All Chapters of Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar : Chapter 61 - Chapter 70

118 Chapters

61 Jati Diri Saya yang Sebenarnya

Selanjutnya Callisto terpaksa menunggui Vhea yang sedang makan disuapi asisten rumah tangga Clerin. Bukan dia tidak sayang pada bocah itu, tapi dia tidak tega saja jika dirinya terus berpura-pura menjadi ayahnya.Clerin tiba di rumah ketika Vhea baru saja tertidur di pangkuan Callisto.“Hari ini saya tidak masuk kerja lagi,” kata Callisto dingin sebagai ucapan selamat datangnya.“Maaf, ternyata berkasnya lebih banyak daripada yang saya kira.” Clerin beralasan. “Bagus sekali,” sahut Callisto dengan wajah muram. “akhirnya pertemuan saya dengan Pak Shanendra batal.”Clerin menunjukkan wajah bersalahnya saat dia menatap Callisto.“Kamu tenang saja, tadi Pak Shanendra juga berhalangan hadir.” Dia memberi tahu. “jadi yang datang adalah orang suruhannya.”“Kenapa beliau tidak datang?” selidik Callisto seakan tidak percaya.“Entahlah ... katanya putri tunggalnya sedang sakit, begitu yang saya dengar.” Clerin menjelaskan. “Saya mandi dulu ya, setelah itu kita gantian menunggui Vhea.”Callisto
Read more

62 Sikap Seorang Putri Milyuner

“Mangkal?” potong Yolla galak sambil berkacak pinggang. “Kalau Anda cuma mau cari ribut sama saya, mendingan Anda segera pergi dari sini!”Callisto kembali tidak menggubris Yolla dan malah berjalan memutari mobilnya dengan saksama. Yolla terus berkacak pinggang sementara Callisto memeriksa satu per satu ban mobilnya.“Sudah deh, kalau Anda tidak paham mobil ... Anda tidak perlu sok baik di depan saya seperti ini,” kata Yolla pedas.Callisto mendongak.“Apa seperti ini sikap seorang putri milyuner yang terkenal itu, Pak Shanendra?” komentarnya dingin, kemudian dia mengalihkan wajahnya lagi.Yolla terperanjat ketika Callisto menyebut nama belakang ayahnya.“Apa maksudnya ... terkenal?” tanya Yolla tidak mengerti.“Maksud saya Pak Shanendra yang terkenal,” ralat Callisto tanpa menoleh. “Bukan Anda.”Yolla mendengus, dia tidak berharap bahwa Callisto akan menanggapi pertanyaannya dengan serius.“D
Read more

63 Pria Paling Menyebalkan

“Tidak perlu,” sahut Yolla ketus. “Terima kasih atas bantuan Anda.” Callisto memandang Yolla dengan ekspresi yang tidak terbaca. “Saya akan ganti seluruh biaya servisnya kalau mobil saya sudah diantar ke kantor,” kata Yolla lagi. “Sekarang silakan Anda pergi dari sini.” “Hari sudah mau gelap,” ujar Callisto. “Anda mau pulang pakai apa?” Yolla balas memandang Callisto dengan gerah. “Anda ini ... selalu mau tahu urusan orang!” hujatnya. “Pergi saja sana!” Callisto menajamkan matanya begitu Yolla mengusirnya dengan terang-terangan, setelah itu dia berbalik pergi menuju mobilnya sendiri. Yolla mencebikkan bibirnya ketika mobil sport warna putih bersih milik Callisto melaju meninggalkannya sendirian di tepi jalan. “Dasar nggak bertanggung jawab!” gerutu Yolla kesal sembari memandang bagian belakang mobil Callisto yang menjauh. “Dipaksa kek gimana caranya biar aku mau ikut! Pria macam apa dia, nggak peka sama sekali ....” Yolla sudah tidak dapat berpikir jernih lagi, meskip
Read more

64 Bisa Menimbulkan Bencana?

Yolla cepat-cepat mengambil alih telepon dari ruangannya.“Pak Callisto, tolong mobil saya di antar ke salon kemarin saja!” pinta Yolla.Yolla berjalan mondar-mandir di ruangannya. Dia sudah berusaha keras meminta Callisto untuk mengantar mobilnya ke salon Sisty saja, tetapi dari suaranya pria itu tetap ngotot ingin mampir ke kantor.“Bisa gawat kalau papa bertemu sama Callisto,” gumam Yolla dengan wajah gelisah. “Apalagi kalau bertemu Ifan ... Callisto kan mirip banget sama Byanz.”Yolla cepat-cepat meraih gagang telepon dan menghubungi Callisto kembali, dia harus mencegah pria itu datang ke kantornya dengan cara apa pun.“Halo?” Suara datar Callisto menyambut ketika hubungan berhasil tersambung.“Pak Callisto, tolong jangan ke kantor saya!” pinta Yolla sungguh-sungguh. “Atau begini saja, biar saya ambil sendiri mobilnya. Anda tinggal bilang di mana alamat bengkelnya ....”“Kenapa begitu?” tanya Callisto dengan suara ya
Read more

65 Semirip Apa?

Kini Yolla sudah tidak tahan lagi, segera didorongnya Callisto ke belakang dengan kasar. “Saya ditabrak orang, memangnya mata Anda ke mana?” sewotnya dengan emosi tinggi sampai ke ubun-ubun. Sebelum keributan semakin meluas dan menjadikannya bahan tontonan, Callisto buru-buru menarik tangan Yolla ke salah satu meja yang kosong. “Duduk,” suruhnya tegas, tapi Yolla tetap bergeming. “Siapa Anda, berani ngatur-ngatur saya?” tantang Yolla, dia tak gentar sedikitpun dengan tatapan tajam yang dilayangkan Callisto kepadanya. “Jangan bersikap seperti orang yang tidak berpendidikan,” kata Callisto sembari melepas tangan Yolla. “Kalau Anda tidak mau duduk, terserah. Berdiri saja terus sampai urusan kita selesai.” Yolla mengertakkan giginya, ini tidaklah berjalan sesuai harapannya. Dia pikir Callisto akan membujuknya sampai hatinya luluh dan mengalah, tapi ternyata tidak demikian. Pria
Read more

66 Keluarga yang Menunggu

Clerin tercekat.“Sampai kapan saya harus berpura-pura menjadi ayah Vhea?” tanya Callisto. “Untuk sekadar memberinya perhatian, saya tidak keberatan. Tapi ini sudah terlalu jauh, Bu Clerin. Kalau ternyata ... saya ini sudah beristri, bagaimana?” Clerin diam sejenak sembari memikirkan kata-kata yang pas untuk mematahkan opini Callisto tentang masa lalunya. “Kalau kamu memang punya keluarga, atau istri, mereka pasti akan mencari kamu ke semua pelosok tempat.” Dia menarik napas. “Tapi sejak saya menemukan kamu sampai sekarang, saya belum mendengar berita tentang orang yang mencari anggota keluarganya yang hilang.” Kali ini giliran Callisto yang terdiam, kekerasan hatinya selalu bisa dilemahkan oleh fakta menyakitkan ini. Tentang dirinya yang seakan tidak diharapkan untuk kembali pulang oleh keluarga aslinya. “Saya mau mengajukan cuti setidaknya satu minggu,” pinta Callisto setelah terdiam selama be
Read more

67 Koper yang Tertukar

“Cocok sekali,” komentar Yolla angkuh. “berenang sambil mancing kerusuhan.” Sisty nyengir tanpa suara ke arah sahabatnya. Sementara itu Yolla memandang Callisto dengan tatapan curiga. “Anda ini selalu mengikuti saya ke mana-mana, ya?” komentar Yolla penuh percaya diri. Callisto balas menatapnya datar. “Saya tidak punya waktu untuk hal-hal yang tidak penting semacam itu,” katanya tenang. “Jangankan membuntuti orang, memikirkannya saja saya tidak sempat.” Sisty bahkan sampai melongo saat mendengar perdebatan kecil di antara mereka. “Sombong amat,” desis Yolla. “Tidak lebih sombong dibandingkan yang bicara,” balas Callisto. “Eh, udah! Ayo, ketinggalan teman-teman nanti!” Sisty menengahi pertikaian kecil itu. “Yol, ayo!” Yolla melempar prandangan galak ke arah Callisto, kemudian
Read more

68 Bukan Suami Istri

Di tempat lainnya, Yolla hampir saja membanting ponsel yang dipegangnya ke tanah. Belum juga sempat terbanting, ponselnya sudah berdering nyaring kembali.“Halo, Yol?” Suara Sisty langsung terdengar ketika Yolla menjawab panggilannya. “Gimana, kamu bisa nyusul aku, kan?” “Nggak tahu Sis,” jawab Yolla. “Si Callisto itu biang masalahnya, dia salah ambil koper aku ....” “Ya terus gimana dong Yol?” tanya Sisty dengan nada tidak bersemangat. “Kamu masih lama? Ini kita sebentar lagi pesawatnya.” “Nggak apa-apa, kamu sama yang lain berangkat aja tanpa aku.” Yolla mencoba mengikhlaskan. “Ini si Callisto malah seenaknya nutup telepon aku.” “Apa aku suruh pesawatnya buat ngetem sebentar lagi ya, Yol?” tanya Sisty, mencoba memberikan solusi. “Ngawur kamu, memangnya angkot? Udah deh Sis, kamu sama yang lain senang-senang aja.” Yolla menarik napas. “Palingan aku nitip oleh-oleh kayak biasa.” “Ya udahlah, terus urusan kamu sama
Read more

69 Tidak Bisa Ingat

Mendengar jawaban jujur dari sopir taksi yang mereka perebutkan, Yolla dan Callisto sontak terpaku. Hingga Yolla dan Callisto mencapai kesepakatan tak tertulis untuk mengakhiri sengketa mereka. “Jadi, Anda berdua mau ke mana?” tanya sopir taksi itu ramah. “biar saya antar secara bergiliran.” Yolla melirik ke arah Callisto yang duduk sambil melipat kedua tangannya di dada. “Ladies first,” ucap Callisto tanpa menoleh. Di saat pria itu mempersilakannya, Yolla justru kebingungan mau pergi ke mana. Tidak mungkin kan dia pulang ke rumah seawal ini? Apalagi izin dari Sony sudah susah payah dia dapatkan. “Ke rumah sakit saja, Pak.” Yolla menyebutkan tempat tujuannya, sementara Callisto diam dengan wajah heran. “Sudah saya duga,” komentarnya setelah terdiam selama beberapa saat. “kalau ternyata Anda memang sakit.” Yolla menoleh dengan garang. “Saya tidak sakit ....” “Sakit pikirannya,” poton
Read more

70 Kamar yang Berbeda

“Duit cash tinggal segini,” gumam Yolla sambil melirik isi dompetnya setelah sopir taksi itu berlalu pergi.“Sedekah itu yang ikhlas,” komentar Callisto sambil ngeloyor pergi.Yolla melempar pandang sangat bengis ke arah punggung Callisto yang menjauh.“Kenapa aku jadi nyasar ke pantai ini juga sih?” gerutu Yolla sambil mengentakkan kakinya ke tanah, seakan berharap ada jin yang keluar untuk mengabulkan tiga permintaan darinya. Mau tak mau dia terpaksa menyeret kopernya dalam kebingungan mencari penginapan yang sesuai dengan kelas sosialnya.“Penginapannya, Bu?”“Tivi, kipas angin, kamar mandi di dalam!”“Murah Bu, mari ....”“Kamar mandi pribadi, kipas, silakan Bu ....”Yolla hanya melirik sekilas kepada para pemilik penginapan yang sibuk menawarkan fasilitas kepadanya setiap kali dia lewat dan pada para pengunjung yang berdatangan.“Duh ... mana sih hotel dekat sini?” gerutu Yolla sembari merasakan tumitnya mulai menjerit protes. Dalam hati dia
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status