Semua Bab Penebusan Dosa Istri Kedua: Bab 111 - Bab 120

170 Bab

BAB 111

Akh!.....”BekDzurriya seketika menghentikan teriakannya dan membuka matanya, ketika mendengar suara pukulan keras itu, tapi tidak ada yang terjadi pada dirinya.‘Mas!’Terlihat suaminya yang wajahnya masih pucat pasi dan berjalan agak sempoyongan itu, menghajar satu persatu lelaki yang ada di depannya.Bahkan lelaki itu tak sengaja muntah ke atas pakaian salah satu dari penjahat tersebut tersebut.“Dasar jorok!” gumam penjahat itu, sebelum akhirnya Eshan terlihat meninju pipi lelaki itu sampai darahnya memancar keluar begitu banyak dari mulutnya. Air penjahat itu pun jatuh tersungkur di lantai seperti yang lain.Suaminya itu kemudian mendatangi Dzurriya dengan cemas, “kamu nggak pa-pa?”Belum lagi Dzurriya menjawab, suaminya itu tiba-tiba tampak memutar dan menggantikan posisi berdirinya dengan Dzurriya, dan…DORRSebuah peluru terlihat melesat cepat ke punggung Eshan, hingga badan lelaki itu langsung tersentak dan jatuh terhuyung ke pelukannya.Mata Dzurriya langsung membulat sempu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

BAB 112

Dzurriya menghela nafas panjang, kemudian berjalan masuk ke dalam kamar tersebut sembari berusaha tersenyum hangat, kemudian menutup rapat-rapat pintunya.Tampak suaminya itu segera menutup telepon dan menaruhnya di saku.Lelaki itu tampak berusaha untuk bangkit bersandar di ranjang tersebut, Dzurriya segera berjalan cepat untuk membantu suaminya itu duduk.“Seharusnya kau berbaring saja, Mas!” ujar Dzurriya sembari menaruh barang-barang tadi di atas ranjang, tepat di sebelah suaminya, kemudian membantu lelaki itu untuk bersandar.Jakun lelaki Itu tampak naik turun dengan nafas yang ia hela panjang, sepertinya dia sangat berusaha untuk tetap kuat.“Bawa barang-barang itu kemari!” ucap suaminya itu setengah bergumam lemas.“Untuk apa barang-barang ini, mas? Aku akan membantumu,” tanya Dzurriya sembari mendekatkan barang-barang tersebut di sebelah tangan suaminya.“Kamu tidak akan sanggup, keluarlah?” tolak suaminya itu sebegitu pelannya.“Tidak aku akan tetap di sini,” tolak Dzurriya b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

BAB 113

“M—mas…..Mas!”Dzurriya semakin ketakutan, apalagi tak terdengar sedikitpun suara dari suaminya itu.“J–jangan p—pergi, Mas!” ujar Dzurriya semakin terbata-bata dengan suaranya yang bergetar berat.Dia mulai menggoyang tubuh suaminya itu perlahan.“Biarkan aku istirahat!” gumam suaminya itu tiba-tiba dengan begitu lirih dan kurang jelas, sambil berkernyit kesakitan.Dzurriya langsung tersenyum sambil terisak, ia kecup punggung suaminya itu.“Aku tidak akan memaafkanmu, kalau kamu berani meninggalkanku,” bisik Dzurriya di telinga suaminya.Tiba-tiba, tangan lelaki itu terasa meraba pelan tangannya dan meraihnya untuk digenggam erat.Dzurriya balik memegang dan mengelus tangan itu di antara air matanya yang terus mengalir“Segeralah pulih! ada hal yang sangat ingin ingin kusampaikan, jangan membuatku menunggu terlalu lama!” gumam Dzurriya lirih******Dzurriya menghela nafas panjang, sembari menunggu roti dan susu hangat yang tengah disiapkan pelayan kantin tersebut.Dipandangnya lautan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

BAB 114

Suara langkah kaki Captain dan bawahannya itu terdengar semakin dekat. Namun Dzurriya belum juga menemukan jalan keluar.Bahkan bibirnya kini mulai ikut bergetar ketakutan.“Captain!”Terdengar langkah kaki kedua orang itu terhenti.“What happen?” Terdengar suara Kapten itu bertanya. Sayangnya tak ada suara siapapun menjawabnya, sepertinya orang yang baru datang menghampirinya itu menjawabnya dengan berbisik, sehingga Dzurriya tidak mampu mendengarnya.Setelah beberapa menit, langkah kaki mereka terdengar kembali berjalan pelan, Namun semakin lama langkah kaki itu semakin terdengar menghilang, kayaknya mereka menjauh dari tempat itu.Dzurriya menghela nafas panjang begitu lega, dan segera bergegas kembali ke kamarnya. ‘Apapun caranya, kita harus segera keluar dari kapal ini, Mas, Di sini terlalu berbahaya, aku tidak tahu apa yang sedang mereka rencanakan’ pikir Dzurriya sembari mempercepat langkahnya.Tak berapa lama ia telah sampai di kamarnya tersebut, ia segera masuk dan mengunci
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

BAB 115

“Captain!”“Good morning, Mam!” sapa lelaki itu terlihat begitu ramah.Dzurriya berusaha menguasai emosinya, jangan sampai lelaki itu menyadari bahwa ia sudah tahu semuanya.Ia mulai tersenyum tipis pada kapten kapal itu dari balik cadarnya.“Yeah morning,” Sahut Dzurriya berusaha bersikap tenang dan berwibawa.“I just wanna check our passengers maybe any something can I help,” ucap lelaki itu sambil berusaha menilik ke belakang Dzurriya.“I think the service is enough for us, I don't need something more. When I need it, I will call you. Any else?” tanya Dzurriya.“Oh nothing, thanks for your satisfying feeling I'm so sorry to bother you,” ujar lelaki itu mengakhiri pembicaraannya.Dzurriya hanya mengangguk pelan.Kapten kapal itu kemudian melangkah pergi dari tempat itu.‘Hampir saja!’ pikirnya merasa lega.Namun sepertinya ia terlalu cepat menyimpulkan. Baru beberapa langkah, lelaki itu terlihat membalikkan badan lagi ke arahnya.‘Apa lagi sekarang?’ pikir Dzurriya kembali was-was
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya

BAB 116

“Terjadi infeksi, kita tidak bisa membiarkannya di rawat di sini.” Dzurriya langsung membelalak kaget, melihat dokter yang sepertinya berasal dari Indonesia itu, tergopoh-gopoh keluar dari kamar itu dengan begitu panik dan menyampaikan hal itu padanya. “Tidak boleh, kita tidak boleh membawanya keluar dari rumah ini,” tegas pengawalnya tersebut. “Tapi kalau dia tidak segera diberikan pertolongan, maka nyawanya bisa terancam,” sergah Dokter tersebut terdengar berusaha meyakinkannya untuk membalas suaminya itu ke rumah sakit besar. “Kalau gitu bawa dia, Dok!” “Tapi Nyonya….” Dzurriya langsung naik pitam mendengar sanggahan pengawalnya itu. “Jangan ikut campur! kau tidak berhak memutuskan,” bentak Dzurriya sambil menatap lelaki itu dengan begitu tajam. “Nyonya—ini itu berbahaya!” “Tidak lebih berbahaya jika dia dibiarkan di sini dan mati perlahan. Apa itu yang kau inginkan?” tanya balik Dzurriya. Lelaki itu terdiam. Dzurriya segera berbalik menatap dokter itu. “Bawa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-31
Baca selengkapnya

BAB 117

“Kau mau ke mana?” tanya Dzurriya heran melihat pengawalnya itu bergegas pergi.Lelaki itu langsung menghentikan langkahnya, dan berbalik sekejap sembari berkata, “menemukan Dr. Gilbert.”Dzurriya memandangnya heran, bukankah tidak ada yang tahu keberadaan dr. Gilbert, tapi kenapa ia terlihat begitu yakin akan menemukannya.“Retas akun dr. Gilbert dari Charitè University hospital dan cari tahu di mana keberadaannya segera!”Terdengar suara lelaki itu memberi perintah sambil memegang earphone di telinganya, Ia melangkah dan meninggalkan tempat itu dengan begitu cepat.Sementara Dzurriya hanya bisa menunggu dengan cemas.Ia terus menatap pintu ruang operasi itu dan berharap suaminya segera keluar dalam keadaan baik-baik saja. Namun tetap saja setelah beberapa jam, Ia hanya melihat perawat dan dokter yang begitu sibuk keluar masuk dari ruangan tersebut, berusaha menyelamatkan suaminya.“Dzurriya?”Kelopak mata Dzurriya langsung terangkat tinggi, siapa suara asing yang sedang memanggilnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-01
Baca selengkapnya

BAB 117

DegDada Dzurriya mendadak berdegup dengan kencang, matanya nanar menatap ke arah brankar dengan seorang mayat di atasnya, yang sedang berjalan di hadapannya tersebut.Mulutnya bergetar hebat bersamaan, sementara hatinya begitu was-was. Dengan sisa tenaga yang mulai melemah, ia bangkit dari duduknya dan menghampiri brankar tersebut, membuat para perawat itu berhenti mendorongnya dan menatapnya Iba.Disentuhnya dan ditariknya perlahan ujung selimut yang menutupi kepala jenazah itu, sambil menahan tangannya yang ikut terus bergetar.Dikumpulkan sisa keberaniannya dengan menelan ludahnya dalam-dalam.Sedikit demi sedikit kain penutup itu tertarik ke bawah dan wajah jenazah itu mulai terbuka.“Syukurlah!”Tiba-tiba tangis Dzurriya memecah kesunyian lorong rumah sakit itu, Ia langsung terduduk lemas antara bersyukur dan bingung mendapati jenazah itu bukanlah mayat suaminya. Lalu dimanakah lelaki bernama Eshan itu.Tiba-tiba terasa bahunya disentuh oleh seseorang, Dzurriya segera menoleh ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-03
Baca selengkapnya

BAB 119

“Apa kau menangis?”Dzurriya mendesah cepat kemudian tersenyum hangat menatap suaminya itu begitu dekat.“Dasar bedebah!” umpatnya lirih dan langsung mencium pipi suaminya itu, kemudian berlanjut ke dahi, mata, hidung dan berakhir di bibir lelaki itu. Rasanya ia begitu lega, padahal tadi hampir saja ia mati ketakutan setelah mendengar penjelasan dokter.Sebentar itu terlihat Dzurriya mengulum bibir lelaki itu dan hanyut di dalamnya, bahkan suaminya itu menyambutnya dengan memeluk dan mengelus pelan punggung Dzurriya dengan pelan.Tak terasa air mata Dzurriya menetes di pipinya, yang tentu saja akhirnya membasahi pipi suaminya juga yang sedang berciuman dengannya itu.Lelaki itu tampak menarik ciumannya perlahan dan menatapnya dalam-dalam, Dia kemudian mengusap air mata Dzurriya.“Sepertinya kau sangat mengkhawatirkan dan merindukanku,” sindir lelaki itu terlihat sekali ingin menggodanya.Dzurriya segera sadar dengan apa yang barusan ia lakukan secara spontan itu. Ia langsung bergegas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-03
Baca selengkapnya

BAB 120

“Astaghfirullah!” pekik Dzurriya begitu terkejut, ketika seseorang tiba-tiba memegang pundaknya. Saking kagetnya, buku yang sedari tadi ia pegang terlepas dan terpental di atas ranjang tersebut, sementara nafasnya langsung terengah-engah dengan dada yang sontak ia pegang.“ Astagfirullah Mas! Kau mengagetkanku saja,” seru Dzurriya lagi dengan nada lebih kalem sambil meraih buku itu kembali dan mulai membukanya lagi.Lelaki itu tampak mengambil buku itu dari tangan dan menaruhnya di atas meja, disamping ranjang tersebut. Dia lalu tersenyum sembari duduk di sampingnya dan menatapnya begitu dekat dengan tatapan yang sangat hangat, membuat Dzurriya kembali terkesiap dan berdebar-debar.“Kau melamun sedalam itu, apa sedang memikirkanku?” tanya suaminya dengan nada rendah.“Aku—memikirkanmu? Apa kau tidak ada pendapat lain, Mas? Atau kau begitu putus asa untuk mendapatkan jawaban cinta dariku, sampai kau bersikap curang seperti itu?” ujar Dzurriya berbalik menuduhnya.Ia berusaha menunda me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-04
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
17
DMCA.com Protection Status