Home / Romansa / Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan / Chapter 341 - Chapter 350

All Chapters of Menantu Miskin Itu Ternyata Sultan: Chapter 341 - Chapter 350

405 Chapters

Bab 341. Kepergok

Hingga suatu hari, pada saat itu Bu Fat sudah melupakan desas desus tentang perselingkuhan anak menantunya."Kok masih sisa banyak sih tumben, pecelnya?" Bu Fat mengeluh. Hari ini memang sedang sepi pembeli, sayuran mateng untuk pecel jualannya masih sisa banyak. Tapi kemudian dia tersenyum ketika mengingat Menantunya."Kasih Rani saja. Sekalian nengokin Laras. " Ujarnya, menyebut nama cucunya, anak Rani yang masih berusia sekitar setengah tahunan.Bu Fat membungkus pecel, lalu pergi keluar untuk mengambil motor.“Aduh! Kok kempes bannya?"Dia kembali mengeluh saat melihat ban motornya kempes. Dia menatap ban motor dan bungkusan plastik putih di tangannya secara bergantian.Dia menoleh saat ada seorang pembeli datang. Kebetulan itu masih tetangga Rani."Beli mie ayamnya, Bu.""Duh, udah tak tutup. Ayamnya habis. Ini rencana mau ke rumah cucunya. Malah ban motor kempes. Motor satunya lagi di bawa Bapaknya ke kebun.""Oalah. Yo wes gak apa. Sini bonceng aku saja kalau mau kesana. Tar pu
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

Bab 342. Apanya yang salah paham?

Tentu itu langsung mengundang warga yang terkejut mendengar Keributan dari rumah Rani. Beberapa pria dan wanita pun berlari ke rumah Rani."Bu Fat, ada apa?" Mereka bertanya, Bu Fat sudah membuka pintu depan dan keluar dengan menggendong cucunya."Rani, itu! Lonte dasar! Anak ditelantarkan, demi dia bisa pacaran!""Pacaran bagaimana?" Beberapa orang bingung dengan ucapan Bu Fat."Pacaran atau kelon, gak tau! Tapi jelas dia sedang di kamar sama seorang pria! Apa itu namanya kalau gak lonte! Dasar perempuan gak baik!"Bu Fat kembali marah."Enggak Bu. Aku gak begitu. Ini cuma salah paham." Rani sudah menangis."Apanya yang salah paham? Dasar kamu itu yang memang gatel! Dulu kamu merebut Andi dari Istrinya. Sekarang kamu masih istrinya Andi, tapi mau jadi pelakor lagi!" Bu Fat kembali memaki Rani.Untuk menangani masalah ini, Pak RT mengambil keputusan untuk memanggil Edo. Mereka disidang secara kekeluargaan.Tetapi disini, Edo menyangkal. Dia tetap mengatakan tidak punya hubungan apa-ap
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

Bab 343. Sumpah untuk pelakor

Hingga hari kembali berlalu. Asih sudah mulai melupakan sakit hati karena kebohongan Andi dan keluarganya. Tetapi deritanya tak berakhir sampai disini rupanya. Hubungan terlarang suaminya dan Gadis bernama Rani itu semakin jauh. Beberapa kali Asih bahkan melihat dengan mata kepala sendiri, suaminya pergi berboncengan motor dengan Rani.Saat ditanya, Andi malah marah-marah dan mengatakan hanya sekedar mencari hiburan saja."Hiburan jangan sama perempuan, Mas! Kamu menyakiti hatiku!""Halah, kamu ini lebay. Kalau kamu gak terima, ya pergi sana! Malah nanti aku bakal nikahi Rani. Aku sudah terlanjur suka sama dia!""Astagfirullahaladzim.." Asih memegangi dadanya yang terasa sangat nyeri."Ya Allah, mas. Jadi maumu gimana? Mau melanjutkan hubungan kamu dengan Rani? Malu, Mas. Malu sama orang. Kalian jadi omongan di seluruh kampung!"Asih masih berusaha menasehati suaminya. Karena memang benar, hubungan suaminya dan Gadis bernama Rani itu sudah menjadi omongan banyak orang."Mau bagaimana
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

Bab 344. Pinjam Uang Sama Nita

"Hah, apa?" Rani terkejut dan panik setengah mati. Pasalnya setelah beberapa hari yang lalu Asih mendatanginya, kemarin Bu Fat juga mendatanginya dan menegurnya. Bahkan sempat memakinya."Aduh! Bagaimana ini, Mas? Aku takut!" Tentu Rani ketakutan setengah mati."Ikut aku pergi malam ini atau kamu bisa habis di tangan Asih."Karena tidak tahu harus meminta tolong pada siapa, Rani pun menurut saja saat Andi membawanya pergi dan menyembunyikannya dan di suatu tempat.Entah kenapa pada saat itu Rani terlalu menurut saja dengan Andi. Entah Karena dia masih polos atau dia memang sudah terpengaruh oleh hal lain.Di tempat persembunyian itu, awal dimana Andi mulai memanfaatkan keadaan. Hingga Rani hamil satu bulan. Pada akhirnya, mau tidak mau Rani menuntut Andi untuk menikahinya di tempat saudara Rani. Karena pada saat itu orang tuanya menentang Mereka.Ini adalah hal yang memang di tunggu oleh Andi.Lalu setelah mereka menikah siri, Andi membawa pulang Rani. Rani berpikir semua akan menerim
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

Bab 345. Warung pojok meresahkan masyarakat

"Edo?" Nita sedikit terkejut. Dia sudah tau Edo yang dimaksud Rani ini. Mantan pacar Rani dulu saat di kampung. Dan memang merantau disini. Pria ini juga yang sudah membuat Rani diceraikan oleh suaminya."Iya Mas Edo. Hanya dia yang sekarang masih mau peduli denganku dan anakku. Selama aku diceraikan oleh Andi, dia yang sering kasih aku dan anakku makan. Andi boro-boro mau peduli sama anaknya."Nita mendengus, "Edo bukannya punya anak istri di kampung?" Tanya Nita."Punya. Anaknya udah dua." Jawab Rani."Hati-hati ran, berhubungan dengan suami orang. Sebagai teman, aku cuma ingin mengingatkan. Kamu sudah pernah merasakan bagaimana sakitnya suami kamu di rebut wanita lain. Kalau bisa, cari teman dekat pria yang single. Kan banyak. Aku cuma mau mengingatkan. Takut kamu terbawa perasaan dengan kebaikan Edo."Rani mengangguk. "Insyaallah Nita. Aku juga tidak mau kok, mengulang kesalahan yang dulu." Rani menjawab demikian dengan lembut.Nita menarik nafas lega, tadinya dia takut Rani tersi
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

Bab 346. Anak yatim-piatu.

Nita merasa sedih, anaknya seperti anak yang tak terurus lagi. Orang tuanya sibuk mencari uang. Dia melirik suaminya yang sibuk dengan beberapa pembeli. Dia tidak bisa menyalahkan Heru. Gemilang memang sudah mulai aktif, semenjak sudah bisa berjalan lancar.Sepertinya Nita mulai memikirkan sesuatu. Dia tidak akan mungkin berdiam lagi melihat anaknya terus diajak bekerja seperti ini. Gemilang bukan lagi bayi yang hanya akan diam saja saat di gendong sambil melayani pembeli atau bayi yang sudah akan anteng saat di taruh di roda Rolling.Anaknya sudah pandai berjalan kesana kemari dan butuh pengawasan yang ketat."Ya Allah, Anakku!" Heru yang melihat Nita sudah membuka baju gemilang yang penuh tepung pun ikut terkejut dan mendekat."Maafkan Ayah ya Nak. Ya Allah, Gemilang main tepung? Pantes kok gak ngak-ngek saat ditinggal. Untung gak di makan." Ucap Heru. Lalu keluar dari toko untuk mengambil ganti di dalam rumah."Maafkan aku ya Dek. Tadi aku sibuk sama pembeli. Nggak liat Gelimang ma
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

Bab 347. Menawarkan pekerjaan

"Kasihan kadang lihat Gita. Gak tega. Keluarga dari ibu memang gak punya, keluarga dari ayahnya tidak peduli. Kadang nangis saya lihat anak itu. Anak gadis, harus ikut ke ti. Untung Gita itu anaknya patuh dan penurut. Gak neko neko dan mau kerja keras." Ujar Ibu itu kembali."Kenapa nggak cari kerja lain saja, Bu. Di toko mungkin. Atau di mana gitu." Ucap Nita."Hehe. Waktu itu dia ditawari mbak. Sempat kerja satu bulan di pangkal. Tapi gak betah, gaji 1 juta. Kerja dari pagi hingga malam. Urus dua anak sama rumah. Anak sekecil itu, tenaga belum terlalu kuat. Dia sampai sakit, Mbak. Pulang dalam keadaan demam dan maag kambuh. Mana gajinya gak di kasih. Katanya harus kerja tiga bulan dulu baru dibayarkan. Jadi Gita lebih memilih ikut cari timah saja. Meskipun paling dapat uang 2 ratus satu Minggu, tapi dia gak ninggalin adiknya. Adiknya kalau malem suka nangis kalau dia gak ada."Nita hampir berurai air mata mendengar cerita Bu Mila. Ternyata, kepergian Mbak Susi meninggalkan penderita
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

Bab 348. Selalu takut bernasib sama

Bu Mila menoleh, sedikit terkejut. "Mbak Nita? Ada apa ya?" Bu Mila buru-buru mencuci tangannya dan mengelapnya. "Angkat dulu sayurnya. Udah matang kok." Ujar Bu Mila pada Gita, lalu segera pergi ke depan untuk menemui Nita. "Walah, Mbak Nita to. Ya Ampun. Saya pikir tadi tukang koperasi." Bu Mila langsung duduk bersimpuh di atas tikar tepat di depan Nita yang juga duduk bersimpuh. "Iya, Bu. Mengganggu ya?" Jawab Nita tersenyum ramah. "Eh, enggak kok. Tadi lagi masak sayur. Baru mateng. Tapi ngomong-ngomong, ini ada apa ya? Kok tumben mbak Nita kesini?" Tanya Bu Mila. Nita kembali mengulas senyum. Lalu menarik nafas panjang dahulu. Kebetulan saat ini Gita keluar dan ikut duduk di samping Bu Mila. "Jadi begini Bu Mila, Gita. Aku tadi sengaja kesini mau menawarkan pekerjaan untuk Gita. Siapa tau Gita bersedia, kerja di rumahku momong Gemilang. Cuma khusus momong saja kok. Tidak lainnya." Gita dan Bu Mila saling pandang. Nita kembali berkata, "Gemilang sudah mulai aktif, B
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

Bab 349. Teringat masa lalu

"Iya. Aku berangkat ngaji ya mbak." Anisa berpamitan, menyalami Gita dan berlari ke belakang mencari neneknya untuk berpamitan."Belajar ngaji yang benar, Anisa! Jangan ribut ya? Nanti dimarah bapaknya Alif!" Seru Neneknya, menyebut nama guru ngaji yang mengajar ngaji anak-anak di kampung itu dengan sukarela di rumahnya."Iya Nek." Jawab Anisa berlari kecil menuju rumah Alif. Disanalah para anak anak di kampung ini belajar mengaji. Mulai dari Iqro hingga Al-Qur'an. Bapaknya Alif yang bernama Mang Carmin ini memang dengan ikhlas mengajar ngaji bersama istrinya di rumahnya tanpa pamrih. Tanpa memungut bayaran atau iuran sepeserpun. Tapi orang tua dari anak-anak itu tidak tinggal diam atau pasrah saja. Mereka berinisiatif sendiri dengan ikhlas pun sering memberi amplop setiap bulannya pada mang Carmin.Meskipun mang Carmin menolak, tapi mereka memaksa."Sekedar untuk bantu beli token listrik, bapak Alif. Saya ini tidak bermaksud membayar. Kami ini sudah sangat berterimakasih sekali, anak
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

Bab 350. Kejadian Yang menimpa Sang ayah

Gita mengangguk patuh, diam di depan televisi yang baru boleh dinyalakan.Susi berjalan ke arah TI, yang memang tak terlalu jauh dari rumah mereka.Sampai di pondok tempat suaminya bekerja, dia tidak mendapati suaminya. Pondok itu gelap gulita. Biasanya meskipun mereka memang sering pulang malam, pondok akan terang karena ada bohlam kecil yang mereka nyalakan dengan sebuah Aki.Susi berjalan pelan menuju mesin TI yang tak jauh dari pondok. Dia mendengar suara mesin masih hidup, tapi tanpa ada lampu satupun yang menyala."Mas Nasri! Mas Imam!" Dia berteriak dari atas memanggil suaminya dan teman kerja suaminya. Tidak ada sahutan."Astagfirullahaladzim..! Mereka kemana sih?" Susi merasa semakin khawatir. Panggilannya yang semakin kencang dan berulang kali tak ada sahutan. Untuk turun ke bawah, Susi merasa takut karena gelap dan licin. Dengan perasaan yang mulai tak tentu arah, Susi kembali ke kampung dan segera ke rumah pak RT."Mbak Susi, ada apa?" Pak RT tampak terkejut melihat kedata
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more
PREV
1
...
3334353637
...
41
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status