All Chapters of Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan : Chapter 61 - Chapter 70
167 Chapters
Bab 61. Firasat kalian benar.
Pria yang bernama Doni itu hanya bisa pasrah dan menjawab semua pertanyaan dengan kebenaran."Saya hanya disuruh, Tuan. Saya tidak mungkin menolak, atau saya akan kehilangan pekerjaan.""Kamu tahu yang kamu lakukan itu salah kaprah? Bukan hanya mengkhianati perusahaan, tetapi juga seluruh karyawan Cabang X ini!"Doni hanya menunduk.Riko membuka buku rekening atas nama pria di hadapannya itu, tebakannya sama sekali tidak meleset. Sejumlah uang dari perusahaan yang terkirim ke rekening ini telah ditransfer ke rekening atas nama Alex."Kamu bukan hanya akan dipecat, tapi kamu juga akan dipenjara dengan kasus penggelapan uang perusahaan, penipuan gaji karyawan, dan memalsukan tanda tangan Tuan Gara!"Doni gemetaran dan memohon ampunan."Ampuni saya, Tuan. Ampuni saya, saya salah. Tolong jangan penjarakan saya. Saya tobat Tuan, saya tobat!""Itu sudah menjadi konsekuensi yang harus kamu terima!"Tiba-tiba Doni berdiri dan berteriak dengan lantang. "Jika saya ditangkap, kenapa Tuan Alex ti
Read more
Bab 62. Kedatangan tamu.
Mia menatap suaminya dengan pandangan terkejut, kemudian meraih kertas-kertas itu dan meneliti. Meskipun dia tidak terlalu paham, tetapi melihat buku rekening yang telah di print oleh pihak Bank, dan nominal-nominal transferan disana, Mia langsung paham."Jadi? Alex benar-benar korupsi?" Dia menoleh pada Gara."Bukan hanya Korupsi, tetapi memakan gaji seluruh karyawan sampai beberapa bulan terakhir."Mia benar-benar tercengang, dia menggelengkan kepalanya."Ternyata suami Dinda seperti itu. Aku tidak menyangka sebelumnya.""Lalu bagaimana menurutmu?" Gara bertanya."Kamu harus menghentikannya, dia patut bertanggung jawab! Jangan memikirkan tidak enak pada kami. Meskipun dia sudah menjadi keluarga kita, tapi dia tetap salah. Ini gaji karyawan, kasihan mereka. Mereka punya keluarga. Alex juga sudah membuat perusahaan merugi. Bukan uang puluhan juta lagi, tapi milyaran!"Gara mengangguk. "Baiklah, jika kamu tidak keberatan, maka aku akan mengurusnya. Dia memang harus mempertanggungjawab
Read more
Bab 63. Mereka ditipu.
Alex sedikit tercengang. "Izin?""Ya. Surat izin." Kembali notaris itu menjelaskan."Kami membeli lahan itu. Jadi kami berkuasa penuh. Untuk apa meminta izin dan kepada siapa harus meminta izin?" Jawab Alex."Membeli? Membeli dari siapa maksud bapak Alex?""Dari pihak pertama. Kami juga punya bukti sertifikat yang sudah kami tandatangani dan sudah atas nama saya sendiri."Notaris itu mendengus. "Bolehkah kami melihat sertifikat itu?"Alex menoleh pada Dinda. "Ambil surat Sertifikat tanah itu sayang. Siapa tahu, bapak-bapak ini tertarik dengan tanah kita."Dengan penuh semangat, Dinda melangkah ke kamar untuk mengambil surat Sertifikat itu.Tidak butuh waktu lama, Dinda sudah kembali dengan Surat Sertifikat itu dan menyerahkan kepada Notaris. Notaris meneliti dan kemudian menyerahkan kepada Kuasa hukum.Kuasa Hukum itu mulai memeriksa dan melempar surat itu ke atas meja."Surat ini palsu. Anda telah tertipu, Bapak Alex!"Seketika Alex dan Dinda tercengang."Maksudnya?" Mereka bertanya
Read more
Bab 64. Membuat rencana.
"Pihak polisi sedang mencari mereka, Pak. Tapi mereka sudah kabur.""Mereka?""Kan pada saat penandatanganan surat itu banyak pihak yang terlibat. Para saksi dan juga aparat desa kampung sebelah. Ternyata mereka semua sekelompok penipu.""Terus bagaimana tanggapan dari pihak PT Koba-X?" Tanya Dinda."Tidak ada tuntunan apa-apa karena aku disini juga adalah korban penipuan. Tapi," Alex menjeda kalimat, sedikit ragu melanjutkan. Dia khawatir jika Dinda bisa syok, apalagi saat ini dia sedang hamil muda."Tapi apa, Mas…""Din, kita harus merelakan bangunan itu dihancurkan. Karena tanah itu akan segera digunakan oleh mereka untuk lahan pertambangan.""Ya Ampun…" Dinda langsung histeris."Terus? Kita tidak dapat ganti rugi apapun, begitu?"Alex menggelengkan kepalanya, “Ini murni kesalahan kita yang teledor. Mana PT Koba-X mau tau!"Lemas sudah tubuh Dinda. Baru saja dia menikmati peran sebagai istri seorang pengusaha, ternyata sudah bangkrut saja.Bukan tidak banyak mereka mengeluarkan uan
Read more
Bab 65. Menjebak Alex
Tetapi, bukannya mendapatkan kontak Mia, dia malah mendapatkan cacian dari Silvia. "Heh, ada keperluan saja kamu telpon ya? Kalau tidak ada saja, kontak kami kamu blokir! Dasar anak tidak tahu diri!" Umpat yang disana."Aduh Mbak.. Jangan marah dulu. Ini urusannya lagi darurat. Tolonglah mengerti. Aku ada perlu dengan mbak Mia. Tolong ya?""Tolong-tolong jidatmu itu! Kenapa? Kamu sudah bangkrut? Mau minta tolong pada mereka? Tidak tahu malu! Kami saja tidak ada yang berani minta tolong pada mereka, karena tahu diri!"Deg! Bangkrut?Dada Dinda bergetar ketika Silvia mengatakan itu. Tapi dia tidak ingin putus asa."Tidak usah banyak bicara dulu! Cepat bagi nomor Mia!""Kamu tahu tidak, gara-gara hutang untuk pesta kamu itu, ibu harus menggadaikan sertifikat rumah ini! Barang-barang dirumah juga sudah disita semua oleh paman Wahyu. Apa kamu memikirkan itu, Dinda? Disini menderita!" Silvia begitu marah."Aduh, mbak Silvia. Aku bukan tidak memikirkan kalian, tapi disini aku sedang meri
Read more
Bab 66. Is the back.
Mia mengangguk, tangannya mulai mengetik pesan, tetapi dia berhenti dan menoleh lagi."Gara, jika begini apa kita sudah menjebak Alex?" Gara mendengus. "Tadinya aku pikir begitu. Tapi jika dipikir ulang, dari pada harus menjemput dia di kampung halamannya. Itu akan sangat menyakitkan hati istri dan keluarganya. Dia juga akan sangat malu di kampungnya. Aku tidak sekejam itu. Biarlah, anggap kita memberi sedikit keringanan. Biar bagaimanapun juga, dia masih kerabat kita."Mia mengerti sekarang, yang dikatakan suaminya ada benarnya. Alex memang bersalah, dia pantas dihukum sesuai kesalahannya tapi tidak harus mempermalukan dia dihadapan para tetangganya secara langsung, meskipun cepat atau lambat semua orang pasti akan tahu nantinya.Mia mengetik pesan kepada Dinda sesuai dengan apa yang dikatakan Gara.Sementara Gara, segera menghubungi Riko untuk memberitahu rencana."Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan?""Tentu, Tuan. Anda tidak perlu khawatir." Jawab Riko.Dinda disana tersenyum l
Read more
Bab 67. Menggali kuburannya sendiri.
Alex menyisihkan rasa khawatirnya dan melangkah masuk mengikuti langkah Direktur Keuangan.Jantung Alex kembali berdebar ketika direktur keuangan ternyata membawanya ke ruangannya kerja yang biasa ia tempati.Alex mulai khawatir lagi.Pikirannya langsung melayang kepada LLaptopnya. Dia lupa-lupa ingat, apakah bukti-bukti transferan dana perusahaan sudah dihapusnya atau belum?Bagaimana kalau belum? Bagaimana kalau Wakil Presdir memeriksanya? Bisa kacau!Tidak, tidak! Wakil Presdir tidak mungkin selancang itu, bukan?Kembali Alex menepis kekhawatirannya."Permisi Tuan. Tuan Alex sudah datang." Ucap Direktur Keuangan."Suruh masuk saja." Jawab Riko."Silahkan Tuan." Direktur Keuangan mempersilahkan Alex.Lagi-lagi jantung Alex berdegup, kali ini lebih kencang. Riko tersenyum ke arahnya. Tetapi yang membuat jantungnya berdegup hebat adalah, benda yang ada di hadapan Riko dan sedang terbuka itu adalah Laptop miliknya."Selamat datang kembali Pemimpin Alex? Bagaimana kabar anda selama ini
Read more
Bab 68. Alex dipenjara.
"Iya, Din. Sekarang aku ditahan di Polres dan sedang menunggu proses sidang."Seperti ada lima petir yang menyambar kepala Dinda sekaligus. Tubuhnya langsung bergetar saking terkejutnya "Astaga, Mas….!" Dinda menjerit histeris."Tidak mungkin, Mas! Tidak mungkin! Bagaimana nasibku kalau kamu sampai dipenjara?""Maafkan aku, Din. Maafkan aku." Terdengar Alex menangis disana.Karena jeritan Dinda yang begitu kencang, Bapak dan Ibu terkejut dan segera berlari menghampiri Dinda."Dinda. Ada apa?""Pak.. Mas Alex. Mas Alex ditangkap Polisi." Dinda sudah tidak bisa sekedar untuk menangis. Dia sangat syok dan mendadak kepala sangat pusing. Pada akhirnya dia jatuh tak sadarkan diri tertangkap tangan Ibu."Dinda. Dinda.. Ya Ampun, Nak?" Bu Marni menepuk-nepuk pipi Dinda."Mbak Dinda kenapa, Bu?" Fiah muncul dari belakang dan langsung bertanya."Cepat Ambil minyak kayu putih!" Perintah Ibu. Fiah segera pergi mencari.Bapak mengambil ponsel Dinda."Halo, Lex. Kamu masih disitu?""Iya, Pak. Dind
Read more
Bab 69. Ketukan palu dari hakim.
Atau jangan-jangan Dinda sudah tau kalau suaminya Korupsi dan malah mendukungnya?Di dalam kamar, tangan Dinda mulai bergerak. Matanya terbuka perlahan. Setelah terbuka semua dan mulai sadar sepenuhnya, Dinda langsung bangun dengan spontan."Dinda. Pelan-pelan. Kamu baru sadar dari pingsan." Ucap ibu yang dari tadi belum beranjak dari sisinya."Mas Alex bagaimana, Bu? Apa benar-benar akan di penjara?" Dinda langsung bertanya.Ibu mengangguk pelan. "Bapak tadi sudah bicara dengan Pihak Polisi yang menangkap Alex. Katanya tinggal menunggu proses hukum. Alex sudah dinyatakan bersalah. Kamu yang tabah m ya. Mungkin ini cobaan rumah tangga kalian.""Ya Ampun Mas Alex… Kenapa bodoh sekali! Kalau begini bagaimana dengan nasibku! Aku sedang hamil, Bu. Kalau Mas Alex di penjara itu pasti bertahun-tahun lamanya. Tidak mungkin kalau cuma satu tahun!" Dinda menangis histeris.Hatinya dipenuhi sesak dan penyesalan yang teramat parah. Bukan dia tidak tahu jika suaminya telah melakukan korupsi, tapi
Read more
Bab 70. Sepuluh tahun?
Nasi sudah menjadi bubur! Tidak bisa berharap untuk menjadi nasi utuh kembali.Benar kata orang jika penyesalan itu adanya di belakang. Jika ada di depan, itu namanya pendaftaran. Keputusan sidang ini bukan hanya meluluh-lantakkan hidup Alex sendiri dengan sekejap, namun juga menghancurkan perasaan keluarganya yang ada kampung.Bapak yang mendapatkan langsung kabar ini dari Komandan Kepolisian di Lapas Tahanan dimana Alex dipenjara, hanya bisa pasrah. Bagaimanapun juga dia tidak dapat menolong Putranya. Alex bersalah.Sementara Dinda, dia menjerit-jerit histeris dan menangis meraung-raung.Semalaman dia berdoa. Dia tahu pasti jika suaminya telah keliru dan bersalah, tidak akan mungkin dibebaskan dengan begitu mudah. Tapi Dinda Masih berharap jika Hukuman Alex akan sedikit ringan atau minimal dua atau tiga tahunan saja.Sepuluh tahun? Yang benar saja?Sepuluh tahun adalah masa yang sangat panjang bagi Dinda. Bahkan dia tidak bisa membayangkan nasib dirinya untuk hari-hari kedepannya a
Read more
PREV
1
...
56789
...
17
DMCA.com Protection Status