Keesokan paginya, Cassel berangkat ke sekolah bersama dengan Dalena. Anak itu bersemangat ingin memberikan mainan baru untuk Raccel. "Nanti Raccel dikasih ya, Sayang. Tidak boleh pelit," tutur Dalena pada sang putra. "Iya Mami. Nanti Raccel yang pink, terus yang biru punya Cassel!" seru Cassel menatap sebuah mainan bola-bola di tangannya. Mereka memasuki kawasan sekolah taman kanak-kanak, di depan sana, Dalena dan Cassel melihat Raccel yang baru saja turun dari dalam mobil menangis marah-marah. "Lohh, kan... Dia nangis lagi! Hah, capek Cassel!" seru Cassel menepuk keningnya. "Dia itu cengeng sekali Mi, ingin gigit saja rasanya!" "Ehh, jangan begitu Sayang!" Dalena mengusap pucuk kepala Cassel. Anak laki-laki itu terdiam sejenak, tiba-tiba Cassel menggenggam jemari tangan Dalena. "Mami, ayo ke sana, Cassel kenalin sama Raccel! Dia pasti suka!" seru Cassel. Dalena mengangguk. Dia menyadari dan merasakan tidak mungkin selamanya dia akan begini-begini saja, Dalena menuruti apa yan
Last Updated : 2024-06-01 Read more