Home / Rumah Tangga / Kembalilah Padaku / Chapter 481 - Chapter 490

All Chapters of Kembalilah Padaku: Chapter 481 - Chapter 490

515 Chapters

Bab 481

Laura“Kamu mau makan apa untuk makan malam hari ini? Fetucini dengan jamur atau tenderloin dengan kentang?” tanya Jason padaku di ujung telepon lainnya. Dia terdengar bersemangat untuk mempersiapkan makan malam untukku dan itu membuatku senang.“Em, aku suka tenderloin, tapi aku juga ingin fetucini. Aduh, ya ampun, aku harus bagaimana sekarang?” Aku menghela napas sambil berbicara padanya di telepon. Aku sedang berada di tempat kerjaku sambil fokus pada pekerjaanku dan, pada saat yang sama, berbicara dengan suamiku di telepon.“Aku bisa buatkan dua-duanya kalau kamu mau,” usul Jason setelah terkekeh.“Aduh, seharusnya aku pilih satu saja,” gumamku. Jason terkekeh lagi.“Ini bukan salahmu, kamu hanya tidak dapat menahan masakanku, jadi sulit untuk memutuskan. Kamu tahu aku mahir dalam segala hal yang kulakukan,” sombongnya, seperti biasa.“Hm, karena kamu bersikeras, aku ingin dua-duanya,” kataku padanya, tersinggung.“Astaga, aku tahu kamu senang menghukumku, ‘kan, wanita? Namu
Read more

Bab 482

Laura“Layla! Lama tidak berjumpa,” kataku dengan gembira, beranjak menghampiri untuk memeluknya saat dia memasuki ruang kerjaku.“Oh, Laura, aku sangat merindukanmu,” katanya sambil tersenyum untukku seraya dia membalas pelukanku. Aku benar-benar tidak memiliki permasalahan dengannya karena aku selalu menyukai dia. Dia adalah orang yang baik sekali padaku kendati segala hal yang telah terjadi.“Aku juga merindukanmu,” kataku seraya aku memandangnya. “Kamu menghilang dan tidak datang kemari lagi. Aku bahkan mengira Surabaya sudah mencurimu dari kami.”Dia tertawa mendengarnya, menggelengkan kepalanya. “Tidak ada satu hal pun dan siapa pun yang bisa membuatku melupakan Jakarta,” katanya.“Yah, itu adalah hal yang menyenangkan untuk diketahui, kuakui.” Aku tersenyum dan kemudian menunjuk ke arah sofa di samping jendela ruang kerjaku yang seluruhnya berkaca dari lantai sampai langit-langit dengan gorden yang ditarik ke samping, sehingga membiarkan cahaya matahari dan udara segar mema
Read more

Bab 483

LauraAku tidak percaya bahwa Layla Raharjo, yaitu Layla Nalendra, ada di hadapanku, memohon padaku untuk kembali bekerja di Hextec bersamaku. Maksudku, dialah yang meninggalkan itu semua untuk menikah dan pergi ke Surabaya dan memulai kehidupan baru di sana dengan suaminya. Bertahun-tahun kemudian, di sinilah dia, meminta untuk kembali dan bekerja di sini lagi.“Namun, kenapa kamu meminta ini, Layla? Apakah kamu sudah tidak tinggal di Surabaya lagi?” tanyaku, benar-benar terkejut.Dia menggelengkan kepalanya. “Tidak juga,” jawabnya. “Sudah beberapa saat sejak aku meninggalkan Surabaya dan kembali ke Jakarta. Aku tinggal di rumah nenekku, tapi sekarang aku merasa siap untuk kembali bekerja.” Dia mengangguk seakan-akan dia memiliki keinginan baru untuk hidup sekarang.“Pernikahanmu berakhir, ya?” Kata-kata itu tidak keluar sebagai pertanyaan, karena aku sudah tahu betul raut wajah orang yang kesakitan di dalam—Layla memiliki raut wajah itu.Dia mengangguk, tersenyum dengan lemah. “
Read more

Bab 484

Laura“Jadi, Layla dan Gideon bercerai?” Fia terkejut ketika dia menanyakan itu. Dia dan aku sedang berada di ruang tunggu di tempat pijat, mengenakan mantel mandi ungu muda dan meminum anggur bersoda. Seperti yang disetujui, setelah aku selesai bekerja, Fia dan aku pergi ke spa. Jadi, dia dan aku bergosip seperti biasa.Aku mengangguk setelah menyesap minumanku. “Iya, mereka bercerai. Lalu, ternyata itu sudah cukup lama,” tambahku.Temanku terkesiap dengan mulut yang membulat. “Ya ampun, aku benar-benar tidak menyangkanya,” komentarnya. “Bukankah Layla-lah yang terus berkata bahwa dia menikah dengan bahagia dan bahwa pernikahan dia sempurna? Lihatlah apa yang terjadi pada orang-orang yang terus menyombong.” Dia tertawa kecil, membetulkan rambutnya yang sekarang lebih panjang, mengenai dadanya.“Kurasa masalahnya sebenarnya adalah orang yang Layla putuskan untuk nikahi,” kataku, mengerutkan hidungku.“Kamu membicarakan tentang pertanda-pertanda buruk itu, ‘kan?” tebak Fia.“Benar
Read more

Bab 485

Laura“Jadi, Lau, apakah kamu berhasil berbicara dengan putrimu?” tanya Fia ketika aku kembali setelah pergi sebentar untuk menelepon Anna di balkon tempat pijat mewah itu.“Oh, iya. Aku sudah berbicara dengannya,” jawabku sambil menghela napas lega seraya kembali duduk. “Dia hanya disibukkan oleh tugas aljabar. Pasti itulah mengapa dia tidak bisa membalas teleponmu, Abel,” kataku pada gadis yang sedang bersama kami. Dia dan Anna sangat dekat, jadi dapat dipahami kenapa dia sangat mengkhawatirkan putriku.“Lihat? Sudah kubilang kamu tidak perlu terlalu khawatir,” kata Fia, terkekeh pelan.Namun, Abel masih terlihat ragu. “Entahlah, Bibi Laura. Anna terasa sangat aneh hari ini,” ujar gadis itu dengan bimbang.“Aneh? Apa maksudmu dengan itu?” Aku mengernyit, kebingungan.“Aku tidak tahu.” Dia mengangkat bahunya. “Dia bersikap aneh, dia bahkan putus dengan Ciko,” katanya.“Oh, sungguh?” Aku terkejut mendengarnya, aku tidak dapat menyangkalnya.Aku mengingat percakapan yang Anna da
Read more

Bab 486

AnnaAku baru saja berbincang dengan ibuku di telepon. Dia bertanya padaku apakah aku sungguh baik-baik saja. Aku tentunya sudah memberitahunya bahwa aku baik-baik saja, tapi pada saat itu, aku tidak tahu apakah aku benar-benar baik-baik saja.Kemudian, aku masih berada di dalam mobilku, terparkir di depan gedung mewah yang ditinggali oleh Amanda Mardian, kakak Panca.“Aku tinggal bersama kakakku sekarang.” Aku mengingat kata-kata Panca ketika kami bertemu di kelas aljabar itu. “Jika kamu pintar, kamu akan menjauh dariku supaya kamu tidak akan terlibat masalah,” katanya, tapi aku tetap berada di depan gedung tempat dia tinggal dan hendak mengejarnya.Ketika aku masih kecil dan Panca dan aku menjadi sangat dekat, aku adalah orang yang bisa memahami Panca lebih baik dari siapa pun. Aku tahu dia sangat cerdas dan pintar membuat strategi juga, jadi dia tidak akan memberikanku alamatnya jika dia tidak ingin aku menemukan dia.“Aku tinggal bersama kakakku sekarang. Jika kamu pintar, kam
Read more

Bab 487

AnnaPanca membawaku masuk ke dalam apartemen, lebih tepatnya kamarnya, yang merupakan tempat dengan dekorasi gelap dan heavy metal. Itu tidak membuatku terkejut karena aku mengenal dia dan aku tahu kalau dia selalu begini sejak dulu. Dia duduk di sebuah sofa dan membuatku duduk di pangkuannya, supaya kami bisa berpelukan dengan lebih nyaman, bertukar pandang dan belaian.“Aku masih sulit memercayainya meskipun kamu sedang duduk di pangkuanku,” komentarnya sambil mengusap wajahku dengan punggung tangannya.Aku tersenyum dengan manis padanya. “Ini memang seperti mimpi.”“Kamu menjadi gadis yang cantik sekali. Lebih cantik dibandingkan ketika kamu hanya berusia 11 tahun. Maksudku, sekarang kamu sudah hampir menjadi wanita dewasa,” katanya sambil memandangku.“Kamu juga terlihat berbeda,” kataku. “Kamu lebih tinggi.” Aku memegang tangannya dengan kedua tanganku. “Wajahmu pun lebih lebar dan lebih seperti lelaki.”“Apakah kamu menyukai apa yang kamu lihat?” tanyanya dengan senyum nak
Read more

Bab 488

Anna“Bisakah kita menebus waktu yang telah hilang? Sepertinya menyenangkan jika aku memiliki kesempatan untuk merayumu seperti nona sejati yang pantas untuk dirayu,” katanya. Kata-katanya membuat kupu-kupu di dalam perutku berkibar dengan antisipasi.Itu sama saja seperti memintaku untuk menjadi pacarnya.Tersentuh oleh kata-katanya, aku tersenyum begitu lebar dan mengangguk. “Tentu saja aku mau, Panca,” jawabku padanya. “Akan tetapi, kamu tahu aku bukan gadis yang mudah untuk didapatkan.”Dia terkekeh, tersenyum penuh harapan padaku juga. “Tidak apa-apa. Aku bisa menangani itu. Aku mengenalmu dengan sangat baik dan aku tidak takut untuk menghadapi tantangan ini yaitu kamu,” katanya padaku.Aku hampir tidak dapat memercayai bahwa ini benar-benar terjadi. “Aku sudah memimpikan ini beribu kali,” gumamku.Panca meraih liontin yang menggantung di kalungnya dan meraih liontin yang menggantung di kalungku juga, lalu dia menyatukan mereka, seakan-akan dia sedang menyatukan hati kami. “
Read more

Bab 489

Laura“Astaga, ini indah sekali!” seruku dengan gembira saat aku memasuki balkon mansion. Begitu aku pulang, Jason sedang menungguku di pintu rumah dan menutupi mataku dengan penutup mata, tersenyum dengan misterius dan menuntunku ke ruang itu untuk menunjukkan kejutan untukku.Dia telah berjanji padaku bahwa dia akan memasak dan membuat makan malam hari ini, tapi aku tidak sangka dia mempersiapkan sesuatu yang romantis dengan detail untuk kami. Balkon itu didekorasi dengan lampu-lampu kecil yang menyala dengan redup, memberikan tempat itu penampilan yang lebih mencolok, dan kelopak mawar tersebar di lantai parket kayu. Ada juga lilin di tempat-tempat yang strategis dan di tengah meja, tempat makan malam kami menunggu kami.“Jadi, bagaimana menurutmu? Aku mencoba mengejutkanmu kali ini. Apakah kamu menyukainya?” tanyanya. Aku terkekeh sambil menatapnya.“Tentu saja aku menyukainya, sayang! Ini indah sekali … astaga, kamu adalah suami yang terbaik!” Aku memeluknya, memejamkan mataku
Read more

Bab 490

Laura“Astaga, siapa orang terkutuk ini yang mengganggu momen kita seperti itu?” umpat Jason, menghela napas dengan berat, ketika ponselku berdering.Aku tertawa sedikit. Aku juga tidak suka diganggu ketika suamiku dan aku sedang bermesraan. “Maaf, sayang, tapi itu pasti hal yang penting,” kataku padanya sambil meringis kesal.Dia menghela napas. “Terserah. Jawab telepon itu dan langsung singkirkan orang itu. Ini tentunya bukan waktu yang tepat,” katanya. Aku mengangguk, meraih ponselku yang berada di atas meja dan memeriksa siapa yang sedang meneleponku.“Oh, ini Mama,” kataku pada Jason, menunjukkan layar ponselku padanya.“Astaga. Aku tidak percaya aku baru saja mengumpat ibu mertuaku,” katanya, lalu aku menertawai itu.“Dia tidak perlu mengetahui itu,” kataku. Setelah itu, aku mengangkat teleponnya. “Hai, Ma. Bagaimana kabarmu di sana?” tanyaku, menyapanya.Ibuku sedang berlibur bersama Rosa, ibu Jason. Beberapa tahun terakhir, mereka berdua memutuskan untuk menikmati kehidu
Read more
PREV
1
...
474849505152
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status