All Chapters of Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif: Chapter 861 - Chapter 870

960 Chapters

Bab 861

Citra memanggil pelayan, "Kamu lihat Jibran, nggak?"Pelayan melihat sekeliling, lalu berkata, "Sepertinya dia balik ke kamar untuk mandi."Mata Citra sedikit meredup, "Baiklah."Pelayan itu pergi.Citra berdiri sebentar di halaman, kemudian berbalik naik ke lantai atas.Beberapa saat kemudian, dia keluar dari dapur sambil membawa sepiring buah.Dia membawanya ke atas, langsung menuju ke kamar Jibran."Tok tok!""Jibran, aku bawakan buah untukmu.""Aku akan masuk, ya."Citra membuka pintu dan masuk. Kamar itu agak berantakan, tembok putih yang tadinya bersih kini penuh coretan. Di lantai berserakan pasir, pakaian, dan kaus kaki pria dewasa.Citra berjalan masuk lebih dalam, matanya tertuju ke kamar mandi.Terdengar suara air yang mengalir, dan samar-samar terdengar suara gumaman juga.Citra meletakkan piring buah di tangannya. Dia menarik sebuah pisau buah dari bawah piring, menggenggamnya erat, dan berjalan perlahan menuju kamar mandi.Sampai di depan pintu, dia mendorong pintunya hin
Read more

Bab 862

Bela merasa rendah diri, tertekan, dan mulai menangis lagi.Cara ini memang efektif. Setiap kali dia begitu, Josua selalu tidak tega.Entah karena rasa bersalah atau memang tulus, yang diinginkan Bela hanyalah memastikan pria ini tetap di sisinya. Cara apa pun tidak masalah!Benar saja, setelah dia bicara seperti itu, nada suara Josua langsung melunak, "Bodoh, mana mungkin aku membencimu? Kalau aku sudah janji akan bertanggung jawab, seumur hidup aku hanya akan bersamamu. Kalau kita memang sudah memutuskan untuk hidup bersama, kepercayaan adalah hal paling dasar yang harus ada di antara kita, 'kan?"Bela mengangguk, "Iya. Kak Josua, aku nggak akan meragukanmu lagi."Tepat setelah Josua selesai bicara, ponselnya berdering lagi.Kali ini, Josua tidak langsung menjawab, tetapi memandang Bela.Walaupun merasa tidak senang, Bela tahu bahwa pekerjaan Josua memang rumit, dan barusan dia sudah berjanji untuk memercayai Josua. Jadi, dengan penuh kepura-puraan, dia berkata lembut, "Terima saja p
Read more

Bab 863

"Tsk!" Jibran menggelengkan kepalanya dengan ekspresi menghina, "Sudah bertahun-tahun berlalu, selera Yono tetap nggak berubah. Dulu suka dengan adiknya sendiri, sekarang suka istri orang. Dia memang selalu suka memungut sisa-sisa orang lain!"Ucapannya membuat Yohan tidak senang, alisnya langsung berkerut, tetapi dia tidak berkata apa-apa.Beberapa menit kemudian, Yohan dan Josua keluar ruangan dengan berurutan.Sambil berdiri di depan jendela, Yohan merogoh sakunya dengan gelisah, lalu bertanya pada Josua, "Kamu bawa rokok?""Aku sudah berhenti," jawab Josua. "Seingatku kamu juga nggak merokok?"Dahi Yohan masih berkerut, "Entah sejak kapan aku mulai."Mungkin sejak Liana menghilang, dia tidak bisa tidur siang maupun malam. Setiap detik hanya penuh dengan perhitungan, menjalani hidupnya dengan hati-hati seperti berjalan di atas es yang sangat tipis. Sejak saat itu, dia mulai merokok.Awalnya hanya untuk mengalihkan perhatian, sebagai cara melepaskan stres. Tak disangka, makin lama ma
Read more

Bab 864

Josua menatapnya, dalam sorot matanya yang gelap ada banyak emosi yang bergejolak."Kak Josua ...."Josua menundukkan pandangannya, beberapa detik kemudian dia mengangkat matanya. Tatapan dinginnya memudar, menyisakan rasa pasrah dan pengertian. "Ayo, buka mulut."Bela segera memanfaatkan kesempatan itu. Dia membuka bibir merahnya dan menggigit sepotong steik.Setelah mengunyah dua kali, wajahnya dipenuhi kegembiraan. "Sangat enak."Josua kembali menusuk sepotong lagi. "Kalau enak, makan lebih banyak. Aku suapi kamu."Bela memanfaatkan kesempatan itu untuk mendekat dan mengecup pipinya. "Kak Josua, kamu baik sekali.""Kak Josua, setelah makan, aku ingin nonton film." Bela mengajukan permintaan.Karena merasa sudah bosan di rumah, ini adalah kesempatan langka baginya untuk bisa keluar. Apalagi suasana hari ini sangat menyenangkan, jadi tentu saja dia ingin memanfaatkan momen ini sebaik-baiknya untuk mendekatkan diri dengan Josua.Di hotel ini ada bioskop pribadinya. Nanti dia akan memil
Read more

Bab 865

Tuan Yudi menunjuk pria yang terbaring di lantai, dan bertanya, "Apa kamu mengenalnya?"Yono menggelengkan kepala, "Nggak kenal.""Tentu saja kamu nggak mengenalnya! Kalau kamu kenal, kamu nggak akan salah mengira dia sebagai Jibran dan membunuhnya!" Tuan Yudi sangat bersyukur telah diam-diam memilih seseorang untuk melindungi Jibran.Jika tidak, orang yang tergeletak di lantai itu mungkin adalah putra kandungnya sendiri!Pengawal bayangan yang dipilihnya akhirnya menjadi kambing hitam.Yono tampaknya mulai memahami apa yang terjadi. Dia tidak terburu-buru membela dirinya, melainkan menoleh ke arah Citra.Citra duduk di sana, bertatapan dengan Yono. Jari-jarinya yang diletakkan di atas pahanya sedikit menggenggam, terlihat bahwa dia agak gelisah.Josua memperhatikan ekspresi keduanya dengan tenang, tanpa menunjukkan reaksi apa pun....Sebelum hasil pemeriksaan sidik jari keluar, semua orang tetap menunggu di ruang tamu.Tuan Yudi memberi isyarat mata kepada pengawal di sampingnya, pen
Read more

Bab 866

Hasil pencocokan sidik jari sudah keluar!Citra merasa seolah-olah jantungnya mau keluar dari tenggorokan.Josua mengalihkan pandangannya dari wajah Citra dan menatap dokter yang baru masuk.Tatapan mereka saling bertemu sejenak, hanya satu atau dua detik."Tuan Yudi, ini hasil pencocokan sidik jari dari kamar Tuan Jibran," kata dokter, menyerahkan laporan kepada Tuan Yudi.Semua orang menatap laporan itu dengan cermat.Citra duduk paling dekat. Begitu dia menoleh, langsung melihat daftar panjang nama-nama di laporan tersebut.Dokter di sampingnya menjelaskan, "Di kamar Tuan Jibran, selain sidik jari Tuan Jibran sendiri, ada beberapa pelayan yang bertugas membersihkan kamar. Banyak di antaranya adalah sidik jari dari korban. Selain itu ...."Dokter berhenti sejenak, tidak melanjutkan kata-katanya.Tuan Yudi sepertinya melihat nama seseorang dan langsung mengerutkan kening.Citra tidak berani mendekat untuk melihat, hanya menggigit bibirnya dengan kuat, menunggu badai yang akan datang.
Read more

Bab 867

"Sekarang kamu sudah melihat keadaan keluarga Jatmika. Dengan kondisi Jibran seperti ini, aku benar-benar khawatir kalau nggak ada yang membantunya." Tuan Yudi memandang Josua dengan serius. "Aku sendiri yang membimbingmu dari awal, aku juga sudah menganggapmu seperti anakku sendiri. Satu-satunya perbedaan antara kamu dan Yono adalah, aku memberinya status, tapi nggak pernah memberikannya padamu. Sekarang, karena kamu bersama Bela, sebagai menantu keluarga Jatmika, aku akan memberimu sebagian kekuasaan."Josua terdiam, tidak langsung menjawab.Tuan Yudi melihatnya. "Kenapa? Kamu nggak mau menikahi Bela?"Josua menjawab, "Saya selalu menganggap Bela sebagai adik. Karena kakinya terluka, saya bersedia merawatnya seumur hidup, tetapi untuk menikah ....""Josua, kamu orang yang paling aku percayai. Kalau kamu pun nggak mau membantuku, maka Yono akan makin berani. Kekayaan keluarga Jatmika nggak boleh jatuh ke tangan orang luar." Wajah Tuan Yudi terlihat cukup serius. "Mungkin kamu belum se
Read more

Bab 868

Tangannya meraba ke saku, merasakan pisau yang ada di dalamnya. Hatinya terasa seperti ditusuk jarum, menimbulkan rasa sakit yang halus dan terus menerus."Aku benar-benar ingin membunuh mereka! Mengirim mereka pergi menemui Raja Neraka! Tapi tiba-tiba anakku menelepon ...."Linda mengkhawatirkannya. "Kamu harus bersyukur, telepon dari anakmu datang tepat waktu. Kalau nggak, kamu nggak hanya akan kehilangan harta, tapi juga bisa berakhir di penjara. Kalau sampai ke titik itu, kamu benar-benar akan hancur."Ada sedikit kebingungan di mata Liza, lalu dia tersenyum pahit dan berkata, "Benar. Aku sudah hidup lebih dari setengah hidupku, dan sampai di titik ini. Aku benar-benar hancur! Sejak lahir, aku adalah sosok yang selalu dikagumi. Mereka mengagumi latar belakang dan keluargaku. Kemudian, mereka mengagumi bagaimana aku nggak perlu bekerja, nggak perlu khawatir tentang urusan sehari-hari. Mereka mengagumi suamiku yang baik dan anakku yang hebat. Sepanjang hidupku, segalanya berjalan mul
Read more

Bab 869

Linda membawa ponsel itu ke luar pintu kamar mandi, lalu mengetuk pintunya, "Bu Liza, ada telepon."Liza bertanya, "Siapa?""Seseorang bernama Yansen."Suara Liza tiba-tiba jadi lembut, "Itu telepon dari anakku. Aku nggak bisa menerimanya sekarang, Linda, bisakah kamu tolong angkatkan untukku?"Linda berpikir untuk menyuruhnya menunggu sampai selesai mandi, baru kemudian menelepon kembali.Namun, orang itu segera menelepon lagi.Memikirkan bahwa anak Liza jauh di seberang lautan, terpisah puluhan ribu kilometer dari Kota Rogasa, pasti dia sangat khawatir dengan ibunya.Linda seolah-olah membayangkan sosok pria yang cemas di ujung telepon.Setelah berpikir sejenak, dia menekan tombol untuk menjawab dan mengaktifkan pengeras suara."Halo, Bu. Permohonan cutiku sudah disetujui. Sekarang aku sedang mencari tiket pesawat. Aku akan segera pulang. Jangan lakukan hal bodoh!" Suara pria itu sangat mendesak, nada bicaranya cepat, menunjukkan bahwa dia benar-benar khawatir tentang Liza.Setelah p
Read more

Bab 870

Liza melihat dua lingkaran hitam di bawah mata Linda. Lalu dia mengambil sebuah sendok bersih, dan menyajikan sup ikan untuknya. "Memiliki ambisi itu baik, tapi juga harus memperhatikan kesehatan. Tubuh adalah modal utama dalam perjuangan. Kalau rusak, akan sulit untuk dipulihkan."Dia meletakkan sup ikan di depan Linda, "Cobalah minum sup ini.""Baik." Linda mengangkat mangkuk, baru saja mendekatkannya ke hidung, perutnya langsung terasa mual.Dia segera meletakkan mangkuk itu dan menutup mulut dan hidungnya dengan tangan, "Maaf, aku harus ke kamar mandi."Liza memandangnya sambil berpikir, lalu mengangguk, "Baiklah."...Linda berada di kamar mandi selama sepuluh menit. Perasaan mualnya sedikit mereda, tetapi perutnya mulai terasa sakit lagi.Dia mengusap perutnya beberapa kali, setelah sedikit mereda, dia kembali ke meja makan.Dia menarik tas yang tergeletak di samping dan dengan cekatan mengambil sebuah botol putih dari dalamnya, membuka tutupnya, dan mengeluarkan dua pil kecil be
Read more
PREV
1
...
8586878889
...
96
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status