All Chapters of Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir: Chapter 211 - Chapter 220

285 Chapters

Bab 212

Sandy tidak perduli dengan ucapan hakim. Walau bagaimanapun ia harus bicara dengan Eliza, agar masalah mereka selesai. Eliza tidak bisa mengambil keputusan sepihak. Bukankah kesalahan yang dilakukan hanya kesalahan kecil dan bisa di perbaiki. Kalau dipikir lagi, Eliza juga berasal, mengapa tidak bisa merawat diri. "Saudara Sandy!" Panggil hakim."Saya harus bicara dengan istri, saya. Saat ini istri saya hanya sedang marah." Sandy menolak perintah hakim. Bahkan memaksa dan menarik tangan Eliza.Nathan yang duduk di bagian belakang, sudah mulai emosi melihat kelakuan Sandy. Ia berdiri dan berniat untuk kedepan. Namun niatnya urung ketika pengacara Edwin dengan cepat menepis tangan Sandy berdiri di depan pria stres tersebut."Saudara Sandy, tolong kerja samanya. Jika anda tidak bisa mengikuti aturan di persidangan, maka kami akan memberikan denda untuk anda." Hakim berkata dengan wajah datar tanpa ekspresi."Pak Sandy, kembali ke kursi anda. Jika selama dipersidangan anda berkelakuan ba
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 213

"Di saat klien kami akan melahirkan, Sandy berserta keluarganya memaksa untuk melahirkan di bidan dengan alasan biaya yang jauh lebih murah. Mereka tidak mau membawa ke rumah sakit padahal kondisinya klien kami dalam masa kritis. Saudari Eliza sudah menahan rasa sakit selama 6 hari di rumah bidan. Bidan juga sudah berulang kali meminta kepada keluarga pasien untuk merujuk ke rumah sakit dengan kondisi ibu yang sudah lemah. Namun dengan kejam keluarga Sandy menolak. Mereka tetap memaksa untuk melahirkan secara normal. Pada akhirnya klien kami mengalami pendarahan dan barulah dibawa ke rumah sakit. Pihak rumah sakit lambung melakukan operasi secara Cesar. Pada saat itu uang untuk biaya operasi sebesar 25 juta ini ditanggung oleh klien kami. Dan uang itu juga diminta dengan bunga yang tinggi oleh ibunya Sandy. Sebagai suami, saudara Sandy ini mandul, karena tidak bisa melakukan apapun terhadap istrinya. Saudara Sandy menerima ketika istrinya diperlakukan dengan tidak adil, bahkan dipera
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 214

"Selamat atas status barunya, janda muda." Pria yang wajahnya tertutupi oleh buket bunga besar itu berkata setelah menurunkan bunganya. Eliza tersenyum memandang pria tersebut. Ini beneran untuk Liza?" Eliza tidak menjawab ucapan selamat dari pria tersebut. Dia justru lebih tertarik dengan buket yang dipegang oleh si lelaki."Suka?" tanya Nathan dengan tersenyum.Dengan cepat Eliza menganggukkan kepalanya. Buket yang dibawa Nathan sangat besar. Yang lebih membuat Eliza senang, buket yang dibawa Nathan bukanlah bunga mawar merah, namun uang lembaran seratus ribu yang di dijadikan bunga mawar. "Suka banget, kenapa baru ngasih yang beginian ketika Liza sudah jadi janda. Seharusnya Mas kasih buket uang setiap hari. Kalau boleh tahu ini nominalnya berapa Mas?" Eliza sangat senang dan dia kesulitan ketika memeluk buket yang diberikan oleh Nathan. Adegan yang tidak biasa ini menarik perhatian orang-orang yang berada di kantor pengadilan agama. Bahkan ada yang merekam buket uang yang diber
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 215

"Ini dok laporan pasien yang terjatuh dari lantai 2." Kiara memberikan map ke dokter berwajah manis tersebut.Dokter Rizki mengambil mab yang di berikan Kiara. Dilihatnya catatan laporan yang dibuat oleh dokter piket tadi malam. "Gimana ceritanya anak ini bisa terjatuh?" Rizki bertanya sambil membaca laporan ditangannya. Sedikitpun ia tidak memandang ke arah perawat cantik tersebut."Yang saya dengar, orang tuanya ngaku kalau mereka nggak ada yang tahu karena sudah tidur di kamar. Kemungkinan terjatuh sekitar jam 1 malam dan baru ketahuan di jam 4 pagi. Itu juga karena petugas ronda yang melihat. Katanya anak ini tinggal bersama ayah kandung, ibu tiri berserta kakak tirinya. Kasihan sekali ya dok, anaknya cewek, cantik, baru berumur 4 tahun," ungkap Kiara.Rizki diam, bahkan menghentikan membaca data pasien ketika mendengar perkataan dari Kiara. "Rasanya gak mungkin anak seusia itu bisa buka pintu yang di kunci sampai engsel bagian atas." Kiara mengungkapkan kejanggalan yang terjad
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Bab 216

Menjadi seorang perawat dan bekerja untuk menyelamatkan nyawa, merupakan pekerjaan yang sangat berat. Apalagi ketika saat ini Kiara merasakan perutnya terasa perih. Bahkan kepalanya pun sampai pusing. Belum lagi suasana di dalam ruang operasi yang terasa mencekam dan suhu udara yang sangat dingin. Meskipun seperti itu ia tetap menunjukkan sikap profesionalnya dalam bekerja. Dengan cekatan perawat cantik itu mengambilkan barang-barang yang diminta oleh dokter Rizki. Ketika melihat dokter itu berkeringat, Kiara pun mengusap keringat yang menetes di pelipis keningnya. Operasi saat ini tidak hanya ditangani oleh dokter Rizki saja, namun ada dokter spesialis saraf dan dokter spesialis bedah yang menjadi tim nya. Bisa dikatakan kondisi pasien sangat serius, karena luka berat di bagian kepala. Belum lagi kayu yang masih menancap di bagian perut. "Apa kasus ini sudah dilaporkan ke pihak kepolisian? "Rizki bertanya dengan mata fokus ke arah kepala pasien. "Belum dok, soalnya pihak keluarga
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Bab 217

"Selamat siang, om, Tante." Rizki menyapa Hermawan dan Mawar dengan napas ngos-ngosan. Wajah Eliza yang sejak tadi tampak cemas langsung berubah cerita ketika melihat kehadiran Rizki. Sialnya perubahan raut wajah Eliza, terlihat jelas oleh Nathan."Gimana operasinya apa sudah selesai." Mawar tersenyum dan menarik kursi yang ada di sebelahnya. Belum sempat Rizki duduk Nathan sudah lebih dulu duduk di kursi tersebut. Karena memang saat ini urutan duduknya Nathan di samping Hermawan, sedangkan Mawar di sebelah Eliza. "Kenapa ambil kursi aku? Bukankah kamu duduk di sana?" Rizki berkata dengan wajah kesal. "Kamu datang ke sini cuman untuk numpang makan, jadi tahu diri." Nathan berkata dengan gaya sombongnya. "Nggak boleh berantem kalau lagi makan, sini nak duduk dekat om saja." Dengan bijaksana Hermawan melerai pertengkaran antara putra semata wayang dan juga anak angkatnya tersebut. Yang waras ngalah, seperti itulah prinsip Rizki saat berhadapan dengan orang yang kurang waras sepert
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Bab 218

"Waktu itu mas yang maksa suapin Liza." Eliza menolak ketika Nathan menyuapinya. "Masak sih, terus bagaimana ketika kamu suapin mas? Apa mas maksa disuapin juga?" Nathan dengan sengaja menggoda Eliza. Melihat wajah Eliza memerah seperti tomat, membuat ia semakin senang. "Mas, Lisa bisa suap sendiri, nggak enak nggak ada Papi, ada mami di sini." Eliza berkata sambil berbisik. "Papi, Mami gak lihat kok, ayo cepat buka mulutnya," kata Nathan sambil memandang kedua orang tuanya yang sedang menikmati santap siangnya. Sedangkan Rizki, sudah pasti tidak dianggap. "Satu aja ya." Eliza mengangkat satu jarinya. Eliza memilih mengalah karena yakin dia tidak akan pernah menang ketika berdebat dengan pria tersebut. Nathan tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Dengan cepat Eliza menyambar sendok berisi udang bakar berukuran besar dari tangan Nathan. Seperti apa yang dikatakan Nathan, rasa udangnya benar-benar lezat."Bagaimana enak?" tanya Nathan. Dengan cepat Eliza menganggukkan kepalanya
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 219

"Jadi kamu gak boleh tinggal di sini." Nathan langsung memutuskan.Hermawan terdiam ketika Nathan langsung menolak permintaan dari Rizki. Namun sebelum dokter itu mengambil rumah serta apartemen, memang dia tinggal bersama dengan keluarga Hermawan. Bahkan sejak kecil Rizki sudah tinggal bersama dengannya. "Tante, lihatlah dia jahat sekali." Dengan gaya manjanya Rizki mengadukan Nathan sambil menunjuk dengan jarinya. Rizki dan Nathan memang seumuran. Ketika kedua orang tuanya meninggal, Mawar dan Hermawan lah yang membesarkannya. Karena memang Rizki anak dari sahabatnya Hermawan. Bagi mereka Rizki Sudah sama seperti anak sendiri. "Nathan, jika Rizki ingin tinggal di sini, ya tidak apa-apa. Lagian sejak dulu dia memang tinggal di rumah kita." Mawar berkata sambil mengusap pundak dokter berwajah manis tersebut. Rizky sangat senang ketika mendapat dukungan dari Mawar. Bahkan pria itu menjulurkan lidahnya ke arah Nathan. Nathan hanya memandangnya dengan mata melotot dan juga kesal."O
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 220

Bukan hanya Nathan yang tercengang dengan kalung yang diberikan Mawar, Rizky juga terkejut. Ia tahu bahwa harga kalung ini mencapai 800 miliar. Bahkan Incomparable, merupakan kalung berlian kesayangan Mawar. Apakah mawar benar-benar memberikannya untuk Eliza? "Mi, ini kalungnya cantik sekali, Liza suka. Ini nama batu akiknya apa mi?" Eliza terus saja menatap kalung tersebut dengan penuh kekaguman. "Batu akik?" Kata Hermawan, Nathan, Rizky dan Mawar serentak. "Iya, kalau gak batu akik, berarti permata." Eliza tersenyum nyengir. Eliza tidak tahu bahwa kalung berlian ini dibuat oleh perajin perhiasan mewah Mouawad. Dengan berlian 637 karat. Berlian ini dianggap sebagai berlian tanpa cacat internal. Jika tahu berapa nilai kalung tersebut, dijamin Eliza gak akan bisa tidur selama 3 hari. "Yang penting kamu suka, kalau masalah batunya, mami lupa. Tapi ingat, ini harus dijaga sebaik mungkin." Mawar berkata dengan tersenyum. Tidak masalah jika Eliza tidak tahu berapa harga kalung yang
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Bab 221

Kiara duduk dikursi piket. Tubuhnya terasa sangat leleh, karena malam ini terjadi kecelakaan berat. Ada 8 orang korban dari kecelakaan. Sebagai perawat yang piket malam, ia harus membantu menyelamatkan pasien kecelakaan tersebut. Yang membuat ia tidak tega ketika melihat korbannya seorang anak kecil berusia 3 tahun. Setelah membantu pasien, barulah ia bisa beristirahat, duduk santai di kursi piket."Kiara, mau pesan makanan nggak?" Perawat sesama piket bersama Kiara menawarkan. Kiara tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Kalau boleh jujur perutnya begitu sangat lapar. Namun dia tidak memiliki uang. Jatah makan yang diberi pihak rumah sakit untuk dokter Rizki, porsinya tidak banyak sehingga tidak bisa diasingkan untuk makan malam. "Beneran nggak mau, aku mau pesan mie rebus pakai telur." Air liur Kiara seakan menetes ketika membayangkan mie rebus dengan telur ceplok setengah matang. "Sebenarnya mau, tapi aku lagi nggak ada duit." "Uang yang kemarin kita dapat dari Tante baik a
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
29
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status