Semua Bab Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan: Bab 111 - Bab 120

317 Bab

BAB 111. SIAPA YANG DATANG, RACCEL?

"Mami... Airnya banyak sekali, ini tempat apa? Waahhh bagus ya!"Raccel melongo menatap pemandangan indah pantai di depannya. Anak itu tidak pernah melihat tempat seindah ini. Melihat ekspresi lucu Raccel, Dalena pun terkekeh gemas duduk merangkul dua buah hatinya. "Sayang, ini namanya pantai. Bagus kan... Raccel dan Cassel jangan main terlalu dekat dengan air, okay?!" "Okay Mami!" sorak keduanya senang. Anak-anak itu membawa banyak mainannya dan bermain pasir, Dalena sesekali menggandeng erat mereka berdua dan mengajaknya bermain di dekat air. Si kembar sangat senang, keduanya basah kuyup dan tertawa-tawa riang. "Ayo bawa airnya ke sana, kita buat kastil dari pasir. Ayo Mi..." Cassel menarik-narik tangan Delana. "Iya Sayang, kalian tunggu di sana ya," ujar Delana. Si kembar berlari menepi, sedangkan Delana mengambil air di dalam sebuah wadah yang ia bawa dari vila. Pantai indah itu berada tepat di depan vila milik Zarch. Semalam Dalena datang ke tempat ini, Zarch memintanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-04
Baca selengkapnya

BAB 112. PERTEMUAN DAN EMOSI KITA

"Kembar..." Damien sangat amat terkejut saat pintu terbuka, dan dua buah hatinya yang membukakan pintu vila tersebut. Cassel dan Raccel nampak ketakutan. Perlahan Damien membuka pintu itu. "Sayang, ini Papi nak!" seru Damien merentangkan kedua tangannya. Anak-anaknya bukannya berlari memeluk, namun Cassel dan Raccel malah berlari ketakutan ke arah belakang. "Mami... Mami!" teriak Cassel. "Mamiku! Tolong...!" Raccel berlari di belakang Kakaknya. Sementara Dalena di belakang, wanita itu menoleh ke arah depan di mana kedua anaknya kini berlari ke arahnya. "Ya ampun Sayang, kenapa?" Dalena buru-buru mematikan kompornya dan berjalan menuju ruang makan di mana kembar berada di sana. "Gendong! Gendong pokoknya!" pekik Raccel lompat-lompat meminta gendong. Cepat Dalena menggendong si kecil, Cassel pun memeluk kakinya. Ia masih tidak paham kenapa si kembar ketakutan seperti ini. "Ada apa, Sayang? Kenapa kalian ketakut-"Ucapan Dalena terhenti saat ia menoleh ke depan memperhatikan s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-05
Baca selengkapnya

BAB 113. KESEMPATAN KEDUA YANG BERHARGA

"Aku mau di sini dan tidak ingin pulang denganmu. Kalau kau ingin pergi, silakan pergi sendiri!" Dalena mendorong lengan Damien dari pangkuannya. Wanita itu duduk di sofa, sedangkan Damien berada di hadapannya, meminta agar Dalena kembali ikut dengannya. "Tempat ini milik Zarch, mau sampai kapan tinggal di sini? Apa kau ingin rumah di dekat pantai?" Damien menatapnya. Iris mata cokelat Dalena tertuju pada Damien yang menunggu jawabannya. "Aku... Aku hanya tidak ingin berurusan lagi dengan keluargamu. Kau mengerti!" Dalena memukul pundak Damien. Laki-laki itu tersenyum manis, ia menegakkan tubuhnya dan memeluk Dalena dengan sangat erat. Damien tertunduk, ia mengusap pipi Dalena yang basah. "Kau ingin tinggal di sini, hem? Di London?" tanya Damien berbisik. Sejenak Dalena diam, wanita itu menatap kedua matanya dan mengangguk. "Heem. Aku tidak ingin kembali lagi ke Barcelona," jawabnya pelan. "Tinggal di sini denganku, okay?! Kita beli rumah di sini dan membesarkan anak-anak be
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-05
Baca selengkapnya

BAB 114. RUMAH BARU KITA, SAYANG

"Papi kok tahu sih kita bertiga ada di London?" Cassel yang duduk di pangkuan Damien mulai bertanya-tanya. Papinya sibuk mengusap pucuk kepala si kecil yang sangat lengket dengannya. "Tentu saja, telepati Papi dan kalian berdua sangat kuat," jawab Damien. "Telepati? Apa itu?" Cassel menjentikkan jarinya di dagu. "Telepon ya?!" sahut Raccel yang tengah disuapi oleh Dalena. Mendengar ocehan kedua anak-anaknya, Damien terkekeh gemas. Sementara Dalena masih sedikit tak acuh dengan Damien. Sekalipun laki-laki itu kini mengajaknya pergi bersama di sebuah restoran mewah di kota. "Mom sudah, Raccel sudah kenyang." Anak itu mendorong tangan Dalena. "Minum dulu, Sayang..." Raccel meminum air mineral yang ia minta. Setelah itu, Raccel langsung turun dari atas sebuah kursi. Dia berdiri di sana menoleh ke kanan dan ke kiri sampai akhirnya menarik-narik lengan Dalena saat ia melihat sebuah area taman bermain di luar. "Mom... Ayo ke sana! Ayoo... Cassel mau main jungkat-jungkit, Mommy!" pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-05
Baca selengkapnya

BAB 115. RACCEL DAN SEMUA KENAKALANNYA

"Rumah baru..." Dalena melongo dan terkejut mendengar apa yang baru saja Damien ucapakan. Mereka berdua keluar dari dalam mobil. Si kembar pun ikut, kedua anak itu menatap ruman megah di depannya dengan tatapan tak percaya. "Waahhh, Raccel lihat! Ada jungkat-jungkit di sana!" pekik Cassel menunjuk sebuah taman. "Ayo ke sana!" Raccel langsung berlari lebih dulu. Cassel berjalan terpincang-pincang, kakinya sakit setelah anak itu terjatuh. Sedangkan Damien langsung meraih tangan Dalena dan mengajaknya masuk ke dalam rumah. "Ayo..." "Tapi anak-anak-""Ada Thom di sini, tenang saja." Damien menarik kembali lengan Dalena. Mereka berdua masuk ke dalam rumah megah tersebut. Hawa segar dan aroma wangi memenuhi rumah baru itu. Dalena merasa seperti Dejavu ke masa lalu, rumah ini memiliki sedikit sentuhan gaya yang mirip seperti rumahnya di masa lalu. Saat kedua orang tuanya masih ada. Dari ukiran-ukiran di dinding, hingga lukisan-lukisan bergambar kuda berukuran besar di beberapa dind
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-06
Baca selengkapnya

BAB 116. PERNIKAHAN KITA YANG MENDADAK

"Byee... Byee Nicho! Besok-besok main ke rumah Princess lagi, ya!" Raccel berteriak seraya melambaikan tangannya pada si teman barunya, putra dari keluarga Gio Gabriel. Damien yang menggendong Raccel, ia tertawa dengan kecerdasan dan keramahan putrinya. "Raccel sok kenal sok dekat ya, Mi," ujar Cassel yang kini mendongak menatap Dalena. "Bukan begitu Sayang, tapi semakin banyak teman itu semakin bagus," jawab Dalena pada sang putra. Raccel menatap kembarannya dan menjulurkan lidahnya dengan tatapan mengejek. Anak perempuan itu beralih menatap Damien. "Dad, nanti Raccel mau pacaran sama Nicho!" seru Raccel rentangkan tangan. "Mana mau Nicho dengan Princess yang berisik dan cengeng seperti ini, hem?" Damien berjalan masuk dan menutup pintu. "Pokoknya ya harus mau! Kalau tidak mau Raccel gigit, Raccel pukul, Raccel-""Kau tidak akan laku kalau seperti itu!" sahut Cassel dengan tatapan kesal. "Apa sih Cassel! Ayo sini maju lawan Raccel! Ayo berantem sampai nangis!" serunya naik
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-06
Baca selengkapnya

BAB 117. AKU TIDAK INGIN HAMIL LAGI!

"Besok aku harus ke Barcelona selam dua hari untuk mengurus beberapa hal penting perusahaan. Kau aku tinggal tidak papa, kan?" Damien menatap Dalena yang kini duduk di sampingnya, wanita itu sibuk merajut."Tidak papa kok, lagipula aku juga sering sendirian," jawab Dalena. "Hufffttt... Aku akan sangat sibuk selama di sini," ujar Damien, tiba-tiba dia berbaring dan menjadikan pangkuan Dalena sebagai bantalnya. Dalena menatap wajah laki-laki yang kini memejamkan kedua matanya. Ia meletakkan benang rajutannya dan beralih mengusap rambut hitam Damien. "Bagaimana dengan perusahaanmu di Barcelona?" tanya Dalena. "Tidak masalah, di sini kan ada cabangnya," jawab laki-laki itu santai. Dalena mendengus. "Orang kaya, mau ke mana saja bisnisnya ada di mana-mana." Kedua mata Damien langsung terbuka. "Tentu saja, Sayang." Damien meraih tangan Dalena, ia meletakkan di pipinya. Mereka berdua berada di dalam kamar, sementara si kembar sepertinya sudah tidur malam ini. "Kalau begitu bangun du
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-07
Baca selengkapnya

BAB 118. PERTEMUKAN MAMA DENGAN ISTRIMU

"Kembar, di rumah jagain Mami ya... Ingat! Kalian berdua tidak boleh nakal, tunggu sampai Papi kembali, okay?!" Damien menekuk kedua lututnya di hadapan si kembar yang berdiri di teras. Cassel dan Raccel cemberut, padahal rencananya hari ini mereka ingin mengajak Damien main ke pantai. "Papi mau ke mana?" tanya Cassel mencebikkan bibirnya. "Papi akan pulang ke Barcelona, tapi besok Papi ke sini lagi, okay?!" Damien mengecup pipi Cassel. Raccel berjalan ke belakang mendekati Dalena. Anak perempuan itu mendongak menatap Dalena. "Mom, Daddy-ku bohong itu... Dia tidak akan kembali ke sini lagi!" bisik Raccel sembari berjinjit-jinjit. Senyuman terukir di bibir Dalena bersamaan dia mengangkat tubuh mungil Raccel. "Tidak Sayang, Daddy tidak akan bohong sama kita kok," jawab Dalena. Damien menoleh cepat, laki-laki itu terkekeh mengecup pipi Raccel. "Kapan Daddy-mu ini bohong, Princess!" "Sering kok, cuma tidak ditulis saja sama Raccel!" jawab anak itu cemberut. "Raccel kan tidak b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-07
Baca selengkapnya

BAB 119. KEDATANGAN PAPI, DAN JUGA OMA YANG MENANGIS

"Papi jadi pulang hari ini kan? Mami sudah masak banyak buat Papi, jadi Papi harus cepat sampai di rumah!" Cassel mengoceh memegangi ponsel milik Dalena yang dia bawa. Anak laki-laki itu selama dua hari tidak pernah absen satu jam pun bertanya tentang Papanya. Tak kaget, Cassel tidak pernah merasakan seperti apa rasanya memiliki seorang Papa sebelumnya. "Iya Sayang, Papi akan segera sampai di rumah kok. Mungkin... Dua jam lagi," jawab Damien di balik panggilan itu. "Hem, dua jam? Dua jam itu berapa lama?" Kekehan Damien membuat Cassel mengerucutkan bibirnya. "Cassel tunggu saja Papi di teras depan, Papi membawa banyak sekali oleh-oleh untuk Cassel." "Waahhh...! Asik!" pekik anak laki-laki itu sangat kesenangan. Sedangkan Raccel bersama Dalena di ruang makan, anak perempuan yang kini duduk di tepi meja dan asik dengan susu cokelatnya di dalam botol. Mata indahnya menatap sang kembaran yang mengoceh kesenangan. "Mom, dia kenapa kesenangan begitu?" tanya Raccel menoleh pada Dale
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-08
Baca selengkapnya

BAB 120. KASIH SAYANG DARI MAMA MERTUA

"Oma itu cuma akting kan? Oma hanya pura-pura baik tapi Papi kok sudah percaya sih..." "Iya! Mami juga kok enak sekali memaafkan Oma, dia kan jagat!"Si kembar mengekori Damien sembari menggerutu dan mengomel tentang Neneknya. Damien yang kini menata beberapa pakaian di dalam lemari, ia menoleh pada dua duplikatnya yang sama-sama duduk di atas ranjang dengan wajah cemberut kesal."Mami saja bisa memaafkan Oma, harusnya kalian juga bisa, Sayang..." Damien menatap si kembar. "Ya tidak semudah itu Dad! Dibayar dulu paling tidak, diajak ke game zone kek," jawab Raccel sebelum dia terkekeh. Damien tersenyum lucu, laki-laki itu melangkah mendekati si kecil sebelum menekuk kedua lututnya di hadapan Cassel dan Raccel. Raccel masih bisa tersenyum, tapi tidak seperti Cassel yang memasang wajah masamnya. "Oma tidak di sini selamanya kan, Pi?" tanya anak itu. "Tidak Sayang. Nanti malam Oma sudah pulang," jawab Damien mengusap pipi Cassel. "Bagus! Kenapa tidak langsung pulang sekarang saja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
32
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status