All Chapters of Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif: Chapter 231 - Chapter 240

960 Chapters

Bab 231

Ketika dia turun ke bawah, terdengar suara mesin mobil dari luar.Liana dan Hamdan baru saja sampai di depan pintu ketika seorang pelayan memanggil, "Pak Hamdan?"Langkah Liana terhenti sejenak saat melihat Yohan, dalam hati dia merasa heran.Meskipun tidak tahu banyak tentang urusan keluarga Lewis, dari beberapa kali bertemu dia tahu bahwa hubungan Yohan dengan keluarga Lewis itu tidak baik.Terakhir kali datang, dia hanya duduk sebentar lalu mencari alasan untuk pergi.Apalagi terhadap Hamdan, adiknya. Dia tidak peduli.Mengapa dia masuk sekarang?Hamdan melihat Yohan, ekspresi wajahnya juga sangat terkejut.Dia tidak bisa berbicara sekarang, hanya bisa mengetik di ponselnya, 'Kak? Apa kamu datang untuk menjengukku?'"Menjengukmu?" Yohan melirik tidak peduli dan berkata dengan tegas, "Kamu salah paham, aku bukan datang untuk menjengukmu."Sambil berbicara, dia menatap wajah Liana dan bertanya seolah-olah tak ada orang lain, "Sudah selesai? Apa sudah bisa pergi sekarang?"Liana tidak
Read more

Bab 232

Tapi jika orang di malam itu benar-benar Liana .......Saat ini, Liana terus mengingat ekspresi mata Yohan saat pergi.Apakah dia terlalu berlebihan?Bagaimanapun, Yohan sudah benar-benar baik padanya.Sebuah tangan melambai di depannya.Liana kembali tersadar dan melihat wajah Hamdan.Pria itu memberikan ponselnya, ada satu baris tulisan di atasnya: 'Ada apa?'Liana menggeleng, "Nggak ada apa-apa."Melihat Hamdan hampir selesai makan, Liana berkata, "Kalau nggak ada yang lain lagi, aku akan pulang dulu."Hamdan mengetik di ponselnya: 'Minggu depan ada upacara wisuda, tapi aku belum beli baju. Maukah kamu menemaniku?'Memikirkan empat miliar itu, Liana hanya bisa mengangguk setuju.Di pusat perbelanjaan, Hamdan memilih pakaian, sementara Liana menemaninya.Pramuniaganya adalah seorang gadis muda berbakat, yang dengan antusias mengikuti Hamdan. Dia memberikan saran dengan penuh semangat, matanya sesekali melirik wajah Hamdan."Menurutku, karena warna kulitmu sangat cerah, setelan tukse
Read more

Bab 233

Intinya, orang baru ini benar-benar tidak mengerti etika.Setiap kali melihat tamu pria tampan dan kaya, dia langsung menempel seperti lem.Bahkan karena ini, dia telah merebut banyak penjualan dari rekan kerja lainnya.Banyak rekan kerjanya melaporkan masalah ini kepada manajer.Namun manajer tersebut justru terpesona olehnya. Dia berhasil meningkatkan penjualan yang signifikan bagi toko, dan membuatnya jadi karyawan dengan penjualan tertinggi.Manajer toko juga tidak bisa berbuat banyak terhadapnya.Tidak disangka hari ini dia bertemu dengan lawan yang tangguh.Tamparan dari Hamdan membuat staf lain diam-diam merasa sangat lega!Satu per satu mereka berdiri jauh-jauh hanya untuk menonton, takut terlibat dalam masalah ini."Pak ..." Pramuniaga yang malang menutupi wajahnya dengan tangan, sambil tetap berpura-pura, dia menatap Hamdan dengan mata berkaca-kaca.Hamdan meliriknya dengan tatapan dingin, "Siapa kamu, berani menghina orang yang datang bersamaku?"Suaranya agak serak, tidak f
Read more

Bab 234

Pramuniaga itu melirik Hamdan dan berkata, "Pak Hamdan, saya sudah menyadari kesalahan saya, dan Anda sudah menampar saya. Lihatlah wajah saya, sudah bengkak. Seharusnya Anda sudah tidak marah lagi, 'kan?""Liana melihat betapa bengkaknya wajah pramuniaga itu."Saat ini, bekas lima jari yang mencolok terlihat di pipi gadis itu.Apakah itu karena tamparan Hamdan?Liana melihat dengan heran ke arah Hamdan, yang tampak mengawasi pramuniaga itu dengan ekspresi mencekam.Meskipun pramuniaga itu menangis dengan sedih, matanya tetap dingin.Melihat tidak ada gunanya memohon, pramuniaga itu mencengkeram tangan Liana, "Kakak, saya benar-benar menyadari kesalahan saya. Saya harap Anda bisa memaafkan kesalahan saya kali ini. Saya benar-benar nggak mau dipecat!'""Dipecat?" Liana menatap Hamdan."Kalau memang tidak bisa ..." Pramuniaga itu menggigit bibir, tiba-tiba berlutut, "Bolehkah saya minta maaf dengan cara bersujud kepada Anda?"Tanpa pikir panjang, dia langsung bersujud berkali-kali.Kerum
Read more

Bab 235

Jendela mobil diturunkan dan muncullah wajah Raisa."Liana, kebetulan sekali, ya? Kamu jalan-jalan sendirian?"Liana menggeleng, "Aku datang bersama Hamdan. Kamu sendiri?""Aku sama Pak Wawan sedang memilih hadiah," Raisa membuka pintu mobil. "Kalau kamu nggak ada urusan lain, ikut aku saja ya? Setelah selesai urusan Pak Wawan, aku traktir kamu minum teh sore."Liana tidak punya banyak teman, tetapi dia cukup dekat dengan Raisa.Jadi, tanpa menolak, dia naik ke mobilnya.Setelah memilih hadiah bersama Pak Wawan, mereka keluar dan bertemu dengan Hasan dan Lusi.Sepertinya mereka baru saja selesai berbelanja. Hasan membawa beberapa kantong besar, dengan logo merek terkenal.Bertemu di tempat seperti ini sebenarnya tidak terlalu memalukan.Yang memalukan adalah gaun yang dikenakan Lusi.Ternyata sama persis dengan yang dikenakan Raisa hari ini.Warna dan modelnya ... Liana bahkan curiga ukurannya pun sama.Namun, Liana ingat, saat melihatnya bersama Hasan tadi, dia jelas memakai gaun yang
Read more

Bab 236

Lalu, dia menarik Lusi ke toko di sebelahnya."Kak Hasan!" Lusi melepaskan tangannya, "Kak Hasan, apa kamu begitu takut padanya? Kita nggak melakukan kesalahan apa pun, gaun ini bukan miliknya! Aku suka gaun ini! Aku mau memakainya!"Dahi Hasan berkerut dalam, suaranya agak berat, "Lusi, dengarkan aku!""Aku nggak mau!" Lusi benar-benar menantang Raisa.Melihat situasinya memanas, Hasan mengeluarkan ponselnya. Setelah beberapa saat, dia berkata, "Aku sudah memesan tiket kereta untuk malam ini."Lusi terkejut, "Ke mana?""Pulang ke kampung halaman."Lusi membelalakkan mata, sangat tidak percaya dan langsung menolak, "Aku nggak mau pulang!"Bercanda!Dia sudah susah payah keluar dari desa kecil itu. Dia baru saja menginjakkan kaki di dunia yang baru, dan sekarang disuruh pulang?Hasan merapatkan bibirnya, "Pilihanmu, pulang atau ganti gaun ini."Hanya dua pilihan.Tidak ada pilihan lain.Mata Lusi penuh dengan air mata, "Kak Hasan ...."Tanpa berkata apa-apa lagi, Hasan berbalik masuk ke
Read more

Bab 237

Liana keluar dari kamar tidur, seluruh vila terasa sangat sepi.Setiap hari pada jam seperti ini, Hamdan akan mengurung dirinya di studio untuk berkarya.Sekali masuk, bisa berjam-jam di dalam.Dia baru keluar pada malam hari.Liana tidak pernah masuk ke studio lukisnya. Para pelayan keluarga Lewis juga mengatakan bahwa studio lukis Pak Hamdan adalah wilayah pribadinya. Bahkan Ferdi dan Hera pun tidak boleh masuk, apalagi orang lain.Liana mengambil tas dan jaketnya, lalu meninggalkan vila keluarga Lewis.Baru saja keluar dari gerbang, terdengar suara klakson dari belakang.Liana terkejut. Saat menoleh, sebuah mobil berwarna perak sedang mendekat.Jendela mobil diturunkan dan Liana melihat wajah yang sudah lama tidak dilihatnya."Handika ...."Siapa namanya ya?"Begitu cepat sudah melupakan aku?" Juwan duduk di dalam mobil, mengangkat alis sambil tersenyum padanya.Liana, "..."Memang benar dia melupakan namanya.Namun, wajah ini, dia masih mengenalnya."Kenapa kamu di sini?"Sambil me
Read more

Bab 238

Juwan berkata lagi, "Pak Yohan, segala sesuatu harus ada urutannya, aku belum selesai bicara dengan Liana."Yohan akhirnya meliriknya, "Hei, urusan keluarga Handika belum selesai, kamu masih punya waktu untuk mengurus urusan orang lain?"Juwan terdiam.Kemudian Yohan melihat tangan Juwan yang memegang Liana, tanpa emosi dia berkata, "Lepaskan!"Nada suaranya penuh dengan ancaman.Namun, karena Juwan memikirkan kerja sama di masa mendatang yang sebagian besar masih memerlukan bantuan Yohan, akhirnya dengan enggan dia melepaskan tangannya.Begitu dia melepaskannya, Liana langsung diangkat. Yohan menggendongnya keluar dari mobil."Pak Yohan ...." Liana berseru pelan.Di jalan raya yang ramai seperti ini, jika dilihat orang, bagaimana dia menjelaskan ini kepada Helena nanti?Yohan tampaknya tidak peduli sama sekali. Dengan wajah serius, dia menempatkan Liana di mobilnya.Setelah menutup pintu mobil, dia tidak melepaskan tangannya. Kedua tangannya masih melingkari pinggang Liana, matanya ju
Read more

Bab 239

Liana terkejut.Saat Yohan menyebutkan malam itu, dia merasa heran dan ragu.Karena dia merasa, Helena tidak mungkin memberi tahu Yohan.Namun, jika tidak, bagaimana menjelaskan perilaku Yohan saat ini?Jika bukan karena tahu tentang malam itu, dengan sifat Yohan yang tertutup, tidak mungkin dia bersikap begitu terbuka terhadap Liana.Tangan Yohan meluncur di perutnya, perlahan naik ....Liana ketakutan, gemetar, berkata dengan suara bergetar, "Pak Yohan, sikapmu ini akan menyakiti Helena."Yohan mengernyit, "Dia sudah bisa membawamu ke ranjangku, seharusnya dia tahu ini akan terjadi."Liana terkejut.Helena membawanya ke ranjang Yohan?"Liana, malam itu benar-benar kamu, 'kan!"Dia melihat perubahan emosi yang jelas pada Yohan, seperti kabut yang tersibak. Seulas senyum terukir di matanya, dan gerakan tangannya makin cepat dan berani."Sensasi inilah yang kucari." Tatapan Yohan makin dalam, bahkan berkilat penuh kegembiraan.Pada saat itu, Liana tiba-tiba menyadari, dari awal Yohan se
Read more

Bab 240

Apakah Yohan benar-benar berniat memeluknya terus seperti ini?"Tidak bisa!" Yohan langsung menolak tanpa berpikir, "Sekarang kamu nggak boleh banyak bergerak, tunggu sampai di rumah sakit, aku akan membawamu ke dokter."Lagi pula, setelah susah payah memeluknya, bagaimana mungkin Yohan rela melepaskannya?Yohan sudah membayangkan momen ini berkali-kali.Liana tidak bisa melakukan apa-apa, tidak bisa membujuknya. Selain itu, perutnya sakit, dia benar-benar tidak punya energi untuk berdebat dengan Yohan.Jadi Yohan membiarkan Liana bersandar dengan tenang dalam pelukannya.Sampai di rumah sakit, Yohan membawanya ke dokter.Setelah pemeriksaan selesai, dokter dengan wajah serius bertanya pada Yohan, "Bukankah sudah pernah diberi tahu? Tidak boleh melakukan aktivitas fisik yang berat!"Yohan berpikir sejenak, bertanya dengan serius, "Apakah ciuman, termasuk aktivitas fisik berat?"Dokter, "..."Untungnya, anak itu tidak apa-apa.Dokter mengatakan, ketidaknyamanan Liana mungkin karena dia
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
96
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status