Share

BAB 112

Penulis: Saydh5
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-28 23:36:10

Dzurriya menghela nafas panjang, kemudian berjalan masuk ke dalam kamar tersebut sembari berusaha tersenyum hangat, kemudian menutup rapat-rapat pintunya.

Tampak suaminya itu segera menutup telepon dan menaruhnya di saku.

Lelaki itu tampak berusaha untuk bangkit bersandar di ranjang tersebut, Dzurriya segera berjalan cepat untuk membantu suaminya itu duduk.

“Seharusnya kau berbaring saja, Mas!” ujar Dzurriya sembari menaruh barang-barang tadi di atas ranjang, tepat di sebelah suaminya, kemudian membantu lelaki itu untuk bersandar.

Jakun lelaki Itu tampak naik turun dengan nafas yang ia hela panjang, sepertinya dia sangat berusaha untuk tetap kuat.

“Bawa barang-barang itu kemari!” ucap suaminya itu setengah bergumam lemas.

“Untuk apa barang-barang ini, mas? Aku akan membantumu,” tanya Dzurriya sembari mendekatkan barang-barang tersebut di sebelah tangan suaminya.

“Kamu tidak akan sanggup, keluarlah?” tolak suaminya itu sebegitu pelannya.

“Tidak aku akan tetap di sini,” tolak Dzurriya b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 113

    “M—mas…..Mas!”Dzurriya semakin ketakutan, apalagi tak terdengar sedikitpun suara dari suaminya itu.“J–jangan p—pergi, Mas!” ujar Dzurriya semakin terbata-bata dengan suaranya yang bergetar berat.Dia mulai menggoyang tubuh suaminya itu perlahan.“Biarkan aku istirahat!” gumam suaminya itu tiba-tiba dengan begitu lirih dan kurang jelas, sambil berkernyit kesakitan.Dzurriya langsung tersenyum sambil terisak, ia kecup punggung suaminya itu.“Aku tidak akan memaafkanmu, kalau kamu berani meninggalkanku,” bisik Dzurriya di telinga suaminya.Tiba-tiba, tangan lelaki itu terasa meraba pelan tangannya dan meraihnya untuk digenggam erat.Dzurriya balik memegang dan mengelus tangan itu di antara air matanya yang terus mengalir“Segeralah pulih! ada hal yang sangat ingin ingin kusampaikan, jangan membuatku menunggu terlalu lama!” gumam Dzurriya lirih******Dzurriya menghela nafas panjang, sembari menunggu roti dan susu hangat yang tengah disiapkan pelayan kantin tersebut.Dipandangnya lautan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 114

    Suara langkah kaki Captain dan bawahannya itu terdengar semakin dekat. Namun Dzurriya belum juga menemukan jalan keluar.Bahkan bibirnya kini mulai ikut bergetar ketakutan.“Captain!”Terdengar langkah kaki kedua orang itu terhenti.“What happen?” Terdengar suara Kapten itu bertanya. Sayangnya tak ada suara siapapun menjawabnya, sepertinya orang yang baru datang menghampirinya itu menjawabnya dengan berbisik, sehingga Dzurriya tidak mampu mendengarnya.Setelah beberapa menit, langkah kaki mereka terdengar kembali berjalan pelan, Namun semakin lama langkah kaki itu semakin terdengar menghilang, kayaknya mereka menjauh dari tempat itu.Dzurriya menghela nafas panjang begitu lega, dan segera bergegas kembali ke kamarnya. ‘Apapun caranya, kita harus segera keluar dari kapal ini, Mas, Di sini terlalu berbahaya, aku tidak tahu apa yang sedang mereka rencanakan’ pikir Dzurriya sembari mempercepat langkahnya.Tak berapa lama ia telah sampai di kamarnya tersebut, ia segera masuk dan mengunci

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 115

    “Captain!”“Good morning, Mam!” sapa lelaki itu terlihat begitu ramah.Dzurriya berusaha menguasai emosinya, jangan sampai lelaki itu menyadari bahwa ia sudah tahu semuanya.Ia mulai tersenyum tipis pada kapten kapal itu dari balik cadarnya.“Yeah morning,” Sahut Dzurriya berusaha bersikap tenang dan berwibawa.“I just wanna check our passengers maybe any something can I help,” ucap lelaki itu sambil berusaha menilik ke belakang Dzurriya.“I think the service is enough for us, I don't need something more. When I need it, I will call you. Any else?” tanya Dzurriya.“Oh nothing, thanks for your satisfying feeling I'm so sorry to bother you,” ujar lelaki itu mengakhiri pembicaraannya.Dzurriya hanya mengangguk pelan.Kapten kapal itu kemudian melangkah pergi dari tempat itu.‘Hampir saja!’ pikirnya merasa lega.Namun sepertinya ia terlalu cepat menyimpulkan. Baru beberapa langkah, lelaki itu terlihat membalikkan badan lagi ke arahnya.‘Apa lagi sekarang?’ pikir Dzurriya kembali was-was

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 116

    “Terjadi infeksi, kita tidak bisa membiarkannya di rawat di sini.” Dzurriya langsung membelalak kaget, melihat dokter yang sepertinya berasal dari Indonesia itu, tergopoh-gopoh keluar dari kamar itu dengan begitu panik dan menyampaikan hal itu padanya. “Tidak boleh, kita tidak boleh membawanya keluar dari rumah ini,” tegas pengawalnya tersebut. “Tapi kalau dia tidak segera diberikan pertolongan, maka nyawanya bisa terancam,” sergah Dokter tersebut terdengar berusaha meyakinkannya untuk membalas suaminya itu ke rumah sakit besar. “Kalau gitu bawa dia, Dok!” “Tapi Nyonya….” Dzurriya langsung naik pitam mendengar sanggahan pengawalnya itu. “Jangan ikut campur! kau tidak berhak memutuskan,” bentak Dzurriya sambil menatap lelaki itu dengan begitu tajam. “Nyonya—ini itu berbahaya!” “Tidak lebih berbahaya jika dia dibiarkan di sini dan mati perlahan. Apa itu yang kau inginkan?” tanya balik Dzurriya. Lelaki itu terdiam. Dzurriya segera berbalik menatap dokter itu. “Bawa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 117

    “Kau mau ke mana?” tanya Dzurriya heran melihat pengawalnya itu bergegas pergi.Lelaki itu langsung menghentikan langkahnya, dan berbalik sekejap sembari berkata, “menemukan Dr. Gilbert.”Dzurriya memandangnya heran, bukankah tidak ada yang tahu keberadaan dr. Gilbert, tapi kenapa ia terlihat begitu yakin akan menemukannya.“Retas akun dr. Gilbert dari Charitè University hospital dan cari tahu di mana keberadaannya segera!”Terdengar suara lelaki itu memberi perintah sambil memegang earphone di telinganya, Ia melangkah dan meninggalkan tempat itu dengan begitu cepat.Sementara Dzurriya hanya bisa menunggu dengan cemas.Ia terus menatap pintu ruang operasi itu dan berharap suaminya segera keluar dalam keadaan baik-baik saja. Namun tetap saja setelah beberapa jam, Ia hanya melihat perawat dan dokter yang begitu sibuk keluar masuk dari ruangan tersebut, berusaha menyelamatkan suaminya.“Dzurriya?”Kelopak mata Dzurriya langsung terangkat tinggi, siapa suara asing yang sedang memanggilnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 117

    DegDada Dzurriya mendadak berdegup dengan kencang, matanya nanar menatap ke arah brankar dengan seorang mayat di atasnya, yang sedang berjalan di hadapannya tersebut.Mulutnya bergetar hebat bersamaan, sementara hatinya begitu was-was. Dengan sisa tenaga yang mulai melemah, ia bangkit dari duduknya dan menghampiri brankar tersebut, membuat para perawat itu berhenti mendorongnya dan menatapnya Iba.Disentuhnya dan ditariknya perlahan ujung selimut yang menutupi kepala jenazah itu, sambil menahan tangannya yang ikut terus bergetar.Dikumpulkan sisa keberaniannya dengan menelan ludahnya dalam-dalam.Sedikit demi sedikit kain penutup itu tertarik ke bawah dan wajah jenazah itu mulai terbuka.“Syukurlah!”Tiba-tiba tangis Dzurriya memecah kesunyian lorong rumah sakit itu, Ia langsung terduduk lemas antara bersyukur dan bingung mendapati jenazah itu bukanlah mayat suaminya. Lalu dimanakah lelaki bernama Eshan itu.Tiba-tiba terasa bahunya disentuh oleh seseorang, Dzurriya segera menoleh ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 119

    “Apa kau menangis?”Dzurriya mendesah cepat kemudian tersenyum hangat menatap suaminya itu begitu dekat.“Dasar bedebah!” umpatnya lirih dan langsung mencium pipi suaminya itu, kemudian berlanjut ke dahi, mata, hidung dan berakhir di bibir lelaki itu. Rasanya ia begitu lega, padahal tadi hampir saja ia mati ketakutan setelah mendengar penjelasan dokter.Sebentar itu terlihat Dzurriya mengulum bibir lelaki itu dan hanyut di dalamnya, bahkan suaminya itu menyambutnya dengan memeluk dan mengelus pelan punggung Dzurriya dengan pelan.Tak terasa air mata Dzurriya menetes di pipinya, yang tentu saja akhirnya membasahi pipi suaminya juga yang sedang berciuman dengannya itu.Lelaki itu tampak menarik ciumannya perlahan dan menatapnya dalam-dalam, Dia kemudian mengusap air mata Dzurriya.“Sepertinya kau sangat mengkhawatirkan dan merindukanku,” sindir lelaki itu terlihat sekali ingin menggodanya.Dzurriya segera sadar dengan apa yang barusan ia lakukan secara spontan itu. Ia langsung bergegas

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 120

    “Astaghfirullah!” pekik Dzurriya begitu terkejut, ketika seseorang tiba-tiba memegang pundaknya. Saking kagetnya, buku yang sedari tadi ia pegang terlepas dan terpental di atas ranjang tersebut, sementara nafasnya langsung terengah-engah dengan dada yang sontak ia pegang.“ Astagfirullah Mas! Kau mengagetkanku saja,” seru Dzurriya lagi dengan nada lebih kalem sambil meraih buku itu kembali dan mulai membukanya lagi.Lelaki itu tampak mengambil buku itu dari tangan dan menaruhnya di atas meja, disamping ranjang tersebut. Dia lalu tersenyum sembari duduk di sampingnya dan menatapnya begitu dekat dengan tatapan yang sangat hangat, membuat Dzurriya kembali terkesiap dan berdebar-debar.“Kau melamun sedalam itu, apa sedang memikirkanku?” tanya suaminya dengan nada rendah.“Aku—memikirkanmu? Apa kau tidak ada pendapat lain, Mas? Atau kau begitu putus asa untuk mendapatkan jawaban cinta dariku, sampai kau bersikap curang seperti itu?” ujar Dzurriya berbalik menuduhnya.Ia berusaha menunda me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04

Bab terbaru

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   EPILOG

    “Jadi ini rumahnya?” ujar Eshan sembari menilik keluar jendela, menatap rumah bercat hijau tanpa pagar dengan halaman yang tidak cukup lebar. Tampak sebuah pohon mangga besar dan rindang yang tengah berbuah banyak berada di tepi samping halamannya, dengan beberapa macam bunga di tepi depannya, rumah milik orang tua Dzurriya itu sungguh terlihat sederhana, tapi menyejukkan mata yang memandang.Terlihat kemudian pintu mobilnya dibuka oleh pengawalnya, ia segera keluar dari mobilnya dan masih menatap rumah itu dalam-dalam.Rumah itu kelihatan sepi seperti rumahnya, tapi kenapa hatinya merasa adem, seperti ada aura yang berbeda di rumah itu.“Apa Saya mau ketukan pintu, Tuan?” tanya salah seorang pengawalnya.Eshan hanya menggelengkan kepala, aku akan melakukannya sendiri.Ia kemudian mulai berjalan ke arah teras rumah itu, saat tiba-tiba seorang anak perempuan berlari ke arahnya sambil memegang-megang jasnya seperti hendak bersembunyi “Jangan lari kau! Dasar anak nakal!”Eshan langsun

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 169

    “Apa kamu bisa menjamin bahwa kalian akan baik-baik saja, jika tidak bersamaku?”Dzurriya terdiam mendengar ucapan suaminya tersebut.“Setidaknya mereka tidak akan tahu bahwa aku dan Angel adalah keluargamu?”“Sampai kapan?” tanya lelaki itu balik.Sekali lagi Dzurriya hanya terdiam. “Apa kamu bisa menjamin tidak akan ada yang mengejar kalian?” lanjutnya membuat Dzurriya semakin tercenung diam.“Jika kalian ada di sini, justru tempat yang menurutmu paling aman, bisa menjadi tempat yang paling berbahaya di dunia ini, apa kau sadar itu Dek?” Ucap lelaki itu terdengar masuk akal.“Aku ingin memberi kalian status, supaya tidak ada lagi orang yang berani menyentuh kalian Aku hanya ingin kebaikan itu untuk kalian, setidaknya dengan bersamaku, aku bisa memastikan bahwa kalian aman dan baik-baik saja,” jelas suaminya itu.Dzurriya menelan ludahnya mendengar ucapan suaminya tersebut.“Aku mencintaimu Dzurriya,” ucap lelaki itu sambil menatapnya dengan lembut.Dzurriya terkesiap diam dan mena

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 168

    Dzurriya menatap keluar jendela mobil tersebut, kampungnya tampak tak berbeda jauh dengan setahun setengah yang lalu.Terlihat beberapa orang yang tengah bersantai di depan rumah tetangganya, memandang mobil yang dinaikinya itu dengan heran.Dzurriya tersenyum dalam-dalam menatap mereka, matanya tampak berkaca-kaca.“Akhirnya aku kembali Aba, Ummi,” gumam Dzurriya dalam hati setelah menghela nafas panjang, kemudian berbalik menatap Putri kecilnya lagi.“Sayang! akhirnya Bunda bisa membawamu pulang,” seru Dzurriya dengan senang, kemudian mengecup pipi mungil putrinya dengan gemas.Tiba-tiba ia mendengar suara berisik dari luar mobil tersebut.Ia segera menoleh ke arah jendela kembali tampak beberapa mobil mewah terparkir di depan rumah budenya yang terbilang sangat luas itu, yang tepat bersebelahan dengan rumahnya.‘Ada apa, kok banyak mobil? apa Mas Erwin sedang lamaran?” pikirnya bertanya-tanya, sampai lehernya menoleh mengikuti gerak mobil itu yang semakin menjauh dari pekarangan r

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 167

    Dzurriya menatap jauh ke arah suaminya yang tengah duduk di taman rumah sakit itu dengan pandangannya yang kosong.Sudah sejam lelaki itu berada di sana dengan matanya yang sesekali berkaca-kaca.Lelaki itu tadi terlihat sangat bahagia mendapati Dzurriya berada di sampingnya tadi, namun tiba-tiba berubah murung saat mengetahui bahwa istri pertamanya telah tiada.‘Secinta itu kau padanya Mas,” pikir Dzurriya sembari menelan ludahnya.“Apa yang kau pikirkan?”Dzurriya tersentak kaget mendengar pertanyaan Ryan barusan, ia kemudian menoleh ke arah sepupu iparnya tersebut.“Kenapa kau tak menghampirinya saja? Sepertinya dia butuh teman bicara,” tanya lelaki itu lebih jauh.Dzurriya tersenyum ringan, kemudian berbalik menatap jauh ke arah suaminya.“Apa kau tahu apa yang ditanyakannya tadi padaku saat dia baru siuman?” tanyanya tanpa menoleh ke arah Ryan sedikitpun.“Apa dia bertanya kalau kau baik-baik saja?”Dzurriya tersenyum sambil menunduk ke bawah, mendengar jawaban Ryan tersebut, kem

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 166

    “Mas!” teriak Dzurriya panik dengan mata yang nanar dan berkaca-kaca. Ia memeluk suaminya dalam perempuannya tersebut.Lelaki itu tampak berusaha tersenyum padanya, sambil berbicara dengan nada terbata-bata, “ S–sekarang kita sudah impas… A—aku sudah ti—dak berhutang lagi padamu.”“Tidak! ini belum cukup! kau harus membayarnya seumur hidupmu! kau dengar itu?” ujar Dzurriya di antara air matanya yang terus-menerus mengalir ketakutan.Eshan kembali terlihat tersenyum, sebelum akhirnya tubuhnya tiba-tiba tersentak hebat, dan dari dalam mulutnya memancar darah yang begitu banyak, hingga menciprat ke sebagian pakaian Dzurriya dan mukanya.Lelaki itu pingsan dan langsung menutup mata setelahnya, membuat Dzurriya menangis histeris dengan begitu panik. Ia berusaha menggoyang-goyang tubuh suaminya itu, namun tidak ada respon sekali.Dengan ketakutan ia mulai berteriak minta tolong.Tiba-tiba beberapa orang datang bersama dengan Alexa yang tadi lari begitu saja setelah menikam suaminya.Di

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 165

    “Lepaskan dia!” Sayup-sayup terdengar teriakan begitu kera, setelah suara pintu yang terdengar digebrak dan dibanting tiba-tiba. Diikuti kemudian oleh suara langkah kaki yang berlari dan berderap begitu berat, tampak tubuh Alexa tertarik ke belakang. Dzurriya langsung terbatuk-batuk, nafasnya yang tertahan begitu lama langsung tersengal-sengal keluar. ‘Apa dia benar-benar sudah gila?’ pikir Dzurriya sembari memegang lehernya dan melirik ke arah istri pertama suaminya itu. “Kamu nggak pa-pa?” tanya suaminya yang tengah berdiri di hadapannya dengan wajah begitu khawatir, sambil memegang kedua lengan atasnya. “Sayang, aku bisa jelaskan,” sela Alexa yang baru saja bangkit dan menghampiri suaminya itu, terdengar begitu gupuh. Jakun Ehsan tampak naik turun mendengar ucapan wanita itu yang kelihatan terus berusaha berkilah, sedang giginya tampak mencengkeram dengan kuat sambil membuang muka ke atas. Lelaki itu tampak begitu kesal, namun sepertinya masih berusaha untuk menahannya. “T

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 164

    BrakTerdengar suara benturan dari bagian belakang kursi roda yang dinaiki Dzurriya karena menabrak dinding. Kursi roda itu tiba-tiba saja ditarik ke dalam sebuah ruangan oleh seseorang, kemudian kerangka sandarannya didorong ke belakang dengan cepat.Kejadian yang begitu cepat itu spontan membuat Dzurriya tersentak dengan tarikan nafasnya yang terjeda yang kemudian terengah-engah.Pria segera berusaha menguasai dirinya yang berdebar hebat dengan menelan ludahnya, kemudian perlahan mendongakkan kepalanya ke atas, menatap siapa yang sudah menariknya ke dalam ruangan tersebut.‘Mas!’Tampak wajah sang suami terlihat merah padam, sepertinya laki-laki itu sedang kesal.“Apa sebenarnya yang kau inginkan?” ucap suaminya itu terdengar begitu sinis dan dingin.“Yang kuinginkan? Apa maksudmu?” tanya Dzurriya tak mengerti dengan apa yang diucapkan lelaki itu padanya.“Jangan pura-pura lugu kau sedang memanfaatkan kami berdua, kan?” tuduh Eshan tampak menatapnya semakin dekat dan semakin dingin.

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 163

    “Kenapa kau membiarkannya pergi?” tanya Ryan tampak menatap Dzurriya dengan heran, setelah kepergian Eshan yang terlihat kesal, saat mendapati dirinya dan Ryan bersama.“Bukankah kau juga menginginkannya?” ucap Dzurriya bertanya balik padanyaLelaki itu tampak memicingkan matanya sembari melirik ke arahnya, “jangan berbohong padaku! bahkan kau melakukannya bukan untukku, apa kau cemburu karena Alexa tadi tiba-tiba datang dan menciumnya?”“Jangan bicara omong kosong! untuk apa aku cemburu pada wanita murahan seperti dia? cepat dorong aku!” ujar Dzurriya berusaha mengalihkan pembicaraan.Ryan tampak terkesiap mendengar penuturannya tersebut.“A–apa maksudmu? Kenapa kau menyebutnya murahan?” tanya lelaki itu terdengar terbata-bata dan berhati-hati.Dzurriya kembali menoleh ke belakang dan menatap lelaki itu dalam-dalam.‘Apa kau benar-benar yakin mau mendengarnya dariku?’ pikir Dzurriya kemudian menelan ludahnya.“Apa kau benar-benar tidak ingin membawaku untuk keluar? aku begitu penat b

  • Penebusan Dosa Istri Kedua   BAB 162

    “Apa?” Tampak Eshan berusaha memastikan apa yang barusan ia dengar tersebut, dengan alisnya yang tampak saling mendekat dan hampir menyatu.“Jadi jangan sia-siakan dia! atau aku akan segera merebutnya darimu,” ujar Ryan tiba-tiba menarik kerah Eshan, sambil menatap begitu tajam ke arah kakak sepupunya tersebut.‘Hah!” desah Dzurriya penuh sesal, Iya begitu terkesiap sekaligus tak menyangka kalau mantan kekasihnya itu bakal bicara sembarangan seperti itu.Sementara Alexa terlihat nyengir kegirangan, Ia bahkan terlihat sangat menikmati pemandangan itu.Berbeda dengan dirinya yang mulai was-was, apalagi melihat suaminya itu memegang tangan Ryan yang tengah mencengkeram kuat kerah bajunya, kemudian perlahan menurunkan tangan adik sepupunya itu, dan mulai menatapnya dengan tajam.‘Jangan-jangan mereka akan berkelahi!’ pikir Dzurriya.Tapi apa yang akan terjadi melampaui perkiraannya.“Kalau kau sangat menyukainya…”‘Apa yang mau kau katakan, Mas?’ pikir Dzurriya sambil menatap mata suamin

DMCA.com Protection Status