Jiwa Sosial Tinggi Raya tersenyum, seraya melihat Rohaya meninggalkan kamarnya. Ibu tiri yang usianya lebih terlihat seperti seorang kakak, terdengar cukup kejam dengan kata kata bernada tinggi, juga tidak jarang dibubuhi umpatan. Namun Raya juga menyadari sesuatu hal, ada perasaan kasih yang ada di sudut hati terdalam Rohaya, naluri seorang ibu, Raya merasakan itu, dalam setiap sentuhan kecil, perhatian kecil yang terbalut emosi dan kata kata kasar Rohaya. Rohaya mengurus ayahnya, yang merupakan suaminya dengan cukup baik. Entah dengan alasan apapun, walaupun tujuannya ingin menguasai toko ayahnya, namun dia mengurus ayahnya dengan baik. Tidak meninggalkan ayahnya saat dalam keadaan sakit, walaupun sebenarnya, dengan wajah cantiknya dia bisa mendapatkan laki laki yang lebih baik dari ayahnya. Raya memejamkan matanya, dia benar benar mengantuk, tidak sanggup untuk beranjak dari tempat tidurnya. “Au...” Raya memekik ketika mendapati sebuah bantal melayang dan hinggap tepat di wajahn
Sifat Laki-laki Tantowi terlihat berjalan ke arah ners stations, tempat di mana beberapa perawat sedang berkumpul.“Hai Girls, bagaimana hari ini, secerah matahari pagi atau hanya mendung yang merindukan hujan? kalian harus selalu bersinar dengan kebahagiaan, supaya semua pasien merasakannya,” ucap dokter Tantowi pada tiga orang perawat yang ada di sana.“Dokter Tantowi, kami berusaha selalu bahagia seperti dokter, selalu tersenyum dan melupakan semua masalah pribadi,” ucap salah seorang perawat.“Itu harus, tinggalkan masalahmu di rumah, juga suamimu, anakmu, juga pakaianmu, eh maksudnya pakai baju seragammu yang rapi. Jangan lupa, merawat pasien harus dengan senyum, kerendahan hati dan juga cinta,” ucap dokter Tantowi seraya tersenyum.“Dokter seperti tidak pernah ada masalah saja, selalu terlihat bahagia, ceria dan penuh semangat,” ucap salah seorang perawat.“Itu harus, kuncinya adalah just kidding, itu
Balada Cinta Very sadar betul, gajinya sama kecilnya dengan Verina, untuk menghidupi dirinya sendiri saja dia masih belum sanggup menyediakan kehidupan layak, apalagi membiayai hidup Verina yang memiliki beban kehidupan begitu besar. Verina terlihat melepaskan tangan Very yang menguncinya ke dinding, lalu berjalaan cepat meninggalkan ruangan kosong itu. Very terlihat melayangkan pukulan ke arah tembok, namun berusaha dia tahan supaya tidak menimbulkan suara bising yang dapat menarik perhatian orang. Very terlihat begitu marah, dia memang hanya seorang sahabat, namun dia juga menyimpan cinta yang begitu besar pada Verina. Verina terlihat keluar dari ruangan itu dengan mata penuh dengan derai air mata, dia tidak mampu menahan tangis juga kesedihannya.“Apa kamu menganggapku sehina itu? Aku bukan pengabdi se-ks bebas Very, aku terpaksa melakukannya, tidak ada pilihan lain,” gumam Verina dalam hati.
Menghindar Raya terlihat memasukkan tas dan jaketnya ke dalam loker, dia akan segera mengganti bajunya dengan kemeja toserba.“Raya, ada seseorang yang mencarimu,” ucap Angela.“Devon? Apa dia sudah datang,” gumam Raya.“Siapa?” tanya Raya.“Entahlah, laki laki tampan dengan mobil bagus,” ucap Angela.“Radit,” gumam Raya.“Angela, please, tolong sampaikan aku sedang keluar,” ucap Raya seraya menyatukan kedua tangannya, memberikan isyarat bahwa dia benar benar meminta tolong Angela untuk mengatakan itu.“Motormu?” tanya Angela khawatir.“Bilang saja aku meninggalkannya, aku tidak ingin menemuinya, ayolah Angela, tolong aku,” ucap Raya, terdengar serius dengan permohonannya.“Baiklah, kamu di sini saja,” ucap Angela yang kemudian berjalan ke arah depan untuk menemui laki laki itu. Raya mengikuti langkah Angela, mengintip dari balik pintu. Benar seperti ya
Pelukan Nyaman Raya terlihat menikmati makananya dengan segenap hati, suap demi suap begitu dia nikmati.“Terimakasih Von,” ucap Raya dengan mata yang berbinar. Devon tidak menyangka, perhatian kecilnya yang dia anggap biasa mampu memberikan perasaan bahagia yang begitu luar biasa pada diri Raya. “Terimakasih, aku benar benar menyukainya, enak sekali,” lanjut Raya.“Sayangnya ayah tidak terlalu menyukainya, jadi dulu aku tidak bisa membelinya sering sering,” ucap Raya dengan pandangan sedih karna mengingat orang tuanya.“Oh iya, apa ibumu meninggal saat melahirkanmu? Aku dengar dengar begitu, maaf sebelumnya,” Tanya Devon.“Iya, tapi tidak setelah melahirkan, tepatnya satu bulan setelah melahirkan, bahkan mereka masih sempat berfoto bersama bersama bayi kecilnya, ya, hanya foto itu yang aku miliki hingga saat ini, yang menemaniku,” cerita Raya.“Dan ayahmu menikah lagi?” Tanya Devon ingin tahu.“Sepu
Istri Muda“Ini kunci mobilnya, tadi aku menghbubungimu setelah Raya memberikan nomormu padaku,” ucap Devon seraya memberikan kunci mobil Radit di hotel tempatnya menginap.“Baiklah, sepeda itu milikmu?” tanya Radit seraya menunjuk ke arah sepeda gunung yang terparkir di dekat sana.“Oh iya, itu milikku,” ucap Devon.“Terimakasih kamu sudah mengantar mereka, apa mereka sudah mendapat perawatan?” tanya Radit sedikit cemas.“Sudah, mereka baik baik saja,” ucap Devon memberikan informasi mengenai korban kecelakaan itu.“Bagaimana dengan Raya?” tanya Devon.“Dia sudah pulang,” ucap Radit.“Baiklah, dia mungkin baik baik saja,” ucap Devon.“Apa kamu memiliki hubungan khusus dengannya?” tanya Radit menelisik.“Aku? Ah aku hanya temannya,” ucap Devon.“Apa kamu tahu pekerjaan Raya?” tanya Radit dengan nada serius.“Pekerjaan? Tentu saja, dia kurir di kedai ayam dan juga penjaga toserba,” ucap Devon.“Baiklah, ini sudah larut malam, hati hati,” ucap Radit.“Baiklah, oh iya kita belum berkenal
Ciuman PanasDi rumahnya, Devon terlihat melempar tubuhnya ke tempat tidur, matanya menerawang, mengingat semua hal, terlintas secara beriringan di kepalanya.“Apa laki laki itu ada hubungan dengan Raya? cukup aneh, dia laki laki yang sangat sukses, dokter spesialis, pemilik rumah sakit ternama, sepertinya Raya bukan standar yang bisa dengan mudah dicintai oleh laki laki seperti itu,” gumam Devon. Setelah memikirkan hal itu, Devon bangkit dari posisi tidurnya, duduk di atas tempat tidur, lalu memikirkan hal yang mengganjal di kepalanya.“Raya memang sangaat cantik, untuk seorang penjaga toserba dia memiliki kecantikan sekelas model atau bahkan artis. Dia juga sangat baik, ramah dan menyenangkan, tapi apa hanya dengan itu dia bisa memebuat laki laki sesukses Radit Mahardika jatuh cinta padanya? Sungguh ini tidak masuk akal, apa mungkin ada sesuatu yang disembunyikan Raya? di mana mereka bertemu? Ah aku benar benar penasaran,” ucap Devon yang kemudian kembali menjatuhkan tubuhnya.Jam m
Mencari Kebenaran Radit melepaskan ciuman itu, lalu kembali menatap kedua mata Raya, pandangan yang begitu mendalam.“Kamu menyukainya? Aku tahu kamu masih mencintaiku,” ucap Radit dengan suara yang mende-sah. Mendengar hal itu, Raya hanya diam, dia bingung harus mengatakan apa. Raya menyerahkan ayam yang dipesan Radit, lalu dengan cepat mendorong tubuh Radit, dia segera membuka pintu kamar hotel, lalu meninggalkan kamar itu. Melihat apa yang dilakukan Raya, Radit justru tersenyum, dia sudah berhasil mengkonfirmasi bahwa Raya masih memiliki perasaan padanya. Sebuah konfirmasi penting yang selalu membuatnya bertanya Tanya.Raya berdiri di depan pintu kamar hotel tempat Radit menginap, dia terlihat menekan dadanya, berusaha menstabilkan deru jantung yang masih tidak karuan.“Apa ini,” gumam Raya, dia terlihat melirik ke arah pintu itu, lalu segera berlari menuju ke arah motornya. “Raya, seberapa jau