Share

Bab 233

Penulis: Esther
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-16 16:20:08
Intinya, orang baru ini benar-benar tidak mengerti etika.

Setiap kali melihat tamu pria tampan dan kaya, dia langsung menempel seperti lem.

Bahkan karena ini, dia telah merebut banyak penjualan dari rekan kerja lainnya.

Banyak rekan kerjanya melaporkan masalah ini kepada manajer.

Namun manajer tersebut justru terpesona olehnya. Dia berhasil meningkatkan penjualan yang signifikan bagi toko, dan membuatnya jadi karyawan dengan penjualan tertinggi.

Manajer toko juga tidak bisa berbuat banyak terhadapnya.

Tidak disangka hari ini dia bertemu dengan lawan yang tangguh.

Tamparan dari Hamdan membuat staf lain diam-diam merasa sangat lega!

Satu per satu mereka berdiri jauh-jauh hanya untuk menonton, takut terlibat dalam masalah ini.

"Pak ..." Pramuniaga yang malang menutupi wajahnya dengan tangan, sambil tetap berpura-pura, dia menatap Hamdan dengan mata berkaca-kaca.

Hamdan meliriknya dengan tatapan dingin, "Siapa kamu, berani menghina orang yang datang bersamaku?"

Suaranya agak serak, tidak f
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 234

    Pramuniaga itu melirik Hamdan dan berkata, "Pak Hamdan, saya sudah menyadari kesalahan saya, dan Anda sudah menampar saya. Lihatlah wajah saya, sudah bengkak. Seharusnya Anda sudah tidak marah lagi, 'kan?""Liana melihat betapa bengkaknya wajah pramuniaga itu."Saat ini, bekas lima jari yang mencolok terlihat di pipi gadis itu.Apakah itu karena tamparan Hamdan?Liana melihat dengan heran ke arah Hamdan, yang tampak mengawasi pramuniaga itu dengan ekspresi mencekam.Meskipun pramuniaga itu menangis dengan sedih, matanya tetap dingin.Melihat tidak ada gunanya memohon, pramuniaga itu mencengkeram tangan Liana, "Kakak, saya benar-benar menyadari kesalahan saya. Saya harap Anda bisa memaafkan kesalahan saya kali ini. Saya benar-benar nggak mau dipecat!'""Dipecat?" Liana menatap Hamdan."Kalau memang tidak bisa ..." Pramuniaga itu menggigit bibir, tiba-tiba berlutut, "Bolehkah saya minta maaf dengan cara bersujud kepada Anda?"Tanpa pikir panjang, dia langsung bersujud berkali-kali.Kerum

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 235

    Jendela mobil diturunkan dan muncullah wajah Raisa."Liana, kebetulan sekali, ya? Kamu jalan-jalan sendirian?"Liana menggeleng, "Aku datang bersama Hamdan. Kamu sendiri?""Aku sama Pak Wawan sedang memilih hadiah," Raisa membuka pintu mobil. "Kalau kamu nggak ada urusan lain, ikut aku saja ya? Setelah selesai urusan Pak Wawan, aku traktir kamu minum teh sore."Liana tidak punya banyak teman, tetapi dia cukup dekat dengan Raisa.Jadi, tanpa menolak, dia naik ke mobilnya.Setelah memilih hadiah bersama Pak Wawan, mereka keluar dan bertemu dengan Hasan dan Lusi.Sepertinya mereka baru saja selesai berbelanja. Hasan membawa beberapa kantong besar, dengan logo merek terkenal.Bertemu di tempat seperti ini sebenarnya tidak terlalu memalukan.Yang memalukan adalah gaun yang dikenakan Lusi.Ternyata sama persis dengan yang dikenakan Raisa hari ini.Warna dan modelnya ... Liana bahkan curiga ukurannya pun sama.Namun, Liana ingat, saat melihatnya bersama Hasan tadi, dia jelas memakai gaun yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 236

    Lalu, dia menarik Lusi ke toko di sebelahnya."Kak Hasan!" Lusi melepaskan tangannya, "Kak Hasan, apa kamu begitu takut padanya? Kita nggak melakukan kesalahan apa pun, gaun ini bukan miliknya! Aku suka gaun ini! Aku mau memakainya!"Dahi Hasan berkerut dalam, suaranya agak berat, "Lusi, dengarkan aku!""Aku nggak mau!" Lusi benar-benar menantang Raisa.Melihat situasinya memanas, Hasan mengeluarkan ponselnya. Setelah beberapa saat, dia berkata, "Aku sudah memesan tiket kereta untuk malam ini."Lusi terkejut, "Ke mana?""Pulang ke kampung halaman."Lusi membelalakkan mata, sangat tidak percaya dan langsung menolak, "Aku nggak mau pulang!"Bercanda!Dia sudah susah payah keluar dari desa kecil itu. Dia baru saja menginjakkan kaki di dunia yang baru, dan sekarang disuruh pulang?Hasan merapatkan bibirnya, "Pilihanmu, pulang atau ganti gaun ini."Hanya dua pilihan.Tidak ada pilihan lain.Mata Lusi penuh dengan air mata, "Kak Hasan ...."Tanpa berkata apa-apa lagi, Hasan berbalik masuk ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 237

    Liana keluar dari kamar tidur, seluruh vila terasa sangat sepi.Setiap hari pada jam seperti ini, Hamdan akan mengurung dirinya di studio untuk berkarya.Sekali masuk, bisa berjam-jam di dalam.Dia baru keluar pada malam hari.Liana tidak pernah masuk ke studio lukisnya. Para pelayan keluarga Lewis juga mengatakan bahwa studio lukis Pak Hamdan adalah wilayah pribadinya. Bahkan Ferdi dan Hera pun tidak boleh masuk, apalagi orang lain.Liana mengambil tas dan jaketnya, lalu meninggalkan vila keluarga Lewis.Baru saja keluar dari gerbang, terdengar suara klakson dari belakang.Liana terkejut. Saat menoleh, sebuah mobil berwarna perak sedang mendekat.Jendela mobil diturunkan dan Liana melihat wajah yang sudah lama tidak dilihatnya."Handika ...."Siapa namanya ya?"Begitu cepat sudah melupakan aku?" Juwan duduk di dalam mobil, mengangkat alis sambil tersenyum padanya.Liana, "..."Memang benar dia melupakan namanya.Namun, wajah ini, dia masih mengenalnya."Kenapa kamu di sini?"Sambil me

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 238

    Juwan berkata lagi, "Pak Yohan, segala sesuatu harus ada urutannya, aku belum selesai bicara dengan Liana."Yohan akhirnya meliriknya, "Hei, urusan keluarga Handika belum selesai, kamu masih punya waktu untuk mengurus urusan orang lain?"Juwan terdiam.Kemudian Yohan melihat tangan Juwan yang memegang Liana, tanpa emosi dia berkata, "Lepaskan!"Nada suaranya penuh dengan ancaman.Namun, karena Juwan memikirkan kerja sama di masa mendatang yang sebagian besar masih memerlukan bantuan Yohan, akhirnya dengan enggan dia melepaskan tangannya.Begitu dia melepaskannya, Liana langsung diangkat. Yohan menggendongnya keluar dari mobil."Pak Yohan ...." Liana berseru pelan.Di jalan raya yang ramai seperti ini, jika dilihat orang, bagaimana dia menjelaskan ini kepada Helena nanti?Yohan tampaknya tidak peduli sama sekali. Dengan wajah serius, dia menempatkan Liana di mobilnya.Setelah menutup pintu mobil, dia tidak melepaskan tangannya. Kedua tangannya masih melingkari pinggang Liana, matanya ju

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 239

    Liana terkejut.Saat Yohan menyebutkan malam itu, dia merasa heran dan ragu.Karena dia merasa, Helena tidak mungkin memberi tahu Yohan.Namun, jika tidak, bagaimana menjelaskan perilaku Yohan saat ini?Jika bukan karena tahu tentang malam itu, dengan sifat Yohan yang tertutup, tidak mungkin dia bersikap begitu terbuka terhadap Liana.Tangan Yohan meluncur di perutnya, perlahan naik ....Liana ketakutan, gemetar, berkata dengan suara bergetar, "Pak Yohan, sikapmu ini akan menyakiti Helena."Yohan mengernyit, "Dia sudah bisa membawamu ke ranjangku, seharusnya dia tahu ini akan terjadi."Liana terkejut.Helena membawanya ke ranjang Yohan?"Liana, malam itu benar-benar kamu, 'kan!"Dia melihat perubahan emosi yang jelas pada Yohan, seperti kabut yang tersibak. Seulas senyum terukir di matanya, dan gerakan tangannya makin cepat dan berani."Sensasi inilah yang kucari." Tatapan Yohan makin dalam, bahkan berkilat penuh kegembiraan.Pada saat itu, Liana tiba-tiba menyadari, dari awal Yohan se

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 240

    Apakah Yohan benar-benar berniat memeluknya terus seperti ini?"Tidak bisa!" Yohan langsung menolak tanpa berpikir, "Sekarang kamu nggak boleh banyak bergerak, tunggu sampai di rumah sakit, aku akan membawamu ke dokter."Lagi pula, setelah susah payah memeluknya, bagaimana mungkin Yohan rela melepaskannya?Yohan sudah membayangkan momen ini berkali-kali.Liana tidak bisa melakukan apa-apa, tidak bisa membujuknya. Selain itu, perutnya sakit, dia benar-benar tidak punya energi untuk berdebat dengan Yohan.Jadi Yohan membiarkan Liana bersandar dengan tenang dalam pelukannya.Sampai di rumah sakit, Yohan membawanya ke dokter.Setelah pemeriksaan selesai, dokter dengan wajah serius bertanya pada Yohan, "Bukankah sudah pernah diberi tahu? Tidak boleh melakukan aktivitas fisik yang berat!"Yohan berpikir sejenak, bertanya dengan serius, "Apakah ciuman, termasuk aktivitas fisik berat?"Dokter, "..."Untungnya, anak itu tidak apa-apa.Dokter mengatakan, ketidaknyamanan Liana mungkin karena dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 241

    Liana mengangkat nomor tak dikenal itu, "Halo.""Liana, sudah lama nggak bertemu, maukah kita bertemu untuk minum teh sore ini?"Itu Helena!Mendengar suara ini, reaksi pertama Liana adalah melihat ke arah Yohan.Karena tidak menggunakan pengeras suara, Yohan tidak tahu siapa yang menelepon."Kamu ... ada urusan apa, ya?" Liana merasa cemas tanpa alasan."Ada sesuatu yang ingin aku ceritakan padamu, sepertinya aku ... hamil."Liana seperti disiram air dingin, tiba-tiba sadar dan hatinya terasa dingin.Tangannya yang memegang telepon tidak sengaja mengepal, "Benarkah? Selamat ya ....""Jadi, ada waktu untuk minum teh bersama?"Liana menunduk, "Maaf, sepertinya aku nggak punya waktu.""Baiklah. Mungkin lain kali?""Hm."Setelah menutup telepon, ekspresi Liana tidak terlalu baik.Yohan bertanya, "Siapa yang menelepon?"Liana tidak menjawabnya, dan tidak lagi menghindari tatapan matanya. Dengan suara yang tenang dia berkata, "Pak Yohan, lain kali jangan lagi mengatakan hal yang nggak masuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16

Bab terbaru

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 960

    Hasan mengambil pena dan memegang pergelangan tangannya dengan punggung tangan, "Apa yang kamu lakukan?"Lusi menangis, "Hasan! Kamu sudah menikah denganku selama setahun, tapi kamu belum pernah menyentuhku! Apa aku nggak boleh mencari pria lain untuk hiburan? Aku tahu kamu dipaksa menikah, tapi kita sudah menikah. Bisakah kamu menghormatiku sebagai istrimu?"Hasan menunduk, "Kenapa kamu membicarakan hal ini sekarang?"Lusi menggelengkan kepalanya, mendekat untuk memeluknya lagi, dan memohon, "Kak Hasan, aku khilaf, jadi aku melakukan hal seperti itu. Maafkan aku kali ini? Selama kamu jadi suami yang baik, aku berjanji padamu, aku nggak akan pernah keluar dan main-main lagi."Hasan mengulurkan tangan dan melepaskan tangannya, "Nggak perlu. Aku sudah membalas kebaikan keluarga Halim.""Nggak, nggak! Hutangmu pada keluarga Halim nggak akan pernah terbayar seumur hidup! Aku nggak mau bercerai! Kak Hasan, aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu. Aku cuma nggak bisa menahannya. Aku juga seo

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 959

    ....Tiga hari kemudian.Liana, Yohan, Sudar dan Raisa naik ke pesawat.Hasan kembali ke kampung halamannya dan mengadakan pernikahan.Reno bergegas kembali dari tempat lain dan setelah mempelajari semuanya, dia menghela napas, "Kalian semua sangat nggak berperasaan. Kalian pergi melihat aurora dan nggak mengajakku?"Ratna berdiri di sampingnya dan berkata, "Mereka pergi melihat aurora berpasangan. Itu hal yang sangat romantis. Kenapa mereka harus mengajakmu yang jomblo? Kamu mau buat permintaan?"Reno tertawa tak berdaya, "Bu, kenapa ibu sekarang begitu padaku? Mudah buat cari menantu. Putramu memberi isyarat, mereka yang mau jadi menantumu sudah antri sangat panjang!"Ratna melambaikan tangannya, "Aku nggak mau yang lain, aku cuma mau Sinta.""....""Kalau kamu nggak bisa menikahi Sinta, kamu melajang saja seumur hidupmu.""....""Kamu sendiri saja, sebaiknya kamu sendiri saja, sendiri juga lumayan bagus.""...."Malam itu, Reno mengetahui kalau dia telah diblokir oleh Sinta.Dia men

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 958

    "Nggak bisa," dia melambaikan tangannya, "Aku pusing sekali, aku nggak bisa berdiri. Aku akan tidur di sini."Sudar tidak memaksakannya. Dia menatapnya lama dan bertanya, "Bagaimana kalau aku menelepon pacarmu? Minta dia untuk menjemputmu?""Jangan!" teriak Raisa.Kata "pacar" benar-benar merupakan penghinaan besar baginya saat ini.Dia meringkuk dan bergumam pelan, "Aku nggak punya pacar lagi, aku putus ...."Suara musik terlalu keras dan Sudar tidak dapat mendengarnya.Namun, melihat bibir merah mudanya membuka dan menutup, dia penasaran dengan apa yang Raisa katakan, jadi dia berjongkok di depan sofa dan membungkuk untuk mendengarkan.Kali ini dia mendengar dengan jelas.Dia menyentuh wajah Raisa dengan jarinya dan berkata, "Putus?"Raisa setengah membuka matanya dan menatapnya terluka, "Ya."Sudar mengangkat alisnya, "Kenapa?""..." Raisa mengerucutkan bibirnya, tidak mau mengatakan apa pun.Sudar tersenyum dan berkata, "Kamu putus dengannya dan membuat dirimu seperti ini, nggak se

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 957

    Bar itu dikelola oleh dua bawahannya, dan kebetulan mereka berdua juga mengenal Raisa.Mereka berdua memperhatikan Raisa sejak dia masuk dan mengamatinya.Raisa memesan dua gelas anggur, duduk di bilik, dan mulai minum.Seorang pria di dekatnya datang untuk memulai percakapan, tetapi dia memarahinya.Mengutuk dan mengumpat, dan dia mulai menangis lagi.Melihat ada yang tidak beres, kedua pria itu segera menelepon Sudar.....Sepuluh menit berlalu. Liana dan Yohan sedang duduk di dalam mobil, tetapi Raisa tidak keluar.Setelah menunggu satu menit lagi, Liana mengulurkan tangan untuk menarik pintu mobil, "Nggak bisa, aku harus masuk dan mencari Raisa. Dia perempuan, bagaimana kalau dia diganggu?"Yohan berkata, "Aku akan menemanimu."Sebelum keduanya turun dari mobil, mereka mendengar deru sepeda motor yang melaju dari ujung jalan. Dalam waktu sepuluh detik, sebuah sepeda motor berwarna hitam menerobos angin. Seperti kilat hitam, dan meninggalkan bayangan di malam yang kabur.Saat sampai

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 956

    Raisa tumbuh dewasa dengan selalu dimanjakan oleh keluarganya, dan dia hanya pernah ditolak oleh Yohan.Semua orang di sekitarnya tahu perasaannya pada Hasan.Sekarang Hasan mau menikah dengan orang lain, ini adalah pukulan besar bagi Raisa.Tidak heran dia sangat sedih dan mendatangi mereka sambil menangis.Liana menghiburnya, "Jangan khawatir, Yohan akan menelepon dan mencari tahu apa yang terjadi. Hasan adalah bawahan Yohan, dan dia pasti akan mendengarkan Yohan."Kata-katanya sangat efektif. Setelah mendengar itu, Raisa perlahan-lahan berhenti menangis, "Tapi, Hasan pasti akan melakukan apa yang dia janjikan kepada orang lain. Apa dia benar-benar akan mendengarkan Kak Yohan?"Liana tidak bisa menjaminnya, tetapi dia ingin Yohan mencobanya.Mungkin saja ada rahasia lain.Mungkin saja Hasan bisa berubah pikiran.Mungkin saja.Sama seperti dia dan Yohan telah melalui begitu banyak hal di masa lalu, dan kesalahpahaman di tengah-tengah mereka sangat buruk, tetapi pada akhirnya semua aka

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 955

    Suara di seberang telepon sangat berisik, sementara di sisi Yansen sangat sunyi.Beberapa detik kemudian, Yansen memutuskan panggilan telepon itu.Dia mematikan ponselnya dan duduk sendiri di dalam mobil.Dia menunduk, memandang bunga tujuh warna yang kini menjadi spesimen di tangannya sambil tersenyum getir.Siapa yang menyangka, segala usahanya untuk mendapatkan bunga itu pada akhirnya malah membuat Josua yang menang?Yansen menyalakan mobilnya dan melaju kencang, menuju ke tepi pantai.Dia melemparkan bunga tujuh warna yang sangat berharga itu ke laut.Setelah melihat ombak mendorong botol itu menjauh dan perlahan tenggelam ke dasar laut, barulah Yansen berbalik dan pergi....Kabar tentang Linda dan Josua yang telah kembali rujuk tersebar sampai ke Kota Rogasa.Liana dan juga keluarga Reihano, semuanya senang mendengar kabar itu.Meskipun Ratna sempat agak keberatan, bagaimanapun juga, yang paling penting adalah kebahagiaan putrinya.Selain itu, dia juga tak bisa berkomentar banyak

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 954

    Yansen menyerahkan tabung berisi bunga tujuh warna itu dengan wajah sedikit memerah. "Linda, sebelum berangkat, aku membuat sebuah janji. Kalau aku bisa melihat bunga tujuh warna lagi dan berhasil membawanya kembali, aku akan menyatakan cinta kepada orang yang kusukai."Linda tertegun.Sebelum dia sempat mengatakan apa pun, Yansen sudah mengeluarkan sebuah cincin berlian, lalu berlutut dengan satu kaki di hadapannya. "Linda, aku menyukaimu. Sejak pertama kali aku melihatmu, aku sudah menyukaimu. Hanya saja karena berbagai alasan, aku selalu ragu untuk mengatakannya. Apakah kamu bersedia menjadi pacarku? Apakah kamu mau menikah denganku?""...."Situasi yang tiba-tiba ini membuat Linda bingung.Entah bagaimana, beberapa orang yang lewat mulai berkumpul dan bertepuk tangan sambil bersorak, "Terima dia, terima dia, terima dia ....""Aku ...." Linda tidak ingin mempermalukan Yansen, tetapi ...."Maaf, Yansen. Aku nggak bisa menerima pernyataan cintamu."Yansen tertegun.Linda berkata, "Seb

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 953

    Linda tahu bahwa Josua sedang mencoba menghiburnya. Padahal biasanya Josua sangat tahan sakit, tapi barusan dia tidak tahan lagi dan mengerang kesakitan ...."Sudahlah, cepat berbaring saja, jangan sampai lukamu terbuka lagi."Lengan Josua melingkari pinggang ramping Linda, menariknya ke dalam pelukannya dan mereka berbaring bersama di tempat tidur, "Temani aku berbaring."Karena insiden barusan, Linda tidak berani bergerak sembarangan, dan hanya berbaring diam dalam pelukan Josua.Tidak lama kemudian, keduanya tertidur....Linda merawat Josua di hotel selama dua hari, dan lukanya perlahan-lahan mulai membaik.Hari itu, ketika mereka sedang makan, seseorang datang melaporkan bahwa Yansen datang mencari Linda, dan sekarang dia sedang menunggu di lobi hotel.Linda meletakkan sendoknya, "Aku akan pergi sebentar."Saat dia baru saja bangkit, Josua langsung menarik lengannya dan berkata dengan wajah serius, "Nggak boleh pergi.""Dia mungkin ingin bicara denganku. Selain itu, saat di gunung

  • Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif   Bab 952

    Potongan kain berlumuran darah dan bola kapas berserakan begitu saja di lantai, bercak-bercak darahnya hampir mengering.Linda berjalan mendekati tempat tidur, dan tiba-tiba lututnya lemas. "Bruk" Dia pun jatuh terduduk.Linda meraih tangan yang terkulai di tepi ranjang dan menggenggamnya erat. "Josua, bukankah kamu belum minta maaf padaku? Bagaimana bisa kamu pergi selamanya?"Dengan tangan gemetar, dia membuka kain yang menutupi wajah Josua yang pucat tanpa darah. Air matanya mengalir deras tanpa bisa ditahan lagi.Linda bersandar di tepi tempat tidur, menangis tersedu-sedu dengan hati yang hancur."Josua, dasar bodoh! Kamu nggak menepati janji! Katanya kamu akan membujukku!""Aku bahkan belum sempat memaafkanmu, bagaimana bisa kamu pergi duluan?""Hidup kembali! Aku ingin kamu hidup lagi! Huhuhu ...."Linda menangis dengan sedih sekali, sama sekali tidak menyadari bahwa orang-orang yang tadi berdiri di sekitarnya telah diam-diam pergi. Sementara pria yang terbaring di tempat tidur,

DMCA.com Protection Status