Share

Bab 501

Author: Meminger
Laura

“Astaga, Jason dan Laura. Kami sangat minta maaf atas semua hal memalukan yang sedang kamu lalui sekarang,” adalah suara Nancy dari ujung telepon lainnya. Dia terdengar gelisah dan khawatir.

Jason dan aku sudah berada di dalam mobil pada saat ini. “Aku biasanya berolahraga dan istriku selalu memastikan aku makan dengan baik supaya aku selalu sehat, tapi dua bocah itu tetap berhasil melarikan diri dariku hari ini. Bisakah kamu memercayainya?” Jason tertawa dengan canggung saat dia mengatakannya.

“Itu faktor umur, kawan,” kata Juan di ujung telepon lainnya. “Kamu tidak bisa lagi menuntut tubuhmu untuk tetap seperti saat kamu berusia 20 tahun.” Dia terkekeh mengejek.

“Aduh. Maaf, Nancy, tapi Juan, enyahlah!” teriak suamiku, menanggapi candaan teman lamanya.

“Ada apa denganmu, Santoso?” ujar Juan Gunadi. “Bisakah kamu hormati wanita, dasar miliarder bodoh?”

“Diamlah, Gunadi,” ucap Jason. “Bukan kamu yang harus berurusan dengan situasi menyebalkan ini, yang mana putrimu sangat j
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalilah Padaku   Bab 502

    Anna“Si*l! Kenapa mobil ini sulit sekali untuk dikemudikan?” omel Panca selagi dia masih berada di belakang setir mobilku, melaju di jalanan.“Karena ini adalah mobil yang dibuat hanya untuk perempuan?” jawabku dengan nada mengejek. “Masalahnya bukan mobilnya, tapi kamu. Kamu terlalu tinggi, sayang,” kataku selagi aku membetulkan riasan wajahku. Maskaraku benar-benar perlu diperbaiki.“Duh! Itu cukup menyebalkan,” omelnya, menggerakkan kursi pengemudi sedikit lebih ke belakang.“Kalau begitu, kenapa kita tidak memakai mobilku?” tanyaku, memandangnya. Ketika kami melarikan diri dari gedung tempat apartemen kakak Panca berada, Panca dan aku langsung pergi ke mobilku dan bukan mobil dia.“Itu karena aku tidak punya mobil,” jawabnya.“Apa maksudmu?” Kenapa dia tidak punya mobil?“Larangan,” katanya.“Aw, itu menyedihkan,” gumamku.“Namun, jangan khawatir. Ini semua akan berubah mulai sekarang. Aku akan mengambil segala hal yang merupakan milikku,” katanya, membuatku tersenyum.“

  • Kembalilah Padaku   Bab 503

    AnnaRencananya adalah pergi ke Delfara dengan menggunakan mobil. Untuk itu, kami harus melakukan perjalanan selama 26 jam. Perjalanan itu seharusnya sangat membosankan, tapi luar biasanya, tidak ada yang membosankan ketika Panca berada di sekitarku.Dia dan aku tidak memiliki alasan untuk berputar arah dan menuruti orang tua kami untuk apa yang mereka inginkan untuk kami. Kami mungkin masih muda, tapi ini adalah kehidupan kami, bukan? Kami sendiri tahu apa yang terbaik untuk kami.Jadi, dia dan aku tidak memiliki penyesalan. Kami hanya perlu memastikan bahwa kami akan terus bersama dan mempertahankan ini supaya ini berhasil. Sebab, bagiku, tidak ada yang lebih menarik di dunia ini daripada berada di dekat Panca.Lagu pop elektro sedang berputar di pengeras suara mobilku selagi Panca mengemudi. Aku, duduk di kursi penumpang, menari bersama Panca mengikuti alunan musik. Kami berdua bernyanyi seperti orang gila selagi kami melaju di jalanan.Menangislah, gadis kecilTidak ada yang

  • Kembalilah Padaku   Bab 504

    AnnaPanca dan aku berada di dalam mobil seraya kami makin mendekat dengan mobil patroli di depan kami. Petugas polisinya mengangkat lampu lalu lintas, menandakan bahwa kami harus menepi. Aku menelan ludah ketika Panca melakukan itu. Pistol di tas merah mudaku terasa berat, seakan-akan itu menanggung beban rasa bersalahku.Petugas polisi dengan perut yang buncit menghampiri kami. “Lihatlah siapa ini. Dua remaja ingin berpetualang di jalan, benar?” komentarnya dengan tawa yang tidak bisa kuterka apakah itu sarkasme atau hanya bercanda.“Iya. Kenapa tidak? Hidup itu terlalu singkat untuk tinggal di satu tempat terus-menerus,” jawab Panca dengan senyuman tenang di wajahnya. Dia melakukannya dengan sangat baik hingga itu membuatku takut. Maksudku, kami sedang melakukan tindakan kriminal, tapi dia bertingkah seolah-olah itu bukan apa-apa dan bahwa itu hanyalah siang hari biasa.Aku menelan ludah pada saat itu, terpesona oleh keberanian Panca. Jadi, aku memutuskan untuk menirunya. “Kamu

  • Kembalilah Padaku   Bab 505

    AnnaSetelah Panca diperiksa seperti seorang kriminal oleh petugas polisi tersebut, kami dilepaskan. “Berterimakasihlah pada pacarmu dan kemauannya untuk mengunjungi Pamela, Anak Muda,” kata petugas itu. “Kalau tidak, aku akan mengirimmu kembali ke asalmu!”Raut wajahnya terlihat mengancam saat dia berbicara. Setelah Panca kembali menaiki mobil, petugas itu berjalan menghampiri jendelaku dengan senyuman ramah yang sangat berkebalikan dengan cara dia berbicara pada Panca. “Semoga perjalananmu menyenangkan, Nona. Hati-hati!”Panca sudah melaju dan kami menjauh dari petugas itu. Aku sedikit tertegun, sejujurnya. Bentrokan dengan petugas itu benar-benar membuatku takut. Sekarang, Panca mengemudi dalam diam, tangannya berada di setir mobil dan matanya terpaku pada jalanan.“Apakah kamu baik-baik saja, sayang?” tanyaku sambil mencondongkan tubuhku ke arahnya. Tentu saja aku mengkhawatirkan dia.“He-em,” jawabnya sambil mengangguk, lalu melirik ke arahku. “Bagaimana denganmu? Kamu merasa

  • Kembalilah Padaku   Bab 506

    AnnaPanca dan aku menghabiskan waktu di jalanan hingga kami berdua merasa lapar dan mobilnya kehabisan bensin, jadi kami berhenti di sebuah restoran untuk makan dan mengisi ulang energi kami. Aku mengerutkan hidungku karena ada bau bawang ketika Panca sedang mencuri kentang gorengku.“Ih! Aku benci bawang bombai berbumbu,” gerutuku, meringis.“Kamu dan seleramu yang kekanak-kanakan,” kata Panca, menghakimiku dengan matanya.“Bukan selera kekanak-kanakan, aku hanya tidak menyukainya,” koreksiku, memutar bola mataku dan meminum susu kocokku sambil memperhatikan dia makan dengan tidak elegan sama sekali. “Sudah berapa lama kamu belum makan? Dua tahun? Jorok!”“Kamu tidak mengerti, sayangku,” katanya, harus berhenti sejenak untuk memasukkan nuget ayam ke dalam mulutnya. “Biasanya, kami para pria harus makan lebih banyak.“Oh, sungguh?”“He-em.” Dia mengangguk. “Bagaimana menurutmu aku akan melindungimu jika aku tidak menjadi kuat dan besar?” Dia bahkan mengangkat lengannya untuk me

  • Kembalilah Padaku   Bab 507

    AnnaRasanya seakan-akan dunia di sekitar kami menghilang. Panca dan aku sedang menjalani hari yang sempurna, yang mana segala hal tampak memungkinkan, yang mana tidak ada kekhawatiran, hanya kebahagiaan. Musik pop tahun 2000-an terputar dengan lembut melalui pengeras suara toko dan rasanya seperti musik pengiring untuk kisah kami yang mulai tertulis sendiri.Panca menggenggam tanganku dan menarikku ke area aksesori dengan senyuman konyolnya. “Lihat ini!” Dia mengambil sepasang kacamata besar dengan lensa bundar dan bingkai berwarna neon. Dia memasang itu di wajahnya dan membuat pose yang dilebih-lebihkan seolah-olah dia adalah seorang model papan atas. “Sempurna untuk tampilan futuristik, ‘kan?”Aku tertawa dan mengambil kacamata lain, hanya saja kacamata itu memiliki bingkai berbentuk hati. Aku memakainya di wajahku dan menatap Panca sambil tersenyum. “Sekarang iya! Kita siap untuk mendominasi dunia!”Dia tertawa dan mencium pipiku. “Tentunya dunia tidak akan sama jika kita memak

  • Kembalilah Padaku   Bab 508

    LaylaKetika bel pintuku berbunyi dan aku pergi menjawabnya, aku mengernyit ketika Gideon Nalendra ada di pintuku. “Kamu? Apa yang kamu inginkan di sini?” tanyaku, lebih terkejut dibandingkan tertarik. Sejak aku bercerai dengannya, dia tidak pernah mendatangiku secara langsung, dia selalu mengirimkan seseorang untuk menjemput putranya dan kemudian mengembalikan dia dengan aman setelah beberapa hari, tapi dia tidak pernah datang secara langsung sebelumnya.“Em, hai, Layla,” gumamnya, masih berdiri di pintu apartemenku.“Papa!” Itu adalah Wira kecil yang berlari begitu dia melihat ayahnya di pintu.“Hei, petarung kecil!” seru Gideon, berjongkok untuk menggendong putranya dan memeluknya.“Aku senang sekali bertemu dengan Papa!” ucap anak itu dengan bahagia, memeluk ayahnya. Meninggalkan Surabaya adalah hal yang sulit, terutama karena anak itu sangat menempel dengan ayahnya, tapi dia masih terlalu muda untuk berada jauh dari ibunya bagiku untuk meninggalkan dia bersama Gideon, bukanny

  • Kembalilah Padaku   Bab 509

    Layla“Aku sedang membicarakan dirimu, Layla,” katanya. “Kembalilah padaku.”Aku terkekeh skeptis. “Apa yang kamu lakukan sekarang? Kenapa kamu mengatakan ini? Apakah kamu benar-benar ingin aku memercayai itu?” tanyaku, skeptis terhadap perkataannya.Maksudku, pernikahan kami sudah berjalan selama bertahun-tahun dan sepanjang waktu itu, aku melakukan segala hal yang bisa kulakukan untuk membuat dia menyadari bahwa ini adalah hal yang penting bagi kami berdua, untuk membuat dia sadar betapa aku mencintainya dan betapa aku bersedia untuk membuat dia bahagia, tapi dia tidak pernah mendengarkan aku. Kebalikannya, malah. Gideon membenciku dan memperlakukan aku seolah-olah dia membenciku.Aku harus menelan banyak hal dalam pernikahan itu untuk tetap berada di sisinya dan berjuang untuk kami berdua. Akan tetapi, begitu aku telah memutuskan untuk akhirnya melihat diriku sendiri dan meninggalkan hubungan yang tidak sehat itu, dia muncul dan mengatakan bahwa dia menginginkan aku kembali. Apa

Latest chapter

  • Kembalilah Padaku   Bab 511

    Anna“Namaku tidak penting,” jawabnya, dengan ketenangan yang membuatku curiga. “Ayahmu menyuruhku untuk menjemputmu. Waktunya pulang.”Jantungku berdegup di dalam tulang rusukku. Bagaimana bisa ayahku menemukanku? Panca dan aku telah sangat berhati-hati hingga sekarang, kami tidak meninggalkan banyak petunjuk yang akan membuat dia atau siapa pun menemukan kami dengan mudah, tapi pria yang dikirimkan oleh ayahku ini mengatakan bahwa dia ada di sana untuk menjemputku pulang.“Dengar, pasti kamu salah orang, oke? Aku bukan orang yang kamu cari,” kataku pada pria itu, tetap waspada.“Ayolah, Nona Santoso,” jawab pria itu. “Ikutlah bersamaku. Keluargamu membutuhkanmu.” Dia mengulurkan tangannya dan mencoba menggenggam lenganku, tapi aku dengan cepat menghindarinya, menyembunyikan lenganku di balik tubuhku.“Sudah kubilang kamu salah orang. Aku bukan orang yang kamu cari,” kataku lagi, dengan cepat melihat ke arah Panca pergi. Aku telah meminta minum di waktu yang tidak tepat.“Untung

  • Kembalilah Padaku   Bab 510

    AnnaTamannya terang, disinari oleh ribuan lampu berwarna-warni. Aku melihat-lihat ke sekitar, terkagum oleh tempat itu. Aku tidak pernah pergi ke taman hiburan di malam hari dan suasana yang semarak membuatku seperti sedang berada di dalam film. Panca terlihat sama gembiranya seperti diriku, dengan mata yang berbinar dan senyuman lebar di wajahnya.“Jadi, apa rencananya?” tanyanya, menawarkan lengannya untukku seperti seorang tuan.“Bianglala,” jawabku dengan cepat. “Aku ingin melihat semuanya dari atas!”Panca tertawa dan membuat gestur dramatis dengan tangannya. “Sesuai keinginan Anda, Nona An!” candanya. Kami pun beranjak ke arah bianglala.Di samping kami, taman itu sangat ramai. Anak-anak tertawa dan berlari di mana-mana. Seorang penjual berondong jagung, mengenakan topi yang besar dan penuh warna, berteriak untuk menarik lebih banyak pembeli. “Berondong jagung panas, berondong jagung manis, berondong jagung asin! Ayo, ayo, jangan lewatkan!”Aku menatap Panca dan tertawa. “

  • Kembalilah Padaku   Bab 509

    Layla“Aku sedang membicarakan dirimu, Layla,” katanya. “Kembalilah padaku.”Aku terkekeh skeptis. “Apa yang kamu lakukan sekarang? Kenapa kamu mengatakan ini? Apakah kamu benar-benar ingin aku memercayai itu?” tanyaku, skeptis terhadap perkataannya.Maksudku, pernikahan kami sudah berjalan selama bertahun-tahun dan sepanjang waktu itu, aku melakukan segala hal yang bisa kulakukan untuk membuat dia menyadari bahwa ini adalah hal yang penting bagi kami berdua, untuk membuat dia sadar betapa aku mencintainya dan betapa aku bersedia untuk membuat dia bahagia, tapi dia tidak pernah mendengarkan aku. Kebalikannya, malah. Gideon membenciku dan memperlakukan aku seolah-olah dia membenciku.Aku harus menelan banyak hal dalam pernikahan itu untuk tetap berada di sisinya dan berjuang untuk kami berdua. Akan tetapi, begitu aku telah memutuskan untuk akhirnya melihat diriku sendiri dan meninggalkan hubungan yang tidak sehat itu, dia muncul dan mengatakan bahwa dia menginginkan aku kembali. Apa

  • Kembalilah Padaku   Bab 508

    LaylaKetika bel pintuku berbunyi dan aku pergi menjawabnya, aku mengernyit ketika Gideon Nalendra ada di pintuku. “Kamu? Apa yang kamu inginkan di sini?” tanyaku, lebih terkejut dibandingkan tertarik. Sejak aku bercerai dengannya, dia tidak pernah mendatangiku secara langsung, dia selalu mengirimkan seseorang untuk menjemput putranya dan kemudian mengembalikan dia dengan aman setelah beberapa hari, tapi dia tidak pernah datang secara langsung sebelumnya.“Em, hai, Layla,” gumamnya, masih berdiri di pintu apartemenku.“Papa!” Itu adalah Wira kecil yang berlari begitu dia melihat ayahnya di pintu.“Hei, petarung kecil!” seru Gideon, berjongkok untuk menggendong putranya dan memeluknya.“Aku senang sekali bertemu dengan Papa!” ucap anak itu dengan bahagia, memeluk ayahnya. Meninggalkan Surabaya adalah hal yang sulit, terutama karena anak itu sangat menempel dengan ayahnya, tapi dia masih terlalu muda untuk berada jauh dari ibunya bagiku untuk meninggalkan dia bersama Gideon, bukanny

  • Kembalilah Padaku   Bab 507

    AnnaRasanya seakan-akan dunia di sekitar kami menghilang. Panca dan aku sedang menjalani hari yang sempurna, yang mana segala hal tampak memungkinkan, yang mana tidak ada kekhawatiran, hanya kebahagiaan. Musik pop tahun 2000-an terputar dengan lembut melalui pengeras suara toko dan rasanya seperti musik pengiring untuk kisah kami yang mulai tertulis sendiri.Panca menggenggam tanganku dan menarikku ke area aksesori dengan senyuman konyolnya. “Lihat ini!” Dia mengambil sepasang kacamata besar dengan lensa bundar dan bingkai berwarna neon. Dia memasang itu di wajahnya dan membuat pose yang dilebih-lebihkan seolah-olah dia adalah seorang model papan atas. “Sempurna untuk tampilan futuristik, ‘kan?”Aku tertawa dan mengambil kacamata lain, hanya saja kacamata itu memiliki bingkai berbentuk hati. Aku memakainya di wajahku dan menatap Panca sambil tersenyum. “Sekarang iya! Kita siap untuk mendominasi dunia!”Dia tertawa dan mencium pipiku. “Tentunya dunia tidak akan sama jika kita memak

  • Kembalilah Padaku   Bab 506

    AnnaPanca dan aku menghabiskan waktu di jalanan hingga kami berdua merasa lapar dan mobilnya kehabisan bensin, jadi kami berhenti di sebuah restoran untuk makan dan mengisi ulang energi kami. Aku mengerutkan hidungku karena ada bau bawang ketika Panca sedang mencuri kentang gorengku.“Ih! Aku benci bawang bombai berbumbu,” gerutuku, meringis.“Kamu dan seleramu yang kekanak-kanakan,” kata Panca, menghakimiku dengan matanya.“Bukan selera kekanak-kanakan, aku hanya tidak menyukainya,” koreksiku, memutar bola mataku dan meminum susu kocokku sambil memperhatikan dia makan dengan tidak elegan sama sekali. “Sudah berapa lama kamu belum makan? Dua tahun? Jorok!”“Kamu tidak mengerti, sayangku,” katanya, harus berhenti sejenak untuk memasukkan nuget ayam ke dalam mulutnya. “Biasanya, kami para pria harus makan lebih banyak.“Oh, sungguh?”“He-em.” Dia mengangguk. “Bagaimana menurutmu aku akan melindungimu jika aku tidak menjadi kuat dan besar?” Dia bahkan mengangkat lengannya untuk me

  • Kembalilah Padaku   Bab 505

    AnnaSetelah Panca diperiksa seperti seorang kriminal oleh petugas polisi tersebut, kami dilepaskan. “Berterimakasihlah pada pacarmu dan kemauannya untuk mengunjungi Pamela, Anak Muda,” kata petugas itu. “Kalau tidak, aku akan mengirimmu kembali ke asalmu!”Raut wajahnya terlihat mengancam saat dia berbicara. Setelah Panca kembali menaiki mobil, petugas itu berjalan menghampiri jendelaku dengan senyuman ramah yang sangat berkebalikan dengan cara dia berbicara pada Panca. “Semoga perjalananmu menyenangkan, Nona. Hati-hati!”Panca sudah melaju dan kami menjauh dari petugas itu. Aku sedikit tertegun, sejujurnya. Bentrokan dengan petugas itu benar-benar membuatku takut. Sekarang, Panca mengemudi dalam diam, tangannya berada di setir mobil dan matanya terpaku pada jalanan.“Apakah kamu baik-baik saja, sayang?” tanyaku sambil mencondongkan tubuhku ke arahnya. Tentu saja aku mengkhawatirkan dia.“He-em,” jawabnya sambil mengangguk, lalu melirik ke arahku. “Bagaimana denganmu? Kamu merasa

  • Kembalilah Padaku   Bab 504

    AnnaPanca dan aku berada di dalam mobil seraya kami makin mendekat dengan mobil patroli di depan kami. Petugas polisinya mengangkat lampu lalu lintas, menandakan bahwa kami harus menepi. Aku menelan ludah ketika Panca melakukan itu. Pistol di tas merah mudaku terasa berat, seakan-akan itu menanggung beban rasa bersalahku.Petugas polisi dengan perut yang buncit menghampiri kami. “Lihatlah siapa ini. Dua remaja ingin berpetualang di jalan, benar?” komentarnya dengan tawa yang tidak bisa kuterka apakah itu sarkasme atau hanya bercanda.“Iya. Kenapa tidak? Hidup itu terlalu singkat untuk tinggal di satu tempat terus-menerus,” jawab Panca dengan senyuman tenang di wajahnya. Dia melakukannya dengan sangat baik hingga itu membuatku takut. Maksudku, kami sedang melakukan tindakan kriminal, tapi dia bertingkah seolah-olah itu bukan apa-apa dan bahwa itu hanyalah siang hari biasa.Aku menelan ludah pada saat itu, terpesona oleh keberanian Panca. Jadi, aku memutuskan untuk menirunya. “Kamu

  • Kembalilah Padaku   Bab 503

    AnnaRencananya adalah pergi ke Delfara dengan menggunakan mobil. Untuk itu, kami harus melakukan perjalanan selama 26 jam. Perjalanan itu seharusnya sangat membosankan, tapi luar biasanya, tidak ada yang membosankan ketika Panca berada di sekitarku.Dia dan aku tidak memiliki alasan untuk berputar arah dan menuruti orang tua kami untuk apa yang mereka inginkan untuk kami. Kami mungkin masih muda, tapi ini adalah kehidupan kami, bukan? Kami sendiri tahu apa yang terbaik untuk kami.Jadi, dia dan aku tidak memiliki penyesalan. Kami hanya perlu memastikan bahwa kami akan terus bersama dan mempertahankan ini supaya ini berhasil. Sebab, bagiku, tidak ada yang lebih menarik di dunia ini daripada berada di dekat Panca.Lagu pop elektro sedang berputar di pengeras suara mobilku selagi Panca mengemudi. Aku, duduk di kursi penumpang, menari bersama Panca mengikuti alunan musik. Kami berdua bernyanyi seperti orang gila selagi kami melaju di jalanan.Menangislah, gadis kecilTidak ada yang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status