All Chapters of Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan: Chapter 41 - Chapter 50

317 Chapters

BAB 41. PUTRAMU SANGAT TAMPAN, DALENA

Kedua mata Dalena bergetar menatap laki-laki itu. Ia melangkah menekan kuat rasa takutnya kini mendekati Damien. Sorot mata laki-laki itu begitu lekat dan tajam padanya, lalu berpindah pada Cassel yang tertidur dalam pelukan Delana saat ini. Dalena mendekapnya dengan sangat-sangat erat. "Tu-Tuan Damien sedang apa di sini?" tanya Dalena menatapnya takut. Laki-laki itu tetap menatap Cassel. "Anak ini putramu?" Damien malah balik memberikan pertanyaan lain. Lidah Dalena terasa kelu, wanita itu mau tidak mau dia menganggukkan kepalanya. "Iya. Ini putra saya," jawab Dalena berusaha menutupi wajah Cassel. Namun Damien mendekat dan menarik dengan mudah jaket yang menutupi wajah anak itu. Laki-laki tampan itu tersenyum begitu jelas, sebelum ia menatap Dalena lagi. "Anak yang tampan, Dalena," ucapnya memuji. Dalena mengangguk pasrah. Detak jantungnya kali ini benar-benar berdegup tak karuan, syukurlah Damien tidak mengenali identitas asli Cassel, meskipun mereka mengenal, itulah yan
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more

BAB 42. KAU TAK BISA LAGI BERSANDIWARA

"Mami jangan pulang ya, kalau Mami pulang nanti Raccel nangis!" Raccel, anak itu memeluk lengan Dalena dengan erat. Ia menahan Dalena di ranjang untuk terus tertidur dengannya. "Iya Sayang, Mami tidak ke mana-mana kok. Mami akan tidur di sini sama Raccel. Janji!" Dalena mengusap pipi gembil Raccel dan mengecupnya. "Saaayang Mami!" seru anak itu memeluk erat tubuh Dalena. Dalena menyanyikan lagu pengantar tidur untuk Raccel. Tak sampai sepuluh menit anak itu sudah terlelap dengan nyaman. Barulah Dalena menyelimutinya dengan hangat, ia bangkit perlahan-lahan, memberikan kecupan di wajah sang putri dan gegas beranjak pergi. "Jam berapa ini?" gumam Dalena menengok jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. "Huhhh... Cassel pasti sudah tidur." Langkah Dalena menuju ke lantai satu, ia memelankan tiap langkahnya saat melihat Damien duduk di sofa ruang tamu. Laki-laki itu sibuk dengan laptopnya. Seperti yang Dalena tahu, Damien itu sangat sibuk. "Permisi Tuan, Raccel sud
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

BAB 43. PERTEMUAN DAMIEN DENGAN DALENA DAN SI KECIL CASSEL

"Cassel capek, Kak Lizi... Mami lama sekali! Cassel padahal sudah kangen sama Mami!" Anak laki-laki berwajah tampan itu berdiri di tengah jalan perumahan yang sepi. Seperti biasa, sambil disuapi sore ini Cassel menunggu Dalena pulang. Lizi berjongkok di samping Cassel dan menyuapinya dengan lahap. "Sabar ya Cassel, Mami pasti pulang kok..." Lizi mengusap pucuk kepala Cassel dengan gemas. "Emm, iya. Kalau Mami pulang, nanti Cassel ajak Mami jalan-jalan!" seru anak itu. "Kak Lizi di rumah saja, jangan ikut." "Siap Boss kecil!" Lizi mengacungkan jempolnya dan tersenyum manis. Cassel langsung berdiri memeluk Lizi. Hingga tak lama kemudian, muncul seorang wanita cantik masuk ke dalam gerbang perumahan. Senyuman Dalena terukir indah saat kepulangannya disambut oleh Cassel. Setelah sejak kemarin siang hingga sore ini ia baru pulang dan melihat wajah tampan putra tercintanya. "Mamiku...!" teriak anak itu berlari ke arah Dalena dengan bersemangat. Cassel berlari mengulurkan kedua tang
last updateLast Updated : 2024-05-31
Read more

BAB 44. CASSEL SEKARANG PUNYA MAMI DAN PAPI

"Mami, huwaa... Cassel takut, barusan Cassel hilang!" Dalena langsung membungkukkan badannya mendekap Cassel dengan sangat erat, ia menangis dengan mengeratkan pelukannya pada sang putra. "Mami kan sudah bilang Sayang, jangan pergi ke mana-mana! Kalau Cassel hilang Mami bagaimana, nak?!" tangis Dalena menyembunyikan wajah Cassel dalam ceruk lehernya. Sementara Damien kini mendekat dan laki-laki itu mengusap punggung Dalena. Sampai akhirnya tangisan Dalena terhenti, ia menatap Damien yang kini menyerah sebuah sapu tangan padanya. "Sudah, hapus air matamu. Banyak orang yang menatap kalian," ujar Damien. Dalena meraih sapu tangan yang Damien berikan. Sedangkan Cassel, dengan berani anak itu mengulurkan tangannya pada Damien. Tanpa ragu Damien menggendong anak laki-laki itu. Cassel benar-benar lengket dengan Damien, memeluk lehernya dan menyandarkan kepalanya di pundak kokoh sangat Papa. 'Ya ampun, Cassel...' Dalena membatin dengan penuh tangis. Dalena segera mengusap air matanya
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

BAB 45. RACCEL DAN CASSEL BEREBUT DALENA

Keesokan paginya, Cassel berangkat ke sekolah bersama dengan Dalena. Anak itu bersemangat ingin memberikan mainan baru untuk Raccel. "Nanti Raccel dikasih ya, Sayang. Tidak boleh pelit," tutur Dalena pada sang putra. "Iya Mami. Nanti Raccel yang pink, terus yang biru punya Cassel!" seru Cassel menatap sebuah mainan bola-bola di tangannya. Mereka memasuki kawasan sekolah taman kanak-kanak, di depan sana, Dalena dan Cassel melihat Raccel yang baru saja turun dari dalam mobil menangis marah-marah. "Lohh, kan... Dia nangis lagi! Hah, capek Cassel!" seru Cassel menepuk keningnya. "Dia itu cengeng sekali Mi, ingin gigit saja rasanya!" "Ehh, jangan begitu Sayang!" Dalena mengusap pucuk kepala Cassel. Anak laki-laki itu terdiam sejenak, tiba-tiba Cassel menggenggam jemari tangan Dalena. "Mami, ayo ke sana, Cassel kenalin sama Raccel! Dia pasti suka!" seru Cassel. Dalena mengangguk. Dia menyadari dan merasakan tidak mungkin selamanya dia akan begini-begini saja, Dalena menuruti apa yan
last updateLast Updated : 2024-06-01
Read more

BAB 46. BOLEHKAH CASSEL TINGGAL DENGAN PAPI?

Si kembar berada di pusat perbelanjaan bersama Dalena dan Damien. Kedua anak itu masih saling berebut Dalena. Tapi kini Damien tetap menggendong Cassel, sedangkan Raccel berjalan menggenggam tangan Dalena. Mereka berjalan menuju game zone. "Jangan nakal ya Sayang, jangan bertengkar lagi, mengerti!" seru Dalena menatap Raccel. "Iya Mommy-ku!" Anak itu mengecup pipi Dalena dan menoleh pada Cassel. Cassel bersama Damien, anak itu cemberut pada Raccel. "Sudah ayo main, Papi dan Mami akan menunggu kalian di sini. Tidak boleh ribut-ribut, nanti penjaganya marah, okay!" Damien mengusak pucuk kepala Cassel. Anak laki-laki itu memeluk leher Damien dan menggelengkan kepalanya. Berbeda dengan Raccel yang sudah berlari bermain masuk ke dalam sana. Sementara Dalena melihat putranya yang masih bermanja-manja pada Damien. Telepati luar biasa membuat Dalena merasakan apa yang kini Cassel rasakan. Ia pun tak menyalahkan keadaan yang membuat Cassel menjadi begitu menyayangi Damien. "Sayang, ay
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

BAB 47. DAMIEN MEMBUAT BETAH CASSEL DAN DALENA

Damien mengajak Cassel ke rumahnya, untuk kedua kalinya. Namun kedatangannya yang kedua kalinya ini, dia sedang tidak baik-baik saja dengan Raccel. "Kita sudah sampai," ujar Damien menggandeng tangan Cassel. "Wahhh... Rumah Papi bagus!" seru Cassel tersenyum menunjukkan deretan gigi kecilnya. Damien terkekeh mendengar pujian itu. Ia menoleh pada Dalena yang bersama Raccel, mereka sibuk membawa belanjaan. Memang para wanita di dunia ini akan sibuk dengan semua barang-barangnya. "Mami... Ayo sini cepat! Ini rumah Papi, bagus ya..." Cassel berjalan mendekati Dalena dan menarik lengannya. Dalena mengangguk dan tersenyum, semua pelayan yang tengah berada di sana menatap tak percaya saat anak kecil laki-laki itu memanggil Dalena, di pengasuh dengan sebutan 'Mami'. Sorot iris cokelat pelayan Mery seolah ingin bertanya-tanya, wanita setengah baya itu memperhatikan Damien dengan sangat penasaran. "Bibi Mery, siapkan makan siang untuk anak-anak!" perintah Damien. "Baik Tuan." Wanita itu
last updateLast Updated : 2024-06-02
Read more

BAB 48. KAU HARUS NYAMAN DI SAMPINGKU

"Apa yang kau katakan?!" Dalena melepaskan tangan Damien dari pipinya. Namun air mata wanita itu tak kunjung mereda. Ekspresi dingin Damien membuat Dalena menggigil takut. "Mau sejauh apa kau berpura-pura?" Kali ini Damien mencekal kedua pundak Dalena dengan rengkuhan. "Sejak awal kedatanganmu, kau membuatku curiga, Dalena!" "Lepaskan, tolong..." Dalena menggeleng-gelengkan kepalanya. "Jangan begini!" "Kenapa kau menangis? Kau takut padaku? Apa yang kau pikirkan tentang aku, Dalena?!" Damien menangkup satu pipi wanita itu tuk menatapnya. Dalena terisak-isak menangis dengan suara yang kini ia keluarkan, tangisan yang sama seperti Raccel saat sedih. Tatapan mata yang begitu terluka bercampur ketakutan ia berikan pada Damien. Kedua telapak tangannya tergerak mencengkeram lengan kekar Damien. Dalena kembali menggelengkan kepalanya. "Kumohon, jangan membahas apapun... Aku takut," lirihnya menundukkan kepalanya di dada Damien. "Aku takut padamu, kumohon." Rasa nyeri di uluh hati D
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

BAB 49. KASIH SAYANG SEORANG PAPA PADA PUTRANYA

Hari sudah larut malam, Damien berada di dalam ruangan kerjanya sendiri ditemani berkas-berkas yang menumpuk dan pekerjaan yang tak ada habisnya. Laki-laki itu menyeruput secangkir kopi dan menyamankan posisi kaca mata bening yang dia pakai. "Huffftttt... Bagaimana bisa undangan ini datang mendadak, jadwalnya pasti benturan sekali dengan semua meeting di kantor," gerutu Damien membuka selembar undangan penting dari rekan bisnisnya. Di tengah-tengah kesibukannya saat ini, Damien tidak sadar bila pintu ruangan kerjanya yang terbuka, sosok anak kecil laki-laki berdiri di sana membawa botol minumnya, menatap mengantuk dengan muka bantal. "Papi..." Cassel mengucek kedua matanya.Damien mengangkat kepalanya cepat mendengar suara Cassel. Laki-laki itu langsung beranjak cepat. "Kenapa sudah bangun, Sayang?" tanya Damien mendekati Cassel. Anak itu mengangkat botol minumnya. "Papi punya susu rasa cokelat?" pintanya dengan suara gemas. Damien tersenyum, ia membungkuk dan mengangkat tubuh
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more

BAB 50. KALIAN BERTIGA ADALAH MILIKKU!

Setelah Damien meluapkan sedikit emosinya pada Delana, sampai membuat wanita itu menangis. Kini Damien merasa menyesal, apalagi saat melihat si kembar yang tengah mengerumuni Maminya. Damien memijit pelipisnya frustrasi. "Sial, apa yang tadi kulakukan?!'" ucapnya kecewa pada diri sendiri. Kepala Damien terasa pening, hanya ada sisa amarah dan penyesalan. Bahkan Dalena tadi tak bisa membuka kata sedikitpun untuk menjelaskan, wanita itu hanya menangis sakit dalam pelukan Damien. "Daddy... Ayo sarapan, sama Mami juga!" ajak Raccel mendekati Damien. "Come on, Cassel duduk di sana, di dekat Daddy dan Raccel di dekat Mommy!" Wajah cemerlang Raccel membuat kekesalan di hati Damien perlahan menipis dan lenyap. "Ayo Princess," balas Damien menggendong Raccel. Mereka berdua berjalan menuju ruang makan. Di sana, para pelayan tengah menggoda Cassel hingga membuat semua orang tertawa dengan kelucuannya. Juga ada Dalena yang tengah membantu menyiapkan sarapan. "Selamat pagi, Tuan..," sapa p
last updateLast Updated : 2024-06-04
Read more
PREV
1
...
34567
...
32
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status