"Bapak Ranu Wijaya adalah majikan saya dulu," ujar Evelyn, membuat Delia terbelalak. "Ra-Ranu?" Delia tergagap. "Dia adalah mendiang suamiku." "Betul sekali." Evelyn tersenyum lebar. Namun, bagi Delia, senyum itu tampak menakutkan. "Ta-tapi, aku tidak pernah melihatmu di rumah. Kamu bekerja sebagai apa? Asisten rumah tangga, atau ...." "Saya bekerja di rumah utama, sedangkan Bapak Ranu menempatkan Anda di villa," terang Evelyn, memotong kalimat Delia begitu saja. "Oh, pantas saja. Kita tidak pernah bertemu," gumam Delia seraya mundur beberapa langkah, menjauh dari Evelyn. "Lalu, pesan dari siapa yang ingin kamu sampaikan?" "Oh, itu." Evelyn kembali tersenyum. "Kemarin waktu Nyonya Besar menyuruh saya ke pasar, tanpa sengaja saya bertemu dengan anak angkat Pak Ranu. Namanya Rimba. Anda masih ingat, kan?" "Rimba?" ulang Delia. "Iya, Rimba. Pemuda yang Anda usir beberapa hari setelah berpulangnya Pak Ranu," terang Evelyn. "Jadi ... dia sekarang ada di Jakarta?" desis D
Baca selengkapnya