Semua Bab Mual! Wajahku Merona Dimanjakan Bos yang Agresif: Bab 241 - Bab 250

960 Bab

Bab 241

Liana mengangkat nomor tak dikenal itu, "Halo.""Liana, sudah lama nggak bertemu, maukah kita bertemu untuk minum teh sore ini?"Itu Helena!Mendengar suara ini, reaksi pertama Liana adalah melihat ke arah Yohan.Karena tidak menggunakan pengeras suara, Yohan tidak tahu siapa yang menelepon."Kamu ... ada urusan apa, ya?" Liana merasa cemas tanpa alasan."Ada sesuatu yang ingin aku ceritakan padamu, sepertinya aku ... hamil."Liana seperti disiram air dingin, tiba-tiba sadar dan hatinya terasa dingin.Tangannya yang memegang telepon tidak sengaja mengepal, "Benarkah? Selamat ya ....""Jadi, ada waktu untuk minum teh bersama?"Liana menunduk, "Maaf, sepertinya aku nggak punya waktu.""Baiklah. Mungkin lain kali?""Hm."Setelah menutup telepon, ekspresi Liana tidak terlalu baik.Yohan bertanya, "Siapa yang menelepon?"Liana tidak menjawabnya, dan tidak lagi menghindari tatapan matanya. Dengan suara yang tenang dia berkata, "Pak Yohan, lain kali jangan lagi mengatakan hal yang nggak masuk
Baca selengkapnya

Bab 242

Yohan melihatnya sejenak, lalu memerintahkan sopir untuk berhenti, "Turun!"Liana, "..."Dia merasakan betul perubahan emosi yang ekstrem, dari sangat antusias menjadi sangat dingin....Di rumah sakit.Hari ini adalah jadwal Helena untuk memeriksa apakah embrionya telah menempel.Tidak disangka, dia bertemu dengan Liana dan Yohan di pintu.Dia melihat dengan matanya sendiri, Yohan menggendong Liana seperti memeluk barang berharga ke dalam mobil. Lalu dia melihat pintu mobil tertutup. Dia tidak tahu apa yang mereka lakukan di dalam mobil.Helena merasa cemburu sampai hampir gila.Meskipun sekarang dialah tunangan Yohan, kenapa Yohan tidak pernah melihatnya dengan serius, tetapi justru selalu memikirkan Liana?Meskipun Liana sudah pergi dari keluarga Lewis, sepertinya dia tidak bisa menghentikan perasaannya terhadap Liana.Apakah Liana memberitahunya tentang malam itu?Melihat mobil yang tertutup rapat, Helena mengeluarkan ponselnya dan menelepon Liana.Dia sengaja memberi tahu Liana te
Baca selengkapnya

Bab 243

Yohan tidak menghiraukan Reno, dia benar-benar tenggelam dalam dunia pekerjaannya.Reno menaruh gelasnya, berdiri hendak pergi.Akhirnya Yohan mengangkat kepala dari tumpukan berkas itu, "Mau ke mana kamu?""Aku pergi mencari kesenangan, Bro. Kalau terus berlama-lama di sini denganmu, aku bisa gila sendiri."Sambil berbicara, dia membuka pintu.Tepat saat itu dia bertemu dengan orang yang lewat di luar.Juwan yang berpakaian serba hitam, sedang memeluk seorang wanita cantik, berjalan melewati mereka, dan langkahnya sedikit terhenti ketika melihat Reno. Dia tersenyum sambil menyapa, "Kebetulan sekali, Kak Reno."Dahulu, ada kisah cinta yang hebat antara Reno dengan putri keluarga Handika, Laura.Saat itu, Juwan masih remaja.Dia sangat mengagumi Reno dan selalu memanggilnya kakak ipar setiap hari.Kemudian, Reno dan Laura putus, dan mereka jarang bertemu lagi.Sekarang, saat mereka bertemu lagi, mau tak mau Reno merasa sedikit terharu. Dia melihat ke arah wanita yang dipeluk oleh Juwan,
Baca selengkapnya

Bab 244

Namun, tidak peduli seberapa keras dia berteriak, Reno seolah-olah tidak mendengarnya. Dia langsung masuk ke dalam lift, lalu turun.Lusi ditarik masuk ke dalam ruangan oleh pemabuk itu.Setelah pintu ditutup, tangan pemabuk itu mulai menggerayangi tubuh Lusi.Lusi tidak membuat keributan lagi, dia langsung mengambil botol minuman di atas meja, dan memukul kepala pemabuk itu.Dengan suara keras, pemabuk itu langsung terjatuh .......Reno turun dengan lift, dan menunggu sekitar lima menit di lobi, lalu melihat Hasan datang dengan terburu-buru."Pak Reno, di mana Lusi?" Hasan tampak sangat gelisah.Terlihat jelas bahwa dia sangat peduli dengan Lusi.Reno memberi tahu nomor kamarnya, dan menggunakan kartu VIP-nya untuk membuka lift khusus.Mereka masuk bersama-sama ke dalam lift.Hasan masih terengah-engah.Reno memandangnya sekilas, "Apakah tunanganmu bekerja di sini?"Hasan terkejut sejenak, kemudian menggelengkan kepala, "Tidak.""Lalu kenapa dia mengenakan seragam kerja dari sini?"R
Baca selengkapnya

Bab 245

Yohan memicingkan matanya, "Anak itu bukan anakmu?"Dia telah berbisnis selama bertahun-tahun; jika dia tidak bisa melihat bahwa Juwan berbohong, maka sebaiknya dia berhenti saja.Juwan, "......"Apakah dia harus mengatakan ya, atau tidak?Saat dia bingung, Yohan sudah membuat kesimpulan, "Dia punya pria lain lagi?"Juwan, Hamdan, dia sendiri ....Siapa lagi?Juwan, "......"Setelah diam sejenak, dia berkata, "Setahuku, Liana bukan wanita sembarangan.""Benarkah?" tanya Yohan dingin, tatapannya tajam menusuk seperti anak panah. "Apa kamu sangat mengenalnya?""Bukan sangat mengenalnya, hanya pernah bertemu beberapa kali."Pernyataan ini terasa menusuk telinga Yohan."Apa maksudnya 'beberapa kali'?""Tiga atau empat kali, mungkin."Wajah Yohan seketika menjadi muram.Tiga atau empat kali?Dengan dia saja hanya satu kali.Itu pun kebetulan.Dengan Juwan saja bisa tiga atau empat kali, berarti dengan Hamdan lebih sering lagi?Liana, Liana, berapa banyak pria yang kamu miliki?...Hasan men
Baca selengkapnya

Bab 246

Waktu terus berjalan, tapi Lusi masih belum merasa mengantuk.Hasan mengangkat pergelangan tangannya untuk melihat waktu, "Aku benar-benar harus pergi bekerja ...."Lusi mengerutkan bibirnya, "Kak Hasan, boleh nggak aku main-main dengan ponselmu?"Hasan terkejut sejenak.Di ponselnya ada banyak fail pekerjaan.Biasanya dia tidak akan memberikannya begitu saja kepada orang lain.Hasan mengambil ponsel cadangan dari laci, "Kamu bisa main dengan ini.""Aku nggak mau." Lusi menolak, "Aku hanya ingin melihat ponselmu. Tenang saja, aku hanya ingin lihat-lihat, nggak akan sembarangan membuka yang lain-lain."Matanya penuh harap, seakan-akan jika Hasan menolak, dia akan kecewa.Hasan mengeluarkan ponselnya, membuka kuncinya, lalu memberikan pada Lusi, "Lihat apa yang kamu mau, kalau sudah nanti kembalikan padaku."Meskipun dia percaya pada Lusi, dia masih khawatir Lusi tidak sengaja melihat fail rahasia.Jadi, dia tetap berada di dekat wanita itu.Lusi mengambil ponselnya, pertama-tama melihat
Baca selengkapnya

Bab 247

"Kak Linda dan ibuku pergi ke pasar. Kamu mau masuk dulu menunggu?" Hardy mempersilakannya masuk.Liana tidak menggubrisnya, dia mengeluarkan ponsel, dan menelepon Linda.Telepon segera diangkat, dan suara Linda terdengar di seberang sana, "Liana?""Kak, kamu ada di mana?""Aku di pasar." Suara Linda sedikit berisik di seberang sana, "Ada apa?""Hari ini aku nggak ada acara, jadi aku mau mampir ke tempatmu.""Oh, datanglah. Aku akan memasak makan siang untukmu," kata Linda. Kemudian dia teringat sesuatu, "Oh ya, ibu dan adik laki-laki Candra datang ke Kota Rogasa, aku belum sempat memberitahumu. Sekarang aku bersama ibunya di pasar, adik laki-lakinya Hardy ada di rumah. Kalau kamu bertemu dengannya, jangan takut."Liana melirik Hardy sekilas, dalam hatinya mengatakan, 'Sudah bertemu.'Namun, dia tidak mengatakan itu kepada Linda, dia hanya menjawab, "Baiklah."Setelah telepon ditutup, Hardy berkata, "Bagaimana? Sudah dikonfirmasi? Aku bukan orang jahat, 'kan?"Liana mengerutkan kening,
Baca selengkapnya

Bab 248

Linda menutup telepon, membeli dua ekor ikan dan beberapa sayuran.Lalu dia pergi membeli stroberi.Namun ibu mertuanya, Julia, menariknya dengan kasar, "Untuk apa kamu beli ini?"Dia melirik harga stroberi dan hampir melotot, "Ya ampun, di tempat kami nggak ada yang makan ini, di sini malah dijual seharga 160 ribu per kilogram? Ini namanya perampokan."Linda berkata, "Bu, stroberi musim ini memang harganya seperti itu. Di mana pun sama saja."Sambil berkata begitu, dia mengambil kantong dan hendak memilih stroberi.Julia menarik kantong itu, "Makanan yang begitu mahal, apa bisa membuatmu jadi dewa? Kalau kamu mau makan buah, di depan gerbang ada yang jual apel, 20 ribu untuk tiga kilogram. Dengan 160 ribu saja kamu bisa membeli 24 kilogram apel. Apa nggak lebih menguntungkan?"Linda mengambil kembali kantong lain, "Bukan aku yang mau makan.""Ini untuk Candra?" Wajah Julia sedikit lebih baik, "Kalau begitu ... belilah sedikit saja, coba-coba saja, jangan beli terlalu banyak, cari uang
Baca selengkapnya

Bab 249

Linda tertawa, "Mereka baru saja datang beberapa hari yang lalu. Ibunya mendengar aku sedang hamil, jadi dia ingin datang melihat sendiri.""Mereka akan tinggal beberapa hari, lalu pulang?" tanya Liana."Sepertinya begitu," kata Linda. "Mereka baru datang, aku juga nggak enak bertanya. Rasanya seperti mengusir mereka pergi. Memangnya ada apa?"Liana diam.Kesannya terhadap Candra sudah buruk, terutama kesannya tentang Julia.Ada ungkapan: Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.Liana sangat sulit percaya tentang keluarga asli Candra.Meskipun dia belum menikah, dia juga tahu hubungan mertua dan menantu adalah masalah lama.Satu orang Candra sudah cukup.Sekarang ada lagi Julia dan Hardy.Dia benar-benar mengkhawatirkan kakaknya.Kakak beradik itu berbicara beberapa saat di dapur, kemudian Julia masuk."Liana, makan siang di sini hari ini ya? Bagus, kakakmu sudah membeli sayuran. Kami akan menyiapkannya di dapur. Liana, kenapa nggak duduk dulu di sofa di luar, menonton TV atau mengobrol deng
Baca selengkapnya

Bab 250

Liana terpaku dan membalikkan badannya, tepat untuk melihat Hardy sedang tersenyum.Senyuman itu seperti senyum kemenangan yang penuh tipu daya.Liana tahu dia melakukannya dengan sengaja.Dia segera menarik tangannya kembali dan berjalan cepat meninggalkan tempat itu.Hardy masih terpesona dengan sentuhan lembut tadi. Dia tidak pernah menyangka tangan Liana begitu halus. Hanya sekali pegangan sudah membuat hatinya berdebar-debar.Sebelum dia sadar, Liana sudah berlari menuju pintu masuk apartemen.Senyum di wajahnya makin lepas, dia berlari ke arah Liana, "Liana, tunggu sebentar!"...Liana tak berani menunggunya.Dia masuk ke lorong, cepat-cepat menekan tombol lift beberapa kali.Ketika pintu lift terbuka, dia langsung menerjang masuk.Namun, tanpa disengaja, dia terjatuh ke pelukan seseorang."Maaf ...."Kata "maaf" masih tercekat di tenggorokannya, Liana tiba-tiba terdiam.Dengan tak percaya, dia menatap orang yang berdiri di depannya. Sejenak dia merasa seperti sedang bermimpi."P
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2324252627
...
96
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status