Share

Bab 341. Kepergok

Hingga suatu hari, pada saat itu Bu Fat sudah melupakan desas desus tentang perselingkuhan anak menantunya.

"Kok masih sisa banyak sih tumben, pecelnya?" Bu Fat mengeluh. Hari ini memang sedang sepi pembeli, sayuran mateng untuk pecel jualannya masih sisa banyak. Tapi kemudian dia tersenyum ketika mengingat Menantunya.

"Kasih Rani saja. Sekalian nengokin Laras. " Ujarnya, menyebut nama cucunya, anak Rani yang masih berusia sekitar setengah tahunan.

Bu Fat membungkus pecel, lalu pergi keluar untuk mengambil motor.

“Aduh! Kok kempes bannya?"

Dia kembali mengeluh saat melihat ban motornya kempes. Dia menatap ban motor dan bungkusan plastik putih di tangannya secara bergantian.

Dia menoleh saat ada seorang pembeli datang. Kebetulan itu masih tetangga Rani.

"Beli mie ayamnya, Bu."

"Duh, udah tak tutup. Ayamnya habis. Ini rencana mau ke rumah cucunya. Malah ban motor kempes. Motor satunya lagi di bawa Bapaknya ke kebun."

"Oalah. Yo wes gak apa. Sini bonceng aku saja kalau mau kesana. Tar pu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status