Liana menatap Yohan lama sekali.Yohan menunduk, menatapnya balik.Tangan Yohan membelai rambut hitam Liana, jari-jarinya menyusuri kulit kepala, menarik Liana mendekat. Mata hitamnya menatap dalam-dalam, "Mau lagi? Hmm?""...." Liana meletakkan tangannya di bahu pria itu, "Pak Yohan, bagaimana kamu akan menjelaskan ini pada Helena?""Menjelaskan?" Yohan mengernyit. "Aku nggak berencana menjelaskannya.""Jadi, apa sebenarnya hubungan kita ini?"Yohan menatapnya. "Terserah kamu mau menganggap apa, anggap saja begitu."Satu tangan Yohan menahan pinggangnya, menariknya lebih dekat. "Liana, aku nggak peduli berapa banyak pria yang kamu punya sebelumnya. Mulai sekarang, kamu milikku!"Dia berkata dengan nada tegas, penuh otoritas.Liana menggigit bibirnya, "Aku nggak mau!""Meski kamu nggak mau, tetap harus mau," kata Yohan. "Liana, aku punya seribu cara untuk membuatmu mau.""...." Liana menatapnya dengan takjub, bulu matanya bergetar.Benar.Yohan memang punya kemampuan dan kekuatan itu.
Read more