Belum sempat Sherina menyelesaikan kalimatnya, dagunya tiba-tiba dicengkeram oleh Dion.Cengkeraman Dion sangat kuat, membuat kepalanya terpaksa menoleh untuk melihatnya. "Kalau kamu memang senang menyambutku, kenapa nggak mengirimi aku undangan? Sherina, apa kamu benar-benar ingin aku datang?""...." Dengan ekspresi kaku, Sherina menjawab, "Tentu saja ....""Tsk!" Dion menggeleng, menatap wajah Sherina yang cukup cantik, "Bagaimanapun, aku bisa dianggap sebagai mak comblang antara kamu dan Yohan, Sherina. Kenapa kamu nggak tahu berterima kasih?"Hati Sherina bergetar, dan berusaha merayu, "Tentang undangan, aku benar-benar lupa karena sibuk, jangan marah ya ....""Aku nggak marah." Dion menjawab dingin.Sherina agak bingung dengan pikiran pria ini, jadi dia melunakkan suaranya dan memohon, "Bagaimanapun, aku akan selalu mengingat kebaikanmu dan Tuan Yono. Tanpa kalian, aku nggak akan menikah dengan Kak Yohan. Dion, apa pun yang kamu inginkan, nanti saat sudah jadi Nyonya Lewis, aku ak
Read more