papi. Rumah Papi bagus, Cassel suka," jawab anak itu menatap Dalena dengan bibir mengerucut. "Tapi ini bukan rumah kita nak, rumahnya Cassel sekarang kosong," bujuknya bersikeras. "No! Pokoknya Cassel tidak mau!"Dalena menghela napasnya panjang, beberapa hari ini ia terus berada di rumah Damien. Dalena merasa tidak enak hati meskipun laki-laki itu tidak keberatan sama sekali. "Emm, Papi...!" Cassel memekik keras saat melihat Damien. Sosok laki-laki tampan itu berdiri di ambang pintu teras, dia langsung tersenyum saat Cassel turun dari pangkuan Dalena dan berlari ke arahnya. "Papiku..." Cassel sangat manja memeluk leher Papinya, di
last updateLast Updated : 2024-06-08
Read more

BAB 58. CASSEL KESAYANGAN PAPI DAN RACCEL KESAYANGAN MAMI

Cassel dengan Damien, lalu Raccel dengan Dalena. Dua orang dewasa itu berserta masing-masing anaknya tengah bermusuhan. Bahkan hingga pagi ini Dalena tetap bersama dengan Raccel. Ia baru saja memandikan putrinya, memakaikan dress berwarna kuning cerah berlengan pita, rambut gelombang milik Raccel dikuncir dua dan diberi jepit bunga berwarna senada dengan dress yang dia pakai. "Hupp yaa!" Raccel lompat dari satu anak tangga ke bawahnya.Dalena tersenyum menggenggam satu tangan mungil putri cantiknya. "Jangan lompat, Sayang. Nanti jatuh," ujar Dalena. "Iya Mommy..." Raccel berjalan ke lantai satu. Dengan langkah ceria, bocah manis itu berjalan menuju dapur. Raccel langsung naik ke atas kursi di ruang makan, ia mengambil satu gelas susu cokelat hangat di atas meja. "Selamat pagi Non Raccel, wahh... Sudah cantik sekali," sapa para pelayan pada Raccel yang asik duduk di sana."Raccel memang cantik, Mommy-nya Raccel juga cantik!" Dia menunjuk ke arah Dalena. Semua pelayan di sana sed
last updateLast Updated : 2024-06-08
Read more

BAB 59. KELUARGA KECIL YANG DAMIEN INGINKAN

Cassel memperhatikan Papinya yang nampak sibuk menjelaskan tentang isi materi meeting siang ini. Sedangkan anak itu berdiri di depan pintu mengintip ke dalam sana, ia dijaga oleh Thom yang berada di belakangnya setiap waktu membawakan camilan dan air minumnya. "Paman, itu Papi ngapain?" tanya Cassel menunjuk ke dalam sana. "Papi sedang meeting. Cassel di sini saja dengan Paman, okay?!" Thom menekuk kedua lututnya ikut mengintip ke dalam sana. "Papinya Cassel ternyata keren ya, kenapa pula Cassel baru bertemu sama Papi sekarang? Coba saja bertemu Papi sejak dulu, pasti Cassel tidak akan dibilang anak haram sama teman-temannya Mami..." Ocehan Cassel didengarkan baik-baik oleh Thom. Betapa sedihnya Cassel hidup berdua dengan Dalena dengan perekomian yang pas-pasan. Berbeda dengan Raccel yang super kemewahan. Cassel melambaikan tangannya saat Damien menoleh ke arahnya. "Papi...!" pekik anak itu tersenyum lebar dan manis. Sontak saja semua orang di dalam ruangan meeting menoleh ke
last updateLast Updated : 2024-06-09
Read more

BAB 60. MEMENANGKAN HATI DALENA

"Nyonya Dalena, tunggu sebentar. Tuan menitipkan ini untuk Nyonya..." Suara Pelayan Mery menghentikan langkah Dalena. Wanita muda berparas ayu itu menatap sebuah paper bag yang diberikan oleh Mery. "A-apa ini, Bi?" tanya Dalena meraih tas kertas tersebut. "Tuan meminta saya memberikan ini pada Nyonya, beliau bilang Nyonya Dalena pakai ini untuk nanti malam." Barulah Delana menganggukkan kepalanya, ia menerima paper bag tersebut. "Iya Bi, terima kasih ya..." "Iya Nyonya, sama-sama. Kalau begitu saya permisi..." Pelayan Mery bergegas meninggalkan Dalena yang kini berdiri di depan kamar Raccel. Wanita itu berjalan masuk ke dalam, di mana dua buah hatinya baru saja mandi, mereka berisik heboh memilih memakai baju mana untuk mereka pakai malam ini. Dalena masuk ke dalam kamar, ia membuka paper bag pemberian Damien. "Wahhh," lirih Dalena berdecak kagum. "Cantik sekali..." Sebuah dress panjang berwarna merah muda, berlengan panjang dan sangat mewah. Baju ini pasti sangat mahal, seb
last updateLast Updated : 2024-06-09
Read more
PREV
1
...
45678
...
32
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status