Semua Bab Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif: Bab 831 - Bab 840

960 Bab

Bab 831

Padahal sebelum operasi Liana, dia sudah menyuruh Citra pergi."Oh," Citra menjelaskan, "Sebenarnya aku sudah pulang, tapi di tengah jalan, aku merasa nggak tenang dan memutuskan untuk kembali. Aku khawatir dengan Liana, dan juga Maura. Aku sudah berpikir matang, kalau memang hanya salah satu dari mereka yang bisa bertahan, aku tetap memilih Maura."Yono sedikit meragukan perkataannya. Pandangannya tertuju pada wajah Citra cukup lama sebelum akhirnya berkata, "Kalau Ibu bisa berpikir begitu, itu yang terbaik."Citra hanya bisa menghela napas.Untungnya, Yono tidak terus mendesak dan berbalik masuk ke dalam lift.Citra ikut masuk bersama dia.Mereka tiba di ruang perawatan.Operasi sudah selesai, wajah Liana tampak pucat, terbaring di atas ranjang.Sementara itu, di ranjang sebelah, tubuh Maura sudah tertutup sepenuhnya dengan kain putih.Yono mendekat, membuka sedikit sudut kain putih itu, dan ketika melihat tubuh Maura yang tak bernyawa, dia menutup matanya dengan perasaan sakit. Kain
Baca selengkapnya

Bab 832

Beberapa detik kemudian, Yono menurunkan selimut, "Lukanya sudah aku lihat, nggak ada masalah."Citra menundukkan pandangannya, "Dokter Cokro bilang masih harus dipantau untuk sementara, takut ada reaksi penolakan, atau mungkin komplikasi lainnya.""Ya." Kerutan di kening Yono mengendur, dan saat dia kembali menatap Liana, tatapannya sudah berbeda. "Jangan khawatir, selama aku ada, Maura nggak akan terlalu menderita."Citra hanya meliriknya sekilas dan tidak berkata apa-apa lagi....Reno melaporkan semua yang terjadi hari ini kepada Yohan.Dia menambahkan, "Dari yang aku dengar dari Citra, Liana tampaknya sedang marah padamu. Bagaimana kalau kamu datang dan bertemu langsung dengannya? Jadi, kalau ada salah paham, bisa diselesaikan di tempat."Yohan terdiam cukup lama di seberang, lalu berkata, "Aku akan cari cara untuk datang. Reno, tolong bantu pantau beberapa hari lagi.""Nggak masalah." Reno belum selesai bicara ketika terdengar suara benda jatuh di sisi sana, dia langsung cemas, "
Baca selengkapnya

Bab 833

Dari layar monitor, Sherina melihat Raisa datang dengan langkah terburu-buru. Sherina hanya berdiri diam di dekat pintu, juga tidak membukakan pintu untuknya.Raisa berdiri di luar pintu cukup lama. Tiba-tiba, dia menatap layar monitor yang terpasang di dinding dan berkata, "Sherina, buka pintunya untukku!"Sherina terkejut, berpikir Raisa benar-benar bisa melihatnya.Namun setelah dipikir-pikir, itu tidak mungkin. Raisa tidak punya penglihatan tembus pandang, dan di antara mereka ada pintu yang tebal, jadi tidak mungkin dia bisa melihat Sherina.Sherina berpikir bahwa Raisa pasti hanya menggertaknya!Sherina pun tetap diam, bibirnya terkatup, sementara matanya terus terpaku pada monitor.Dia tidak ingin Raisa masuk dan mengganggu kehidupannya bersama Yohan. Dia berpikir, setelah berdiri di luar beberapa saat, Raisa pasti akan pergi dengan sendirinya.Namun, Raisa berteriak, "Kalau kamu nggak buka pintu, aku akan masuk dengan paksa!"Sherina masih diam.Dia berada di dalam ruangan, jad
Baca selengkapnya

Bab 834

"...." Tidak ada respons dari dalam kamar.Raisa terus mengetuk, "Kak Yohan?"Sherina berdiri tak jauh di belakangnya, memperhatikan dengan tenang. Rasa tidak enak yang dia rasakan ketika ditolak oleh Yohan tadi, sedikit terobati ketika melihat Raisa mengalami hal yang sama."Kak Yohan? Kak Yohan?"Senyuman di sudut bibir Sherina menghilang. Dia baru saja ingin mendekati Raisa untuk menyuruhnya pergi, tetapi tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka.Yohan membuka pintu dan membiarkan Raisa masuk.Sherina menyaksikan dengan wajah yang hampir memucat karena marah.Ketika Raisa masuk ke kamar, Sherina segera melangkah cepat dan menahan pintu dengan tangannya. "Kak Yohan, aku sudah membuat sup untukmu. Apa kamu mau meminumnya sekarang?"Yohan mengernyit, "Baik. Bawakan ke sini.""Aku akan segera mengambilnya." Sherina pergi dengan penuh sukacita.Namun, saat dia kembali dengan membawa semangkuk sup, pintu kamar sudah tertutup lagi.Ketika Sherina mencoba membuka pegangan pintu, dia mendapat
Baca selengkapnya

Bab 835

Raisa terkejut sejenak, lalu tertawa marah. "Memangnya ini rumahmu? Apa hakmu melarangku datang? Sherina, apa kamu benar-benar menganggap dirimu sebagai nyonya rumah di sini?""Sekarang aku adalah satu-satunya wanita di rumah ini. Apa aku nggak bisa disebut nyonya rumah?" Sherina berkata dengan angkuh, seolah-olah itu sudah pasti.Raisa mengejek dengan senyum dingin, "Nyonya rumah yang ditolak di depan pintu?""Kamu ...." Sherina terdiam marah."Hehehe," Raisa meliriknya dengan ekspresi konyol, "Aku tetap mengatakan ini, ini adalah rumah Kak Yohan dan Liana. Kamu seorang pendatang, jadi jangan berharap bisa menjadi nyonya rumah di sini!"Sherina mengepal jarinya, "Siapa bilang aku nggak bisa? Suatu hari nanti, aku pasti akan bisa!""Haha, tidurlah yang nyenyak, di mimpimu semua bisa terjadi." Raisa meliriknya dengan penuh penghinaan sebelum pergi....Tengah malam.Di tepi jurang vila keluarga Jatmika, seberkas api kecil bergetar tertiup angin.Citra berjongkok di dekat api, memasukkan
Baca selengkapnya

Bab 836

Yang terlihat di sekelilingnya hanyalah hamparan putih bersih, dengan udara yang dipenuhi aroma cairan disinfektan medis, selang infus memanjang berliku-liku, dan cairan garam bening perlahan mengalir masuk ke dalam tubuhnya.Dia bergerak sedikit dan merasakan sakit yang hebat di bagian dadanya.Jarinya meraba, menyentuh selembar kain putih lembut.Kain perban itu melilit dadanya berulang kali. Dengan lembut dia menekannya, seolah-olah ada luka yang sangat dalam di balik perban itu.Rasanya, luka itu menembus sampai ke jantung!Seorang perawat masuk dan melihatnya terbangun. Dia terlihat senang dan berkata, "Nona, kamu sudah bangun!"Sambil berbicara, dia segera mengeluarkan walkie-talkie dari saku, menekan tombolnya dan berbicara melalui alat itu, "Cepat beri tahu Nyonya, Nona Maura sudah bangun.""Nona Maura?" Liana bingung, "Kenapa kamu memanggilku seperti itu?"Perawat itu mendekat, berdiri di samping tempat tidur, mengukur suhu tubuhnya, dan mencatat berbagai data dari alat. Sambi
Baca selengkapnya

Bab 837

Liana menutupi bagian dadanya, tidak berani memberi tekanan terlalu kuat. Karena setiap kali dia menekan sedikit saja, rasa sakit itu makin menyiksa.Rasa sakit itu bukan sekadar di permukaan, tetapi seolah-olah berasal dari dalam, menjalar keluar.Sakit!Sangat sakit!Seakan setiap sarafnya melayang di udara, bahkan saat bernapas pun terasa seperti ada udara yang menusuk tenggorokan.Mendengar kata-kata Citra, dia terkejut dan melangkah mundur, hampir kehilangan keseimbangan."Nona Maura." Perawat segera menangkapnya, "Nona Maura, hati-hati, jangan sampai terjatuh!"Liana menepis tangannya, terhuyung-huyung ke samping, lalu memegang ujung tempat tidur agar bisa berdiri dengan tegak.Citra dan perawat kecil itu memandangnya dengan cemas, tidak berani mendekat karena takut akan memicu emosinya, tapi juga khawatir dia akan terjatuh. Ekspresi mereka begitu cemas dan hati-hati, terlihat sangat tulus.Merasa jarinya agak lembap, Liana mengangkat tangannya dan melepas perban dari tangannya.
Baca selengkapnya

Bab 838

"Terima kasih." Liana melepaskan tangannya dan berlari ke arah itu.Namun, saat dia baru mengangkat kakinya, perawat di belakangnya tiba-tiba mengangkat tangan dan menyuntikkan anestesi ke leher belakang Liana."Ugh ...." Liana merasakan kesemutan yang hebat di lehernya. Ketika dia menoleh, dia hanya melihat perawat itu perlahan-lahan menyimpan jarum suntik.Tidak jauh dari situ, Citra dan seorang perawat lainnya berlari menuju ke arahnya.Bruk.Liana jatuh ke tanah, sepenuhnya kehilangan kesadaran....Kota Rogasa.Keluarga Lewis.Yohan terbangun dari tidurnya, merasa ada seseorang yang memperhatikannya.Ketika dia membuka mata, dia benar-benar bertemu dengan sepasang mata."Kak Yohan, kamu sudah bangun?" Sherina tersenyum, membungkuk untuk membantunya.Yohan menepis tangannya. Meskipun baru bangun tidur, pikirannya terasa sangat berat. Dia duduk, melipat satu kakinya, bersandar pada lututnya dan menggosok pelipisnya, "Jam berapa sekarang?""Sekarang sudah jam tiga sore.""Tiga sore .
Baca selengkapnya

Bab 839

Selain itu, obat ini selalu dibuat dan diberikan langsung oleh Sherina, dan dia harus melihat sendiri Yono meminum obat itu sebelum merasa tenang.Masih belum diketahui bagaimana kondisi Liana di sana. Jadi sekarang dia hanya bisa berakting, meminum obat itu, lalu memuntahkannya.Hanya saja karena dia tidak bisa memuntahkan semuanya, khawatir ada sedikit obat yang meresap ke dalam tubuhnya.Yohan jelas merasakan bahwa selama beberapa hari terakhir, kondisinya makin buruk. Bahkan saat menangani urusan resmi, dia kerap kehilangan konsentrasi dan melamun.Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya.Selain itu, perubahan paling jelas adalah penurunan daya ingat.Dulu, dia melakukan segalanya dengan sangat teliti. Banyak hal penting yang bisa diingatnya dengan jelas tanpa perlu diingatkan oleh Hasan.Namun, belakangan ini, dia bahkan bisa melupakan jadwal rapat pagi.Yohan membasuh wajahnya, menatap cermin dan melihat dirinya yang berantakan. Kekhawatiran tampak jelas di matanya yang hitam.Di
Baca selengkapnya

Bab 840

Sherina langsung panik, merasa apa yang dikatakan Hasan ada benarnya, jadi dia segera pergi mengambil kunci mobil dan bergegas ke rumah sakit bersama Hasan.....Setibanya di rumah sakit, Yohan dibawa ke ruang gawat darurat untuk ditangani.Hasan dan Sherina menunggu di luar.Sherina merasa gelisah dan setelah berjalan mondar-mandir beberapa langkah, akhirnya dia berkata, "Bagaimana kalau aku telepon Dokter Dion saja?"Dion pernah menegaskan, jika ada sesuatu yang terjadi pada Yohan, dia harus segera melaporkan pada pria itu.Sekarang 'kan sudah ada masalah?Seharusnya, dia melapor kepada Dion.Dengan suara pelan Hasan berkata, "Lebih baik tunggu sampai Pak Yohan keluar."Sherina menatapnya, "Dokter Dion adalah dokter pribadi Kak Yohan, nggak ada yang lebih tahu tentang kondisi Kak Yohan selain dia. Aku rasa lebih baik memanggilnya."Hasan menggeleng, "Sebelum hasil pemeriksaan Pak Yohan keluar, aku sarankan kamu jangan mengganggu Dion."Sherina terkejut dan bertanya, "Kenapa?"Belum s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8283848586
...
96
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status