Anna“Si*l! Kenapa mobil ini sulit sekali untuk dikemudikan?” omel Panca selagi dia masih berada di belakang setir mobilku, melaju di jalanan.“Karena ini adalah mobil yang dibuat hanya untuk perempuan?” jawabku dengan nada mengejek. “Masalahnya bukan mobilnya, tapi kamu. Kamu terlalu tinggi, sayang,” kataku selagi aku membetulkan riasan wajahku. Maskaraku benar-benar perlu diperbaiki.“Duh! Itu cukup menyebalkan,” omelnya, menggerakkan kursi pengemudi sedikit lebih ke belakang.“Kalau begitu, kenapa kita tidak memakai mobilku?” tanyaku, memandangnya. Ketika kami melarikan diri dari gedung tempat apartemen kakak Panca berada, Panca dan aku langsung pergi ke mobilku dan bukan mobil dia.“Itu karena aku tidak punya mobil,” jawabnya.“Apa maksudmu?” Kenapa dia tidak punya mobil?“Larangan,” katanya.“Aw, itu menyedihkan,” gumamku.“Namun, jangan khawatir. Ini semua akan berubah mulai sekarang. Aku akan mengambil segala hal yang merupakan milikku,” katanya, membuatku tersenyum.“
Read more