Share

BAB 22 Sebuah Rencana

Sebuah Rencana

Radit terlihat bertemu dengan Tantowi, sahabatnya yang juga sahabat Raya, di salah satu cafe mewah yang ada di Jakarta.

“Apa kamu sudah bertemu dengan Raya?” Tanya Tantowi seraya menghisap sebatang rokok.

“Ya, seperti yang pernah kamu katakan, dia benar benar Raya,” ucap Radit yakin.

“Aku sudah mengatakannya padamu, aku tidak mungkin salah, dia Raya,” ucap Tantowi.

“Apa rencanamu selanjutnya?” Tanya Tantowi.

“Entahlah, aku masih belum tahu, bagaimana jika Raya masih mengidap PTSD, itu akan membuatnya kesulitan kembali ke duniannya lagi,” ucap Radit.

“Itu tugasmu, kamu mencintainya, kamu harus memperjuangkannya, jangan seperti tai yang hanya hanyut mengikuti arus,” ucap Tantowi.

“Apa kamu mau berkencan dengan salah satu pasienmu? Kamu harus mulai memikirkan dirimu sendiri, segera datang, pepet, tid-uri, ham-ili, nikahi, restu akan dengan mudah kamu dapatkan” ucap Tantowi, lalu dia tertawa dengan begitu keras.

“Kamu harus mulai mengatur cara bicaramu, bedakan antara di pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status