Beranda / Romansa / Cinta Sang Dokter Miliuner / BAB 14 Lima Tahun Lalu

Share

BAB 14 Lima Tahun Lalu

Penulis: Nietha_setiaji
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-05 13:29:14

Lima Tahun Lalu

Tanpa terasa air mata Raya menetes, dia mulai mengingat kembali peristiwa lima tahun lalu yang menimbulkan trauma mendalam dalam dirinya, juga menjadi penyebab berubahnya segala hal dalam hidupnya.

Raya mengingat kenangan manis sekaligus pahit itu, ketika mereka berdua berada di dalam sebuah kamar, berci-uman panas, lalu bergu-mul di tempat tidur, hingga Raya mengabaikan telephone penting yang dia sesali hingga saat ini. Hanya karena hasrat berci-nta, yang merupakan keinginan sesaat, dia harus membayarnya dengan perasaan bersalah yang terus dibawanya seumur hidup.

Raya mengingat kenangan manis sekaligus pahit itu, sepenggal waktu yang mengisi kehidupannya, merubah jalan hidupnya dan juga urusan percintaannya.

Lima tahun yang lalu.

Malam itu Raya terlihat di rumah sakit, tepatnya di ruang jaga dokter. Dia terlihat membuka lokernya, mengambil tas juga kotak kecil berbentuk persegi dengan pita warna merah muda. Itu adalah kado yang sudah disiapkannya sejak satu bulan yan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Cinta Sang Dokter Miliuner   BAB 15 Sebuah Peristiwa

    Sebuah Peristiwa"Apa kamu berjaga sendiri?" tanya ibu itu."Tidak, sebagian ada di ruang unit gawat darurat, sebagian lagi ada di nurse station yang satunya," ucap perawat Putri. "Apa setiap malam ada dokter yang bertugas?" tanya ibu itu."Tentu, ada satu dokter yang selalu berjaga, dan ada beberapa dokter yang siap dipanggil ketika ada keadaan darurat," penjelasan perawat Putri."Baguslah kalau begitu,"'ucap ibu itu.Di ruang jaga dokter, terlihat dokter Megan sudah menenggak sebotol collagen drink, rasanya cukup enak, campuran buah berry yang menyegarkan. "Ah, sepertinya aku bisa meminum satu lagi, rasanya cukup enak," ucap Megan yang kemudian meraih botol kedua collagen drink. Dengan yakin dan tanpa pikir panjang, dokter Megan menenggak minuman di botol kedua itu. ***Raya dan Radit terlihat berada di sebuah restoran mahal, mereka di sana untuk berkencan sekaligus merayakan ulang tahun Radit."Selamat ulang tahun," ucap Raya seraya menyodorkan kotak kado yang sudah disiapkanny

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05
  • Cinta Sang Dokter Miliuner   BAB 16 Peristiwa Mengerikan

    Peristiwa MengerikanRaya bergegas melakukan apa yang bisa dilakukannya untuk menyelamatkan anak kecil itu, walaupun dia tahu kondisinya begitu parah."Dok, dokter anak (dokter Feronika) sudah dalam perjalanan. Sedangkan dokter bedah bersedia datang besok pagi," ucap perawat."Apa yang mereka pikirkan," ucap Raya kesal."Dok, anak laki laki itu mengalami henti jantung," ucap perawat memberikan informasi mengenai status anak itu. Melihat situasinya, Raya memutuskan untuk melakukan cardio pulmonary resusitation (CPR) berusaha untuk menyelamatkannya. Kompresi itu dilakukan Raya dengan menggunakan kedua tangannya, sebaik mungkin.CPR adalah prosedur penyelamatan jiwa yang digunakan pada keadaan gawat darurat, ketika detak jantung dan pernapasan berhenti. Ketika jantung berhenti memompa darah, suplai oksigen menjadi terganggu, dan dapat menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit.Raya berusaha sebisa mungkin untuk menyelamatkan anak itu, bahkan matanya mulai merah, tidak lagi kuat me

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05
  • Cinta Sang Dokter Miliuner   BAB 17 Tidak Ingin Melepaskan

    Tidak Ingin MelepaskanBeberapa saat Raya terlena, kembali pada perasaannya yang lama. Dia merasakan bahwa Radit benar benar masih begitu mencintainya. Tapi dia tahu betul, dia belum bisa mengendalikan dirinya, dia tidak bisa lagi menjadi seorang dokter yang hebat.Raya mendorong lembut tubuh Radit, bi-bir itu pun terlepas."Aku harus pergi," ucap Raya yang kemudian meraih tasnya, berjalan ke luar tanpa mempedulikan Radit yang masih belum percaya dengan keputusan Raya untuk pergi. Radit kembali ke JakartaRaya keluar dari kamar hotel tempat Radit menginap. Dengan perasaan yang campur aduk, antara rindu, kebahagiaan karena bertemu dengan Raya, juga ada perasaan benci, ketakutan, semua menjadi satu. Sesekali Raya terlihat mengusap sisa air mata yang masih menetes. Dia berjalan cepat menuju ke arah motornya terparkir. Menaiki motor itu, lalu melaju ke tempat kerjanya, karena jam sudah menunjukkan pukul tiga sore.Raya menancap motornya, lebih cepat dari biasanya. Dia menarik gas lebih

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Cinta Sang Dokter Miliuner   BAB 18 Cerita Di Kedai Ayam Siang Tadi

    Cerita Di Kedai Ayam Siang Tadi"Kamu masih di sini?" tanya Anna yang mendapati Radit masih berada di depan kedai ayam setelah bertemu dengan Raya."Aku akan menunggunya," ucap Radit."Tunggulah, setelah jam makan siang dia akan pergi," ucap Anna."Oh iya, apa Raya sudah menikah?" tanya Radit berusaha menelisik, mencari informasi mengenai Raya."Apa? Menikah? Yang benar saja, dia bahkan tidak memiliki kekasih, dia terlalu sibuk bekerja," ucap Anna."Benarkah begitu? Baguslah?" Ucap Radit seraya tersenyum lega."Apa kamu menyukainya?" Tanya Anna yang juga menelisik."Begitulah," jawab Radit singkat."Raya itu sangat misterius, banyak sekali yang ingin berkencan dengannya, tapi selalu dia tolak, dia lebih memilih menghabiskan waktu untuk bekerja. Bayangkan saja, setelah dari kedai ayam cepat saji, dia akan bekerja di toserba 69 hingga jam sebelas malam, dia tidak akan memiliki waktu untuk berkencan," ucap Anna."Begitu rupanya," ucap Radit."Ya sudah, kamu boleh menunggu di sini, tapi j

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Cinta Sang Dokter Miliuner   BAB 19 Sebuah Edukasi Benar

    Sebuah Edukasi BenarDevon melihat ke arah meja dan juga kursi yang ada di dekat jendela kaca. Di sana ada laptop yang masih menyala, juga sebuah buku yang cukup tebal.“Kamu sedang mengerjakan sesuatu?” tanya Devon“Ya, hanya menulis sesuatu saja, mengisi beberapa blog bebas dan ulasan bebas. Menyalurkan hobi,” ucap Raya.“Hobi? Wah, kamu memang memiliki banyak rahasia,” ucap Devon yang kemudian mendekat ke arah laptop Raya yang masih menyala, lalu melihat ke sebelahnya, ada buku tebal berjudul obstetri dan ginekologi, juga beberapa buku lain.“Wah, kamu membaca banyak buku buku kesehatan? Ini buku mahasiswa kedokteran,” ucap Devon seraya meraih buku buku tebal yang ada di sana.“Ya, membaca akan membuat kita lebih pintar,” ucap Raya seraya tersenyum.Devon mengarahkan matanya pada laptop itu, dia melihat beberapa situs kesehatan terbuka di sana, juga ada interaksi Tanya jawab. Devon melihat akun Raya sebagai seorang dokter.“Dokter Raya?” Tanya Devon.“Oh, aku hanya mengisi beberapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Cinta Sang Dokter Miliuner   BAB 20 Diremehkan

    DiremehkanPagi hari, Raya sudah bersiap untuk pergi bekerja di restoran ayam cepat saji."Raya, ambilkan susu dietku di salon Madona, aku harus meminumnya untuk menjaga bentuk tubuhku," ucap Rohaya, ibu tiri Raya."Kamu bisa mengambilnya sendiri, aku harus bekerja," ucap Raya."Raya, apa kamu tidak lihat, aku tidak bisa pergi kemanapun, tidak ada motor apalagi mobil. Aku juga harus mengerjakan pekerjaan rumah yang sangat melelahkan ini, lagi pula siapa yang akan membantu bapakmu bekerja, bapakmu melakukannya sendiri," ucap Rohaya.“Ayah masih sehat, dia bisa mengerjakannya sendiri,” ucap Raya kesal.“Kamu ini, apa kamu ingin menjadi anak durhaka,” ucap Rohaya.“Kamu pikir kamu ibuku?” Tanya Raya kesal."Kamu tinggal di sini, sudah seharusnya melakukan itu, jangan mengeluh," lanjut Raya seraya tersenyum yang terkesan dipaksakan. "Kamu ini, kamu harus mengambilkannya, aku ini ibumu, kamu harus menghormatiku," ucap Rohaya yang juga menunjukkan ekspresi kesal."Kamu mau mendengarkan oce

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Cinta Sang Dokter Miliuner   BAB 21 Ingatan Radit

    Ingatan RaditRaya sampai di kedai ayam cepat saji, dia segera memarkirkan motornya, lalu masuk ke dalam kedai. Dia segera menuju ke arah ruang ganti karyawan, membuka loker, lalu memasukkan barang barangnya ke dalam loker besi yang bertuliskan namanya.“Sial, seharusnya aku tidak mengambil itu,” ucapnya seraya melihat ke arah susu diet milik ibu tirinya yang sudah berada di dalam loker.Raya terlihat kembali menghela nafas panjang, sungguh pagi yang berat, harus mendengarkan ocehan dari wanita wanita yang merasa dari kelas atas itu.“Ada apa Raya?” tanya Anna.“Ah tidak apa apa, hanya bertemu dengan seseorang yang seharusnya tidak aku temui,” ucap Raya.“Ya, hidup kadang memang seperti itu, bertemu dengan seseorang yang tidak ingin kita temui, mendatangi tempat yang tidak ingin kita datangi dan menjadi seseorang dan menjalani hidup yang sebenarnya tidak ingin kita jalani, begitulah,” ucap Anna“Ya, begitulah,” ucap Raya yang kemudian mereka berdua berjalan menuju ke arah dapur.Di da

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Cinta Sang Dokter Miliuner   BAB 22 Sebuah Rencana

    Sebuah RencanaRadit terlihat bertemu dengan Tantowi, sahabatnya yang juga sahabat Raya, di salah satu cafe mewah yang ada di Jakarta.“Apa kamu sudah bertemu dengan Raya?” Tanya Tantowi seraya menghisap sebatang rokok.“Ya, seperti yang pernah kamu katakan, dia benar benar Raya,” ucap Radit yakin.“Aku sudah mengatakannya padamu, aku tidak mungkin salah, dia Raya,” ucap Tantowi.“Apa rencanamu selanjutnya?” Tanya Tantowi.“Entahlah, aku masih belum tahu, bagaimana jika Raya masih mengidap PTSD, itu akan membuatnya kesulitan kembali ke duniannya lagi,” ucap Radit.“Itu tugasmu, kamu mencintainya, kamu harus memperjuangkannya, jangan seperti tai yang hanya hanyut mengikuti arus,” ucap Tantowi.“Apa kamu mau berkencan dengan salah satu pasienmu? Kamu harus mulai memikirkan dirimu sendiri, segera datang, pepet, tid-uri, ham-ili, nikahi, restu akan dengan mudah kamu dapatkan” ucap Tantowi, lalu dia tertawa dengan begitu keras.“Kamu harus mulai mengatur cara bicaramu, bedakan antara di pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15

Bab terbaru

  • Cinta Sang Dokter Miliuner   BAB 39 Kakak Beradik

    Kakak Beradik Pagi harinya, Raya sudah berada di kedai ayam cepat saji.“Bagaimana liburannya? Kamu pasti sangat menikmatinya,” ucap Anna.“Ya, lihat kulitnya menghitam, kamu pasti berjemur seharian,” ucap Angga seraya melihat ke arah Raya.“Ah, kalian tidak akan menyangka, liburanku sama sekali tidak menyenangkan, sama sekali,” ucap Raya seraya menghela nafas panjang.“Bahkan aku ingin tidur, liburan tidak membuat tubuhku mengisi ulang daya,” gerutu Raya.“Raya, ada pesanan yang harus kamu antar pagi ini,” ucap pak Umay.“Baiklah, aku sudah siap pak kepala kedai, tugasku akan selesai dengan baik,” ucap Raya seraya memberi hormat.“Kamu gunakan mobil kantor, karna kamu harus mengantar dua puluh paket ke dua puluh tempat, pemesan sudah membayar ongkos kirimnya,” ucap pak Umay.“Apa? Dua puluh?” tanya Raya.“Ya, kamu habis liburan, kamu sudah memiliki tenaga untuk itu, seman

  • Cinta Sang Dokter Miliuner   BAB 38 Pria Pria Menawan

    Pria Pria Menawan Raya berjalan ke arah aula hotel Santika, hotel di mana seminar diadakan. Tiba tiba dia berpapasan dengan seseorang yang tidak asing lagi. “Lucas,” ucapnya, lalu dia bergegas menyembunyikan wajahnya dengan paper bag yang dibawanya. “Bagaimana ini, ah, kenapa ada dia di sini, ah merepotkan saja,” ucapnya kesal. “Dia berusaha menepi, menghindari Lucas yang juga berjalan ke arah tempat seminar. “Apa jangan jangan Lucas juga hadir ke seminar Radit? Wah ini tidak bisa dibiarkan, aku harus segera pergi dari sini,” ucap Raya yang mengendap endap, mencoba kabur dan menghilang. Baru beberapa langkah, tubuhnya menabrak tubuh seseorang, Raya mendongak ke atas, ternyata itu adaah Devon. “Raya, kamu juga datang ke seminar ini? Wah kamu pasti mendapatkan tiket gratis dari Radit, dia juga memberikannya kepadaku. Ayo kita segera masuk, seminar akan segera di

  • Cinta Sang Dokter Miliuner   BAB 37 PRIA LUAR BIASA

    PRIA LUAR BIASA Di depan pintu sudah ada Rohaya yang berdiri di depan pintu dengan tangan menyilang di depan perut.“Kamu tidak membawa sesuatu untukku?” tanya Rohaya.“Hanya porsi berdua,” ucap Raya yang kemudian segera masuk ke dalam rumah, berjalan menuju ke kamarnya.“Kamu pelit sekali,” gumam Rohaya yang mengikuti langkah kaki Raya.“Kamu kembali berkencan dengan laki laki kaya itu?” tanya Rohaya.“Dia sangat kaya, kamu harus mengikatnya dengan kuat, supaya dia tidak lari dibawa pelakor gila,” ucap Rohaya yang terus mengikuti Raya hingga ke kamarnya.“Aku belum memutuskan apapun,” ucap Raya.“Apa yang kamu tunggu, dia datang kepadamu, begitu menginginkanmu, kamu bisa menjadi istri calon presdir rumah sakit mewah, itu sempurna,” ucap Rohaya yang kemudian duduk di tempat tidur Raya.“Apa kamu menyuruhku menjatuhkan hati hanya karena harta?” tanya Raya.“Kamu harus realistis, jika

  • Cinta Sang Dokter Miliuner   BAB 36 LUCAS

    LUCASRaya menghentikan mobil tepat di tikungan jalan, cukup dekat dengan hotel Santika. Dia melihat ada seorang wanita berdiri di pinggir jalan, wanita yang sepertinya tidak asing. Wanita dengan gaun berwarna putih, rambut panjang sebahu, tinggi, langsing, dia berdiri menyamping, sehingga Raya tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Berapa detik setelah itu, muncul seseorang yang sepertinya tidak asing, sangat tidak asing.“Lucas,” bisik Raya, kemudian dia segera menyembunyikan tubuhnya. Raya mengintip, dia melihat Lucas dengan wanita itu, tiba tiba wanita itu melihat ke arah mobil Raya.“Fay?” bisik Raya yang sudah bisa mengenali wanita itu. Rupanya dia adalah Fay, teman satu fakultasnya dulu.“Jadi Lucas dengan Fey?” Tanya Raya pada dirinya sendiri.“Apa mereka sudah menikah? Atau berpacaran?” Tanya mengusik hati dan juga perasaan Raya.Raya terdiam, memikirkan kemungkinan bahwa Lucas mungkin saja sudah menikah dengan Fey. Dia ingat, pertama kalinya menginjakkan kaki di kampus el

  • Cinta Sang Dokter Miliuner   BAB 35 Kencan

    KencanJam empat sore, Raya sampai di depan rumahnya, menurunkan standar motor, lalu melepas helm. Terdengar suara dering dari ponselnya, dia segera mengambil ponsel itu dari dalam tas ranselnya.“Angga,” gumam Raya ketika melihat nama yang muncul di layar depan ponsel pintarnya.“Halo Angga, ada apa?” tanya Raya setelah menempelkan ponsel itu di telinganya.“Raya, sebelumnya aku harus minta maaf dulu, tapi ini darurat,” ucap Angga dari seberang panggilan, terdengar gugup.“Ada apa? Apa kamu mau mengganggu waktu liburku?” tebak Raya.“Ya, be-benar sekali, aku minta tolong, tepatnya kedai minta tolong untuk diantarkan empat puluh paket ayam, pekerja paruh waktu yang membantumu tidak bisa mengendarai mobil dan kurir online penuh, kami harus menunggu satu jam lagi, itu tidak mungkin, pesanan ini harus segera sampai ke sana,” ucap Angga menjelaskan situasinya.“Ya, ya, ya, hari ini adalah cuti tahunanku dan besok adalah cuti bulananku, sebagai karyawan yang budiman, aku harus tetap memban

  • Cinta Sang Dokter Miliuner   BAB 34 Perhatian Kecil

    Perhatian KecilSetelah sekitar sepuluh menit berjalan, akhirnya mereka sampai di kedai atas bukit, kedai bambu yang sederhana namun begitu indah dan sejuk dipandang mata.“Kenapa kalian lambat sekali,” gumam Raya.“Aku? Lamban?” kamu saja yang terlalu cepat, aku sudah berusaha menyusulmu, lagipula kenapa kita harus pindah ke tempat terpencil seperti ini,” ucap Devon.“Kalian tidak lihat, kalian sudah benar benar merusak liburanku, semua orang lebih tertarik pada kalian berdua ketimbang menikmati segarnya strawberry,” ucap Raya kesal.“Bukan salahku jika terlahir tampan,” ucap Radit yang terlihat berusaha menata nafasnya, dia benar benar kelelahan, dia membungkukkan tubuhnya, menyangga dengan kedua tangan yang memegang lutut.Devon melirik kearah Radit.“Wah, tadi dia tidak suka ketika aku menyombongkan ketampananku,” gumam Devon menggerutu.“Apa kamu tidak pernah berlari lagi di rumah sakit, kakimu sudah kaku, harusnya kamu lebih bisa cepat,” ucap Raya yang lebih terdengar seperti s

  • Cinta Sang Dokter Miliuner   BAB 33 Tampan

    Tampan Setelah berjalan sekitar sepuluh menit, mereka bertiga sampai di taman strawberry, ternyata tidak seperti dugaan Raya, taman strawberry di sana terlihat begitu padat, seperti lautan manusia.“Hah,” ucap Raya.“Sepertinya kamu harus berdesakan dengan semua orang untuk mendapatkan sebuah strawberry,” ucap Devon.“Ah, aku tidak akan menikmati semua ini, aku hanya ingin membeli sekeranjang strawberry dan memakannya di pinggir kebun, tapi pasti tidak ada yang menjualnya, mereka bahkan rela antri untuk memetiknya sendiri,” ucap Raya kesal.“Aku akan membelikanmu di mall, semua stock yang ada,” ucap Radit.“Mas, beda, ini segar, baru dipetik,” ucap Raya kesal. Radit terlihat menghela nafas panjang.“Baiklah, aku akan mewujudkannya, aku akan mendapatkan sekeranjang strawberry itu,” ucap Radit. Mendengar hal itu, Devon pun tidak mau kalah, dia juga berniat mendapatkan sekeranjang buah strawberry untuk

  • Cinta Sang Dokter Miliuner   BAB 32 Penguntit

    Penguntit Devon sudah ada di dapur, dengan mata yang berbinar.“Kamu sudah mandi?” tanya Raya seraya menatap Devon yang sebagian wajahnya masih terdapat sisa cipratan air.“Ya, kamu bisa lihat mataku, sudah terbuka sempurna,” ucap Devon.“Baiklah, ayo kita segera membuat masakan istimewa,” lanjut Devon.Devon terlihat menyiapkan semua bahan yang dibutuhkan, ayam segar yang dibawa Raya, kentang, wortel, daun bawang, bumbu dapur yang diperlukan seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, daun secang, kayu manis, dan lain lain. Devon segera meramu masakannya, terlihat begitu terampil dan cekatan. Raya hanya bisa melihat Devon, dia tidak diijinkan untuk membantu apapun.Setelah sekitar satu jam, soup daging merah akhirnya tersaji, sungguh menggugah selera.“Wah, luar biasa, aku seperti melihat demo masak,” ucap Raya.“Cobalah,” ucap Devon seraya menyodorkan semangkuk kecil sup daging mera

  • Cinta Sang Dokter Miliuner   BAB 31 Kekesalan Raya

    Kekesalan Raya Cerita ibu Rahma.Pertengkaran demi pertengkaran membuatku semakin depresi, pertengkaran suami istri yang begitu menyudutkanku. Menukar botol susu yang sering aku lakukan untuk melegakan emosi suatu ketika sudah tidak lagi menarik, tidak lagi mempan. Aku mulai memikirkan sesuatu yang gila, bagaimana jika menukar bayi?.Suatu ketika aku melihat dua bayi laki laki yang terlihat sangat mirip. Aku menukar kedua bayi itu, namun aksiku diketahui rekan kerjaku, akhirnya berujung masalah yang menjadikan karir yang aku bangun susah payah berada di ujung tanduk. Aku bersikeras hal itu aku lakukan dengan ketidaksengajaan, akhirnya kedua orang tua itu memaafkan, tentu aku dan rumah sakit harus membayar kompensasi yang cukup besar. Aku menghabiskan uang simpananku, untuk menutup kasus itu dan melanjutkan karir sebagai bidan senior. Seiring waktu, rasa penasaran unt

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status