Semua Bab Cinta Sang Dokter Miliuner: Bab 11 - Bab 20

39 Bab

BAB 11 Kebingungan Devon

Kebingungan DevonRaya terlihat menyeruput kuah mie cupnya yang masih mengepul, lalu menunjukkan ekspresi kepanasan."Apapun niatmu, aku ucapkan terimakasih, aku harap kamu tidak menginginkan apapun dariku," ucap Raya yang terdengar blakblakan.Devon mengarahkan matanya pada Raya."Hah, apa yang kamu katakan, aku baik padamu karena kasihan, aku khawatir kamu akan sakit," ucap Devon."Baiklah, seperti yang pernah aku katakan, aku bisa mengenali barang asli dan tidak, juga termasuk seseorang," ucap Raya."Ya, tapi itu mustahil, butuh keahlian khusus untuk itu," ucap Devon."Coba lihat itu, dua orang pria yang berteduh di depan toserba,” ucap Raya seraya mengarahkan matanya pada orang yang dia tuju.“Mereka bekerja di butik yang letaknya tiga blok dari sini. Pria yang satu melepas sepatunya, mendekap di depan dada, seolah ingin melindungi sepatu yang baginya cukup berharga, daripada digunakan untuk melindungi kakinya. Sedangkan yang satunya, seolah tidak peduli, walaupun sepatunya basah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-02
Baca selengkapnya

BAB 12 Apa Dia Dokter?

Apa Dia Dokter?Setelah ambulans pergi, Devon segera menemui Raya yang sudah berada di toserba."Sekali lagi kamu mengejutkanku," ucap Devon."Kamu melakukannya dengan baik," lanjut Devon."Hmmm, pramuka, ya pramuka, kamu harus ikut kegiatan pramuka supaya bisa melakukan apa saja, terutama keahlian bertahan hidup di situasi darurat," ucap Raya seraya mengulaskan senyum sempurna, lalu terlihat kembali menata beberapa barang."Pramuka, ya pramuka, aku akan berusaha untuk mempercayainya," ucap Devon. Devon terlihat meletakkan sesuatu di atas meja kasir, itu adalah obat yang baru saja dibelinya dari apotik."Ini untukmu," Devon terlihat menyodorkan sebotol minuman yang merupakan vitamin untuk daya tahan tubuh."Terimakasih," ucap Raya seraya menerima minuman botol itu.“Aku sudah menebus obat ibuku,” ucap Devon."Obat apa itu?” tanya Raya."Ini," ucap Devon yang kemudian memasukkan obat untuk ibunya ke dalam saku celana."Alprazolam, apa ibumu mengkonsumsi itu?" tanya Raya yang terlihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-02
Baca selengkapnya

BAB 13 Masa Lalu Datang Lagi

Masa Lalu Datang Lagi Raya menjatuhkan tubuhnya, lalu mulai menangis sejadi jadinya. "Kenapa kamu harus datang lagi Radit, setelah aku berusaha mati matian untuk melupakan semuanya," gumam Raya yang terus saja menghujani pipinya dengan air mata. Pilu, sedih, semua perasaan bersatu padu. Ingatan masa lalu mulai bermunculan dan hal ini membuatnya tidak mampu menguasai dirinya. *** Jam makan siang tiba, Raya bersiap untuk segera meluncur ke rumah sakit untuk menemui ibu Rahma. Dia terlihat berjalan ke arah motornya, mengambil helm, lalu memasang di kepala. Raya segera naik ke atas motor kesayangannya itu, menaikkan standar samping, bersiap menekan knob starter motor. Tidak lama setelah itu, terdengar suara ponsel berbunyi. Suara ponsel berasal dari dalam tas ranselnya. Raya kembali menurunkan standar, lalu melepas helm yang sudah terpasang. Raya menarik tas ransel yang dipakainya, lalu mengambil ponsel yang terus saja berbunyi. Di layar ponsel muncul nama Devon, Raya mengerutkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-02
Baca selengkapnya

BAB 14 Lima Tahun Lalu

Lima Tahun LaluTanpa terasa air mata Raya menetes, dia mulai mengingat kembali peristiwa lima tahun lalu yang menimbulkan trauma mendalam dalam dirinya, juga menjadi penyebab berubahnya segala hal dalam hidupnya. Raya mengingat kenangan manis sekaligus pahit itu, ketika mereka berdua berada di dalam sebuah kamar, berci-uman panas, lalu bergu-mul di tempat tidur, hingga Raya mengabaikan telephone penting yang dia sesali hingga saat ini. Hanya karena hasrat berci-nta, yang merupakan keinginan sesaat, dia harus membayarnya dengan perasaan bersalah yang terus dibawanya seumur hidup.Raya mengingat kenangan manis sekaligus pahit itu, sepenggal waktu yang mengisi kehidupannya, merubah jalan hidupnya dan juga urusan percintaannya.Lima tahun yang lalu.Malam itu Raya terlihat di rumah sakit, tepatnya di ruang jaga dokter. Dia terlihat membuka lokernya, mengambil tas juga kotak kecil berbentuk persegi dengan pita warna merah muda. Itu adalah kado yang sudah disiapkannya sejak satu bulan yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-05
Baca selengkapnya

BAB 15 Sebuah Peristiwa

Sebuah Peristiwa"Apa kamu berjaga sendiri?" tanya ibu itu."Tidak, sebagian ada di ruang unit gawat darurat, sebagian lagi ada di nurse station yang satunya," ucap perawat Putri. "Apa setiap malam ada dokter yang bertugas?" tanya ibu itu."Tentu, ada satu dokter yang selalu berjaga, dan ada beberapa dokter yang siap dipanggil ketika ada keadaan darurat," penjelasan perawat Putri."Baguslah kalau begitu,"'ucap ibu itu.Di ruang jaga dokter, terlihat dokter Megan sudah menenggak sebotol collagen drink, rasanya cukup enak, campuran buah berry yang menyegarkan. "Ah, sepertinya aku bisa meminum satu lagi, rasanya cukup enak," ucap Megan yang kemudian meraih botol kedua collagen drink. Dengan yakin dan tanpa pikir panjang, dokter Megan menenggak minuman di botol kedua itu. ***Raya dan Radit terlihat berada di sebuah restoran mahal, mereka di sana untuk berkencan sekaligus merayakan ulang tahun Radit."Selamat ulang tahun," ucap Raya seraya menyodorkan kotak kado yang sudah disiapkanny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-05
Baca selengkapnya

BAB 16 Peristiwa Mengerikan

Peristiwa MengerikanRaya bergegas melakukan apa yang bisa dilakukannya untuk menyelamatkan anak kecil itu, walaupun dia tahu kondisinya begitu parah."Dok, dokter anak (dokter Feronika) sudah dalam perjalanan. Sedangkan dokter bedah bersedia datang besok pagi," ucap perawat."Apa yang mereka pikirkan," ucap Raya kesal."Dok, anak laki laki itu mengalami henti jantung," ucap perawat memberikan informasi mengenai status anak itu. Melihat situasinya, Raya memutuskan untuk melakukan cardio pulmonary resusitation (CPR) berusaha untuk menyelamatkannya. Kompresi itu dilakukan Raya dengan menggunakan kedua tangannya, sebaik mungkin.CPR adalah prosedur penyelamatan jiwa yang digunakan pada keadaan gawat darurat, ketika detak jantung dan pernapasan berhenti. Ketika jantung berhenti memompa darah, suplai oksigen menjadi terganggu, dan dapat menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit.Raya berusaha sebisa mungkin untuk menyelamatkan anak itu, bahkan matanya mulai merah, tidak lagi kuat me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-05
Baca selengkapnya

BAB 17 Tidak Ingin Melepaskan

Tidak Ingin MelepaskanBeberapa saat Raya terlena, kembali pada perasaannya yang lama. Dia merasakan bahwa Radit benar benar masih begitu mencintainya. Tapi dia tahu betul, dia belum bisa mengendalikan dirinya, dia tidak bisa lagi menjadi seorang dokter yang hebat.Raya mendorong lembut tubuh Radit, bi-bir itu pun terlepas."Aku harus pergi," ucap Raya yang kemudian meraih tasnya, berjalan ke luar tanpa mempedulikan Radit yang masih belum percaya dengan keputusan Raya untuk pergi. Radit kembali ke JakartaRaya keluar dari kamar hotel tempat Radit menginap. Dengan perasaan yang campur aduk, antara rindu, kebahagiaan karena bertemu dengan Raya, juga ada perasaan benci, ketakutan, semua menjadi satu. Sesekali Raya terlihat mengusap sisa air mata yang masih menetes. Dia berjalan cepat menuju ke arah motornya terparkir. Menaiki motor itu, lalu melaju ke tempat kerjanya, karena jam sudah menunjukkan pukul tiga sore.Raya menancap motornya, lebih cepat dari biasanya. Dia menarik gas lebih
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-07
Baca selengkapnya

BAB 18 Cerita Di Kedai Ayam Siang Tadi

Cerita Di Kedai Ayam Siang Tadi"Kamu masih di sini?" tanya Anna yang mendapati Radit masih berada di depan kedai ayam setelah bertemu dengan Raya."Aku akan menunggunya," ucap Radit."Tunggulah, setelah jam makan siang dia akan pergi," ucap Anna."Oh iya, apa Raya sudah menikah?" tanya Radit berusaha menelisik, mencari informasi mengenai Raya."Apa? Menikah? Yang benar saja, dia bahkan tidak memiliki kekasih, dia terlalu sibuk bekerja," ucap Anna."Benarkah begitu? Baguslah?" Ucap Radit seraya tersenyum lega."Apa kamu menyukainya?" Tanya Anna yang juga menelisik."Begitulah," jawab Radit singkat."Raya itu sangat misterius, banyak sekali yang ingin berkencan dengannya, tapi selalu dia tolak, dia lebih memilih menghabiskan waktu untuk bekerja. Bayangkan saja, setelah dari kedai ayam cepat saji, dia akan bekerja di toserba 69 hingga jam sebelas malam, dia tidak akan memiliki waktu untuk berkencan," ucap Anna."Begitu rupanya," ucap Radit."Ya sudah, kamu boleh menunggu di sini, tapi j
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-07
Baca selengkapnya

BAB 19 Sebuah Edukasi Benar

Sebuah Edukasi BenarDevon melihat ke arah meja dan juga kursi yang ada di dekat jendela kaca. Di sana ada laptop yang masih menyala, juga sebuah buku yang cukup tebal.“Kamu sedang mengerjakan sesuatu?” tanya Devon“Ya, hanya menulis sesuatu saja, mengisi beberapa blog bebas dan ulasan bebas. Menyalurkan hobi,” ucap Raya.“Hobi? Wah, kamu memang memiliki banyak rahasia,” ucap Devon yang kemudian mendekat ke arah laptop Raya yang masih menyala, lalu melihat ke sebelahnya, ada buku tebal berjudul obstetri dan ginekologi, juga beberapa buku lain.“Wah, kamu membaca banyak buku buku kesehatan? Ini buku mahasiswa kedokteran,” ucap Devon seraya meraih buku buku tebal yang ada di sana.“Ya, membaca akan membuat kita lebih pintar,” ucap Raya seraya tersenyum.Devon mengarahkan matanya pada laptop itu, dia melihat beberapa situs kesehatan terbuka di sana, juga ada interaksi Tanya jawab. Devon melihat akun Raya sebagai seorang dokter.“Dokter Raya?” Tanya Devon.“Oh, aku hanya mengisi beberapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-07
Baca selengkapnya

BAB 20 Diremehkan

DiremehkanPagi hari, Raya sudah bersiap untuk pergi bekerja di restoran ayam cepat saji."Raya, ambilkan susu dietku di salon Madona, aku harus meminumnya untuk menjaga bentuk tubuhku," ucap Rohaya, ibu tiri Raya."Kamu bisa mengambilnya sendiri, aku harus bekerja," ucap Raya."Raya, apa kamu tidak lihat, aku tidak bisa pergi kemanapun, tidak ada motor apalagi mobil. Aku juga harus mengerjakan pekerjaan rumah yang sangat melelahkan ini, lagi pula siapa yang akan membantu bapakmu bekerja, bapakmu melakukannya sendiri," ucap Rohaya.“Ayah masih sehat, dia bisa mengerjakannya sendiri,” ucap Raya kesal.“Kamu ini, apa kamu ingin menjadi anak durhaka,” ucap Rohaya.“Kamu pikir kamu ibuku?” Tanya Raya kesal."Kamu tinggal di sini, sudah seharusnya melakukan itu, jangan mengeluh," lanjut Raya seraya tersenyum yang terkesan dipaksakan. "Kamu ini, kamu harus mengambilkannya, aku ini ibumu, kamu harus menghormatiku," ucap Rohaya yang juga menunjukkan ekspresi kesal."Kamu mau mendengarkan oce
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status